Orang Minangkabau: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Suku dalam kbbi berarti golongan orang sebagai bagian dari kaum yang seketurunan: -- Koto; -- Piliang; -- Bodi; -- Caniago. Jika sudah menggunakan istilah Suku tidak perlu menambahkan istilah klan. Tag: Pembatalan |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Pranala sama dengan teksnya) |
||
(13 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 169:
== Kekerabatan dan Sosial kemasyarakatan ==
===
{{utama|Daftar
Selain sebagai basis politik, suku juga merupakan basis dari unit-unit ekonomi. Kekayaan ditentukan oleh kepemilikan tanah keluarga, harta, dan sumber-sumber pemasukan lainnya yang semuanya itu dikenal sebagai harta pusaka. Harta pusaka merupakan harta milik bersama dari seluruh anggota kaum-keluarga. Harta pusaka tidak dapat diperjualbelikan dan tidak dapat menjadi milik pribadi. Harta pusaka semacam dana jaminan bersama untuk melindungi anggota kaum-keluarga dari kemiskinan. Jika ada anggota keluarga yang mengalami kesulitan atau tertimpa musibah, maka harta pusaka dapat digadaikan.<ref name="Datuk" />
Baris 185:
Faktor utama yang menentukan dinamika masyarakat Minangkabau adalah terdapatnya kompetisi yang konstan antar nagari, kaum-keluarga, dan individu untuk mendapatkan status dan prestise.<ref>Graves (1981). hlm. 11.</ref> Oleh karenanya setiap kepala kaum akan berlomba-lomba meningkatkan prestise kaum-keluarganya dengan mencari kekayaan (berdagang) serta menyekolahkan anggota kaum ke tingkat yang paling tinggi.
Dalam pembentukan suatu nagari sejak dahulunya telah dikenal dalam istilah pepatah yang ada pada masyarakat adat Minang itu sendiri yaitu ''Dari Taratak manjadi Dusun, dari Dusun manjadi Koto, dari Koto manjadi Nagari, Nagari ba Panghulu''. Jadi dalam sistem administrasi pemerintahan di kawasan Minang dimulai dari struktur terendah disebut dengan ''Taratak'', kemudian berkembang menjadi ''Dusun'', kemudian berkembang menjadi ''Koto'' dan kemudian berkembang menjadi ''Nagari''. Biasanya setiap nagari yang dibentuk minimal telah terdiri dari 4 suku (klan) yang mendomisili kawasan tersebut.<ref name="Datuk" /> Selanjutnya sebagai pusat administrasi nagari tersebut dibangunlah sebuah ''Balai Adat'' sekaligus sebagai tempat pertemuan dalam mengambil keputusan bersama para penghulu di nagari tersebut.
=== Pangulu ===
Baris 194:
Seiring dengan bertambahnya anggota kaum, serta permasalahan dan konflik intern yang timbul, maka kadang-kadang dalam sebuah keluarga posisi kepenghuluan ini dipecah menjadi dua. Atau sebaliknya, anggota kaum yang semakin sedikit jumlahnya, cenderung akan menggabungkan gelar kepenghuluannya kepada keluarga lainnya yang sesuku.<ref>{{cite book|last=Stibbe|first=|authorlink=|coauthors=|title=Het Soekoebestuur in de Padangsche Bovenlanden|publisher=|year=1869|location=|url=|doi=|isbn=|page=33}}</ref> Hal ini mengakibatkan berubah-ubahnya jumlah penghulu dalam suatu nagari.
Memiliki pangulu yang mewakili suara
=== Kerajaan ===
Baris 276:
{{Utama|Suku Kampar|Suku Kuantan}}
[[Berkas:Rumah Melayu Bangkinang.JPG|jmpl|Rumah Lontiok, rumah tradisional Kampar yang memiliki bentuk atap melengkung lentik hampir serupa dengan atap Rumah Gadang yang melengkung runcing.]]
Orang Rokan merupakan kelompok yang mendiami [[Kabupaten Rokan Hulu]], [[Riau]]. Mereka berbahasa [[Bahasa Minangkabau|Minang]] dialek Rokan yang mirip dengan dialek [[Rao, Pasaman|Rao]], [[Kabupaten Pasaman|Pasaman]], [[
[[Suku kampar|Orang Kampar]] atau oleh masyarakatnya disebut ''Ughang Kampar'' atau ''Ughang Ocu,'' merupakan kelompok etnik yang mendiami Kabupaten [[Kabupaten Kampar|Kampar]], [[Riau]] yang berbahasa [[Bahasa Minangkabau|Minang]] dialek Kampar.<ref>Said, C., (1986), ''Struktur bahasa Minangkabau di Kabupaten Kampar'', Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.</ref> Mereka dapat ditemukan juga di sebagian besar daerah Riau lainnya, seperti [[Kabupaten Siak|Siak]], [[Kabupaten Bengkalis|Bengkalis]], [[Ujung Batu, Rokan Hulu|Ujung Batu]], [[Kabupaten Pelalawan|Pelalawan]], [[Selatpanjang (kota)|Selat Panjang]], dan lain-lain. Selain itu masyarakat Kampar telah banyak yang bermukim di [[Malaysia]], seperti di [[Kuantan]] ([[Pahang, Malaysia|Pahang]]), [[Sabak Bernam]], [[Teluk Intan]], dan [[Negeri Sembilan]].<ref name="Purna">Purna, I. M., Sumarsono, Astuti, R., Sunjata, I. W. P., (1997), ''Sistem pemerintahan tradisional di Riau'', Departemen Pendidikan dan Kebudayaan</ref>
Baris 375:
Mereka juga banyak yang terjun di dunia bisnis, diantaranya yang cukup berjaya adalah [[SM Nasimuddin SM Amin|Nasimuddin Amin]] (pemilik ''Naza Group''), [[Kamarudin Meranun]] (pendiri [[Air Asia]]), [[Tunku Tan Sri Abdullah]] (pemilik ''Melewar Corporation''), dan [[Hussamuddin Yaacub]] (pemilik ''Karangkraf Group''). Sedangkan yang menggeluti dunia perfilman ada [[U-Wei bin Haji Saari]], [[Rosnani Jamil]], dan [[Nas Achnas]]. Beberapa nama lainnya yang cukup berjasa antara lain [[Sheikh Muszaphar Shukor]] (astronaut pertama Malaysia), [[Syeikh Muhammad Saleh Al-Minankabawi|Muhammad Saleh Al-Minangkabawi]] (kadi besar [[Perak, Malaysia|Kerajaan Perak]]), [[Syeikh Tahir Jalaluddin Al-Azhari|Tahir Jalaluddin Al-Azhari]] (ulama terkemuka), [[Adnan bin Saidi]] (pejuang kemerdekaan Malaysia), [[Saiful Bahri]] (musisi), dan [[Abdul Rahim Kajai]] (perintis pers Malaysia). Di Singapura, [[Mohammad Eunos Abdullah]] dan [[Abdul Rahim Ishak]] muncul sebagai politisi Singapura terkemuka, [[Yusof bin Ishak]] menjadi presiden pertama Singapura, dan [[Zubir Said]] menciptakan lagu kebangsaan Singapura ''[[Majulah Singapura]]''.
Beberapa tokoh Minang juga memiliki reputasi internasional. Diantaranya, [[Roestam Effendi]] yang mewakili Partai Komunis Belanda, dan menjadi orang Hindia pertama yang duduk sebagai anggota parlemen Belanda.<ref>{{cite web|url=http://www.tempointeraktif.com/hg/caping/1979/06/02/mbm.19790602.CTP54667.id.html|title=Mengenang Sastrawan Rustam Effendi|work=[[Tempointeraktif|Tempo Interaktif]]|date=1979-06-02|accessdate=2011-07-22|ref=Tempo Interaktif|archive-date=2011-11-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20111104031359/http://www.tempointeraktif.com/hg/caping/1979/06/02/mbm.19790602.CTP54667.id.html|dead-url=yes}}</ref> Di [[Arab Saudi]], Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, pernah menjabat imam besar [[Masjidil Haram]], [[Mekkah]], serta [[Muhammad Yasin Al-Fadani]], seorang ulama prolifik yang kitab-kitabnya cukup berpengaruh di [[
== Lihat pula ==
|