Suku Tanjung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Eri Tanjung (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Susilo budiman (bicara | kontrib)
 
(9 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Tanjung''' ([[Bahasa Minangkabau|Minang:]] '''Tanjuang''' [[Abjad Jawi|Jawi]]: تنجوڠ) adalah salah satu [[Daftar Suku Minangkabau|pasukuansuku]] (klan) [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]. KlanSuku ini tersebar hampir di seluruh wilayah Minangkabau dan perantauannya.<ref>{{Cite web|title=Suku Tanjung|url=http://p2k.unkris.ac.id/id3/2-3065-2962/Tanjuang_124163_p2k-unkris.html#:~:text=Suku%20Tanjung%20merupakan%20subsuku%20dari,seluruh%20wilayah%20Minangkabau%20dan%20perantauannya.|access-date=6 Februari 2022}}</ref> Diketahui suku ini bersama [[suku Kampai]] merupakan pecahan-pecahan dari [[suku Piliang]].
 
== Sejarah ==
[[Berkas:Minangkabau royal seal.jpg|thumb|left|Cap Mohor]]
Suku Tanjuang merupakan salah satu suku (''klan'') dalam rumpun [[Lareh Koto Piliang]] yang dicetuskan oleh [[Datuk Ketumanggungan|Datuak Katumangguangan]] pada era Pariangan. Berdasarkan sumber dari masyarakat yang memiliki relasi dengan suku ini, penamaan 'Tanjuang' berasal dari kata ''"Sutan Baanjuang"'' (dibaca: ''Su-tan Ba-an-juang''), sehingga jelas bahwa suku ini memang berasal dari [[etnis Minangkabau]] itu sendiri dan bukan seperti anggapan sebagian orang yang mengatakan suku ini berasal dari marga Tanjung yang merupakan bagian dari ruang lingkup etnis Batak, serta tentunya penamaan suku ini harus sesuai dengan nama aslinya yaitu 'Tanjuang' dan bukan seperti yang menjadi kebiasaan dengan menyebut 'Tanjung' dan maka dengan itu bisa menghindari kesalahpahaman. Selain itu Tanjung juga berarti pohon Tanjung, yang mana merupakan pohon suci di zaman Hindu-Budha.
 
Menurut [[Tambo Minangkabau|tambo adat Minangkabau]], suku Tanjuang berasal dari [[Luhak Nan Tigo]] (Minangkabau daratan) dan merupakan salah satu suku yang terbesar di Minangkabau.<ref>Tsuyoshi Kato, Adat Minangkabau & Merantau dalam Perspektif Sejarah, Balai Pustaka, Jakarta</ref>. Selain itu, suku Tanjuang merupakan pecahan dari [[suku Piliang]], yang ini berarti jelas suku Tanjuang beserta adatnya merupakan bagian dari [[Lareh Koto Piliang]] dengan prinsipnya yaitu "bajanjang naiak, batanggo turun", seperti halnya suku-suku awalnya dari ''lareh'' ini yaitu [[suku Koto]] dan juga [[suku Piliang]] yang merupakan suku induknya.
Baris 72:
== Tradisi merantau ==
{{utama|Perantau Minang}}
[[Berkas:Buka-cabang-di-amsterdam-dpr-apresiasi-ekspansi-bni-gql.webp|thumb|left|Legislator asal Sumatera Barat [[Andre Rosiade]] mengunjungi Restoran Padang di [[Den Haag|Den Haag, Belanda]], Warung Makan Lapek yang dikelola oleh perantau Minang Uni Suprapti Tanjung<ref>{{Cite web|title=Buka Cabang di Amsterdam, DPR Apresiasi Ekspansi BNI|url=https://ekbis.sindonews.com/read/807993/178/buka-cabang-di-amsterdam-dpr-apresiasi-ekspansi-bni-1656076014|website=SINDOnews Ekbis|language=id-ID|access-date=2024-08-14}}</ref>]]
Masyarakat Minangkabau semenjak zaman dahulu dikenal sebagai masyarakat perantau<ref>{{Cite journal|last=Romli|first=Khomsahrial|date=2019-09-09|title=DINAMIKA IDENTITAS BUDAYA PERANTAU ETNIS MINANGKABAU DI BANDAR LAMPUNG|url=http://dx.doi.org/10.24042/komunika.v2i1.4755|journal=KOMUNIKA|volume=2|issue=1|pages=29–41|doi=10.24042/komunika.v2i1.4755|issn=2615-5206}}</ref>. Tradisi ini menjadi menjadi semacam kewajiban bagi mereka yang mulai beranjak usia dewasa. Tradisi merantau di Minangkabau sudah ada sejak abad ke-7 ketika para pedagang Minangkabau meninggalkan kampung halaman mereka untuk berjualan emas di Jambi dan ikut mendirikan Kerajaan Melayu<ref>{{Cite journal|last=Sellato|first=Bernard|date=2000-07-20|title=Didier Millet, Indonesian Heritage [a series of ten volumes, with various editors]|url=http://dx.doi.org/10.4000/moussons.5743|journal=Moussons|issue=2|doi=10.4000/moussons.5743|issn=1620-3224}}</ref>.