Abdul Haris Nasution: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 26599411 oleh Jimnytom (bicara)
Tag: Pembatalan
ZaTac143 (bicara | kontrib)
Perbaikan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App full source
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Nama Batak|[[Suku Mandailing|Mandailing]]|[[Nasution]]}}{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix = [[Jenderal Besar (Indonesia)|Jenderal Besar]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]])
| name = Abdul Haris Nasution
| image = Abdul Haris Nasution.jpg
Baris 66:
| serviceyears = 1941–1952{{br}}1955–1971
| servicenumber = 13619<ref name="Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia 1959 - sekarang"/>
| rank = [[File:23-TNI Army-GA.svg|25px| ]] [[Jenderal Besar (Indonesia)|Jenderal Besar]] [[TNI]]
| commands = Panglima [[Divisi Siliwangi]]
| unit = [[Infanteri]]
Baris 84:
}}
 
[[Jenderal Besar]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Doktor|Dr.]] [[Honoris Causa|(H.C.)]]<ref>https://catalogue.nla.gov.au/Record/1185196</ref> '''Abdul Haris Nasution''' ({{lahirmati|[[Kotanopan, Mandailing Natal|Kotanopan]], [[Sumatera Utara]]|3|12|1918|[[Jakarta]]|6|9|2000}}) adalah seorang jenderal berpangkat tinggi dan [[politikus]] Indonesia. Ia bertugas di militer selama [[Revolusi Nasional Indonesia]] dan ia tetap di militer selama gejolak berikutnya dari [[Masa demokrasi liberal di Indonesia|demokrasi Parlementer]] dan [[Demokrasi Terpimpin]]. Setelah [[Transisi ke Orde Baru|jatuhnya Presiden Soekarno dari kekuasaan]], ia menjadi [[Daftar Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|Ketua]] [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara]] (MPRS) di bawah presiden [[Soeharto]]. Lahir dari keluarga [[Suku Mandailing|Batak Mandailing]], di [[Huta Pungkut Julu, Kotanopan, Mandailing Natal|desa Hutapungkut]], ia belajar mengajar dan mendaftar di akademi militer di [[Bandung]].
 
Ia menjadi anggota [[Tentara Kerajaan Hindia Belanda]] (KNIL), tetapi setelah invasi Jepang, ia bergabung dengan [[Pembela Tanah Air]] (PETA). Setelah [[proklamasi kemerdekaan Indonesia|proklamasi kemerdekaan]], ia mendaftar di [[Tentara Nasional Indonesia|angkatan bersenjata Indonesia]] yang masih muda, dan bertempur selama [[Revolusi Nasional Indonesia]]. Pada tahun 1946, ia diangkat menjadi komandan [[Divisi Siliwangi]], unit gerilya yang beroperasi di [[Jawa Barat]]. Setelah revolusi nasional berakhir, ia diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat, sampai ia diskors karena keterlibatannya dalam [[peristiwa 17 Oktober]]. Ia diangkat kembali ke posisi itu pada tahun 1955.
Baris 260:
Akhirnya, pada bulan Juli 1993, Soeharto mengundang Nasution ke [[Istana Presiden]] untuk bertemu. Hal ini diikuti oleh pertemuan lain pada [[18 Agustus]] [[1993]], setelah perayaan Hari Kemerdekaan.<ref name="hamline 1993-08-18" /> Tidak ada pembicaraan tentang politik, tetapi jelas bahwa mereka berdua berusaha untuk melakukan [[wikt:rekonsiliasi|rekonsiliasi]] terhadap perbedaan di antara mereka. Dalam sebuah [[wawancara]] pada tahun 1995, Nasution mendorong upaya Indonesia untuk melakukan proses rekonsiliasi sehingga bangsa bisa bersatu di bawah kepemimpinan Soeharto.
 
Pada tanggal [[5 Oktober]] [[1997]], pada kesempatan ulang tahun [[ABRI]], Nasution diberi pangkat kehormatan [[Jenderal Besar (Indonesia)|Jenderal Besar]], pangkat yang juga diberikan kepada [[Soeharto]] dan [[Soedirman]].<ref>{{Cite news|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/3-jenderal-bintang-lima-milik-tni.html|title=3 Jenderal bintang lima milik TNI|last=Widyatmoko|first=Titis|work=[[Merdeka.com]]|access-date=2018-02-08|editor-last=Widyatmoko|editor-first=Titis|language=id}}</ref>
 
== Keluarga dan akhir hayat ==