Kabupaten Kraksaan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ahmed Fikrie (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Ahmed Fikrie (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(8 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 6:
 
== Geografi ==
 
Kraksaan terletak di sebelah timur [[kota Probolinggo]] (luas 917,76 km²). Kabupaten Kraksaan terbagi menjadi empat kawedanan, yaitu:
 
Baris 15 ⟶ 16:
Sebelah Utara berbatasan dengan selat Madura, Sebelah Timur dengan Karesidenan Besuki, Sebelah Selatan dengan Lumajang dan sebelah Barat dengan Kabupaten Probolinggo.
 
Bagian utara Kabupaten Kraksaan terdiri dari dataran yang dibatasi dengan laut, garis pantai sebagian besar berawa dan kolamterdapat ikanbanyak air tawar besar (tambak). ditemukanDataran dibagian sana.selatan Bagiandari selatanKabupaten wilayahKraksaan ini bergunung-gunung dan ditutupi oleh pegunungan Argopuro dan Lemongan.
 
Pada wilayah ini 7 pabrik gula ditemukan dan 3 perusahaan bibit tebu dan 3 lahan sewa. Candi Jabung adalah peninggalan arkeologi penting di antara barang antik Hindu di bagian tersebut. Pemimpin pemerintahan pribumi bukanlah seorang bupati, melainkan seorang patih, bawahan bupati Probolinggo. Pada akhir tahun 1905 bagian ini berpenduduk 244.000 jiwa, termasuk 300 orang Eropa, 660 orang Tionghoa, dan 80 orang Arab.
[[Berkas:REFORMASI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN JAWA TIMUR 1928.jpg|jmpl|218x218px]]
 
== Sejarah ==
Baris 26 ⟶ 24:
Reformasi secara besar-besaran yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda, khususnya di wilayah Jawa Timur, dilaksanakan pada tahun 1928. Sesuai dengan keputusan resmi pemerintah Hindia Belanda, dengan Staatsblad 1925 No. 622, tentang Organisasi Administrasi (bestuursorganisatie). Dengan merujuk staatsblad itu, pada tanggal 25 Mei 1928, pemerintah mengeluarkan Staatsblad 1928 No. 145, tentang Reformasi Administrasi Pemerintahan di Jawa Timur (Bestuurshervorming. Oost Java), yang berlaku sejak 1 Juli 1928. Isi pokok dari Staatsblad ini, adalah pembagian atau pemecahan wilayah karesidenan dan kabupaten di Jawa Timur, serta tindakan-tindakan terkait lainnya, antara lain :
 
[[Berkas:REFORMASI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN JAWA TIMUR 1928.jpg|jmpl|218x218px]]
'''''- Kabupaten Probolinggo dibagi menjadi 3 kabupaten, terdiri dari :'''''
 
'''''- Kabupaten (Regentschap) Probolinggo dibagi menjadi 3 kabupaten, terdiri dari :'''''
 
1. Kabupaten Probolinggo, yang terdiri dari distrik Probolinggo, Tongas, Dringu dan Tengger.
Baris 32:
2. Kabupaten Kraksaan, yang meliputi distrik Kraksaan, Paiton, Gending dan Gading.
 
3. Kabupaten Lumajang, meliputi distrik Lumajang, Ranulamongan, Tempeh dan Kandangan;.
-
 
- '''''Kabupaten (Regentschap) Bondowoso dibagi 2 kabupaten, terdiri dari :'''''
 
1. Kabupaten Bondowoso, yang terdiri dari distrik Bondowoso, Tamanan, Wonosari dan PrajeganPrajekan.
 
2. Kabupaten Jember, meliputi distrik Jember, Kalisat, Mayang, Rambipuji, Tanggul, Puger dan Wuluhan.
 
'''''- Tiga orang bupati baru, akan diangkat untuk pertama kalinya masing-masing untuk kabupaten Krakasaan, Lumajang dan Jember.'''''
 
Dengan mengacu pada staatsblad ini, maka kemudian lahirlah 3 kabupaten dan 3 bupati baru di Jawa Timur, yang belum pernah dibentuk sebelumnya, terdiri dari kabupaten, bupati pertama, dan tanggal pengangkatan :
Baris 61 ⟶ 60:
Pemerintah telah mengakui jasa penting pegawai negeri ini dengan menganugerahkan kepadanya bintang jasa emas kecil pada 22 Agustus 1922, sementara ia diangkat sebagai Perwira Ordo Oranye Nassau dengan Keputusan Kerajaan tanggal 29 Juli 1927. Dengan Keputusan Pemerintah 24 Agustus 1931, ia dianugerahi gelar “Ario”, menjadi "Raden Tumenggung Ario Djojodiprodjo".
 
Beliau berhasil melakukan banyak pekerjaan dalam waktu singkat kepemimpinannya, dalam memajukan kemakmuran daerah dengan cara yang lebih dari biasanya. Diantaranya pembangunan sistem jalan khusus di dalam dan sekitar Kraksaan, untuk memperbaiki posisi kota Kraksaan yang memanjang secara khas. Juga ada pembangunan sebuah fasilitas renang yang indah dan modern, yang dibuka di Jabung. tepat di luar kota, sementara pasar baru juga harus disebutkan secara khusus.
 
Dalam usia 61 tahun, Bupati Kraksaan Raden Tumenggung Ario Djojodiprodjo meninggal dunia pada hari Sabtu, 3 September 1932. Sore harinya pukul setengah dua prosesi pemakaman berangkat dari rumah kematianduka di Bago ke Kabupaten di Kraksaan, di mana beberapa pejabat dari kabupaten telah berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir.
 
Setelah upacara secara Islam yang biasa di kabupaten, prosesiProsesi pemakaman berangkat sekitar pukul 3 menuju pemakaman di Sumberkareng dekat(Pilang), Kota Probolinggo, di mana banyak pejabat tinggi baik Eropa maupun pribumi yang hadir. Mobil jenazah diikuti oleh barisan panjang mobil dan karangan bunga yang tak terhitung jumlahnya menutupi usungan jenazah.
 
Setelah wafatnya ini, tidak ada penerus dari keluarga almarhum bupati, yang dianggap cocok oleh pemerintah untuk menjabat sebagai Bupatibupati yang baru.
 
Dalam keaadaan resesi ekonomi (malaise) di tahun 1930-an, turunnya harga gula dan ditutupnya pabrik gula di Kraksaan, menunda pelantikan bupati baru. Keadaan ini diperparah dengan berturut-turutnya gagal panen padi akibat wabah "walang sangit" di tahun-tahun berikutnya.
 
Hubungan kuno Probolinggo dan Kraksaan yang berasal dari ras yang sama, adat istiadat dan sarana penghidupan mereka yang hanya berbeda sedikit satu sama lain. Tidak adanya penerus dari keluarga bupati lama yang cocok, serta gagal panen padi secara berturut-turut, dan tentunya penghematan anggaran, adalah faktor utama keberadaan Kabupatan Kraksaan tidak dapat dipertahankan. Pemerintah kemudian menghapus Kabupaten Kraksaan dan menggabungkannya dengan Kabupaten Probolinggo. Pemerintah melantik bupati baru penggabungan wilayah Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Kraksaan di tahun 1935, yaitu R. A. A. Poedjo.
 
Dengan demikian Raden Tumenggung Ario Djojodiprodjo, adalah "bupati pertama" sekaligus "bupati terakhir", yang pernah menjabat di Kabupaten Kraksaan selama lebih dari 4 tahun. Karesidenan Probolinggo yang sejak 1928 dipisahkan dari Karesidenan Pasuruan, dihapus dan digabungkan dengan Karesidenan Malang. Demikian juga halnya dengan Karesidenan Pasuruan, dihapus dan digabungkan dengan Karesidenan Malang, dengan pusat karesidenan di Malang.
Baris 98 ⟶ 97:
 
[[Kategori:Hindia Belanda]]
[[Kategori:Bekas kabupaten di Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah Jawa Timur]]
[[kategori:Kabupaten Probolinggo]]