Bronkodilator: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(4 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 4:
 
Bronkolidator mengandung agonis reseptor beta-2 adrenergik yang dapat mengurangi gejala serangan asma yang muncul tiba-tiba (bronkokonstriksi akut). Umumnya bronkolidator tersedia dalam bentuk inhaler atau obat semprot terdosis yang disemprotkan secara oral melalui mulut dan langsung menuju ke jalur pernapasan, seperti [[berotec]] yang umum tersedia di Indonesia, tetapi juga tersedia dalam bentuk tablet seperti [[salbutamol]] (albuterol). Penggunaan bronkolidator inhaler dalam pengobatan penyakit [[asma]] lebih aman dibandingkan dengan obat telan, disebabkan obat telan harus melalui sistem peredaran darah terlebih dahulu sebelum mencapai paru-paru penderita, dan meninggalkan residu kimia yang dapat merusak hati pada penggunaan jangka panjang.
==Agonis β<sub>2</sub>-adrenergik kerja pendek==
==Agonis β<sub>2</sub>-adrenergik kerja panjang==
==Antikolinergik==
[[Tiotropium bromida]] adalah bronkodilator [[antikolinergik]] kerja panjang yang bekerja selama 24 jam dan digunakan dalam penanganan [[penyakit paru obstruktif kronik]] (PPOK).
 
Hanya tersedia dalam bentuk inhalan, [[ipratropium bromida]] digunakan dalam pengobatan asma dan PPOK. Sebagai antikolinergik kerja pendek, obat ini meningkatkan fungsi paru-paru dan mengurangi risiko eksaserbasi pada penderita asma simptomatik.<ref>{{cite journal | vauthors = Price D, Fromer L, Kaplan A, van der Molen T, Román-Rodríguez M | title = Is there a rationale and role for long-acting anticholinergic bronchodilators in asthma? | journal = npj Primary Care Respiratory Medicine | volume = 24 | issue = 1 | pages = 14023 | date = July 2014 | pmid = 25030457 | doi = 10.1038/npjpcrm.2014.23 | pmc = 4373380 }}</ref> Namun, obat ini tidak akan menghentikan serangan asma yang sedang berlangsung. Karena obat ini tidak memiliki efek pada gejala asma jika digunakan sendiri, obat ini paling sering dipasangkan dengan agonis β<sub>2</sub>-adrenergik kerja pendek. Meskipun obat ini dianggap sebagai obat pelega atau penyelamat, obat ini dapat mulai bekerja setelah satu jam penuh. Karena alasan ini, obat ini berperan sekunder dalam pengobatan asma akut. Tenggorokan kering merupakan efek samping yang paling umum. Jika obat ini mengenai mata, obat ini dapat menyebabkan penglihatan kabur untuk sementara waktu.
 
Penggunaan antikolinergik dalam kombinasi dengan agonis β<sub>2</sub>-adrenergik kerja pendek telah terbukti mengurangi rawat inap pada anak-anak dan orang dewasa dengan eksaserbasi asma akut.<ref>{{cite journal | vauthors = Rodrigo GJ, Castro-Rodriguez JA | title = Anticholinergics in the treatment of children and adults with acute asthma: a systematic review with meta-analysis | journal = Thorax | volume = 60 | issue = 9 | pages = 740–6 | date = September 2005 | pmid = 16055613 | pmc = 1747524 | doi = 10.1136/thx.2005.040444 }}</ref><ref>{{cite journal | vauthors = Griffiths B, Ducharme FM | title = Combined inhaled anticholinergics and short-acting beta2-agonists for initial treatment of acute asthma in children | journal = Paediatric Respiratory Reviews | volume = 14 | issue = 4 | pages = 234–5 | date = December 2013 | pmid = 24070913 | doi = 10.1016/j.prrv.2013.08.002 }}</ref>
 
==Lainnya==
Tersedia dalam bentuk oral dan injeksi, [[teofilin]] adalah bronkodilator kerja panjang yang mencegah serangan asma. Obat ini termasuk dalam golongan kimia metilksantin (bersama dengan [[kafein]]). Obat ini diresepkan untuk kasus asma berat atau yang sulit dikendalikan. Obat ini harus diminum 1–4 kali sehari, dan dosisnya tidak boleh terlewat. Tes darah diperlukan untuk memantau terapi dan untuk menunjukkan kapan penyesuaian dosis diperlukan. Efek sampingnya dapat meliputi mual, muntah, diare, [[mulas]], [[sakit kepala]], detak jantung cepat atau tidak teratur, kram otot, perasaan gugup atau gelisah, dan hiperaktif. Gejala-gejala ini dapat menandakan perlunya penyesuaian pengobatan. Obat ini dapat memicu refluks asam, yang juga dikenal sebagai [[penyakit refluks gastroesofagus|GERD]], dengan merelaksasi otot sfingter esofagus bagian bawah. Beberapa obat, seperti obat kejang dan tukak lambung serta antibiotik yang mengandung [[eritromisin]], dapat mengganggu cara kerja teofilin. Kopi, teh, [[kola]], merokok, dan penyakit akibat virus semuanya dapat memengaruhi kerja teofilin dan mengubah efektivitasnya. Seorang dokter harus memantau tingkat dosis untuk memenuhi profil dan kebutuhan setiap pasien.
 
Selain itu, beberapa obat psiko[[stimulan]] yang memiliki cara kerja seperti [[amfetamin]], seperti amfetamin itu sendiri,<ref>[https://web.archive.org/web/20080720082430/http://www.medic8.com/medicines/Amphetamine.html Amphetamine] is listed as having medical uses as bronchodilator. Medic8</ref> [[metamfetamina]], dan [[kokain]],<ref>{{cite book | first = Dominic | last = Streatfeild | name-list-style = vanc | title = Cocaine: An Unauthorized Biography | url = https://books.google.com/books?id=9ceLzaeHsZAC&pg=PA110 | access-date = 14 February 2011 | date = 17 June 2003 | publisher = Macmillan | isbn = 978-0-312-42226-4 | pages = 110 }}</ref> memiliki efek bronkodilatasi dan sering digunakan untuk [[asma]] karena kurangnya agonis β<sub>2</sub>-adrenergik yang efektif untuk digunakan sebagai bronkodilator, tetapi sekarang jarang, jikapun pernah digunakan secara medis untuk efek bronkodilatasinya.
 
[[Karbon dioksida]] dalam bentuk gas juga merelaksasi otot saluran napas: [[hipokapnia]] yang disebabkan oleh [[hiperventilasi]] yang disengaja meningkatkan resistensi pernapasan sementara [[hiperkapnia]] yang disebabkan oleh inhalasi karbon dioksida menguranginya;<ref>{{Cite journal |last1=van den Elshout |first1=F. J. |last2=van Herwaarden |first2=C. L. |last3=Folgering |first3=H. T. |date=January 1991 |title=Effects of hypercapnia and hypocapnia on respiratory resistance in normal and asthmatic subjects. |journal=Thorax |volume=46 |issue=1 |pages=28–32 |doi=10.1136/thx.46.1.28 |issn=0040-6376 |pmc=1020910 |pmid=1908137}}</ref> namun, efek bronkodilatasi dari inhalasi karbon dioksida ini hanya berlangsung selama 4 hingga 5 menit.<ref>{{Cite journal |last1=Fisher |first1=H. K. |last2=Hansen |first2=T. A. |date=November 1976 |title=Site of action of inhaled 6 per cent carbon dioxide in the lungs of asthmatic subjects before and after exercise |url=https://www.atsjournals.org/doi/10.1164/arrd.1976.114.5.86 |journal=The American Review of Respiratory Disease |volume=114 |issue=5 |pages=861–870 |doi=10.1164/arrd.1976.114.5.861 |doi-broken-date=1 November 2024 |issn=0003-0805 |pmid=984580}}</ref> Meskipun demikian, pengamatan ini telah mengilhami pengembangan S-1226, udara yang diperkaya karbon dioksida yang diformulasikan dengan [[perflubron]] yang di[[penghalimun|nebulisasi]].<ref>{{Cite journal |last1=Green |first1=Francis H. Y. |last2=Leigh |first2=Richard |last3=Fadayomi |first3=Morenike |last4=Lalli |first4=Gurkeet |last5=Chiu |first5=Andrea |last6=Shrestha |first6=Grishma |last7=ElShahat |first7=Sharif G. |last8=Nelson |first8=David Evan |last9=El Mays |first9=Tamer Y. |last10=Pieron |first10=Cora A. |last11=Dennis |first11=John H. |date=2016-07-28 |title=A phase I, placebo-controlled, randomized, double-blind, single ascending dose-ranging study to evaluate the safety and tolerability of a novel biophysical bronchodilator (S-1226) administered by nebulization in healthy volunteers |journal=Trials |volume=17 |pages=361 |doi=10.1186/s13063-016-1489-8 |issn=1745-6215 |pmc=4964056 |pmid=27464582 |doi-access=free }}</ref>
 
==Bronkodilator umum==
Bronkodilator dibagi menjadi kelompok kerja pendek dan kerja panjang. Bronkodilator kerja pendek digunakan untuk meredakan bronkokonstriksi, sedangkan bronkodilator kerja panjang terutama digunakan untuk pencegahan.