Salah bicara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Added {{More citations needed}} tag (TW) |
|||
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{More citations needed|date=Desember 2024}}
'''Salah bicara''' adalah situasi dimana seseorang mengucapkan kata atau kalimat yang salah,
== Jenis - jenis salah bicara ==
Substitusi adalah sebuah situasi salah bicara, dimana seorang pembicara akan menyelipkan sebuah kata antara kata yang ingin diucapkan dengan kata yang terucap tersebut adalah dua kata yang mirip, untuk lebih memahami terkait dengan pola Substitusi salah bicara yang di upakan oleh seorang pembicara dapat anda lihat dari contoh kalimat yang ada dibawah ini
'''Contoh kalimat salah bicara dalam pola substitusi'''
▲'''Substitusi'''
yang diucapkan pembicara: "''dia sedang memanjat '''kepala'''"''▼
yang sebenarnya ingin di ucapkan oleh pembicara: ''"dia sedang memanjat '''kelapa'''"''▼
dari kalimat tersebut diatas, kita dapat memahami bahwa ada sebuah kata dalam kalimat yang dibicarakan oleh si pembicara yang memiliki kata yang mirip di dalam kalimat yang seharunya ingin di ucapkan oleh pembicara, kepala dan kelapa adalah dua kata yang mirip, sehingga pembicara melakukan sebuah pola substitusi salah bicara. hal ini acap kali terjadi di dalam situasi ketika si pembicara dalam keadaan gugup atau sedang tidak dalam keadaan tenang.
▲yang diucapkan: "''dia sedang memanjat '''kepala'''"''
== Pola Paduan ==
▲yang sebenarnya: ''"dia sedang memanjat '''kelapa'''"''
'''Contoh kalimat salah bicara dalam pola paduan'''
▲Paduan adalah salah bicara pengucapan kata karena kata yang ingin diucapkan bergabung dengan pengucapan kata lain, biasanya sipembicara akan mengucapkan kata baru yang merupakan paduan dari kata yang bernar dengan kata lain.
yang sebenarnya ingin di ucapkan oleh pembicara: "Kasihan, dia kalah dan jatuh ke '''Tanah'''"
bila kita bandingkan antara dua kalimat dari kalimat yang seharusnya ingin disampaikan oleh si pembicara dengan kalimat yang kemudian di sampaikan oleh pembicara, ada kata yang malah menjadi kata baru yang tidak memiliki makna, kata '''Kanah''' pada kalimat yang diucapkan sipembicara tidaklah memiliki makna, kata ini adalah sebuah kata baru yang berasal dari gabungan sebuah kata yaitu kata '''Kalah''' yang sebelumnya ada di awal dan kemudian di tambah dengan sebuah kata yang benar, yaitu kata '''Tanah.''' penggabungan kedua kata tersebut pada akhirnya memunculkan kata baru yang tidak memiliki makna apapun, sehingga pola paduan pada kasus salah bicara ini menjadikan kalimat yang diucapkan oleh sipembicara menjadi sebuah kalimat yang membingungkan karena tidak memiliki makna yang baik dan benar.
▲yang sebenarnya: "Kasihan, dia kalah dan jatuh ke '''Tanah'''"
salah bicara dengan pola antisipasi adalah dimana ketika kata yang ingin di ucapkan sipembicara terucap terlebih dahulu sebelum waktunya untuk diucapkan, bila diperhatikan secara seksama, pola salah bicara ini tidak jarang terjadi, dan umumnyap pola salah bicara ini bisa terjadi dalam diri seorang pembicara propesional sekali pun, agar dapat lebih mudah memahaminya, contoh kalimat dibawah ini bisa kita lihat dalam kalimat dibawah ini
'''Contoh kalimat salah bicara dalam pola antisipasi'''
▲'''Antisipasi'''
yang diucapkan pembicara: "''Saya mau sakit''"▼
yang sebenarnya ingin di ucapkan oleh pembicara: "''Saya mau '''ke rumah''' sakit''"▼
kata '''sakit''' dalam kalimat yang di ucapkan pembicaranya seharunya akan diucapkan setelah kaata '''ke rumah''' namun pada prakteknya, kata '''sakit''' malah muncul dan terucap lebih awal sebelum waktunya, hal ini akan menghasilkan sebuah kalimat yang memili arti yang jauh berbeda dari makna sebenarnya dari kalimat yang ingin di ucapkan oleh sipemicara.
▲yang diucapkan: "''Saya mau sakit''"
▲yang sebenarnya: "''Saya mau '''ke rumah''' sakit''"
pola pengulangan juga menjadi salah satu kasus salah bicara yang sering terjadi, biasanya pola pengunalan ini atau sering disebut dengan pola perseverasi adalah proses salah bicara dimana kata yang diucapkan sipembicara kembali diucapkan setelah sebelumnya sudah diucapkan sebelumnya, pola ini sering terjadi dalam sebuah percakapan sehari-hari, untuk lebih memahami terkait dengan kasus salah bicara dengan pola ini, silahkan simak dalam kalimat yang ada dibawah ini
'''Contoh kalimat salah bicara dalam pola pengulangan'''
▲'''Pengulangan'''
yang diucapkan pembicara: "''Tolong ambilkan '''cangkul''' di '''cangkul'''''"▼
yang sebenarnya ingin di ucapkan oleh pembicara: "''Tolong ambilkan cangkul di '''dapur'''''"▼
bila mengacu pada kasus salah bicara dengan pola pengulangan, kita akan menyadari bahwa pola ini sering terjadi bahkan oleh kita sendiri, pola salah bicara model ini bisanya adalah sebuah pengucapan kata dalam kalimat yang tidak disengaja oleh sipembicara, dimana kata '''cangkul''' pada kalimat yang diucapkan pembicara sudah ada dan kembali diulang tanpa disadari oleh sipembicara, tentu saja makna kalimat setelah terjadinya salah bicara dalam pola pengulangan menjadi tidak ada.
▲yang diucapkan: "''Tolong ambilkan cangkul di '''cangkul'''''"
▲yang sebenarnya: "''Tolong ambilkan cangkul di '''dapur'''''"
'''Contoh kalimat salah bicara dalam pola bertukar'''
▲'''Bertukar'''
▲Salah bicara ''exchage'' atau bertukar adalah pengucapan urutan kata oleh sipembicara yang tertukar dengan kata yang lain yang ada dalam satu kalimat yang sama
yang diucapkan: "''Besok kita akan be'''royong-gotong'''''"
Baris 56 ⟶ 58:
yang sebenarnya: "''Besok kita akan ber'''gotong-royong'''''"
== Pola Penghilangan ==
Salah bicara penghilangan ini adalah dimana kata yang seharusnya diucapkan justru tidak diucapkan dan hilang dari kalimat.
'''Contoh kalimat salah bicara dalam pola penghilangan'''
yang diucapkan: "''Dia benar-benar, ya''"
Baris 66 ⟶ 67:
yang sebenarnya: "''Dia benar-benar '''jahat,''' ya''"
Penambahan adalah sebuah kejadian ketika sipembicara salah bicara dimana dia menambahkan kata yang seharusnya tidak ada dalam kalimat
'''Contoh kalimat salah bicara dalam pola penambahan'''
yang diucapkan: "''Kuda adalah '''merupakan''' hewan berkaki empat''"
|