Pantun Melayu Indragiri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k EYD dan efektifitas kalimat |
k Edit salah ketik |
||
(19 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
Pantun Melayu Indragiri adalah [[pantun]] yang diucapkan oleh anak negeri [[Indragiri Hulu|Indragiri]] di dalam wilayah maupun di luar Indragiri.
Pantun, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah salah satu bentuk puisi Indonesia yang berasal dari Melayu, tiap baris (kuplet) biasanya empat baris yang bersajak (a-b - a-b), tiap baris biasanya berisi empat kata. Baris pertama dan kedua disebut sampiran yang merupakan tumpuan untuk baris ketiga dan keempat. Baris ketiga dan keempat itu disebut isi.<ref>{{Cite book|last=M. Moeliono|first=Anton.dkk (Penyunting / Penyelia)|date=1988|title=Kamus Besar Bahasa Indonesia|location=Jakarta|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|pages=647|url-status=live}}</ref>
Baris 11:
Menurut Tenas Effendy manfaat tunjuk ajar Melayu (Pantun) ini amat besar dan berniai positif bagi kehidupan di dunia dan akhirat, baik bagi pribadi, maupun bagi masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga dalam Melayu, ''manfaatnya tidak berbad'' (manfaatnya amat luas, tidak dapat dihingga-hingga).
== Pantun Sehari-hari ==
Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu Indragiri adakalanya menggunakan pantun pada percakapan. Biasanya digunakan untuk suruh tegah, menyindir, mengingatkan atau bergurau. Pantun sehari-hari ini sudah sangat lazim didengar, sehingga sering penuturannya tidak tuntas dua sampiran dan dua isi. Saat penutur menyebut satu sampiran saja misalnya, pendengar sudah faham maksudnya. Beberapa pantun sehari-hari masyarakat Melayu Indragiri sebagai berikut:
Buah klatak, <br>
Buah klutuk,<br>
Badan ''letak'', <br>
Matapun mengantuk.
''letak'' artinya penat atau capek.
Jikalau ada pelita, <br>
Mengapa harus pakai lilin, <br>
Jikalau ada punya kita, <br>
Mengapa harus cari yang lain
.
Kura-kura dalam perahu,<br>
Perahu membawa gula,<br>
Pura-pura tidak tahu,<br>
Sudah tahu bertanya pula.
Asam kandis asam gelugur,<br>
Ketiga dengan asama si riang-riang,<br>
Menangis mayat di pintu kubur,<br>
Teringat badan tidak sembahyang.
Macam koli, <br>
Tak tau dianyo,<br>
Tak tau diri,<br>
Awak ni siape.
== Pantun Wisuda / Perpisahan Sekolah ==
Berikut ini beberapa contoh Pantun pada acara Wisuda Sarjana di Perguruan Tinggi atau acara Perpisahan Siswa Kelas VI, IX atau XII.
Kuat batangnya si Melapari <br>
Bagus dibuat bahan lemari <br>
Selamat datang tuan-tuan, puan-puan dan encik-encik di ITB Indragiri<br>
Kampus harapan anak negeri
Ke Singkayan mencari ikan kepala timah <br>
Ikan ditangkap pakai lukah <br>
Kepada orang tua wisudawan diucapkan tahniah <br>
Jerih payah kini berbuah sudah
Keratau banyak di hulu <br>
Tinabung berbunga belum <br>
Merantaulah anak dahulu <br>
Jikalau di kampung berguna belum.
Kalau hendak pergi ke pekan <br>
Hiu beli, belanak beli, ikan panjang beli dahulu <br>
Jikalau anak hendak berjalan <br>
Ibu cari, munsanak cari, induk semang cari dahulu.
Sialang godang di tepian Indragiri <br>
Bunganua jatuh di air mengalir <br>
Di kampung orang pandailah membawa diri <br>
Berkata merendah-rendah, berjalan jangan menengadah, mandi di hilir-hilir <br>
Bawa adik pergi berguru <br>
Udang galah dimasak bawang <br>
Yang baik di ITB Indragiri silah ditiru <br>
Yang salah bolehlah dibuang
Lewat Koto Medan ke Baserah <br>
Buang sauh di Kuala Tungkal <br>
Selamat jalan selamat berpisah <br>
Kenang jualah kami yang tinggal
== Pantun Olahraga dan Kegiatan Lainnya ==
Teras pendopo bewarna merah<br>
Ditaja oleh Hang Tuah <br>
Atas terselenggaranya ekspo diucapkan tahniah <br>
Semoga membawa berkah
Kayu lurus dalam negeri<br>
Disebut tuan kayu Tembesi <br>
Maju terus ITB Indragiri<br>
Jemput kejayaan raih prestasi
== Daftar Pustaka ==
Baris 17 ⟶ 99:
|