Hasyiah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Amrullah SE (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Amrullah SE (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(3 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Hasyiah''' adalah penulisan kitab fiqih yang berbentuk ta’liq (komentar) atau mulahazhat (catatan) yang dilakukan terhadap sesuatu syarah. Bentuknya hampir sama dengan penulisan syarah,. bedanyaBedanya, penulis kitab jenis Hasyiah ini hanya memilih perkataan atau ayat-ayat yang tertentu dalam kitab syarah, untuk diulas dengan komentar atau catatan tertentu.<ref>{{Cite web|last=Wajdi|first=Muhammad Farid|date=2021-05-07|title=Apa itu Kitab Syarh, Matan dan Hasyiah?|url=https://blogsantri.com/2021/05/07/apa-itu-kitab-syarh-matan-dan-hasyiah/|website=Majalah Santri|access-date=2024-12-12}}</ref>
 
Beberapa kitab yang ditulis dengan jenis hasyiah, yaitu Hasyiah Ibn ‘Abidin yang disebut juga Rad al-Mukhtar, ditulis Muhammad Amin Ibn Umar Ibn ‘Abidin, seorang ulama mazhab Hanafi. Kitab hasyiah ini merupakan komentar terhadap kitab ad-Dur al-Mukhtar yang dikarang al-Haskafiyy. Kitab ini juga merupakan kitab hasyiah yang agak panjang sehingga menyerupai syarah.
 
Contoh lain, Hasyiah al-Syarqawiy yang ditulis Abdullah Ibn Hijaziyy Ibn Ibrahim asy-Syarqawiyy ulama mazhab Syafie. Kitab ini merupakan kitab hasyiahHasyiah terhadap kitab Syarh at-Tahrir karangan Zakaria ibn Muhammad al-Ansariyy.
 
== Hasyiah Pertama dari Al Azhar dalam Fikih Mazhab Syafi’i ==
Kitab hasyiah fikih Syafi’i apa yang pertama kali lahir di lingkungan Al-Azhar?
 
Syekh Syihabuddin Al-Burullusi (wafat tahun 957 Hijriyah) yang populer dengan nama ‘Amirah, salah satu di antara yang pertama menulis hasyiah dalam fikih Syafi’i, yaitu ''Hasyiah 'ala Syarh Al-Mahalli 'ala Minhaj Ath-Thalibin''. Ulama sezaman yang juga menulis hasyiah dalam fikih Syafi’i adalah Syekh Syihabuddin Ahmad Ar-Ramli (w. 957 H) yang memiliki ''Hasyiah 'ala Syarh Asna Al-Mathalib 'ala Matn Ar-Raudh Ath-Thalib.'' Ada pula Syekh Abulhasan Al-Bakri (w. 952 H) yang memiliki ''Hasyiah 'ala Syarh Al-Mahalli 'ala Minhaj Ath-Thalibin''. Kitab ketiga terbit belakangan. Ketiganya merupakan pemuka ulama mazhab Syafi’i di Al-Azhar.<ref>{{Cite web|last=Ahmad|first=Munawar|date=2023-12-16|title=Mengenal Kitab Hasyiah Pertama dari Al-Azhar dalam Disiplin Ilmu Fikih Mazhab Syafi’i|url=https://tawazun.id/mengenal-kitab-hasyiah-pertama-dari-al-azhar-dalam-disiplin-ilmu-fikih-mazhab-syafii/|website=Tawazun|access-date=2024-12-12}}</ref>
 
Di samping memiliki ''Hasyiyah 'ala Syarh Al-Mahalli'', Syekh ‘Amirah juga memiliki ''Hasyiah 'ala Fath Al-Wahhab 'ala Manhaj Ath-Thullab'' karya Syekh Zakariyya Al-Anshari. Demikian juga Syekh Syihabuddin Ar-Ramli, memiliki ''Hasyiah 'ala Tuhfah Ath-Thullab 'ala Matn At-Tahrir'' karya Syekh Zakariyya Al-Anshari. Kedua kitab ini belum terbit dan masih berupa manuskrip yang tersimpan di Perpustakaan Umum Al-Azhar.
 
Dalam kitab ''Jami’u Asy-Syuruh wa Al-Hawasyi,'' Abdullah Al-Habsyi menyebut bahwa guru mereka bertiga, yaitu Syekh Zakariyya Al-Anshari (w. 926 H) memiliki karangan berupa hasyiah atas ''Syarh'' ''An-Nahjah Al-Mardhiyyah'' ''<nowiki/>'ala Al-Bahjah Al-Wardiyyah'' karya Syekh Waliyuddin Al-‘Iraqi (w. 826 H). Syekh Syarafuddin Al-Munawi (w. 871 H) yang merupakan guru Syekh Zakariyya Al-Anshari, juga menulis hasyiah atas kitab syarah tersebut. Syekh Syarafuddin Al-Munawi ini merupakan murid dari Syekh Waliyuddin Al-‘Iraqi, pemilik kitab syarah yang tersebut di atas.
[[Berkas:Hasyiah Al Khudori.jpg|al=KITAB HASYIAH AL KHUDORI ALA SYARAH IBNU AQIL ALA ALFIYAH IBNU MALIK 2 JILID|jmpl|حاشية الخضري على شرح ابن عقيل]]
Syekh Jalaluddin As-Suyuthi (w. 911 H) merupakan ulama semasa Syekh Zakariyya Al-Anshari dan sama-sama berguru kepada Syekh Syarafuddin Al-Munawi juga memiliki kitab fikih yang membawa nama hasyiah. Kitab tersebut berjudul ''Al-Azhaar Al-Ghadhdhah fi Hawasyi Ar-Raudhah''. Memang kitab ''Raudhah Ath-Thalibin'' karya Imam An-Nawawi banyak mendapat penjelas. Kitab penjelasnya membawa nama Hasyiyah atau Hawasyi. Padahal kitab penjelas tersebut tidak lahir dari kitab Syarah ''Raudhah Ath-Thalibin''.
 
== Rujukan ==