Pemberontakan Ra Kuti: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EJHalfz (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
EJHalfz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(20 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox military conflict
| conflict = Pemberontakan Ra kuti
| date = 1319
| place = [[BlambanganTrowulan]] ([[Mojokerto]])
| result = Kemenangan Majapahit
| combatant1 = [[File:Naval flag of Majapahit Kingdom.svg|20px|border]] [[Majapahit]]
| combatant2 = Pasukan Ra[[Dharmaputra (jabatan)|Dharmaputra]] Kuti
| commander1 = [[File:Naval flag of Majapahit Kingdom.svg|20px|border]] [[Jayanegara]]<br>[[Gajah Mada]]
| commander2 = [[Ra Kuti]]{{KIA}}
| notes =
}}
Baris 14:
 
== Latar Belakang ==
Pemberontakan Ra Kuti didasari rasa tidak puas atas keputusan raja. [[Ra Kuti]] dan beberapa [[Dharmaputra (jabatan)|Dharmaputra]] lainnya menilai [[Jayanagara]] berkarakter lemah dan mudah dipengaruhi. ''[[Pararaton]]'' menyebut Jayanegara dengan nama ''Kalagemet'' yang ditafsirkan sebagai olok-olok karena nama tersebut memiliki arti “lemah” atau “jahat”. Asal-usul Jayanagara diduga juga menjadi alasan ketidaksukaan para Dharmaputra, terhadap sang raja. Meskipun ditunjuk sebagai putra mahkota, Jayanagara bukanlah anak [[Raden Wijaya]] dari istri permaisuri, melainkan dari istri selir. Ibunda Jayanagara adalah [[Dara Petak]], putri [[Kerajaan Dharmasraya]] dari [[Sumatera]]. Putri ini dibawa dari [[Ekspedisi Pamalayu]], suatu upaya operasi penaklukan oleh [[Kerajaan Singasari]] pada 1275 hingga 1286 M. Terlebih, Jayanegara berdarah campuran, bukan turunan murni dari [[Kertanagara]].<ref name=":0">https://tirto.id/sejarah-pemberontakan-ra-kuti-di-majapahit-yang-ditumpas-gajah-mada-f978</ref>
 
Pada awal abad ke-14, [[Majapahit]] berada dalam masa kejayaannya, namun pada saat yang sama, ada ketidakpuasan di beberapa daerah perbatasan, termasuk [[Blambangan]]. [[Blambangan]] merupakan wilayah yang terletak di ujung timur Pulau [[Jawa]] dan dikenal sebagai daerah yang sulit dikuasai sepenuhnya oleh [[Majapahit]]. [[Ra Kuti]], seorang bangsawan lokal, memimpin pemberontakan karena merasa tersingkir oleh kebijakan-kebijakan pemerintahan pusat, serta adanya persaingan dalam perebutan kekuasaan.
 
== Sejarah ==
 
Dalam menjalankan aksinya, [[Ra Kuti]] berhasil mengajak beberapa anggota [[Dharmaputra (jabatan)|Dharmaputra]] lainnya untuk berusaha mendongkel takhta [[Jayanagara]], yakni ''[[Ra Tanca]], Ra Banyak, Ra Yuyu, Ra Pangsa'' dan ''Ra Wedeng''. Saat pemberontakan Ra Kuti terjadi, [[Gajah Mada]] belum menjabat sebagai ''[[mahapatih]]'' yang nantinya turut mengantarkan [[Majapahit]] ke masa kejayaan. Posisi Gajah Mada saat itu adalah anggota pasukan pengamanan raja alias ''[[Bhayangkara]]''. Aksi pemberontakan Ra Kuti membuat ibu kota Kerajaan Majapahit porak-poranda dan Jayanagara berada dalam situasi berbahaya. Di sinilah peran Gajah Mada disebut-sebut sangat penting dalam upaya penyelamatan takhta Majapahit.
Penyebab utama pemberontakan [[Ra Kuti]] adalah ketidakpuasan terhadap pemerintahan [[Majapahit]] yang dipimpin oleh Raja [[Hayam Wuruk]], yang didukung oleh Patih [[Gajah Mada]]. [[Ra Kuti]] dan pengikutnya merasa bahwa hak-hak mereka diabaikan oleh penguasa pusat, dan mereka menuntut perubahan dalam struktur kekuasaan.
 
Pemberontakan yang dilakukan oleh para Dharmaputra jelas mengancam nyawa Jayanagara. Maka, sang raja harus diselamatkan. Gajah Mada dan pasukan ''Bhayangkara'' mengamankan Raja Jayanagara ke desa bernama Badander. Ada referensi yang menyebut bahwa ''Badander'' berada di wilayah [[Bojonegoro]], namun ada pula yang meyakini desa itu terletak di [[Jombang]].<ref name=":0">https://tirto.id/sejarah-pemberontakan-ra-kuti-di-majapahit-yang-ditumpas-gajah-mada-f978</ref> Setelah memastikan Jayanagara aman di ''Badander'', dengan pengawalan sebagian anggota ''[[Bhayangkara]]'', Gajah Mada kembali ke pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit, di istana yang terletak di [[Trowulan]] ([[Mojokerto]]), Gajah Mada menjalankan taktik jitunya untuk memastikan bahwa rakyat tidak mendukung pemberontakan Ra Kuti.
Pemberontakan ini terjadi di [[Blambangan]], yang merupakan wilayah yang terletak di daerah yang kini dikenal sebagai [[Banyuwangi]], [[Jawa Timur]]. [[Ra Kuti]] memimpin pemberontakan dengan dukungan sejumlah pengikut yang juga merasa tidak puas dengan [[Majapahit]]. Pemberontakan ini berusaha untuk melepaskan [[Blambangan]] dari cengkeraman [[Majapahit]].
 
Gajah Mada mengumpulkan para pejabat di rumah tumenggung ''amancanegara'' (semacam wali kota) dan mengabarkan kalau Jayanagara telah "meninggal" di pengungsian. Para warga yang mendengar kabar itu menangis, sedih. Dari sinilah Gajah Mada yakin bahwa rakyat mencintai Jayanagara dan tidak senang dengan gerakan kudeta yang dilakukan oleh Ra Kuti. Setelah menjelaskan bahwa raja sebenarnya selamat, Gajah Mada segera menyusun strategi untuk menumpas pemberontakan. Hingga akhirnya, dalam tempo yang tidak terlalu lama, istana dapat direbut kembali oleh pasukan pimpinan Gajah Mada dari penguasaan kawanan pemberontak. Ra Kuti tewas dalam pergolakan itu.<ref name=":0">https://tirto.id/sejarah-pemberontakan-ra-kuti-di-majapahit-yang-ditumpas-gajah-mada-f978</ref>
Namun, pasukan [[Majapahit]] yang dipimpin oleh Patih [[Gajah Mada]] segera melancarkan serangan untuk menumpas pemberontakan tersebut. [[Gajah Mada]], dengan kecerdikannya, berhasil mengalahkan pasukan [[Ra Kuti]] dalam pertempuran yang berlangsung di Blambangan.
 
Pemberontakan [[Ra Kuti]] berakhir dengan kekalahan pihak pemberontak. Pasukan [[Majapahit ]]berhasil menumpas pemberontakan dan [[Ra Kuti]] akhirnya ditangkap. Setelah penumpasan pemberontakan, [[Blambangan]] tetap berada di bawah kekuasaan [[Majapahit]], meskipun wilayah ini tetap menjadi daerah yang sulit dijangkau dan sering kali muncul perlawanan lokal.
 
== Dampak ==
 
Meskipun pemberontakan ini berhasil ditumpas, [[Blambangan]] tetap menjadi wilayah yang sulit dikendalikan sepenuhnya oleh [[Majapahit]]. Namun, kekalahan [[Ra Kuti]] memperkuat dominasi [[Majapahit]] atas wilayah [[Blambangan]] dan sekitarnya. Sebagai dampaknya, [[Majapahit]] semakin memperketat kontrol atas daerah-daerah perbatasan dan melakukan konsolidasi wilayah untuk mencegah pemberontakan serupa di masa mendatang.
 
== Kesimpulan ==
 
Pemberontakan [[Ra Kuti]] merupakan salah satu contoh perlawanan lokal terhadap pemerintahan Majapahit yang kuat
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
*
*[[Kategori:Pemberontakan di Indonesia]]
*
*[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
*
*[[Kategori:Majapahit]]
*[[Kategori:Kerajaan Majapahit]]
*[[Kategori:Sejarah Jawa]]
*[[Kategori:Abad ke-14]]