Pelepasan Agung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
revisi
Pierrewee (bicara | kontrib)
+
 
(3 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 3:
{{for |puisi epik oleh Edwin Arnold|The Light of Asia}}
[[Berkas:Great Departure - Schist - ca 2nd Century CE - Gandhara - Loriyan Tangai - ACCN 5043 - Indian Museum - Kolkata 2016-03-06 1480.JPG|thumb|upright=1.35 |Pangeran Siddhārtha meninggalkan istana dengan menunggang kuda selama Pelepasan Keduniawian Agung. Para dewa menopang kuku kuda. Sekitar abad ke-2, India]]
'''Pelepasan Agung'''<ref>{{cite web|url=https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/riwayat-hidup-buddha-gotama-bab-ii-pelepasan-agung/|title=Riwayat Hidup Buddha Gotama – Bab II – Pelepasan Agung|publisher=Samaggi Phala|accessdate=15 Desember 2024}}</ref> atau '''Kepergian Agung''' (Sanskerta: ''mahābhiniṣkramaṇa''; Pali: ''mahābhinikkhamana'')
<ref>{{cite web | url=https://www.wisdomlib.org/history/essay/amaravati-art-study/d/doc1147470.html | title=The Great Departure or Mahābhiniṣkramaṇa | date=24 October 2022 }}</ref><ref>{{cite web | url=https://www.academia.edu/109121368 | title=Feminine Participation in the Donors World: A Glimpse from the Inscribed Records of the Pāla - Sena Period | work=The Maha Bodhi The International Buddhist Journal | date=May 2022 | last1=Sattar | first1=Noor }}</ref> adalah istilah tradisional untuk kepergian [[BuddhaSiddhattha GautamaGotama|Pangeran Siddhattha]] ({{circa|563}}{{en dash}}{{circa|483}} SM) dari istananya di [[Kapilavastu]] untuk menjalani kehidupan sebagai seorang [[Asketisisme|pertapa]] ([[Sanskerta]]: ''śrāmaṇa'', [[Pali]]: ''sāmaṇa''). Peristiwa ini disebut Pelepasan Agung karena dianggap sebagai suatu pengorbanan besar. Sebagian besar catatan tentang peristiwa ini dapat ditemukan dalam teks-teks Buddhis pascakanonik dari beberapa tradisi Buddhis, yang merupakan yang paling lengkap. Akan tetapi, teks-teks ini lebih bersifat mitologis daripada teks-teks awal. Teks-teks ini terdapat dalam bahasa Pali, Sanskerta, dan [[Tripitaka Tionghoa|Tionghoa]].
 
Menurut catatan ini, pada saat kelahiran Pangeran Siddhārtha Gautama, calon Buddha, para Brahmana meramalkan bahwa dia akan menjadi guru dunia atau penguasa dunia. Untuk mencegah putranya beralih ke kehidupan religius, ayah Pangeran Siddhārtha dan [[raja (penguasa)|raja]] dari klan [[Sakya (klan)|Śākya]], [[Śuddhodana]] tidak mengizinkannya melihat kematian atau penderitaan, dan mengalihkan perhatiannya dengan kemewahan. Selama masa kecilnya, Pangeran Siddhārtha sudah merasakan suatu pengalaman meditasi, yang membuatnya menyadari [[Penderitaan (Buddhisme)|penderitaan]] (bahasa Sanskerta: ''duḥkha'', bahasa Pali: ''dukkha'') yang melekat pada semua kehidupan. Dia tumbuh dan memiliki masa muda yang nyaman. Namun, dia terus merenungkan pertanyaan-pertanyaan keagamaan, dan ketika berusia 29 tahun, dia melihat untuk pertama kalinya dalam hidupnya apa yang dikenal dalam Buddhisme sebagai [[empat penglihatan]]: seorang lelaki tua, seorang yang sakit, dan sesosok mayat, serta seorang pertapa yang menginspirasinya.
 
==Lihat pula==