Konflik Mataram–Belanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Razorsone (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App full source
Razorsone (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App full source
 
(60 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Konflik Mataram-BelandaMataram–Belanda''' adalah sebuah konflik militer dan politik antara [[Kesultanan Mataram|Mataram]] dengan [[Belanda]]. padaPada awalnya konflik ini didasari oleh persaingan perdagangan dan seiring waktu mulai mencapai persaingan takhta dan politik di Mataram.
 
{{Infobox military conflict
| conflict = Konflik Mataram-BelandaMataram–Belanda
| partof = [[Sejarah Indonesia#Kolonisasi VOC|Zaman kolonial Eropa]]
| image =[[Berkas:AMH-6775-KB_Siege_of_Batavia_by_the_sultan_of_Mataram.jpg|jmpl|perlawanan di Batavia270px]]
| date = 1628-1757
| caption = [[Penyerbuan ke Batavia|Perlawanan]] di [[Batavia]] oleh Mataram, 1628–1629<br>(Cetakan setelah 1680)
| date = 1628–1757<br>({{Age in years, months, weeks and days|year1=1628|year2=1757}})
| place = [[Jawa]]
| result = {{ubl|Kemenangan Belanda}}
* Keruntuhan Kesultanan Mataram
| territory =
{{Collapsible list
|bullets = yes
|title = Mataram terbagi atas dua kerajaan dan satu kadipaten:
|[[Kesultanan Yogyakarta]]
| commander1 = {{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}}[[Sultan Agung dari Mataram]]<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}}[[Amangkurat III]]<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}}[[Pakubuwana II]]<small>(hingga 1741)<small><br>[[Hamengkubuwana I|Pangeran Mangkubumi]]<br>[[Mangkunegara I|Pangeran Sambernyawa]]
|[[Kesunanan Surakarta]]
| commander2 = [[Berkas:VOC.svg|20px]] [[Jan Pieterszoon Coen]] {{KIA}}<br>[[Berkas:VOC.svg|20px]] Govert Knol<br>[[Berkas:VOC.svg|20px]] Hugo Verijsel<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}}[[Pakubuwana II]]<small>(sejak 1741)<small><br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}}[[Pakubuwana I]]<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}}[[Pakubuwana III]]<br>[[Berkas:VOC.svg|20px]] Nicolaas Haartingh
|[[Kadipaten Mangkunegaran]]
| combatant1 = {{negara|Kesultanan Mataram}}[[Kesultanan Mataram]]<br>Pemberontak Anti Belanda
}}
| combatant2 = [[Berkas:VOC.svg|20px]] [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC)<br>Fraksi Pro Belanda
| commander1 = {{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Sultan Agung]]<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Amangkurat II]]<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Untung Surapati]]{{KIA}}<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Amangkurat III]]<br>[[Singseh]]{{POW}}<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Pakubuwana II]]{{Surrendered}}{{efn|group=infobox|Hingga akhir tahun 1741; saat [[Perang Jawa (1741–1743)]]}}<br>[[Berkas:Yogyakarta Sultanate Hamengkubhuwono X Emblem.svg|22px]] [[Hamengkubuwana I]]{{efn|group=infobox|Hingga 1755; saat [[Perang Takhta Jawa Ketiga]]}}<br>{{flagicon image|Flag of Mangkunegaran.svg}} [[Mangkunegara I]]{{Surrendered}}
| strength1 = Tidak Diketahui
| commander2 = [[Berkas:VOC.svg|20px]] [[Jan Pieterszoon Coen]] {{KIA}}<br>[[Berkas:VOC.svg|20px]] Govert Knol<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Pakubuwana I]]<br> [[Berkas:VOC.svg|20px]] [[François Tack]]{{KIA}}<br>[[Berkas:VOC.svg|20px]] Bartholomeus Visscher<br> [[Berkas:VOC.svg|20px]] Hugo Verijsel<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Pakubuwana II]]<small>(sejak{{efn|group=infobox|Sejak awal tahun 1741)<small>}}<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[PakubuwanaCakraningrat IIV]]<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Pakubuwana III]]<br>[[Berkas:VOC.svg|20px]] Nicolaas Haartingh<br>[[Berkas:Yogyakarta Sultanate Hamengkubhuwono X Emblem.svg|22px]] [[Hamengkubuwana I]]{{efn|group=infobox|(Sejak 1757)}}
| strength2 = Tidak Diketahui
| combatant1 = {{negara|Kesultanan Mataram}} '''[[Kesultanan Mataram]]'''<br>Pemberontak Anti anti-Belanda
| casualties1 = Tidak Diketahui
| combatant2 = [[Berkas:VOC.svg|20px]] '''[[Perusahaan Hindia Timur Belanda]]''' (VOC)<br>Fraksi Pro pro-Belanda
| casualties2 = Tidak Diketahui
| strength1 = Tidak{{Collapsible Diketahuilist
|bullets = yes
|title = Lihat daftar:
|10,000 prajurit ([[Penyerbuan ke Batavia|1628]])
|14,000 prajurit (1629)
|23,500 prajurit{{efn|group=infobox|Pasukan gabungan [[Tionghoa]] dan [[Jawa]]}} ([[Perang Jawa (1741–1743)|1741–1743]])
}}
| strength2 = Tidak{{Collapsible Diketahuilist
|bullets = yes
|title = Lihat daftar:
|500–800 orang{{efn|group=infobox|termasuk tentara bayaran dari [[Jepang]], [[Cina]], [[India]], [[Afrika]], [[Kepulauan Maluku]], [[Pulau Sulawesi]], dan [[Pulau Jawa]]}} ([[Penyerbuan ke Batavia|1628]])
|46,000 ([[Perang Takhta Jawa Pertama|1704–1708]])
|3,400 ([[Perang Jawa (1741–1743)|1741–1743]])
}}
| casualties3 = Tidak diketahui
}}
 
== Latar Belakang ==
konflikKonflik dimulai ketika [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|Kompeni Belanda]] datang dan mengirimkan duta untuk berdagang dan mendirikan loji dan benteng di Pantai Utara Mataram namun hal ini ditolak oleh [[Sultan Agung dari Mataram]].<ref>{{Cite book|last=Drs R.|first=Soekmono|date=1981|title=Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Kanisius|isbn=9794132918|pages=61|url-status=live}}</ref>
 
Tetapi pada saat [[Penaklukan Surabaya oleh Mataram|Kampanye militer di Surabaya]] Sultan Agung memanfaatkan VOC untuk membantu nya memerangi Surabaya dan aliansinya,setelah selesai menaklukkan Surabaya Sultan mengirimkan dutanya ke Batavia untuk berdamai dengan syarat-syarat tertentu namun ditolak oleh VOC.<ref>{{Cite book|last=Drs R.|first=Soekmono|date=1981|title=Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Kanisius|isbn=9794132918|pages=61|url-status=live}}</ref>
 
Tetapi pada saat [[Penaklukan Surabaya oleh Mataram|Kampanye militer di Surabaya]] Sultan Agung memanfaatkan VOC untuk membantu nya memerangi Surabaya dan aliansinya,setelah. Setelah selesai menaklukkan Surabaya, Sultansultan mengirimkan dutanya ke [[Batavia]] untuk berdamai dengan syarat-syarat tertentu namun ditolak oleh VOC.<ref>{{Cite book|last=Drs R.|first=Soekmono|date=1981|title=Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Kanisius|isbn=9794132918|pages=61|url-status=live}}</ref>
Setelah [[Pemberontakan Trunajaya|Pemberontakan Orang Madura]] yang membuat Ibukota Mataram yaitu Plered hancur akhirnya mereka berpindah Ibukota ke Kartasura. [[Amangkurat II]] (anak dari [[Amangkurat I]] dan cucu dari [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung]]) membujuk kakak tirinya,[[Pakubuwana I|Pangeran Puger]] untuk ikut bersamanya di Kartasura lalu Pangeran Puger menolak dan terjadilah konflik.{{Sfn|Hasibuan,H|2020|p=15}}
 
Pada saat [[Pemberontakan Trunajaya|Pemberontakan Orang Madura]] terjadi, ibukota Mataram yaitu [[Plered]], hancur karena pemberontakan tersebut. Akhirnya mereka berpindah Ibukota ke [[Kartasura]]. [[Amangkurat II]] (anak dari [[Amangkurat I]] dan cucu dari [[Sultan Agung]]) membujuk kakak tirinya,[[Pakubuwana I|Pangeran Puger]] untuk ikut bersamanya di Kartasura, lalu Pangeran Puger menolak dan terjadilah konflik.{{Sfn|Hasibuan,H|2020|p=15}} Pangeran Puger kalah lalu menyerah kepada Jacob Couper, perwira VOC yang membantu Amangkurat II dan akhirnya Pangeran Puger mengakui kedaulatan Amangkurat II sebagai Sultan dan penguasa Mataram.{{Sfn|Hasibuan,H|2020|p=16}}
 
Lalu setelahSetelah [[Perang Takhta Jawa Pertama|Perang Keluarga]] dan [[Perang Takhta Jawa Kedua|Pemberontakan Takhta]], ada sebuah kerusuhan yang terjadi di Batavia. kerusuhanKerusuhan itu dikenal sebagai [[Geger Pacinan]] yang membuat 10.000 pedagang China[[Tionghoa]] tewas dan membuat mereka terusir dari Batavia.{{Sfn|Setiono|2008|p=114-115}} {{Sfn|Setiono|2008|p=119}}
 
Pada awalnya, mereka akan pergi ke [[Banten]]. tetapi PasukanTetapi, daripasukan [[Kesultanan Banten]] yang berjumlah 3.,000 datang dan menghadang rombongan tersebut. Dan akhirnya para korban yang selamat pergi ke [[Semarang]] dan membentuk persekutuan antara Orangorang Tionghoa dan China-Orangorang Jawa.{{Sfn|Setiono|2008|p=136}}{{Sfn|Setiono|2008|p=137}}
 
Usai [[Perang Jawa (1741–1743)|Pemberontakan China-JawaTionghoa–Jawa]], Mataram mengalami banyak kerugian seperti kehilangan kota-kota penting yaitu [[Demak]] dan Semarang, dan juga kehilangan banyak wilayah serta kerugian finansial yang tinggi,. perangPerang Takhta kembali berkecamuk akibat perlakuan buruk [[Gustaaf Willem baron van Imhoff|Gubernur Jendral]] kepada [[Hamengkubuwana I|Pangeran Mangkubumi]] ([[Hamengkubuwana I]]), yang membuat Pangeran memberontak kepada Belanda.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=127}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}
 
== Jalannya Konflik ==
 
=== Penyerbuan Batavia (1628-1629) ===
[[Berkas:Javanse_vloot_bij_het_beleg_van_Batavia.jpg|jmpl|kapal-kapal mataram pada saat menyerbu Batavia]]
{{main|Penyerbuan ke Batavia}}
[[Berkas:Javanse_vloot_bij_het_beleg_van_Batavia.jpg|jmpl|kapalKapal-kapal mataramMataram pada saat menyerbu Batavia]]
Pada serangan pertama, Armada milik [[Bahureksa|Tumenggung Bahureksa]] membawa 150 ekor sapi, 5.900 karung gula, 26.600 buah kelapa dan 12.000 karung beras. Untukuntuk pengalihan kepada Belanda. Namun,namun Belanda menyadarinya dan membuat baris pertahanan. Setelah banyak kapal menepi, akhirnya mereka menyerbu [[Batavia]] dan mereka akhirnya dibantu oleh pasukan kedua pada bulan oktoberOktober yang dipimpin Pangeran [[Mandurareja]]. namunNamun, semua serangan ini gagal. danDan pada akhirnya, Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandurareja dieksekusi oleh [[algojo]] yang dikirim oleh [[Sultan Agung]] di Batavia pada Desember 1628.<ref>{{Cite book|last=Romain|first=Betrand|date=2011|title=L'Histoire à parts etalase, Récits ďune rencontre Orient-Occident|location=Paris|publisher=Seuil|isbn=9782021057393|pages=420-430|url-status=live}}</ref>
 
Serangan kedua dilakukan pada Mei 1629, pasukan pertama dipimpin Adipati Ukur dan pasukan kedua dipimpin oleh Adipati Juminah,kali. Kali ini, Mataram menyiapkan perbekalan beras di [[Karawang]] dan [[Cirebon]]. Pada saat serangan dilaksanakan mereka berhasil membendung dan mengotori sungai Ciliwung yang membuat wabah Kolera [[Jan Pieterszoon Coen]] meninggal akibat wabah itu[[Kolera]]. tetapiTetapi, Belanda menggunakan mata-mata untuk mengetahui perbekalan Mataram dan menghancurkannya sehingga pasukan Mataram kurang perbekalan dan dikalahkan.<ref>{{Cite book|last=Romain|first=Betrand|date=2011|title=L'Histoire à parts etalase, Récits ďune rencontre Orient-Occident|location=Paris|publisher=Seuil|isbn=9782021057393|pages=430-436|url-status=live}}</ref>
 
===Pemberontakan Untung Surapati===
{{main|Pemberontakan Untung Surapati}}
{{seealso|Pertempuran Kartasura (1686)}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Schildering voorstellende de moord op kapitein Tack in Kartasura TMnr H-796.jpg|jmpl|Penggambaran terbunuhnya François Tack]]
Pada 1686, [[VOC]] mengirim [[François Tack|Kapten Tack]] ke [[Kartasura]] untuk meyakinkan Pangeran [[Amangkurat II]] untuk mengantarkan Surapati kepadanya. Sesampainya di sana, Tack mengatakan bahwa dirinya adalah prajurit dari Amangkurat yang menyerang kediaman [[Untung Surapati]].
 
Bahkan, serangan ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi, karena Amangkurat tidak berniat melepaskan Surapati.
Surapati dianggap sebagai sekutu yang berharga. Tack dan 74 orang lainnya pun akhirnya dibunuh oleh pasukan Surapati. Sisa pasukan [[VOC]] mundur ke garnisun atau pasukan [[Belanda]] di [[Kartasura]]. Surapati kemudian meninggalkan Kartasura dan pergi ke [[Pasuruan]].
 
===Penyerangan ke Pasuruan===
Pada 1690, [[Amangkurat II]] berpura-pura mengirim pasukan untuk merebut [[Pasuruan]]. Tentu saja pasukan ini mengalami kegagalan karena pertempurannya hanya bersifat sandiwara sebagai usaha mengelabui [[VOC]].
 
=== Perang Takhta Jawa Pertama (1704-1708) ===
[[Berkas:Detail_painting_of_Amangkurat_III_(Sunan_Mas).jpeg|jmpl|lukisan amangkurat iii]]
{{main|Perang Takhta Jawa Pertama}}
[[Berkas:Detail_painting_of_Amangkurat_III_(Sunan_Mas).jpeg|jmpl|lukisanLukisan amangkuratAmangkurat iiiIII]]
Pada tahun 1703, [[Amangkurat II]] meninggal dan digantikan oleh anaknya [[Amangkurat III]] sementara. Pamannya, pamannya [[Pangeran Puger]], lari dari [[Kartasura]] ke [[Semarang]] untuk mencari dukungan ke VOC, dan setelah mendapat dukungan dan mengakui Pangeran Puger sebagai raja. Setelah mendapatkan dukungan dari VOC akhirnya, Puger berperang melawan keponakannya. iaIa melancarkan kampanye Militermiliter hingga membuat Amangkurat III kewalahan dan meninggalkan banyak tempat.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=110}}
 
Akhirnya setelah beberapa pertempuran, Amangkurat III terpaksa menyerah dan berunding dengan VOC. akhirnya iaIa menyerahkan status Sultan kepada Pangeran Puger dan VOC membuang nya ke [[Sri Lanka|Ceylon]]. Dan juga Belanda membuat kontrak dengan Mataram dan juga harus mengakui bahwa [[Cirebon]] adalah proktetorat milik Belanda.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=111}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=112}}
 
=== Pertempuran Demak (1704) ===
Pada akhir 1704, pasukan Pangeran Puger dengan bantuan dari VOC mampu merebut dan menaklukkan [[Demak]] dari tangan Amangkurat III. iniIni menjadi kekalahan pertama dari Amangkurat III.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=110}}
 
=== Pertempuran Kartasura (1705) ===
Pada awal 1705, pasukan Pangeran Puger yang dibantu prajurit bayaran dari [[Ambon]], [[Banda]], [[Makassar]], [[Madura]], dan [[Melayu]] menyerang [[Kartasura]]. iniIni menjadi kekalahan yang besar bagi Amangkurat III dan para pasukan menjarah Kartasura, disana Pangeran Puger memasuki istana dan menjadi Sultan.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=110}}
 
=== Pertempuran Pasuruan (1706){{efn|group=infobox|Pertempuran ini juga bagian dari [[Pemberontakan Untung Surapati]]}} ===
Pada tahunOktober 1706, pasukan Pangeran Puger kembali menyerang Amangkurat III, kaliKali ini di [[Pasuruan]]. merekaMereka berhasil mengalahkan pasukan Amangkurat dan juga pemimpin pasukan yaitu [[Untung SuropatiSurapati]] mati dikarenakan Pertempuran ini{{Sfn|Hasibuan,H|2020|p=18}}
 
=== Perang Jawa (1741-1743) ===
{{main|Perang Jawa (1741-1743)}}
[[Berkas:Lukisan Perang Jawa (1741-1743).jpg|jmpl|Penggambaran Perang Jawa (1741)]]
Perang ini bermula pada saat terjadinya [[Geger Pacinan|Kerusuhan di Batavia]] dan para korban yang selamat pergi ke [[Semarang]]. , disanaDisana mereka membentuk persekutuan dengan orang Jawa dan juga merencanakan Pemberontakan kepada Belanda.{{Sfn|Setiono|2008|p=114-137}}
 
Konflik dimulai pada saat aksi di Pati (1741) lalu para pemberontak kembali menyerang pos-pos dan rumah para tentara Belanda di [[Rembang]], [[Juwana]], [[Demak]], dan [[Jepara]]. iniIni membuat komandan VOC pada saat itu mengalami mental yang tidak stabil dan digantikan oleh komandan yang baru.{{Sfn|Setiono|2008|p=137}}{{Sfn|Ricklefs|1983|p=272}}{{Sfn|Hall|1981|p=357}}{{Sfn|Setiono|2008|p=147}}
 
Lalu para pemberontak segera menyerang dan mengepung Kota Semarang dan ini membuat Belanda terdesak dan juga banyaknya korban jiwa di pihak Belanda. Dalam situasi ini, Belanda hampir putus asa namun pasukan bantuan datang dan menyerang pemberontak sehingga pemberontak kocar-kacir dan [[Pakubuwana II]] meninggalkan pemberontak lalu memilih untuk bergabung dengan Belanda.{{Sfn|Raffles|1830|p=218}}{{Sfn|Setiono|2008|p=147}}{{Sfn|Ricklefs|1983|p=272}}{{Sfn|Setiono|2008|p=146}}
 
Dan pada akhirnya Pakubuwana II dianggap pengkhianat oleh pemberontak Tionghoa-JawaTionghoa–Jawa lalu mereka melancarkan serangan ke Kartasura. Serangan itu sukses dan membuat pasukan Belanda dan juga keluarga Pakubuwana II mundur dari Kartasura akibat serangan ini. Namun, kemenangan ini tidak lama. padaPada akhirnya, Belanda menyerang pos-pos pemberontak di Demak dan [[Kudus]] dan membuat Pemberontak kalah.{{Sfn|Setiono|2008|p=152}}{{Sfn|Setiono|2008|p=153}}{{Sfn|Raffles|1830|p=244}}
 
=== Penjarahan di Pati (1741) ===
Baris 73 ⟶ 104:
 
=== Pertempuran Juwana (1741) ===
Pada 23 Mei 1741, 1.,000 pasukan pemberontak menyerang pos Juwana yang berada di Rembang. merekaMereka berhasil mengalahkan pasukan Belanda di sana dan menjarah semua harta yang ada di pos tersebut.{{Sfn|Ricklefs|1983|p=272}}
 
=== Pertempuran Rembang (1741) ===
Setelah mereka merebut dan menyerbu pos Juwana dari tangan Belanda, para pemberontak menyerang pos-pos dan kantor yang berada di Rembang. disanaDisana mereka berhasil menangkap dokumen penting, persenjataan, dan perbekalan. {{Sfn|Setiono|2008|p=145}}
 
=== Pertempuran Demak (1741) ===
Usai merebut pos-pos dan kantor yang berada di Rembang, selanjutnya para pemberontak menyerang Demak. disanaDisana komandan VOC melakukan kesalahan besar dan juga semakin menguatnya serangan para pemberontak menyebabkan Demak berhasil direbut dan para komandan VOC mundur.{{Sfn|Ricklefs|1983|p=272}}{{Sfn|Setiono|2008|p=145}}
 
=== Pertempuran Jepara (1741) ===
Baris 85 ⟶ 116:
 
=== Pengepungan Semarang (1741) ===
pasukanPasukan pemberontak melancarkan serangan ke kota terpenting VOC, yaitu Semarang. disanaDisana mereka mengirimkan banyak ekspedisi agar Semarang jatuh ke dalam tangan pemberontak dan ini sukses membuat pemberontak dekat dengan benteng VOC yang berada di Semarang.{{Sfn|Setiono|2008|p=146}}{{Sfn|Ricklefs|1983|p=272}}
 
danDan datanglah bala bantuan dari [[Cakraningrat IV]] dan juga pasukan Bantuan VOC untuk membalas serangan ini. merekaMereka akhirnya bisa mendapatkan kembali wilayah Semarang yang direbut pemberontak sekaligus membunuh banyak pemberontak. Situasi ini membuat Pakubuwana II panik dan pada akhirnya ia membelot dari pemberontak ke pihak VOC.{{Sfn|Setiono|2008|p=148}}{{Sfn|Ricklefs|1983|p=281}}
 
=== Kejatuhan Kartasura (1742) ===
Pakubuwana II meninggalkan pemberontak dan dianggap sebagai pengkhianat bagi para pemberontak mereka pada akhirnya melanjutkan pemberontakan ini. {{Sfn|Raffles|1830|p=242}}{{Sfn|Setiono|2008|p=156}}
 
[[Khe Pandjang]], pemimpin pemberontak ChinaTionghoa melakukan penyerangan ke Kartasura dan serangan ini adalah kemenangan terbesar bagi pemberontak karena dapat merebut Ibukotaibukota Mataram dan Istanaistana disana.{{Sfn|Setiono|2008|p=152}}
 
Pasukan Pakubuwana II yang berjumlah 2.000 orang tetap mempertahankan Kota itu dari tangan pemberontak sementara Pakubuwana II dan keluarganya melarikan diri dan menyebrang ke sungai Bengawan Solo dan pada akhirnya kota Kartasura jatuh ke dalam tangan pemberontak. {{Sfn|Setiono|2008|p=153}}
Baris 102 ⟶ 133:
Pada akhirnya kekuasaan VOC kembali dan akhirnya mereka mampu memukul mundur dan mengalahkan pemberontak mereka menyerang Demak dan Kudus yang akhirnya kembali ke tangan VOC dan juga mengakhiri pemberontakan.{{Sfn|Setiono|2008|p=155}}
 
=== PerangPertempuran Takhta Jawa ketigaSurakarta (1749-17571747) ===
Pada tahun 1747 pasukan yang dipimpin Pangeran Mangkubumi menyerang Surakarta dengan 13.000 prajurit mereka berhasil mengalahkan VOC dan mendapatkan Surakarta pada saat itu VOC dalam situasi terburuk.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=127}}
 
=== Perang Takhta Jawa Ketiga (1749-1757) ===
{{main|Perang Takhta Jawa Ketiga}}
[[Berkas:Jawa_Setelah_Perjanjian_Giyanti.png|jmpl|Wilayah Mataram usai Perang Takhta Jawa Ketiga]]
Perang ini disebabkan karena perlakuan buruk Belanda terhadap Pangeran Mangkubumi dan akhirnya ia memberontak lalu menyerang VOC. Pergerakan ini juga didukung oleh Pangeran Sambernyawa sepupunya seorang prajurit yang brilian.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=127}}
 
Baris 108 ⟶ 144:
 
dan ini menyebabkan perpecahan berat di Mataram dan pada akhirnya perang ini diakhiri dengan Perjanjian Giyanti yaitu perjanjian untuk memisahkan wilayah Mataram.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=129}}
 
=== Pertempuran Surakarta (1747) ===
Pada tahun 1747 pasukan yang dipimpin Pangeran Mangkubumi menyerang Surakarta dengan 13.000 prajurit mereka berhasil mengalahkan VOC dan mendapatkan Surakarta pada saat itu VOC dalam situasi terburuk.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=127}}
 
=== Pertempuran Surakarta (1750) ===
Baris 122 ⟶ 155:
{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}.
 
===Pertempuran Bogowonto (1750)===
Pasukan Mangkubumi dan Sambernyawa menyerang VOC di sungai Bogowonto dan kali ini serangan sukses menyebabkan VOC kalah dan banyaknya korban jiwa{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}
 
== Dampak ==
{{seealso|Perjanjian Giyanti|Perjanjian Salatiga}}
Pada akhirnya Mataram kalah dari semua perang yang mereka lakoni melawan VOC dan semua perang ini menyebabkan banyak wilayah jatuh kedalam tangan VOC{{Sfn|Ricklefs|2008|p=111}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=112}}.
[[Berkas:MsGiyanti.jpg|jmpl|Naskah ''Perjanjian Giyanti'']]
Pada akhirnya Mataram kalah dari semua perang yang mereka lakoni melawan VOC dan semua perang ini menyebabkan banyak wilayah jatuh kedalam tangan VOC.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=111}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=112}}.
 
Dan juga konflik ini membuat Mataram runtuh dan mengalami kerugian besar dalam perjanjian yang mereka buat dengan VOC dan perang ini menunjukan supremasi kekuatan VOC di Nusantara.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=129}}
Baris 132 ⟶ 167:
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{notelist}}
 
== Sumber ==
Baris 146 ⟶ 182:
[[Kategori:Konflik dengan Mataram]]
[[Kategori:Pertempuran melawan VOC]]
[[Kategori:Sejarah Jawa]]
[[Kategori:Sejarah Hindia Belanda]]
[[Kategori:Perang yang melibatkan Belanda]]
[[Kategori:VOC]]
{{Lembaran hitam Nusantara}}
{{artikel pilihan}}