Konflik Mataram–Belanda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(20 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Konflik
{{Infobox military conflict
| conflict = Konflik
| partof = [[Sejarah Indonesia#Kolonisasi VOC|Zaman kolonial Eropa]]
| image =[[Berkas:AMH-6775-KB_Siege_of_Batavia_by_the_sultan_of_Mataram.jpg|270px]]
| caption = [[Penyerbuan ke Batavia|Perlawanan]] di [[Batavia]] oleh Mataram, 1628–1629<br>(Cetakan setelah 1680)
Baris 20 ⟶ 21:
| commander2 = [[Berkas:VOC.svg|20px]] [[Jan Pieterszoon Coen]]{{KIA}}<br>[[Berkas:VOC.svg|20px]] Govert Knol<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Pakubuwana I]]<br> [[Berkas:VOC.svg|20px]] [[François Tack]]{{KIA}}<br>[[Berkas:VOC.svg|20px]] Bartholomeus Visscher<br> [[Berkas:VOC.svg|20px]] Hugo Verijsel<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Pakubuwana II]]{{efn|group=infobox|Sejak awal tahun 1741}}<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Cakraningrat IV]]<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Pakubuwana III]]<br>[[Berkas:VOC.svg|20px]] Nicolaas Haartingh<br>[[Berkas:Yogyakarta Sultanate Hamengkubhuwono X Emblem.svg|22px]] [[Hamengkubuwana I]]{{efn|group=infobox|(Sejak 1757)}}
| combatant1 = {{negara|Kesultanan Mataram}} '''[[Kesultanan Mataram]]'''<br>Pemberontak anti-Belanda
| combatant2 = [[Berkas:VOC.svg|20px]] '''[[Perusahaan Hindia Timur Belanda]]''' (VOC)<br>Fraksi
| strength1 =
|bullets = yes
| strength2 = Tidak diketahui▼
|title = Lihat daftar:
|10,000 prajurit ([[Penyerbuan ke Batavia|1628]])
|14,000 prajurit (1629)
|23,500 prajurit{{efn|group=infobox|Pasukan gabungan [[Tionghoa]] dan [[Jawa]]}} ([[Perang Jawa (1741–1743)|1741–1743]])
}}
| strength2 = {{Collapsible list
|bullets = yes
|title = Lihat daftar:
|500–800 orang{{efn|group=infobox|termasuk tentara bayaran dari [[Jepang]], [[Cina]], [[India]], [[Afrika]], [[Kepulauan Maluku]], [[Pulau Sulawesi]], dan [[Pulau Jawa]]}} ([[Penyerbuan ke Batavia|1628]])
|46,000 ([[Perang Takhta Jawa Pertama|1704–1708]])
|3,400 ([[Perang Jawa (1741–1743)|1741–1743]])
}}
}}
== Latar Belakang ==
Tetapi pada saat [[Penaklukan Surabaya oleh Mataram|Kampanye militer di Surabaya]] Sultan Agung memanfaatkan VOC untuk membantu nya memerangi Surabaya dan aliansinya
[[Untung Suropati]] berhasil melarikan diri dari perbudakan dan kemudian bergabung dengan pasukan pemberontak. Dia menjadi terkenal karena kemampuannya dalam berperang dan keberaniannya melawan [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]]. Pada tahun 1686, VOC mengirim Kapten [[François Tack|Francois Tack]] untuk menangkap [[Untung Suropati]], yang saat itu dianggap sebagai ancaman besar bagi stabilitas kekuasaan [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]] di [[Jawa]].
Pada saat [[Pemberontakan Trunajaya|Pemberontakan Orang Madura]] terjadi, ibukota Mataram yaitu [[Plered]], hancur karena pemberontakan tersebut. Akhirnya mereka berpindah Ibukota ke [[Kartasura]]. [[Amangkurat II]] (anak dari [[Amangkurat I]] dan cucu dari [[Sultan Agung]]) membujuk kakak tirinya,[[Pakubuwana I|Pangeran Puger]] untuk ikut bersamanya di Kartasura, lalu Pangeran Puger menolak dan terjadilah konflik.{{Sfn|Hasibuan,H|2020|p=15}} Pangeran Puger kalah lalu menyerah kepada Jacob Couper, perwira VOC
Pada awalnya, mereka akan pergi ke [[Banten]].
Usai [[Perang Jawa (1741–1743)|Pemberontakan
== Jalannya Konflik ==
Baris 47 ⟶ 59:
{{main|Penyerbuan ke Batavia}}
[[Berkas:Javanse_vloot_bij_het_beleg_van_Batavia.jpg|jmpl|Kapal-kapal Mataram pada saat menyerbu Batavia]]
Pada serangan pertama, Armada milik [[Bahureksa|Tumenggung Bahureksa]] membawa 150 ekor sapi, 5.900 karung gula, 26.600 buah kelapa dan 12.000 karung beras untuk pengalihan kepada Belanda. Namun, Belanda menyadarinya dan membuat baris pertahanan. Setelah banyak kapal menepi, akhirnya mereka menyerbu [[Batavia]] dan mereka dibantu oleh pasukan kedua pada bulan Oktober yang dipimpin Pangeran [[Mandurareja]]. Namun, semua serangan ini gagal. Dan pada akhirnya, Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandurareja dieksekusi oleh [[algojo]] yang dikirim oleh [[Sultan Agung]] di Batavia pada Desember 1628.<ref>{{Cite book|last=Romain|first=Betrand|date=2011|title=L'Histoire à parts etalase, Récits ďune rencontre Orient-Occident|location=Paris|publisher=Seuil|isbn=9782021057393|pages=420-430|url-status=live}}</ref>
Serangan kedua dilakukan pada Mei 1629, pasukan pertama dipimpin Adipati Ukur dan pasukan kedua dipimpin oleh Adipati Juminah. Kali ini, Mataram menyiapkan perbekalan beras di [[Karawang]] dan [[Cirebon]]. Pada saat serangan dilaksanakan mereka berhasil membendung dan mengotori sungai Ciliwung yang membuat [[Jan Pieterszoon Coen]] meninggal akibat wabah [[Kolera]]. Tetapi, Belanda menggunakan mata-mata untuk mengetahui perbekalan Mataram dan menghancurkannya sehingga pasukan Mataram kurang perbekalan dan dikalahkan.<ref>{{Cite book|last=Romain|first=Betrand|date=2011|title=L'Histoire à parts etalase, Récits ďune rencontre Orient-Occident|location=Paris|publisher=Seuil|isbn=9782021057393|pages=430-436|url-status=live}}</ref>
=== Pemberontakan Untung Surapati ===
{{main|Pemberontakan Untung Surapati}}
{{seealso|Pertempuran Kartasura (1686)}}
Baris 60 ⟶ 72:
Surapati dianggap sebagai sekutu yang berharga. Tack dan 74 orang lainnya pun akhirnya dibunuh oleh pasukan Surapati. Sisa pasukan [[VOC]] mundur ke garnisun atau pasukan [[Belanda]] di [[Kartasura]]. Surapati kemudian meninggalkan Kartasura dan pergi ke [[Pasuruan]].
==== Penyerangan ke Pasuruan ====
Pada 1690, [[Amangkurat II]] berpura-pura mengirim pasukan untuk merebut [[Pasuruan]]. Tentu saja pasukan ini mengalami kegagalan karena pertempurannya hanya bersifat sandiwara sebagai usaha mengelabui [[VOC]].
Baris 70 ⟶ 82:
Akhirnya setelah beberapa pertempuran, Amangkurat III terpaksa menyerah dan berunding dengan VOC. Ia menyerahkan status Sultan kepada Pangeran Puger dan VOC membuang nya ke [[Sri Lanka|Ceylon]]. Dan juga Belanda membuat kontrak dengan Mataram dan juga harus mengakui bahwa [[Cirebon]] adalah proktetorat milik Belanda.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=111}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=112}}
==== Pertempuran Demak (1704) ====
Pada akhir 1704, pasukan Pangeran Puger dengan bantuan dari VOC mampu merebut dan menaklukkan [[Demak]] dari tangan Amangkurat III.
==== Pertempuran Kartasura (1705) ====
Pada awal 1705, pasukan Pangeran Puger yang dibantu prajurit bayaran dari [[Ambon]], [[Banda]], [[Makassar]], [[Madura]], dan [[Melayu]] menyerang [[Kartasura]].
==== Pertempuran Pasuruan (1706){{efn|group=infobox|Pertempuran ini juga bagian dari [[Pemberontakan Untung Surapati]]}} ====
Pada
=== Perang Jawa (1741-1743) ===
{{main|Perang Jawa (1741-1743)}}
[[Berkas:Lukisan Perang Jawa (1741-1743).jpg|jmpl|Penggambaran Perang Jawa (1741)]]
Perang ini bermula pada saat terjadinya [[Geger Pacinan|
Konflik dimulai pada saat aksi di Pati (1741) lalu para pemberontak kembali menyerang pos-pos dan rumah para tentara Belanda di [[Rembang]], [[Juwana]], [[Demak]], dan [[Jepara]].
Lalu para pemberontak segera menyerang dan mengepung
Dan pada akhirnya Pakubuwana II dianggap pengkhianat oleh pemberontak
==== Penjarahan di Pati (1741) ====
Pada tahun 1741 kelompok pemberontak yang berjumlah 37 orang menyerang rumah seorang Kopral Belanda di Pati mereka membunuh sang Kopral dan menjarah rumah tersebut termasuk persenjataan.{{Sfn|Setiono|2008|p=135}}
==== Pertempuran Juwana (1741) ====
Pada 23 Mei 1741, 1
==== Pertempuran Rembang (1741) ====
Setelah mereka merebut dan menyerbu pos Juwana dari tangan Belanda, para pemberontak menyerang pos-pos dan kantor yang berada di [[Rembang]].
==== Pertempuran Demak (1741) ====
Usai merebut pos-pos dan kantor yang berada di Rembang, selanjutnya para pemberontak menyerang [[Demak]].
==== Pertempuran Jepara (1741) ====
Setelah semua wilayah yang dimiliki VOC direbut akhirnya komandan dan pasukan VOC tidak dapat memberikan perlawanan yang berarti dan mereka semakin terdesak dan pada akhirnya [[Jepara]] jatuh ke
==== Pengepungan Semarang (1741) ====
==== Kejatuhan Kartasura (1742) ====
Pakubuwana II meninggalkan pemberontak dan dianggap sebagai pengkhianat bagi para pemberontak mereka pada akhirnya melanjutkan pemberontakan ini. {{Sfn|Raffles|1830|p=242}}{{Sfn|Setiono|2008|p=156}}
[[Khe Pandjang]], pemimpin pemberontak
Pasukan Pakubuwana II yang berjumlah 2
==== Pertempuran Salatiga (1742) ====
Pasukan VOC dan pasukan Pakubuwana II membersihkan area atau tempat yang dianggap sarang pemberontak, mereka akhirnya terjebak di [[Salatiga]] dan diserang oleh pemberontak
==== Pertempuran Demak dan Kudus (1742) ====
Pada akhirnya kekuasaan VOC kembali dan akhirnya mereka mampu memukul mundur dan mengalahkan pemberontak.
==== Pertempuran Surakarta (1747) ====
Pada tahun 1747, pasukan yang dipimpin [[Hamengkubuwana I|Pangeran Mangkubumi]] menyerang [[Surakarta]] dengan 13
=== Perang Takhta Jawa Ketiga (1749-1757) ===
{{main|Perang Takhta Jawa Ketiga}}
[[Berkas:Jawa_Setelah_Perjanjian_Giyanti.png|jmpl|Wilayah Mataram usai Perang Takhta Jawa Ketiga]]
Perang ini disebabkan karena perlakuan buruk Belanda terhadap [[Hamengkubuwana I|Pangeran Mangkubumi]] dan akhirnya ia memberontak lalu menyerang VOC. Pergerakan ini juga didukung oleh [[Mangkunegara I|Pangeran Sambernyawa]], sepupunya yang seorang prajurit yang brilian.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=127}}
==== Pertempuran Surakarta (1750) ====
Pangeran Mangkubumi kembali menyerang [[Surakarta
==== Pertempuran Grobogan (1750) ====
==== Pertempuran Demak (1750) ====
Pasukan Sambernyawa kembali menyerang VOC
{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}.
==== Pertempuran Bogowonto (1750) ====
Pasukan Mangkubumi dan Sambernyawa menyerang VOC di [[sungai Bogowonto]] dan
== Dampak ==
{{seealso|Perjanjian Giyanti|Perjanjian Salatiga}}
[[Berkas:MsGiyanti.jpg|jmpl|Naskah ''Perjanjian Giyanti'']]
Pada akhirnya Mataram kalah dari semua perang yang mereka lakoni melawan VOC dan semua perang ini menyebabkan banyak wilayah jatuh kedalam tangan VOC.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=111}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=112}}
Dan juga konflik ini membuat Mataram runtuh dan mengalami kerugian besar dalam perjanjian yang mereka buat dengan VOC dan perang ini menunjukan supremasi kekuatan VOC di Nusantara.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=129}}
Baris 172 ⟶ 184:
[[Kategori:Konflik dengan Mataram]]
[[Kategori:Pertempuran melawan VOC]]
[[Kategori:Sejarah Jawa]]
[[Kategori:Sejarah Hindia Belanda]]
[[Kategori:Perang yang melibatkan Belanda]]
[[Kategori:VOC]]
{{Lembaran hitam Nusantara}}
{{artikel pilihan}}
|