Konflik Mataram–Belanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EJHalfz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
EJHalfz (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(20 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Konflik Mataram-BelandaMataram–Belanda''' adalah sebuah konflik militer dan politik antara [[Kesultanan Mataram|Mataram]] dengan [[Belanda]]. Pada awalnya konflik ini didasari oleh persaingan perdagangan dan seiring waktu mulai mencapai persaingan takhta dan politik di Mataram.
 
{{Infobox military conflict
| conflict = Konflik Mataram-BelandaMataram–Belanda
| partof = [[Sejarah Indonesia#Kolonisasi VOC|Zaman kolonial Eropa]]
| image =[[Berkas:AMH-6775-KB_Siege_of_Batavia_by_the_sultan_of_Mataram.jpg|270px]]
| caption = [[Penyerbuan ke Batavia|Perlawanan]] di [[Batavia]] oleh Mataram, 1628–1629<br>(Cetakan setelah 1680)
Baris 20 ⟶ 21:
| commander2 = [[Berkas:VOC.svg|20px]] [[Jan Pieterszoon Coen]]{{KIA}}<br>[[Berkas:VOC.svg|20px]] Govert Knol<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Pakubuwana I]]<br> [[Berkas:VOC.svg|20px]] [[François Tack]]{{KIA}}<br>[[Berkas:VOC.svg|20px]] Bartholomeus Visscher<br> [[Berkas:VOC.svg|20px]] Hugo Verijsel<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Pakubuwana II]]{{efn|group=infobox|Sejak awal tahun 1741}}<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Cakraningrat IV]]<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Pakubuwana III]]<br>[[Berkas:VOC.svg|20px]] Nicolaas Haartingh<br>[[Berkas:Yogyakarta Sultanate Hamengkubhuwono X Emblem.svg|22px]] [[Hamengkubuwana I]]{{efn|group=infobox|(Sejak 1757)}}
| combatant1 = {{negara|Kesultanan Mataram}} '''[[Kesultanan Mataram]]'''<br>Pemberontak anti-Belanda
| combatant2 = [[Berkas:VOC.svg|20px]] '''[[Perusahaan Hindia Timur Belanda]]''' (VOC)<br>Fraksi Propro-Belanda
| strength1 = Tidak{{Collapsible diketahuilist
|bullets = yes
| strength2 = Tidak diketahui
|title = Lihat daftar:
| casualties1 = Tidak diketahui
|10,000 prajurit ([[Penyerbuan ke Batavia|1628]])
| casualties2 = Tidak diketahui
|14,000 prajurit (1629)
|23,500 prajurit{{efn|group=infobox|Pasukan gabungan [[Tionghoa]] dan [[Jawa]]}} ([[Perang Jawa (1741–1743)|1741–1743]])
}}
| strength2 = {{Collapsible list
|bullets = yes
|title = Lihat daftar:
|500–800 orang{{efn|group=infobox|termasuk tentara bayaran dari [[Jepang]], [[Cina]], [[India]], [[Afrika]], [[Kepulauan Maluku]], [[Pulau Sulawesi]], dan [[Pulau Jawa]]}} ([[Penyerbuan ke Batavia|1628]])
|46,000 ([[Perang Takhta Jawa Pertama|1704–1708]])
|3,400 ([[Perang Jawa (1741–1743)|1741–1743]])
}}
| strength2 casualties3 = Tidak diketahui
}}
 
== Latar Belakang ==
konflikKonflik dimulai ketika [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|Kompeni Belanda]] datang dan mengirimkan duta untuk berdagang dan mendirikan loji dan benteng di Pantai Utara Mataram namun hal ini ditolak oleh [[Sultan Agung]].<ref>{{Cite book|last=Drs R.|first=Soekmono|date=1981|title=Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Kanisius|isbn=9794132918|pages=61|url-status=live}}</ref>
 
Tetapi pada saat [[Penaklukan Surabaya oleh Mataram|Kampanye militer di Surabaya]] Sultan Agung memanfaatkan VOC untuk membantu nya memerangi Surabaya dan aliansinya,setelah. Setelah selesai menaklukkan Surabaya, Sultansultan mengirimkan dutanya ke [[Batavia]] untuk berdamai dengan syarat-syarat tertentu namun ditolak oleh VOC.<ref>{{Cite book|last=Drs R.|first=Soekmono|date=1981|title=Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Kanisius|isbn=9794132918|pages=61|url-status=live}}</ref>
 
[[Untung Suropati]] berhasil melarikan diri dari perbudakan dan kemudian bergabung dengan pasukan pemberontak. Dia menjadi terkenal karena kemampuannya dalam berperang dan keberaniannya melawan [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]]. Pada tahun 1686, VOC mengirim Kapten [[François Tack|Francois Tack]] untuk menangkap [[Untung Suropati]], yang saat itu dianggap sebagai ancaman besar bagi stabilitas kekuasaan [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]] di [[Jawa]].
Setelah [[Pemberontakan Trunajaya|Pemberontakan Orang Madura]] yang membuat Ibukota Mataram yaitu Plered hancur akhirnya mereka berpindah Ibukota ke Kartasura. [[Amangkurat II]] (anak dari [[Amangkurat I]] dan cucu dari [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung]]) membujuk kakak tirinya,[[Pakubuwana I|Pangeran Puger]] untuk ikut bersamanya di Kartasura lalu Pangeran Puger menolak dan terjadilah konflik.{{Sfn|Hasibuan,H|2020|p=15}}
 
Pada saat [[Pemberontakan Trunajaya|Pemberontakan Orang Madura]] terjadi, ibukota Mataram yaitu [[Plered]], hancur karena pemberontakan tersebut. Akhirnya mereka berpindah Ibukota ke [[Kartasura]]. [[Amangkurat II]] (anak dari [[Amangkurat I]] dan cucu dari [[Sultan Agung]]) membujuk kakak tirinya,[[Pakubuwana I|Pangeran Puger]] untuk ikut bersamanya di Kartasura, lalu Pangeran Puger menolak dan terjadilah konflik.{{Sfn|Hasibuan,H|2020|p=15}} Pangeran Puger kalah lalu menyerah kepada Jacob Couper, perwira VOC yang membantu Amangkurat II dan akhirnya Pangeran Puger mengakui kedaulatan Amangkurat II sebagai Sultan dan penguasa Mataram.{{Sfn|Hasibuan,H|2020|p=16}}
 
Lalu setelahSetelah [[Perang Takhta Jawa Pertama|Perang Keluarga]] dan [[Perang Takhta Jawa Kedua|Pemberontakan Takhta]], ada sebuah kerusuhan yang terjadi di Batavia. kerusuhanKerusuhan itu dikenal sebagai [[Geger Pacinan]] yang membuat 10.000 pedagang China[[Tionghoa]] tewas dan membuat mereka terusir dari Batavia.{{Sfn|Setiono|2008|p=114-115}} {{Sfn|Setiono|2008|p=119}}
 
Pada awalnya, mereka akan pergi ke [[Banten]]. tetapi PasukanTetapi, daripasukan [[Kesultanan Banten]] yang berjumlah 3.,000 datang dan menghadang rombongan tersebut. Dan akhirnya para korban yang selamat pergi ke [[Semarang]] dan membentuk persekutuan antara Orangorang Tionghoa dan China-Orangorang Jawa.{{Sfn|Setiono|2008|p=136}}{{Sfn|Setiono|2008|p=137}}
 
Usai [[Perang Jawa (1741–1743)|Pemberontakan China-JawaTionghoa–Jawa]], Mataram mengalami banyak kerugian seperti kehilangan kota-kota penting yaitu [[Demak]] dan Semarang, dan juga kehilangan banyak wilayah serta kerugian finansial yang tinggi,. perangPerang Takhta kembali berkecamuk akibat perlakuan buruk [[Gustaaf Willem baron van Imhoff|Gubernur Jendral]] kepada [[Hamengkubuwana I|Pangeran Mangkubumi]] ([[Hamengkubuwana I]]), yang membuat Pangeran memberontak kepada Belanda.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=127}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}
 
== Jalannya Konflik ==
Baris 47 ⟶ 59:
{{main|Penyerbuan ke Batavia}}
[[Berkas:Javanse_vloot_bij_het_beleg_van_Batavia.jpg|jmpl|Kapal-kapal Mataram pada saat menyerbu Batavia]]
Pada serangan pertama, Armada milik [[Bahureksa|Tumenggung Bahureksa]] membawa 150 ekor sapi, 5.900 karung gula, 26.600 buah kelapa dan 12.000 karung beras untuk pengalihan kepada Belanda. Namun, Belanda menyadarinya dan membuat baris pertahanan. Setelah banyak kapal menepi, akhirnya mereka menyerbu [[Batavia]] dan mereka dibantu oleh pasukan kedua pada bulan Oktober yang dipimpin Pangeran [[Mandurareja]]. Namun, semua serangan ini gagal. Dan pada akhirnya, Tumenggung Bahureksa dan Pangeran Mandurareja dieksekusi oleh [[algojo]] yang dikirim oleh [[Sultan Agung]] di Batavia pada Desember 1628.<ref>{{Cite book|last=Romain|first=Betrand|date=2011|title=L'Histoire à parts etalase, Récits ďune rencontre Orient-Occident|location=Paris|publisher=Seuil|isbn=9782021057393|pages=420-430|url-status=live}}</ref>
 
Serangan kedua dilakukan pada Mei 1629, pasukan pertama dipimpin Adipati Ukur dan pasukan kedua dipimpin oleh Adipati Juminah. Kali ini, Mataram menyiapkan perbekalan beras di [[Karawang]] dan [[Cirebon]]. Pada saat serangan dilaksanakan mereka berhasil membendung dan mengotori sungai Ciliwung yang membuat [[Jan Pieterszoon Coen]] meninggal akibat wabah [[Kolera]]. Tetapi, Belanda menggunakan mata-mata untuk mengetahui perbekalan Mataram dan menghancurkannya sehingga pasukan Mataram kurang perbekalan dan dikalahkan.<ref>{{Cite book|last=Romain|first=Betrand|date=2011|title=L'Histoire à parts etalase, Récits ďune rencontre Orient-Occident|location=Paris|publisher=Seuil|isbn=9782021057393|pages=430-436|url-status=live}}</ref>
 
=== Pemberontakan Untung Surapati ===
{{main|Pemberontakan Untung Surapati}}
{{seealso|Pertempuran Kartasura (1686)}}
Baris 60 ⟶ 72:
Surapati dianggap sebagai sekutu yang berharga. Tack dan 74 orang lainnya pun akhirnya dibunuh oleh pasukan Surapati. Sisa pasukan [[VOC]] mundur ke garnisun atau pasukan [[Belanda]] di [[Kartasura]]. Surapati kemudian meninggalkan Kartasura dan pergi ke [[Pasuruan]].
 
==== Penyerangan ke Pasuruan ====
Pada 1690, [[Amangkurat II]] berpura-pura mengirim pasukan untuk merebut [[Pasuruan]]. Tentu saja pasukan ini mengalami kegagalan karena pertempurannya hanya bersifat sandiwara sebagai usaha mengelabui [[VOC]].
 
Baris 70 ⟶ 82:
Akhirnya setelah beberapa pertempuran, Amangkurat III terpaksa menyerah dan berunding dengan VOC. Ia menyerahkan status Sultan kepada Pangeran Puger dan VOC membuang nya ke [[Sri Lanka|Ceylon]]. Dan juga Belanda membuat kontrak dengan Mataram dan juga harus mengakui bahwa [[Cirebon]] adalah proktetorat milik Belanda.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=111}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=112}}
 
==== Pertempuran Demak (1704) ====
Pada akhir 1704, pasukan Pangeran Puger dengan bantuan dari VOC mampu merebut dan menaklukkan [[Demak]] dari tangan Amangkurat III. iniIni menjadi kekalahan pertama dari Amangkurat III.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=110}}
 
==== Pertempuran Kartasura (1705) ====
Pada awal 1705, pasukan Pangeran Puger yang dibantu prajurit bayaran dari [[Ambon]], [[Banda]], [[Makassar]], [[Madura]], dan [[Melayu]] menyerang [[Kartasura]]. iniIni menjadi kekalahan yang besar bagi Amangkurat III dan para pasukan menjarah Kartasura, disana Pangeran Puger memasuki istana dan menjadi Sultan.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=110}}
 
==== Pertempuran Pasuruan (1706){{efn|group=infobox|Pertempuran ini juga bagian dari [[Pemberontakan Untung Surapati]]}} ====
Pada tahunOktober 1706, pasukan Pangeran Puger kembali menyerang Amangkurat III, kaliKali ini di [[Pasuruan]]. merekaMereka berhasil mengalahkan pasukan Amangkurat dan juga pemimpin pasukan yaitu [[Untung SuropatiSurapati]] mati dikarenakan Pertempuran ini{{Sfn|Hasibuan,H|2020|p=18}}
 
=== Perang Jawa (1741-1743) ===
{{main|Perang Jawa (1741-1743)}}
[[Berkas:Lukisan Perang Jawa (1741-1743).jpg|jmpl|Penggambaran Perang Jawa (1741)]]
Perang ini bermula pada saat terjadinya [[Geger Pacinan|Kerusuhankerusuhan di Batavia]] dan para korban yang selamat pergi ke [[Semarang]]. , disanaDisana mereka membentuk persekutuan dengan orang Jawa dan juga merencanakan Pemberontakan kepada Belanda.{{Sfn|Setiono|2008|p=114-137}}
 
Konflik dimulai pada saat aksi di Pati (1741) lalu para pemberontak kembali menyerang pos-pos dan rumah para tentara Belanda di [[Rembang]], [[Juwana]], [[Demak]], dan [[Jepara]]. iniIni membuat komandan VOC pada saat itu mengalami mental yang tidak stabil dan digantikan oleh komandan yang baru.{{Sfn|Setiono|2008|p=137}}{{Sfn|Ricklefs|1983|p=272}}{{Sfn|Hall|1981|p=357}}{{Sfn|Setiono|2008|p=147}}
 
Lalu para pemberontak segera menyerang dan mengepung Kota Semarang dan ini membuat Belanda terdesak dan juga banyaknya korban jiwa di pihak Belanda. Dalam situasi ini, Belanda hampir putus asa namun pasukan bantuan datang dan menyerang pemberontak sehingga pemberontak kocar-kacir dan [[Pakubuwana II]] meninggalkan pemberontak lalu memilih untuk bergabung dengan Belanda.{{Sfn|Raffles|1830|p=218}}{{Sfn|Setiono|2008|p=147}}{{Sfn|Ricklefs|1983|p=272}}{{Sfn|Setiono|2008|p=146}}
 
Dan pada akhirnya Pakubuwana II dianggap pengkhianat oleh pemberontak Tionghoa-JawaTionghoa–Jawa lalu mereka melancarkan serangan ke Kartasura. Serangan itu sukses dan membuat pasukan Belanda dan juga keluarga Pakubuwana II mundur dari Kartasura akibat serangan ini. Namun, kemenangan ini tidak lama. padaPada akhirnya, Belanda menyerang pos-pos pemberontak di Demak dan [[Kudus]] dan membuat Pemberontak kalah.{{Sfn|Setiono|2008|p=152}}{{Sfn|Setiono|2008|p=153}}{{Sfn|Raffles|1830|p=244}}
 
==== Penjarahan di Pati (1741) ====
Pada tahun 1741 kelompok pemberontak yang berjumlah 37 orang menyerang rumah seorang Kopral Belanda di Pati mereka membunuh sang Kopral dan menjarah rumah tersebut termasuk persenjataan.{{Sfn|Setiono|2008|p=135}}
 
==== Pertempuran Juwana (1741) ====
Pada 23 Mei 1741, 1.,000 pasukan pemberontak menyerang pos [[Juwana]] yang berada di [[Rembang]]. merekaMereka berhasil mengalahkan pasukan Belanda di sana dan menjarah semua harta yang ada di pos tersebut.{{Sfn|Ricklefs|1983|p=272}}
 
==== Pertempuran Rembang (1741) ====
Setelah mereka merebut dan menyerbu pos Juwana dari tangan Belanda, para pemberontak menyerang pos-pos dan kantor yang berada di [[Rembang]]. disanaDisana mereka berhasil menangkap dokumen penting, persenjataan, dan perbekalan. {{Sfn|Setiono|2008|p=145}}
 
==== Pertempuran Demak (1741) ====
Usai merebut pos-pos dan kantor yang berada di Rembang, selanjutnya para pemberontak menyerang [[Demak]]. disanaDisana komandan VOC melakukan kesalahan besar dan juga semakin menguatnya serangan para pemberontak menyebabkan Demak berhasil direbut dan para komandan VOC mundur.{{Sfn|Ricklefs|1983|p=272}}{{Sfn|Setiono|2008|p=145}}
 
==== Pertempuran Jepara (1741) ====
Setelah semua wilayah yang dimiliki VOC direbut akhirnya komandan dan pasukan VOC tidak dapat memberikan perlawanan yang berarti dan mereka semakin terdesak dan pada akhirnya [[Jepara]] jatuh ke dalam tangan pemberontak.{{Sfn|Setiono|2008|p=147}}
 
==== Pengepungan Semarang (1741) ====
pasukanPasukan pemberontak melancarkan serangan ke kota terpenting VOC, yaitu [[Semarang]]. disanaDisana mereka mengirimkan banyak ekspedisi agar Semarang jatuh ke dalam tangan pemberontak dan ini sukses membuat pemberontak dekat dengan benteng VOC yang berada di Semarang.{{Sfn|Setiono|2008|p=146}}{{Sfn|Ricklefs|1983|p=272}}
 
danDan datanglah bala bantuan dari [[Cakraningrat IV]] dan juga pasukan Bantuan VOC untuk membalas serangan ini. merekaMereka akhirnya bisa mendapatkan kembali wilayah Semarang yang direbut pemberontak sekaligus membunuh banyak pemberontak. Situasi ini membuat Pakubuwana II panik dan pada akhirnya ia membelot dari pemberontak ke pihak VOC.{{Sfn|Setiono|2008|p=148}}{{Sfn|Ricklefs|1983|p=281}}
 
==== Kejatuhan Kartasura (1742) ====
Pakubuwana II meninggalkan pemberontak dan dianggap sebagai pengkhianat bagi para pemberontak mereka pada akhirnya melanjutkan pemberontakan ini. {{Sfn|Raffles|1830|p=242}}{{Sfn|Setiono|2008|p=156}}
 
[[Khe Pandjang]], pemimpin pemberontak ChinaTionghoa melakukan penyerangan ke [[Kartasura]] dan serangan ini adalah kemenangan terbesar bagi pemberontak karena dapat merebut Ibukotaibukota Mataram dan Istanaistana disana.{{Sfn|Setiono|2008|p=152}}
 
Pasukan Pakubuwana II yang berjumlah 2.,000 orang tetap mempertahankan Kotakota itu dari tangan pemberontak. sementaraSementara itu, Pakubuwana II dan keluarganya melarikan diri dan menyebrang ke sungai [[Bengawan Solo]] dan pada akhirnya kota Kartasura jatuh ke dalam tangan pemberontak. {{Sfn|Setiono|2008|p=153}}
 
==== Pertempuran Salatiga (1742) ====
Pasukan VOC dan pasukan Pakubuwana II membersihkan area atau tempat yang dianggap sarang pemberontak, mereka akhirnya terjebak di [[Salatiga]] dan diserang oleh pemberontak dan akhirnya mereka kalah. semuaSemua prajurit ditangkap dan dieksekusi.{{Sfn|Setiono|2008|p=151}}
 
==== Pertempuran Demak dan Kudus (1742) ====
Pada akhirnya kekuasaan VOC kembali dan akhirnya mereka mampu memukul mundur dan mengalahkan pemberontak. merekaMereka menyerang Demak dan Kudus yang akhirnya kembali ke tangan VOC dan juga mengakhiri pemberontakan.{{Sfn|Setiono|2008|p=155}}
 
==== Pertempuran Surakarta (1747) ====
Pada tahun 1747, pasukan yang dipimpin [[Hamengkubuwana I|Pangeran Mangkubumi]] menyerang [[Surakarta]] dengan 13.,000 prajurit. merekaMereka berhasil mengalahkan VOC dan mendapatkan Surakarta, pada saat itu VOC dalam situasi terburuk.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=127}}
 
=== Perang Takhta Jawa Ketiga (1749-1757) ===
{{main|Perang Takhta Jawa Ketiga}}
[[Berkas:Jawa_Setelah_Perjanjian_Giyanti.png|jmpl|Wilayah Mataram usai Perang Takhta Jawa Ketiga]]
Perang ini disebabkan karena perlakuan buruk Belanda terhadap [[Hamengkubuwana I|Pangeran Mangkubumi]] dan akhirnya ia memberontak lalu menyerang VOC. Pergerakan ini juga didukung oleh [[Mangkunegara I|Pangeran Sambernyawa]], sepupunya yang seorang prajurit yang brilian.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=127}}
 
dan setelahSetelah pengangkatan Raden Mas Suryadi menjadi [[Pakubuwana III]], terjadilah perpecahan yang menyebabkan perang Takhta berlangsung, kampanye militer dilancarkan di Surakarta dan Demak. {{Sfn|Ricklefs|2008|p=127}}
 
danDan ini menyebabkan perpecahan berat di Mataram dan pada akhirnya perang ini diakhiri dengan [[Perjanjian Giyanti]], yaitu perjanjian untuk memisahkan wilayah Mataram.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=129}}
 
==== Pertempuran Surakarta (1750) ====
Pangeran Mangkubumi kembali menyerang [[Surakarta ]] pada tahun 1750, suksesmereka menyerang VOC dan juga berhasil merebut beberapa postpos disana membuat banyak korban jiwa di pihak VOC.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}
 
==== Pertempuran Grobogan (1750) ====
padaPada tahun 1750, pasukan Pangeran Mangkubumi kembali menyerang [[Grobogan]]. kaliKali ini menyebabkan, korban jiwa berjatuhan kepada VOC dan membuat VOC kalah dengan memalukan.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}
 
==== Pertempuran Demak (1750) ====
Pasukan Sambernyawa kembali menyerang VOC kali ini di [[Demak]] akhirnyaAkhirnya, VOC di kalahkan dan membuat korban lebih banyak di pihak VOC
{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}.
 
==== Pertempuran Bogowonto (1750) ====
Pasukan Mangkubumi dan Sambernyawa menyerang VOC di [[sungai Bogowonto]] dan kaliserangan initersebut seranganberhasil suksesyang menyebabkan VOC kalah dan banyaknya korban jiwa{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}
 
== Dampak ==
{{seealso|Perjanjian Giyanti|Perjanjian Salatiga}}
[[Berkas:MsGiyanti.jpg|jmpl|Naskah ''Perjanjian Giyanti'']]
Pada akhirnya Mataram kalah dari semua perang yang mereka lakoni melawan VOC dan semua perang ini menyebabkan banyak wilayah jatuh kedalam tangan VOC.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=111}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=112}}.
 
Dan juga konflik ini membuat Mataram runtuh dan mengalami kerugian besar dalam perjanjian yang mereka buat dengan VOC dan perang ini menunjukan supremasi kekuatan VOC di Nusantara.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=129}}
Baris 172 ⟶ 184:
[[Kategori:Konflik dengan Mataram]]
[[Kategori:Pertempuran melawan VOC]]
[[Kategori:Sejarah Jawa]]
[[Kategori:Sejarah Hindia Belanda]]
[[Kategori:Perang yang melibatkan Belanda]]
[[Kategori:VOC]]
{{Lembaran hitam Nusantara}}
{{artikel pilihan}}