Konflik Mataram–Belanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Razorsone (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App full source
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(15 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Konflik Mataram–Belanda''' adalah sebuah konflik militer dan politik antara [[Kesultanan Mataram|Mataram]] dengan [[Belanda]]. Pada awalnya konflik ini didasari oleh persaingan perdagangan dan seiring waktu mulai mencapai persaingan takhta dan politik di Mataram.
 
{{Infobox military conflict
| conflict = Konflik Mataram–Belanda
Baris 18 ⟶ 16:
|[[Kadipaten Mangkunegaran]]
}}
| commander1 = {{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Sultan Agung]]<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Amangkurat II]]<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Untung Surapati]]{{KIA}}<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Amangkurat III]]<br>[[Chen Huang Er Xian Sheng|Tan Kee Wie]]{{KIA}}<br>[[Panji Margono]]{{KIA}}<br>[[Singseh]]{{POW}}<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Amangkurat V]]{{POW}}<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Pakubuwana II]]{{Surrendered}}{{efn|group=infobox|Hingga akhir tahun 1741; saat [[Perang Jawa (1741–1743)]]}}<br>[[Berkas:Yogyakarta Sultanate Hamengkubhuwono X Emblem.svg|22px]] [[Hamengkubuwana I]]{{efn|group=infobox|Hingga 1755; saat [[Perang Takhta Jawa Ketiga]]}}<br>{{flagicon image|Flag of Mangkunegaran.svg}} [[Mangkunegara I]]{{Surrendered}}
| commander2 = [[Berkas:VOC.svg|20px]] [[Jan Pieterszoon Coen]]{{KIA}}<br>[[Berkas:VOC.svg|20px]] Govert Knol<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Pakubuwana I]]<br> [[Berkas:VOC.svg|20px]] [[François Tack]]{{KIA}}<br>[[Berkas:VOC.svg|20px]] Bartholomeus Visscher<br> [[Berkas:VOC.svg|20px]] Hugo Verijsel<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Pakubuwana II]]{{efn|group=infobox|Sejak awal tahun 1741}}<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Cakraningrat IV]]<br>{{flagicon image|Flag of the Sultanate of Mataram.svg}} [[Pakubuwana III]]<br>[[Berkas:VOC.svg|20px]] Nicolaas Haartingh<br>[[Berkas:Yogyakarta Sultanate Hamengkubhuwono X Emblem.svg|22px]] [[Hamengkubuwana I]]{{efn|group=infobox|(Sejak 1757)}}
| combatant1 = {{negara|Kesultanan Mataram}} '''[[Kesultanan Mataram]]'''<br>Pemberontak anti-Belanda
Baris 39 ⟶ 37:
}}
 
'''Konflik Mataram–Belanda''' adalah sebuah konflik militer dan politik antara [[Kesultanan Mataram|Mataram]] dengan [[Belanda]]. Pada awalnya konflik ini didasari oleh persaingan perdagangan dan seiring waktu mulai mencapai persaingan takhta dan politik di Mataram.
== Latar Belakang ==
 
== Latar Belakangbelakang ==
Konflik dimulai ketika [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|Kompeni Belanda]] datang dan mengirimkan duta untuk berdagang dan mendirikan loji dan benteng di Pantai Utara Mataram namun hal ini ditolak oleh [[Sultan Agung]].<ref>{{Cite book|last=Drs R.|first=Soekmono|date=1981|title=Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Kanisius|isbn=9794132918|pages=61|url-status=live}}</ref>
 
TetapiNamun pada saat [[Penaklukan Surabaya oleh Mataram|Kampanye militer di Surabaya]] Sultan Agung memanfaatkan VOC untuk membantu nya memerangi Surabaya dan aliansinya. Setelah selesai menaklukkan Surabaya, sultan mengirimkan dutanya ke [[Batavia]] untuk berdamai dengan syarat-syarat tertentu namun ditolak oleh VOC.<ref>{{Cite book|last=Drs R.|first=Soekmono|date=1981|title=Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Kanisius|isbn=9794132918|pages=61|url-status=live}}</ref>
 
[[Untung Suropati]] berhasil melarikan diri dari perbudakan dan kemudian bergabung dengan pasukan pemberontak. Dia menjadi terkenal karena kemampuannya dalam berperang dan keberaniannya melawan [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]]. Pada tahun 1686, VOC mengirim Kapten [[François Tack|Francois Tack]] untuk menangkap [[Untung Suropati]], yang saat itu dianggap sebagai ancaman besar bagi stabilitas kekuasaan [[Perusahaan Hindia Timur Belanda|VOC]] di [[Jawa]].
 
Pada saat [[Pemberontakan Trunajaya|Pemberontakan Orang Madura]] terjadi, ibukota Mataram yaitu [[Plered]], hancur karena pemberontakan tersebut. Akhirnya mereka berpindah Ibukota ke [[Kartasura]]. [[Amangkurat II]] (anak dari [[Amangkurat I]] dan cucu dari [[Sultan Agung]]) membujuk kakak tirinya,[[Pakubuwana I|Pangeran Puger]] untuk ikut bersamanya di Kartasura, lalu Pangeran Puger menolak dan terjadilah konflik.{{Sfn|Hasibuan,H|2020|p=15}} Pangeran Puger kalah lalu menyerah kepada Jacob Couper, perwira VOC yang membantu Amangkurat II dan akhirnya Pangeran Puger mengakui kedaulatan Amangkurat II sebagai Sultan dan penguasa Mataram.{{Sfn|Hasibuan,H|2020|p=16}}
Baris 52 ⟶ 54:
Usai [[Perang Jawa (1741–1743)|Pemberontakan Tionghoa–Jawa]], Mataram mengalami banyak kerugian seperti kehilangan kota-kota penting yaitu [[Demak]] dan Semarang, dan juga kehilangan banyak wilayah serta kerugian finansial yang tinggi. Perang Takhta kembali berkecamuk akibat perlakuan buruk [[Gustaaf Willem baron van Imhoff|Gubernur Jendral]] kepada [[Hamengkubuwana I|Pangeran Mangkubumi]] ([[Hamengkubuwana I]]), yang membuat Pangeran memberontak kepada Belanda.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=127}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}
 
== JalannyaPerjalanan Konflikkonflik ==
 
=== Penyerbuan Batavia (1628-1629) ===
{{main|Penyerbuan ke Batavia}}
Baris 61 ⟶ 62:
Serangan kedua dilakukan pada Mei 1629, pasukan pertama dipimpin Adipati Ukur dan pasukan kedua dipimpin oleh Adipati Juminah. Kali ini, Mataram menyiapkan perbekalan beras di [[Karawang]] dan [[Cirebon]]. Pada saat serangan dilaksanakan mereka berhasil membendung dan mengotori sungai Ciliwung yang membuat [[Jan Pieterszoon Coen]] meninggal akibat wabah [[Kolera]]. Tetapi, Belanda menggunakan mata-mata untuk mengetahui perbekalan Mataram dan menghancurkannya sehingga pasukan Mataram kurang perbekalan dan dikalahkan.<ref>{{Cite book|last=Romain|first=Betrand|date=2011|title=L'Histoire à parts etalase, Récits ďune rencontre Orient-Occident|location=Paris|publisher=Seuil|isbn=9782021057393|pages=430-436|url-status=live}}</ref>
 
=== Pemberontakan Untung Surapati ===
{{main|Pemberontakan Untung Surapati}}
{{seealso|Pertempuran Kartasura (1686)}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Schildering voorstellende de moord op kapitein Tack in Kartasura TMnr H-796.jpg|jmpl|Penggambaran abad ke-19 terbunuhnya François Tack di Kartasura]]
Pada 1686, [[VOC]] mengirim [[François Tack|Kapten Tack]] ke [[Kartasura]] untuk meyakinkan Pangeran [[Amangkurat II]] untuk mengantarkan Surapati kepadanya. Sesampainya di sana, Tack mengatakan bahwa dirinya adalah prajurit dari Amangkurat yang menyerang kediaman [[Untung Surapati]].
 
Baris 70 ⟶ 71:
Surapati dianggap sebagai sekutu yang berharga. Tack dan 74 orang lainnya pun akhirnya dibunuh oleh pasukan Surapati. Sisa pasukan [[VOC]] mundur ke garnisun atau pasukan [[Belanda]] di [[Kartasura]]. Surapati kemudian meninggalkan Kartasura dan pergi ke [[Pasuruan]].
 
==== Penyerangan ke Pasuruan ====
Pada 1690, [[Amangkurat II]] berpura-pura mengirim pasukan untuk merebut [[Pasuruan]]. Tentu saja pasukan ini mengalami kegagalan karena pertempurannya hanya bersifat sandiwara sebagai usaha mengelabui [[VOC]].
 
=== Perang Takhta Jawa Pertama (1704-1708) ===
{{main|Perang Takhta Jawa Pertama}}
[[Berkas:Detail_painting_of_Amangkurat_III_(Sunan_Mas).jpeg|jmpl|Lukisan {{circa|1890}} Amangkurat III]]
Pada tahun 1703, [[Amangkurat II]] meninggal dan digantikan oleh anaknya [[Amangkurat III]] sementara. Pamannya, [[Pangeran Puger]], lari dari [[Kartasura]] ke [[Semarang]] untuk mencari dukungan ke VOC, dan setelah mendapat dukungan dan mengakui Pangeran Puger sebagai raja, Puger berperang melawan keponakannya. Ia melancarkan kampanye militer hingga membuat Amangkurat III kewalahan dan meninggalkan banyak tempat.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=110}}
 
Akhirnya setelah beberapa pertempuran, Amangkurat III terpaksa menyerah dan berunding dengan VOC. Ia menyerahkan status Sultan kepada Pangeran Puger dan VOC membuang nya ke [[Sri Lanka|Ceylon]]. Dan juga Belanda membuat kontrak dengan Mataram dan juga harus mengakui bahwa [[Cirebon]] adalah proktetorat milik Belanda.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=111}}{{Sfn|Ricklefs|2008|p=112}}
 
==== Pertempuran Demak (1704) ====
Pada akhir 1704, pasukan Pangeran Puger dengan bantuan dari VOC mampu merebut dan menaklukkan [[Demak]] dari tangan Amangkurat III. Ini menjadi kekalahan pertama dari Amangkurat III.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=110}}
 
==== Pertempuran Kartasura (1705) ====
Pada awal 1705, pasukan Pangeran Puger yang dibantu prajurit bayaran dari [[Ambon]], [[Banda]], [[Makassar]], [[Madura]], dan [[Melayu]] menyerang [[Kartasura]]. Ini menjadi kekalahan yang besar bagi Amangkurat III dan para pasukan menjarah Kartasura, disana Pangeran Puger memasuki istana dan menjadi Sultan.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=110}}
 
==== Pertempuran Pasuruan (1706){{efn|group=infobox|Pertempuran ini juga bagian dari [[Pemberontakan Untung Surapati]]}} ====
Pada Oktober 1706, pasukan Pangeran Puger kembali menyerang Amangkurat III, Kali ini di [[Pasuruan]]. Mereka berhasil mengalahkan pasukan Amangkurat dan juga pemimpin pasukan yaitu [[Untung Surapati]] mati dikarenakan Pertempuran ini{{Sfn|Hasibuan,H|2020|p=18}}
 
=== Perang Jawa dan Perang Kuning<br>(1741-17431741–1750) ===
{{main|Perang Jawa (1741-1743)|Perang Kuning}}
[[Berkas:Lukisan Perang Jawa (1741-1743).jpg|jmpl|Penggambaran Perang Jawa (1741)]]
PerangPeperangan ini bermula pada saat terjadinya [[Geger Pacinan|Kerusuhankerusuhan di Batavia]] dan para korban yang selamat pergi ke [[Semarang]]. Disana mereka membentuk persekutuan dengan orang Jawa dan juga merencanakan Pemberontakan kepada Belanda.{{Sfn|Setiono|2008|p=114-137}}
 
Konflik dimulai pada saat aksi di Pati (1741) lalu para pemberontak kembali menyerang pos-pos dan rumah para tentara Belanda di [[Rembang]], [[Juwana]], [[Demak]], dan [[Jepara]]. Ini membuat komandan VOC pada saat itu mengalami mental yang tidak stabil dan digantikan oleh komandan yang baru.{{Sfn|Setiono|2008|p=137}}{{Sfn|Ricklefs|1983|p=272}}{{Sfn|Hall|1981|p=357}}{{Sfn|Setiono|2008|p=147}}
Baris 100 ⟶ 101:
Dan pada akhirnya Pakubuwana II dianggap pengkhianat oleh pemberontak Tionghoa–Jawa lalu mereka melancarkan serangan ke Kartasura. Serangan itu sukses dan membuat pasukan Belanda dan juga keluarga Pakubuwana II mundur dari Kartasura akibat serangan ini. Namun, kemenangan ini tidak lama. Pada akhirnya, Belanda menyerang pos-pos pemberontak di Demak dan [[Kudus]] dan membuat Pemberontak kalah.{{Sfn|Setiono|2008|p=152}}{{Sfn|Setiono|2008|p=153}}{{Sfn|Raffles|1830|p=244}}
 
==== Penjarahan di Pati (1741) ====
Pada tahun 1741 kelompok pemberontak yang berjumlah 37 orang menyerang rumah seorang Kopral Belanda di Pati mereka membunuh sang Kopral dan menjarah rumah tersebut termasuk persenjataan.{{Sfn|Setiono|2008|p=135}}
 
==== Pertempuran Juwana (1741) ====
Pada 23 Mei 1741, 1,000 pasukan pemberontak menyerang pos [[Juwana]] yang berada di [[Rembang]]. Mereka berhasil mengalahkan pasukan Belanda di sana dan menjarah semua harta yang ada di pos tersebut.{{Sfn|Ricklefs|1983|p=272}}
 
==== Pertempuran Rembang (1741) ====
Setelah mereka merebut dan menyerbu pos Juwana dari tangan Belanda, para pemberontak menyerang pos-pos dan kantor yang berada di [[Rembang]]. Disana mereka berhasil menangkap dokumen penting, persenjataan, dan perbekalan. {{Sfn|Setiono|2008|p=145}}
 
==== Pertempuran Demak (1741) ====
Usai merebut pos-pos dan kantor yang berada di Rembang, selanjutnya para pemberontak menyerang [[Demak]]. Disana komandan VOC melakukan kesalahan besar dan juga semakin menguatnya serangan para pemberontak menyebabkan Demak berhasil direbut dan para komandan VOC mundur.{{Sfn|Ricklefs|1983|p=272}}{{Sfn|Setiono|2008|p=145}}
 
==== Pertempuran Jepara (1741) ====
Setelah semua wilayah yang dimiliki VOC direbut akhirnya komandan dan pasukan VOC tidak dapat memberikan perlawanan yang berarti dan mereka semakin terdesak dan pada akhirnya [[Jepara]] jatuh ke dalam tangan pemberontak.{{Sfn|Setiono|2008|p=147}}
 
==== Pengepungan Semarang (1741) ====
Pasukan pemberontak melancarkan serangan ke kota terpenting VOC, yaitu [[Semarang]]. Disana mereka mengirimkan banyak ekspedisi agar Semarang jatuh ke dalam tangan pemberontak dan ini sukses membuat pemberontak dekat dengan benteng VOC yang berada di Semarang.{{Sfn|Setiono|2008|p=146}}{{Sfn|Ricklefs|1983|p=272}}
 
Dan datanglah bala bantuan dari [[Cakraningrat IV]] dan juga pasukan Bantuan VOC untuk membalas serangan ini. Mereka akhirnya bisa mendapatkan kembali wilayah Semarang yang direbut pemberontak sekaligus membunuh banyak pemberontak. Situasi ini membuat Pakubuwana II panik dan pada akhirnya ia membelot dari pemberontak ke pihak VOC.{{Sfn|Setiono|2008|p=148}}{{Sfn|Ricklefs|1983|p=281}}
 
==== Kejatuhan Kartasura (1742) ====
Pakubuwana II meninggalkan pemberontak dan dianggap sebagai pengkhianat bagi para pemberontak mereka pada akhirnya melanjutkan pemberontakan ini. {{Sfn|Raffles|1830|p=242}}{{Sfn|Setiono|2008|p=156}}
 
[[Khe Pandjang]], pemimpin pemberontak Tionghoa melakukan penyerangan ke [[Kartasura]] dan serangan ini adalah kemenangan terbesar bagi pemberontak karena dapat merebut ibukota Mataram dan istana disana.{{Sfn|Setiono|2008|p=152}}
 
Pasukan Pakubuwana II yang berjumlah 2.,000 orang tetap mempertahankan Kotakota itu dari tangan pemberontak. sementaraSementara itu, Pakubuwana II dan keluarganya melarikan diri dan menyebrang ke sungai [[Bengawan Solo]] dan pada akhirnya kota Kartasura jatuh ke dalam tangan pemberontak. {{Sfn|Setiono|2008|p=153}}
 
==== Pertempuran Salatiga (1742) ====
Pasukan VOC dan pasukan Pakubuwana II membersihkan area atau tempat yang dianggap sarang pemberontak, mereka akhirnya terjebak di [[Salatiga]] dan diserang oleh pemberontak dan akhirnya mereka kalah. semuaSemua prajurit ditangkap dan dieksekusi.{{Sfn|Setiono|2008|p=151}}
 
==== Pertempuran Demak dan Kudus (1742) ====
Pada akhirnya kekuasaan VOC kembali dan akhirnya mereka mampu memukul mundur dan mengalahkan pemberontak. merekaMereka menyerang Demak dan Kudus yang akhirnya kembali ke tangan VOC dan juga mengakhiri pemberontakan.{{Sfn|Setiono|2008|p=155}}
 
==== Pertempuran Surakarta (1747) ====
Pada tahun 1747, pasukan yang dipimpin [[Hamengkubuwana I|Pangeran Mangkubumi]] menyerang [[Surakarta]] dengan 13.,000 prajurit. merekaMereka berhasil mengalahkan VOC dan mendapatkan Surakarta, pada saat itu VOC dalam situasi terburuk.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=127}}
 
=== Perang Takhta Jawa Ketiga (1749-1757) ===
{{main|Perang Takhta Jawa Ketiga}}
[[Berkas:Jawa_Setelah_Perjanjian_Giyanti.png|jmpl|Wilayah Mataram usai Perang Takhta Jawa Ketiga (1757)]]
Perang ini disebabkan karena perlakuan buruk Belanda terhadap [[Hamengkubuwana I|Pangeran Mangkubumi]] dan akhirnya ia memberontak lalu menyerang VOC. Pergerakan ini juga didukung oleh [[Mangkunegara I|Pangeran Sambernyawa]], sepupunya yang seorang prajurit yang brilian.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=127}}
 
dan setelahSetelah pengangkatan Raden Mas Suryadi menjadi [[Pakubuwana III]], terjadilah perpecahan yang menyebabkan perang Takhta berlangsung, kampanye militer dilancarkan di Surakarta dan Demak. {{Sfn|Ricklefs|2008|p=127}}
 
danDan ini menyebabkan perpecahan berat di Mataram dan pada akhirnya perang ini diakhiri dengan [[Perjanjian Giyanti]], yaitu perjanjian untuk memisahkan wilayah Mataram.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=129}}
 
==== Pertempuran Surakarta (1750) ====
Pangeran Mangkubumi kembali menyerang [[Surakarta ]] pada tahun 1750, suksesmereka menyerang VOC dan juga berhasil merebut beberapa postpos disana membuat banyak korban jiwa di pihak VOC.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}
 
==== Pertempuran Grobogan (1750) ====
padaPada tahun 1750, pasukan Pangeran Mangkubumi kembali menyerang [[Grobogan]]. kaliKali ini menyebabkan, korban jiwa berjatuhan kepada VOC dan membuat VOC kalah dengan memalukan.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}
 
==== Pertempuran Demak (1750) ====
Pasukan Sambernyawa kembali menyerang VOC kali ini di [[Demak]] akhirnyaAkhirnya, VOC di kalahkan dan membuat korban lebih banyak di pihak VOC
{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}.
 
==== Pertempuran Bogowonto (1750) ====
Pasukan Mangkubumi dan Sambernyawa menyerang VOC di [[sungai Bogowonto]] dan kaliserangan initersebut seranganberhasil suksesyang menyebabkan VOC kalah dan banyaknya korban jiwa{{Sfn|Ricklefs|2008|p=128}}
 
== Dampak ==
Baris 177 ⟶ 178:
*{{Cite book|last=Hasibuan,H|date=2020|url=https://repository.umj.ac.id/450/9/ARSITEKTUR%20PENINGGALAM%20MATARAM%20DARI%20KACAMATA%20MAHASISWA.PDF|title=Arsitektur Peninggalan Mataram dari Kacamata Mahasiswa|location=Jakarta Pusat|publisher=Arsitektur UMJ Press|isbn=978-602-5428-40-1|url-status=live}}
*{{Cite book|last=Pigeaud|first=Theodore Gauthier Thomas|date=1976|url=https://books.google.com/books?id|title=Islamic States in Java 1500-1700|location=The Hague|publisher=Martinus Nijhoof|isbn=90-247-1876-7|url-status=live}}
 
[[Kategori:Konflik melawan VOC]]
[[Kategori:Pemberontakan melawan VOC]]
Baris 182 ⟶ 184:
[[Kategori:Konflik dengan Mataram]]
[[Kategori:Pertempuran melawan VOC]]
[[Kategori:Sejarah Jawa]]
[[Kategori:Sejarah Hindia Belanda]]
[[Kategori:Perang yang melibatkan Belanda]]
[[Kategori:Kesultanan Mataram]]
[[Kategori:Konflik abad ke-17]]
[[Kategori:Konflik abad ke-18]]
{{Lembaran hitam Nusantara}}
{{artikel pilihan}}