Teori konspirasi perusahaan farmasi besar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(2 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 22:
Mantan Presiden [[Afrika Selatan]] [[Thabo Mbeki]], yang dipengaruhi oleh penyangkal AIDS [[Peter Duesberg]], memperkenalkan kebijakan yang menolak pengobatan bagi pasien AIDS. Menurut perkiraan, keputusan bodoh ini menyebabkan, antara lain, lebih dari 300.000 orang meninggal terlalu cepat.<ref>{{Cite journal |last1=Chigwedere |first1=Pride |last2=Seage |first2=George R. III |last3=Gruskin |first3=Sofia |last4=Lee |first4=Tun-Hou |last5=Essex |first5=M. |date=2008-12-01 |title=Estimating the Lost Benefits of Antiretroviral Drug Use in South Africa |url=https://journals.lww.com/jaids/Fulltext/2008/12010/Estimating_the_Lost_Benefits_of_Antiretroviral.10.aspx |journal=Journal of Acquired Immune Deficiency Syndromes |language=en-US |volume=49 |issue=4 |pages=410–415 |doi=10.1097/QAI.0b013e31818a6cd5 |pmid=19186354 |s2cid=11458278 |issn=1525-4135|doi-access=free }}</ref><ref>{{Cite journal |last=Weigmann |first=Katrin |date=2018-02-28 |title=The genesis of a conspiracy theory |journal=EMBO Reports |volume=19 |issue=4 |pages=e45935 |doi=10.15252/embr.201845935 |pmid=29491005 |pmc=5891410 }}</ref>
 
Merebaknya pandemi [[COVID-19]] dirubungi pula oleh berbagai teori konspirasi, termasuk dugaan bahwa COVID-19 sama sekali tidak ada atau hanya flu ringan [[Influenza|flu]].<ref>{{Cite news |date=2020-09-23 |title=Fact check: Flu does not kill 14 times more people than COVID-19 |language=en |work=Reuters |url=https://www.reuters.com/article/uk-factcheck-flu-mortality-idUSKCN26E3FL |access-date=2022-08-31}}</ref><ref>{{Cite news |date=2020-09-10 |title=Fact check: The virus that causes COVID-19 exists, can be tested for and is not the flu |language=en |work=Reuters |url=https://www.reuters.com/article/uk-factcheck-covid-flu-idUSKBN2613BS |access-date=2022-08-31}}</ref>
 
Selama pandemi, ada lonjakan teori konspirasi tentang asal-usul penyakit ini, seperti klaim bahwa virus ini diciptakan dengan sengaja di laboratorium, sekalipun bukti kuat menunjukkan bahwa virus penyebab penyakit, [[SARS-CoV-2]], adalah strain yang berkembang secara alami yang termasuk dalam [[Coronavirus|subfamili coronavirus]].<ref>{{Cite web |title=COVID: Top 10 current conspiracy theories |url=https://allianceforscience.cornell.edu/blog/2020/04/covid-top-10-current-conspiracy-theories/ |access-date=2021-07-25 |website=Alliance for Science |language=en-US}}</ref><ref>{{Cite news |date=2021-02-09 |title=Covid: WHO says 'extremely unlikely' virus leaked from lab in China |language=en-GB |work=BBC News |url=https://www.bbc.com/news/world-asia-china-55996728 |access-date=2021-07-25}}</ref>
 
Video tahun 2020 ''[[Plandemic: The Hidden Agenda Behind Covid-19]]'', mempromosikan klaim konspirasi bahwa vaksin adalah "usaha menghasilkan uang yang menyebabkan kerugian medis". Dalam video tersebut, mantan ilmuwan riset [[Judy Mikovits]] menyebarkan gagasan bahwa penguasa "Big Pharma", [[Bill Gates]], dan [[World Health Organization]] memimpin konspirasi, di mana mereka bertindak bersama sebagai "kelompok cabal" dengan tujuan untuk membunuhi warga negara Amerika Serikat yang tidak bersalah.<ref name="miko">{{cite news |date=14 May 2020 |title=A disgraced scientist and a viral video: how a Covid conspiracy theory started |newspaper=The Guardian |url=https://www.theguardian.com/world/2020/may/14/coronavirus-viral-video-plandemic-judy-mikovits-conspiracy-theories |vauthors=McGreal C}}</ref> Video ini dirilis pada 4 Mei 2020, dan mendapatkan jutaan tampilan, menjadikannya salah satu informasi palsu COVID-19 yang paling tersebar.
===Serangan terhadap vaksinasi===
Gagasan bahwa vaksin diciptakan oleh industri farmasi besar justru untuk membuat orang sakit, atau untuk mengubah [[DNA manusia]],<ref>{{Cite web |title=The COVID-19 vaccine does not change human DNA |url=https://www.unicef.org/montenegro/en/stories/covid-19-vaccine-does-not-change-human-dna |access-date=2022-05-06 |website=www.unicef.org |language=en}}</ref><ref>{{Cite web |last=Forster |first=Victoria |title=Covid-19 Vaccines Can't Alter Your DNA, Here's Why |url=https://www.forbes.com/sites/victoriaforster/2021/01/11/covid-19-vaccines-cant-alter-your-dna-heres-why/ |access-date=2022-05-06 |website=Forbes |language=en}}</ref> sebenrnya telah ada sejak lama tetapi mendapatkan nyawa baru sejak pandemi COVID-19 merebak.<ref>{{Cite magazine |title=How the Anti-Vax Movement Is Taking Over the Right |url=https://time.com/6141699/anti-vaccine-mandate-movement-rally/ |access-date=2022-05-06 |magazine=Time |language=en}}</ref><ref>{{Cite web |last=Lee |first=Jon D. |date=2021-01-11 |title=The Utter Familiarity of Even the Strangest Vaccine Conspiracy Theories |url=https://www.theatlantic.com/ideas/archive/2021/01/familiarity-strangest-vaccine-conspiracy-theories/617572/ |access-date=2022-05-06 |website=The Atlantic |language=en}}</ref>
Baris 30 ⟶ 35:
 
==Penerimaan==
Salah satu klaim umum di kalangan pendukung teori konspirasi adalah bahwa perusahaan farmasi menekan penelitian tentang obat-obat mereka dengan memberi tekanan finansial pada peneliti dan jurnal. Penganut pemikiran skeptis, [[Benjamin Radford]], meskipun mengakui bahwa "pasti ada butir kebenaran" dalam klaim ini, dan mencatat bahwa sebenarnya ada makalah yang mengkritik obat-obat tertentu yang diterbitkan di jurnal-jurnal top secara teratur.<ref name="Radford"/> Contoh penting yang dicatat oleh Radford adalah tinjauan sistematis yang diterbitkan di ''[[British Medical Journal]]'' yang menunjukkan bahwa [[paracetamol]] sebenarnya tidak efektif untuk nyeri punggung bawah dan memiliki efektivitas minimal untuk [[osteoarthritis]].<ref name="Radford"/><ref>{{cite journal | last1=Machado | first1=G. C. | last2=Maher | first2=C. G. | last3=Ferreira | first3=P. H. | last4=Pinheiro | first4=M. B. | last5=Lin | first5=C.-W. C. | last6=Day | first6=R. O. | last7=McLachlan | first7=A. J. | last8=Ferreira | first8=M. L. | title=Efficacy and safety of paracetamol for spinal pain and osteoarthritis: systematic review and meta-analysis of randomised placebo controlled trials | journal=BMJ | volume=350 | issue=mar31 2 | date=31 March 2015 | issn=1756-1833 | doi=10.1136/bmj.h1225 | pages=h1225| pmc=4381278 | pmid=25828856 }}</ref>
 
Dalam bukunya tahun 2012 ''[[Bad Pharma]]'', [[Ben Goldacre]] secara keras mengkritik industri farmasi, namun menolak anggapan bahwa tulisannya adalah bentuk teori konspirasi. Dia berpendapat bahwa masalah-masalah ini bisa ikut dipikirkan sekalipun oleh orang-orang biasa, namun banyak dari mereka mungkin bahkan tidak tahu apa yang telah mereka lakukan".<ref name="bad-pharma"/>
Baris 39 ⟶ 44:
 
Pada tahun 2016, [[David Robert Grimes]] menerbitkan sebuah makalah penelitian yang menjelaskan tentang ketidakmampuan membahas secara matematis oleh para pencipta teori konspirasi pada umumnya.<ref name="Grimes p=e0147905">{{cite journal | last=Grimes | first=David Robert | editor-last=Bauch | editor-first=Chris T. | title=On the Viability of Conspiratorial Beliefs | journal=PLOS ONE | publisher=Public Library of Science (PLoS) | volume=11 | issue=1 | date=26 January 2016 | issn=1932-6203 | doi=10.1371/journal.pone.0147905 | page=e0147905| pmc=4728076 | pmid=26812482 | bibcode=2016PLoSO..1147905G | doi-access=free }}</ref> Dia memperkirakan bahwa jika ada konspirasi Big Pharma untuk menyembunyikan obat kanker, konspirasi itu akan terbongkar setelah sekitar 3,2 tahun karena jumlah orang yang diperlukan untuk menjaga kerahasiaannya.<ref>{{cite news |last1=Berezow |first1=Alex |title=Maths study shows conspiracies 'prone to unravelling' |url=https://www.bbc.com/news/science-environment-35411684 |access-date=25 June 2018 |agency=Science and Environment |publisher=BBC}}</ref>
==Referensi==
{{reflist|3}}
[[Kategori:Disinformasi]]
[[Kategori:Legenda urban]]
[[Kategori:Hoaks]]