Foto dan film panas Sukarno: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(2 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
==Latar belakang==
Saat perang dingin terjadi, Indonesia sebenarnya diuntungkan karena mengambil posisi bebas dan aktif, walaupun kenyataannya lebih mesra dengan Blok Timur. Karena muncul menjadi figur Non Blok yang cukup berpengaruh, maka beberapa ancaman bahkan upaya pemerasan melalui upaya intelijen, dicoba dilakukan baik oleh KGB maupun CIA.<ref>[https://www.lombokinsider.com/polhukam/pr-1554193519/kisah-sukarno-presiden-pertama-ri-cia-dan-kgb-mencoba-memeras-bung-karno-dengan-rekaman-video-seks-tapi? ''Kisah Sukarno, Presiden Pertama RI. CIA dan KGB Mencoba Memeras Bung Karnp dengan Rekaman Video Seks, Tapi...''.] dari situs lombokinsider</ref> Posisinya yang bebas dan tak bisa dipegang membuat keduanya memiliki sikap yang campur aduk terhadap Presiden Republik Indonesia ini, ingin menjatuhkan sekaligus membuatnya tunduk.<ref name=lostmedia>[https://lostmediawiki.com/Happy_Days_(lost_unreleased_fabricated_pornographic_films_of_Indonesian_president;_existence_unconfirmed;_1960s) ''Happy Days (lost unreleased fabricated pornographic films of Indonesian president; existence unconfirmed; 1960s)''] dari situs lostmediawiki</ref>
==Pemerasan ''honey trap'' KGB==
Baris 8:
==Film palsu ''Happy Days'' CIA==
Upaya mirip dilakukan oleh CIA, namun dengan menggunakan pemeran palsu yang dipakaikan topeng. Karena melihat Sukarno akhirnya malah terlalu dekat dengan Uni Soviet, padahal sudah dicoba didekati dan dibantu Amerika Serikat, maka CIA berusaha melakukan hal serupa, memeras Sukarno dengan membuat video porno yang diperkirakan bisa merusak citranya. Keresahan ini diperkuat oleh kegagalan CIA mencampuri Pemilu 1955 di Indonesia, yang berakibat posisi Sukarno yang justru semakin menguat. Upaya pertama dilakukan dengan membuat rumor bahwa Sukarno telah dijebak dengan wanita cantik saat berkunjung ke Uni Soviet. <ref name=intisari/>
Joseph Burkholder Smith, pemimpin operasi CIA di Indonesia dari 1956-1958 memberi kesaksian melalui memoarnya bahwa, "Kami berhasil dengan tema ini, berita tentang hubungan gelap Soekarno muncul di media dunia, dan saat media Inggris Round Table mengusut hubungan gelap internasional, jebakan mata-mata Rusia kepada Soekarno masuk ke dalam daftar analisis mereka."<ref name=intisari/>
Karena ingin isu ini semakin meyakinkan, maka CIA merasa perlu membuat foto dan video porno dengan mencari pemeran mirip Sukarno, yaitu Chuck Kayes
Film ini diproduseri Robert Maheu and Howard Hughes atas permintaan Sheffield Edwards.<ref name=lostmedia/> Namun pada akhirnya film yang berjudul "Happy Days" itu tidak pernah dirilis secara luas, karena dianggap Sukarno tidak terlalu peduli, bahkan malah cenerung bangga, bila dia bisa menampilkan dirinya sebagai penakluk wanita. Budaya Indonesia sendiri cukup permisif terhadap karakter pria yang mempunyai banyak pasangan.<ref name=intisari/>. Kejadian ini dicatat oleh mantan agen CIA, Joseph B Smith dalam bukunya, Potrait of A Cold Warrior.Sekalipun CIA awalnya merasa senang dan berhasil karena desas-desus itu mulai dicium oleh pers dan diributkan, namun menurut Kenneth J Conboy dan James Morrison dalam buku "Feet to The Fire: CIA Covert Operations in Indonesia", tindakan itu malah blunder. Sebab di negara ketiga, seorang pria yang bisa meniduri wanita kulit putih justru dianggap hal yang membanggakan, sebuah fenomena yang diakui pula oleh Samuel Halpern.<ref name=historia/> ==Referensi==
|