Pelepasan (Buddhisme): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Nekkhamma" Tag: kemungkinan perlu dirapikan pranala ke halaman disambiguasi Terjemahan Konten Terjemahan Konten v2 |
|||
(14 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Redirect|Penolakan (Buddhisme)|konsep kebencian dalam Buddhisme|Kebencian (Buddhisme)|pelepasan hewan|Pelepasan makhluk hidup}}
{{Buddhisme|dhamma}}
Dalam [[Buddhisme]], '''pelepasan keduniawian''' ([[Bahasa Pali|Pali]]: '''''nekkhamma'''''; [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: नैष्क्राम्य, ''naiṣkrāmya''), juga dikenal sebagai '''penolakan keduniawian''' (bedakan dari ''[[Kebencian (Buddhisme)|dosa]]''), bermakna "meninggalkan keduniawian dan menjalani kehidupan suci" atau "kebebasan dari [[Nafsu kehausan (Buddhisme)|nafsu keinginan]]
:* ''nai{{IAST|ṣ}}kramya'' — "ketidakaktifan (''inactivity''), pemantangan/penahanan (''abstinence''), atau pengecualian dari tindakan dan konsekuensinya (''exemption from acts and their consequences)''" ([http://www.sanskrit-lexicon.uni-koeln.de/cgi-bin/serveimg.pl?file=/scans/MWScan/MWScanjpg/mw0570-naipAtya.jpg Monier Williams, 1964, hlm. 570, entry for "Naish"])
:* ''nai{{IAST|ṣ}}kāmya'' — "penanganan nafsu-keinginan (''suppression of desire''), kontemplasi/perenungan yang mendalam (''profound contemplation'')" ([http://www.sanskrit-lexicon.uni-koeln.de/cgi-bin/serveimg.pl?file=/scans/MWScan/MWScanjpg/mw0570-naipAtya.jpg ''ibid''.]).
</ref>
Dalam [[Jalan Mulia Berunsur Delapan]], ''nekkhamma'' adalah praktik pertama yang dikaitkan dengan "Niat Benar." Dalam daftar sepuluh [[paramita]] [[Theravāda]], ''nekkhamma'' adalah praktik ketiga dari "kesempurnaan." Pelepasan ini melibatkan [[Kemelekatan (Buddhisme)|ketidakmelekatan]]/ketidakterikatan.
Baris 11 ⟶ 15:
Dalam [[Tripitaka Pali]], dalam sebuah diskursus (''sutta'') yang berisi penjelasan [[Siddhattha Gotama|Sang Buddha]] tentang hal-hal yang mendahului [[Bodhi|kencerahan-Nya]], Sang Buddha membagi pikiran-pikirannya dalam dua kategori, yaitu pikiran-pikiran yang merusak kebijaksanaan, menyebabkan penderitaan dan menghalangi seseorang dari [[Nirwana]] di satu sisi, dan pikiran-pikiran yang mempunyai efek sebaliknya.<ref>''Dvedhavitakka Sutta'' ([[Majjhima Nikaya|MN]] 19) [http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.019.than.html (Thanissaro, 1997).]</ref> Dalam kategori pertama, ia memasukkan pikiran-pikiran yang dipenuhi dengan nafsu indrawi, niat jahat, dan hal-hal yang merugikan; dalam kategori kedua, ia memasukkan pikiran-pikiran yang dipenuhi dengan pelepasan keduniawian, tanpa niat jahat dan hal-hal yang tidak merugikan:
: "Apa pun yang terus dikejar oleh seorang ''bhikkhu'' dengan pemikiran dan pertimbangannya, itu menjadi kecenderungan kesadarannya. Jika seorang ''bhikkhu'' terus mengejar pikiran yang dipenuhi dengan pelepasan keduniawian, meninggalkan pikiran yang dipenuhi dengan sensualitas, pikirannya dibengkokkan oleh pikiran yang dipenuhi dengan pelepasan keduniawian itu. Jika seorang ''bhikkhu'' terus mengejar pikiran yang dipenuhi dengan tanpa niat buruk, meninggalkan pikiran yang dipenuhi dengan niat buruk, pikirannya dibengkokkan oleh pikiran yang dipenuhi dengan tanpa niat buruk itu. Jika seorang ''bhikkhu'' terus mengejar pikiran yang dipenuhi dengan tidak membahayakan, meninggalkan pikiran yang dipenuhi dengan hal yang merugikan, pikirannya dibengkokkan oleh pikiran yang dipenuhi dengan hal yang tidak membahayakan itu."<ref>[http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/mn/mn.019.than.html Thanissaro (1997).]
Ketiga jenis isi pikiran terakhir ini—pelepasan keduniawian, tanpa niat jahat, dan tidak menyakiti—mencakup definisi trio tradisional dari gagasan [[Jalan Mulia Berunsur Delapan]] tentang "Niat Benar" ([[Bahasa Pali|Pali]]: {{IAST|''sammā-saṅkappa''}}).<ref>[http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn45/sn45.008.than.html Thanissaro (1996).]</ref> Untuk masing-masing jenis isi pikiran sebelumnya—nafsu, niat buruk, dan hal yang merugikan—Sang Buddha menyatakan:
Baris 20 ⟶ 21:
=== Pelepasan dan nafsu indrawi ===
Di bagian lain dari Tripitaka Pali,<ref>
: "Ada kasus ketika pikiran seorang ''bhikkhu'', ketika memperhatikan kenikmatan indra, tidak melonjak karena kenikmatan
=== Pelepasan keduniawian sebagai praktik Bodhisatwa ===
Seperti yang ditunjukkan di atas, dalam diskursus Pali, Sang Buddha mengidentifikasi pelepasan keduniawian sebagai bagian dari jalan-Nya menuju Kecerahan. Dalam kitab [[Buddhavaṁsa]], [[Jātaka (Tripitaka Pali)|Jātaka]], dan [[Komentar (Theravāda)|kitab-kitab komentar]], pelepasan keduniawian dijelaskan sebagai praktik ketiga dari sepuluh [[Paramita|"paramita"]] (''pāramī'').<ref>
=== Manfaat pelepasan keduniawian ===
: "Merenungkan ''[[Penderitaan (Buddhisme)|dukkha]]'' inheren dalam nafsu-keinginan adalah salah satu cara untuk mengarahkan batin kepada pelepasan keduniawian. Cara lainnya adalah merenungkan secara langsung manfaat yang mengalir dari pelepasan keduniawian. Beralih dari nafsu-keinginan ke pelepasan keduniawian bukanlah, seperti yang mungkin dibayangkan, beralih dari kebahagiaan ke kesedihan, [bukan juga] dari kelimpahan ke kemelaratan. Melainkan beralih dari kesenangan yang kasar dan menjerat ke kebahagiaan dan kedamaian yang agung, dari kondisi perbudakan ke kondisi penguasaan diri. Nafsu-keinginan pada akhirnya melahirkan rasa takut dan kesedihan, tetapi pelepasan keduniawian memberikan keberanian dan kegembiraan. Ia mendorong pencapaian ketiga tahap dari [[tiga pelatihan]]: ia memurnikan [[Sila (Buddhisme)|perilaku]], membantu [[Samādhi|konsentrasi]], dan memelihara benih [[Kebijaksanaan (Buddhisme)|kebijaksanaan]]. Seluruh rangkaian praktik dari awal hingga akhir sebenarnya dapat dilihat sebagai proses pelepasan keduniawian yang terus berkembang yang berpuncak pada [[Nirwana]] sebagai tahap akhir dari pelepasan, 'pelepasan semua fondasi keberadaan' (
== Lihat pula ==
Baris 42 ⟶ 40:
== Referensi ==
<references />
== Daftar pustaka ==
|