Yahudi di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Su8899 (bicara | kontrib)
k Sejarah
Tag: VisualEditor Edit Check (references) activated Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Pranala sama dengan teksnya)
 
(10 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 12:
Pada tahun 1850-an, musafir Yahudi [[Jacob Saphir]] adalah orang pertama yang menulis tentang komunitas Yahudi di [[Hindia Belanda]] setelah mengunjungi [[Batavia]], [[Hindia Belanda]]. Dia telah berbicara dengan seorang Yahudi lokal yang memberitahunya tentang sekitar 20 keluarga Yahudi di kota itu dan beberapa lagi di [[Surabaya]] dan [[Semarang]]. Pada tahun 1921, seorang aktivis Zionis bernama Israel Cohen pergi ke Pulau Jawa dan berdasarkan catatannya ada sekitar 2.000 orang Yahudi yang menetap. Beberapa organisasi yang dibangun berbagai komunitas Yahudi ini berupa ''Association for Jewish Interests in the Dutch East Indies'' dan ''[[World Zionist Conference]]'' di [[Batavia]], [[Bandung]], [[Malang]], [[Medan]], [[Padang]], [[Semarang]], dan [[Yogyakarta]]. WZC adalah organisasi yang mengumpulkan dana untuk gerakan [[Zionisme]]. Komunitas orang Yahudi yang tinggal di Hindia Belanda pada abad ke-19 adalah [[Sejarah orang Yahudi di Belanda|Yahudi Belanda]] yang bekerja sebagai pedagang atau berafiliasi dengan pemerintah kolonial. Anggota komunitas Yahudi lainnya adalah imigran dari [[Sejarah orang Yahudi di Irak|Irak]], [[Sejarah orang Yahudi di Aden|Aden]], atau wilayah [[Timur Tengah]] lainnya yang berpusat di [[Surabaya]]. Lalu komunitas terakhir adalah orang Yahudi yang kabur dari kejaran [[Nazi]] dan berasal dari [[Jerman]], [[Austria]], dan Eropa Timur.<ref name="Tempo.co 2023 x490">{{cite news | title=Sejak Kapan Komunitas Yahudi Ada di Indonesia? | work=Tempo.co | date=2023-10-15 | url=https://nasional.tempo.co/amp/1784087/sejak-kapan-komunitas-yahudi-ada-di-indonesia | language=id | access-date=2024-01-23}}</ref>
 
Pada tahun 1930, sensus oleh pemerintah Hindia Belanda mencatat 1.095 orang Yahudi. Pada akhir tahun 1930-an, jumlahnya meningkat hingga 2.500 orang di [[Pulau Jawa]], [[Pulau Sumatra]], dan wilayah lainnya. Tetapi pada saat [[Perang Dunia 2]], jumlah orang Yahudi di Hindia Belanda diperkirakan sekitar 2.000 jiwa.<ref name="banka"/> Umumnya orang Yahudi Indonesia (terutama yang keturunan Yahudi Belanda dan Yahudi Eropa lainnya) sangat menderita di bawah [[Pendudukan Jepang di Indonesia]], diasingkan dan mereka [[kerja paksa|dipaksa untuk bekerja]] di kamp penampungan, walau dalam [[Pertempuran Surabaya]], [[Charles Mussry]] (yang merupakan keturunan Yahudi Irak) ikut berjuang bersama laskar-laskar rakyat untuk mempertahankan kedaulatan [[Indonesia]].<ref>{{Cite web|date=2013-11-11|title=Berdarah Yahudi, bertanah air Indonesia|url=https://www.merdeka.com/khas/berdarah-yahudi-bertanah-air-indonesia-pahlawan-keturunan-yahudi-1.html|website=merdeka.com|language=en|access-date=2022-05-13}}</ref> Setelah perang, orang Yahudi yang dilepas banyak menemui berbagai masalah dan berubahnya situasi politik di Indonesia. Pada tahun 1950-an proses nasionalisasi beberapa perusahaan asing oleh [[Sukarno]], selain itu situasi politik mancanegara seperti [[Konflik Israel-Palestina]], menyebabkan banyaknya migrasi orang Yahudi dari Indonesia. Alih-alih kembali ke [[Belanda]], kebanyakan memilih bermigrasi ke [[California]] di [[Amerika Serikat]], sedangkan kebanyakan keturunan [[Yahudi-Irak|Yahudi Irak]] bermigrasi ke [[Melbourne]], [[Australia]]. Tetapi komunitas Yahudi Irak yang juga memiliki keturunan Indonesia menetap lebih lama di [[Surabaya]], walau akhirnya kebanyakan bermigrasi ke [[Israel]] pada tahun 1958. Komunitas orang Yahudi di Israel yang berasal dari Hindia Belanda dan Indonesia, mendirikan organisasi ''Tempo Dulu'' dibawah Shoshanna Lehrer.<ref name="banka"/>
 
Pada masa [[Orde Lama]], agama Yahudi sempat diakui di [[KTP]] dengan nama ''Hebrani'', walau sejak UU No. 1 PNPS/1965 oleh pemerintah [[Orde Baru]], para keturunan Yahudi diminta untuk berasimilasi dengan penduduk lokal dan dikategorikan dalam sensus dengan agama lain. Sejak lengsernya [[Orde Baru]] dan mulainya [[era Reformasi]], beberapa keturunan Yahudi mulai mengidentifikasi diri mereka dan mulai mempraktikkan agama Yahudi kembali, terutama pada komunitas Yahudi di [[Sulawesi Utara]].<ref name="Utama 2016">{{cite web | last=Utama | first=Abraham | title=Kronik Kehidupan Yahudi di Indonesia | website=nasional | date=2016-08-03 | url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160802221031-20-148780/kronik-kehidupan-yahudi-di-indonesia | language=id | access-date=2023-03-25}}</ref><ref name="Aryani 2022 pp. 199–226"/>
Baris 18:
== Populasi ==
===Asimilasi dan perubahan populasi===
Karakteristik sosial dan budaya [[Indonesia]] berkontribusi pada [[asimilasi budaya|asimilasi]]. Kebanyakan orang Yahudi Indonesia mengubah nama mereka menjadi nama Indonesia. Orang Yahudi diwajibkan untuk mengubah nama dan kepercayaan mereka. Walau sejak [[Era Reformasi]], beberapa keturunan Yahudi mengubah namanya kembali ke nama Ibrani dan mulai mempraktikan agama Yahudi terutama bagi komunitas di Sulawesi Utara.<ref name="Aryani 2022 pp. 199–226"/>
 
[[Agama di Indonesia]] diatur oleh pemerintah. Orang Yahudi Indonesia menghadapi tantangan untuk mendeklarasikan agama di KTP ([[Kartu Tanda Penduduk]]). Setiap warga negara yang berusia di atas 17 tahun wajib membawa KTP yang mencantumkan agama pemegangnya dan Indonesia hanya mengakui enam agama atau ''kepercayaan kepada Tuhan YME''. Kabarnya, banyak orang Yahudi yang mendaftar sebagai orang [[Kristen]], walau ada pula yang mengosongkan kolom agama pada KTP.<ref name="Lestari 2018"/>
 
Diperkirakan 20.000 keturunan Yahudi masih tinggal di Indonesia, meski banyak yang kehilangan identitas sejarahnya. Karena sebagian besar orang Yahudi Indonesia sebenarnya juga merupakan keturunan Yahudi dari Belanda, Eropa Selatan dan Timur Tengah, bahasa yang digunakan oleh mereka termasuk bahasa IndonesiaIbrani, MelayuBelanda, ArabJerman, IbraniInggris, Prancis, Portugis, Spanyol, Arab, dan SpanyolIndonesia.<ref>{{cite web |title=Inside the Secret World of Indonesia’s Jewish Community |url=https://www.haaretz.com/world-news/asia-and-australia/.premium.MAGAZINE-inside-the-secret-world-of-indonesia-s-jewish-community-1.7138662 |website=Haaretz}}</ref>
 
==Sinagoge==
Komunitas Yahudi Indonesia sangat kecil, dengan sebagian besar anggotanya tinggal di Sulawesi Utara dan sebagian kecil di ibu kota Jakarta dan di Surabaya. Banyak pemakaman Yahudi masih ada di seluruh negeri seperti di [[Kerkhof Peucut|Pemakaman Kerkhof]] di [[Aceh]], [[Semarang]] dan [[Surabaya]] di [[Pulau Jawa|Jawa]], di [[Pangkalpinang]] di [[Pulau Bangka]], di [[Palembang]] di [[Sumatera Selatan]], dan di [[Pineleng, Minahasa|Pineleng]] dan [[Matungkas, Dimembe, Minahasa Utara|Matungkas]] di [[Sulawesi Utara]].
 
<ref name="Aryani 2022 pp. 199–226"/>Komunitas Yahudi di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu aliran [[Yahudi Ortodoks|Ortodoks]] dan Sekuler. Kelompok Ortodoks berpusat di [[Tondano (kota)|Tondano]] dibawah pimpinan Rabi Yaakov Baruch.<ref name="Aryani 2022 pp. 199–226" /> Sedangkan kelompok Sekuler terbagi menjadi [[Yahudi Reformasi|Reformasi]] dan [[Yahudi Konservatif|Konservatif]] yang tergabung dalam satu organisasi United Indonesian Jewish Community (UIJC), seperti Rabi Benjamin Meijer Verbrugge, yang membawahi untuk komunitas Yahudi di [[Jakarta]], [[Surabaya]], [[Manado]], [[Bali]], [[Sumba]], [[Kupang]], [[Kota Ambon|Ambon]], [[Timika (kota)|Timika]], dan [[Jayapura]].<ref name="World Union for Progressive Judaism 2019">{{cite web | title=Benjamin Meijer Verbrugge and Rachel Lung Agustini (United Indonesian Jewish Community) | website=World Union for Progressive Judaism | date=2019-03-11 | url=https://wupj.org/news/2019/03/11018/australia-and-new-zealand-a-region-where-jews-are-prospering/upj-2019-1/ | access-date=2023-03-26}}</ref><ref name="Oberlin Shansi 2018">{{cite web | title=An Indonesian Passover. | website=Oberlin Shansi | date=2018-02-01 | url=https://www.shansi.org/eli-fisher-16/an-indonesian-passover | access-date=2023-03-29}}</ref>
 
===Torat Chaim, Jakarta===
Jemaat kecil yang dipimpin oleh Rabi [[Tovia Singer]] dari [[Amerika Serikat|Amerika]], yang sebelumnya adalah satu-satunya Rabi di Indonesia. Sinagoge ini beroperasi bersama dengan Yayasan Eits Chaim Indonesia, sebelumnya satu-satunya organisasi Yahudi di Indonesia yang memiliki badan hukum resmi, di bawah naungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen di [[Kementerian Agama Republik Indonesia]].
 
===Sinagoge Beit Torat Chaim, Jayapura===
Sebuah jemaat kecil di Jayapura yang mendirikan sinagoge tahun 2014 di atas lahan seluas 120 meterm<sup>2</sup> milik Rabi Aharon Sharon Melamdim, pemimpin komunitas Yahudi Sefardi Papua di [[Jayapura]].<ref>[https://albalad.co/kabar/2019A9388/komunitas-yahudi-di-papua-sudah-miliki-sinagoge/ Sinagoge Beit Torat Chaim Jayapura]</ref>
 
===Sinagoge Surabaya===
Baris 40:
Terdapat sinagoge di [[Surabaya]], ibu kota provinsi [[Jawa Timur]] di [[Indonesia]]. Selama bertahun-tahun itu adalah satu-satunya sinagoge di negara itu. Sinagoge ini menjadi tidak aktif mulai tahun 2009 dan tidak memiliki gulungan [[Taurat]] atau [[rabi]]. Itu terletak di Jalan Kayun 6 2.000 m<sup>2</sup> diatas tanah dekat [[Sungai Mas|Sungai Kali Mas]] di rumah yang dibangun pada tahun 1939 selama pemerintahan Belanda.
 
Rumah itu dibeli oleh komunitas Yahudi setempat (asal Irak) dari seorang dokter Belanda pada tahun 1948 dan diubah menjadi sinagoge. Hanya [[mezuzah]] dan 2 [[Bintang Daud|Bintang Daud]] di pintu masuk yang menunjukkan keberadaan sinagoge. Komunitas di Surabaya tidak lagi cukup besar untuk mendukung [[minyan]], yaitu kumpulan sepuluh orang yang dibutuhkan untuk melakukan ibadah umum. Gedung sinagoge yang merupakan cagar budaya, dijual oleh pemiliknya dan dihancurkan oleh pihak swasta pada tahun 2013 dan dijadikan hotel.<ref>Sinaya, James. (May 30, 2013). Jawa pos newspaper, 26 May 2013, 30 May 2013.</ref><ref>"[http://www.jpost.com/Jewish-World/Jewish-News/Report-Indonesias-last-synagogue-destroyed-327907 Indonesia's Last Synagogue Destroyed]". ''[[The Jerusalem Post]]''. 5 October 2013.</ref>
 
===Sinagoge Sha'ar Hasyamayim, Tondano===
{{Main|Sinagoge Sha'ar Hasyamayim (Tondano)}}
Sejak tahun 2003, Sinagoge Shaar Hasyamayim telah melayani komunitas Yahudi lokal sekitar 30-50 orang di kota [[Tondano]], [[Kabupaten Minahasa]], [[Sulawesi Utara]]. Saat ini merupakan satu-satunya sinagoge terbuka di Indonesia yang menyediakan layanan,<ref name="Globe">{{cite web