Sarwoko Martokoesoemo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k text ada yang harus di hapus |
edit agar sesuai kaidah penulisan yang baik Tag: Penambahan gelar ( ? ) [ * ] VisualEditor |
||
(21 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tidak memenuhi kriteria kelayakan|d=24|m=12|y=2024|i=7|ket=|kat=Y}}
{{Multiple issues|
{{Cleanup rewrite|date=Desember 2024}}
{{Peacock|date=Desember 2024}}
{{Unreferenced|date=Desember 2024}}
{{COI|date=Desember 2024}}
{{Notability|Biographies|date=Desember 2024}}
}}
[[Berkas:Sarwoko.jpg|jmpl]]
'''Raden Mas Sarwoko Martokusumo''' adalah seorang tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang dikenal sebagai penggagas awal pembangunan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta. Selain kontribusinya terhadap bangsa, Sarwoko juga dikenal sebagai seorang guru, aktivis sosial, dan kepala keluarga yang penuh dedikasi.
R.M. Sarwoko Martokusumo lahir di Surakarta pada 8 Agustus 1912. Ia menempuh pendidikan di:
* '''Hollands Inlandsche School (H.I.S.)''', Surakarta (1919–1926)
* '''Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO)''', Surakarta (1926–1931)
* '''Perguruan Umum Pendidik''' (dahulu P.O.P.), Jakarta (1932–1935)
Pendidikan yang ia jalani membentuk pandangannya tentang pentingnya pendidikan dan nasionalisme dalam memperjuangkan kemerdekaan.
== Karier ==
Sarwoko memulai kariernya sebagai guru di berbagai wilayah Indonesia:
# Jakarta, di "Perguruan Rakyat" (1935–1938).
# Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, di sekolah swasta bawah PSII (1938–1940).
# Pontianak, Kalimantan Barat, di "Sekolah Islamiyah" (1940–1941).
Pada masa pendudukan Jepang, ia bekerja di sektor konstruksi, Nippon Eiga Sha (Lembaga Film), dan Jawa Hookoo Kai. Setelah kemerdekaan, ia berperan aktif dalam organisasi kemanusiaan dan sosial, termasuk bekerja di "Fonds Nasional" dan biro advertensi "Kinibalu."
== Peran dalam Perjuangan Kemerdekaan ==
Sarwoko aktif dalam '''Barisan Pelopor Istimewa''', sebuah organisasi yang berperan penting dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. Ia terlibat dalam penggalangan dana, penyediaan persenjataan, dan pengorganisasian massa.
== Gagasan Pembangunan Monumen Nasional (Monas) ==
Sarwoko dikenal sebagai penggagas ide pembangunan Monumen Nasional (Monas) pada periode 1953–1958. Menurut Sudiro, Wali Kota Jakarta Raya pada saat itu, ide ini berasal dari Sarwoko yang menyarankan pembangunan tugu setinggi 45 meter sebagai tempat menyimpan Bendera Pusaka Merah Putih. Gagasannya kemudian mendapatkan dukungan luas, termasuk dari para tokoh nasional.
Monas kini menjadi simbol perjuangan dan kebanggaan nasional Indonesia.
== Kehidupan Pribadi ==
Sarwoko menikah dengan Martini dan memiliki tiga anak:
* '''Soemartono Sarwoko''', yang mengikuti jejak ayahnya dalam bidang pendidikan dan layanan masyarakat.
* '''Siti Wahyuni''', yang aktif dalam kegiatan sosial keluarga.
* '''Agustono Sarwoko''', yang terlibat dalam pelestarian sejarah dan budaya Indonesia.
== Penghargaan dan Warisan ==
Warisan Sarwoko tidak hanya terbatas pada Monas, tetapi juga pada kontribusinya dalam bidang pendidikan, sosial, dan budaya. Buku '''"Celah-celah Pengalaman Sarwoko Martokusumo: Kenang-kenangan Usia 70 Tahun"''' (1982) mengabadikan perjalanan hidupnya. Selain itu, nilai-nilai perjuangan dan dedikasinya tetap hidup melalui keluarga dan masyarakat.
== Referensi ==
# Adiwisastro, Mulyadi, dan Mahmun Al Rasyid. ''Celah-celah Pengalaman Sarwoko Martokusumo: Kenang-kenangan Usia 70 Tahun.'' Mars-26, Jakarta, 1982.
# "Pendiri Angkatan 45 dan Pencipta Monas," ''Surabaya Post'', 20 Juni 1976.
# ''Bela Budaya Buku II: Bidang Sejarah, Purbakala, dan Museum,'' Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
----
<nowiki>~~~~</nowiki>
{{Uncategorized|date=Desember 2024}}
|