'''Penyalahgunaan pengetahuan (''knowledge falsification'')''' merujuk pada tindakan sengaja untuk menyajikan [[informasi]] atau [[pengetahuan]] secara keliru akibat [[tekanan sosial]] yang dirasakan. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Timur Kuran dalam bukunya ''Private Truths, Public Lies: The Social Consequences of Preference Falsification''. Dalam konteks ini, individu atau kelompok mungkin menyembunyikan pendapat atau pandangan sebenarnya, dan malahjustru mengungkapkan apa yang mereka anggapdianggap lebih diterima oleh masyarakat atau lingkungan sosial mereka, meskipun itu bertentangan dengan keyakinan pribadi mereka. Hal ini bisa terjadi karena kekhawatiran akan dampak sosial atau ekonomi dari mengungkapkan kebenaran yang berbeda.<ref>{{Cite book|last=Kuran|first=Timur|date=1995|url=https://books.google.com/books?id=HlKBaiCpSxYC&q=private+truths+public+lies|title=Private Truths, Public Lies: The Social Consequences of Preference Falsification|publisher=Harvard University Press|isbn=978-0-674-70758-0|pages=19, 157–243|language=en}}</ref>
== Motif ==
Menurut analisis Kuran tentang, penyalahgunaan preferensipengetahuan (''preferencebiasanya falsification''),terjadi penyalahgunaanketika pengetahuanseseorang (''knowledgemenyembunyikan falsification'')pendapat biasanyaatau dilakukanpengetahuannya yang sebenarnya untuk menunjukkan preferensipilihan yang berbeda dari preferensikeinginan pribadipribadinya. seseorang, atau denganDengan kata lain, ini dilakukan untuk mendukung penyalahgunaantindakan menyembunyikan preferensi itupribadi sendiritersebut. <ref>{{Cite book|last=Kuran|first=Timur|date=1995|url=https://books.google.com/books?id=HlKBaiCpSxYC&q=private+truths+public+lies|title=Private Truths, Public Lies|publisher=Harvard University Press|isbn=9780674707580|pages=19, 177–178|language=en}}</ref> AgarUntuk misrepresentasimenyembunyikan preferensi pribadi berhasil, individuseseorang juga harusperlu menyembunyikan pengetahuan yang menjadi dasar dari preferensi tersebutmendasarinya. OlehIni karenadilakukan itu,dengan orang-orangmenyajikan melakukaninformasi penyalahgunaanatau preferensi,pandangan atauyang memperkuatnyakeliru, dengansebagai carastrategi menyajikanuntuk informasi,menyesuaikan interpretasi,diri dandengan pemahamanharapan merekasosial secaraatau keliru.menghindari Halrisiko inimengungkapkan menunjukkankebenaran.<ref>{{Cite bagaimanajournal|last=Grossman|first=Zachary|date=2014-11|title=Strategic penyembunyianIgnorance pengetahuanand dapatthe menjadiRobustness bagianof dariSocial strategiPreferences|url=https://doi.org/10.1287/mnsc.2014.1989|journal=Management yangScience|volume=60|issue=11|pages=2659–2665|doi=10.1287/mnsc.2014.1989|issn=0025-1909}}</ref><ref>{{Cite lebihweb|last=Elder|first=Jacob|last2=Derreumaux|first2=Yrian|date=2021-04-16|title=Preference luasFalsification: untukHow menyesuaikanSocial diriConformity denganas harapanan sosialInterdependent, atauRecursive, untukand menghindariMultilevel dampakProcess negatifCorrupts dariPublic mengungkapkan kebenaran pribadiKnowledge|url=https://doi.org/10.31234/osf.io/b2xkp|website=doi.org|access-date=2024-12-22|last3=Hughes|first3=Brent}}</ref>
Penyalahgunaan pengetahuan (''knowledge falsification'') adalah respons terhadap tekanan sosial, ekonomi, dan politik yang dirasakan, yang kadang-kadang bisa bersifat imajiner, meskipun tidak selalu sepenuhnya demikian.<ref>{{Cite book|last=Kuran|first=Timur|date=1995|url=https://books.google.com/books?id=HlKBaiCpSxYC&q=private+truths+public+lies|title=Private Truths, Public Lies|publisher=Harvard University Press|isbn=9780674707580|pages=76–83|language=en}}</ref> Tekanan tersebut bisa berasal dari kontrol terhadap [[kebebasan berbicara]] yang diterapkan oleh negara dan dipertahankan dengan hukuman-hukumanhukum yang ditegakkan oleh negara. Namun, seperti halnya penyalahgunaan preferensi, penyalahgunaan pengetahuan tidak harus semata-mata menjadiberdasarkan respons terhadap tekanan dari negara atau entitas politik yang terorganisir. Tekanan ini juga bisa datang dari individu-individu yang berusaha menunjukkan kesesuaian dengan agenda yang tampaknya populer secara politik. <ref>{{Cite book|last=Kuran|first=Timur|date=1995|url=https://books.google.com/books?id=HlKBaiCpSxYC&q=private+truths+public+lies|title=Private Truths, Public Lies|publisher=Harvard University Press|isbn=9780674707580|pages=119–123|language=en}}</ref> Dalam konteks tertentu, penyalahgunaan pengetahuan dapat berakhir secara tiba-tiba, misalnya melalui perubahan [[opini publik]] yang saling memperkuat dan memicu pergeseran persepsi yang lebih luas di masyarakat.<ref>{{Cite book|last=Kuran|first=Timur|date=1995|url=https://books.google.com/books?id=HlKBaiCpSxYC&q=private+truths+public+lies|title=Private Truths, Public Lies|publisher=Harvard University Press|isbn=9780674707580|pages=247–288|language=en}}</ref>
== Dampak sosial ==
Salah satu dampak dari penyalahgunaan pengetahuan (''knowledge falsification'') adalah terjadinya distorsi, korupsikerusakan, dan kemiskinankurangnya pengetahuan di ranah publikmasyarakat. MasyarakatAkibatnya, masyarakat tidak diberi kesempatan untukbisa mengetahui apa yang sebenarnya diyakinidianggap sebagaibenar. kebenaran, dan sebaliknyaSebaliknya, mereka terpaparjustru padamenerima informasi yang sebenarnya dianggap salahkeliru oleh paraorang yang penyandangnyamenyampaikannya.<ref>{{Cite book|last=Kuran|first=Timur|date=1995|url=https://books.google.com/books?id=HlKBaiCpSxYC&q=private+truths+public+lies|title=Private Truths, Public Lies|publisher=Harvard University Press|isbn=9780674707580|pages=176–195|language=en}}</ref> Dampak lebih lanjut dari hal ini adalah ketidaktahuan yang meluas mengenaitentang kegagalan kebijakan sertadan potensipeluang keuntungan dari reformasiperbaikan yang bisa dilakukan. Penyalahgunaan pengetahuan juga dapat menyebabkanmembuat sempitnyapandangan wawasanorang menjadi intelektualsempit dan kekakuansulit berpikir [[Daya cipta|kreatif]], yang pada gilirannyaakhirnya merugikanmenghambat [[inovasi]]. Selain itu, penyalahgunaan pengetahuan bisa mengarah pada kelanjutanmembuat kebijakan, adat istiadatkebiasaan, norma, modetren, dan lembaga yang sebenarnya tidak disukai oleh banyak orang, tetapi tetap bertahan, hanya karena kesalahanadanya informasi yang salah atau ketidakmampuan untuk mengubah pandangan yang sudah ada.<ref>{{Cite book|last=Kuran|first=Timur|date=1995|url=https://books.google.com/books?id=HlKBaiCpSxYC&q=private+truths+public+lies|title=Private Truths, Public Lies|publisher=Harvard University Press|isbn=9780674707580|pages=196–243|language=en}}</ref>
Penyalahgunaan pengetahuan (''knowledge falsification'') tidak hanya memberikanmenyebarkan informasi yang salah tentang realitas sosial kepada orang lain, tetapi juga menyebabkan penipuanorang menipu diri yang meluassendiri, seperti yang diamatidicatat oleh Learry Gagné. Hal ini terjadi karena orang cenderungsering kali meremehkan motivasialasan orang lain untuk menyembunyikan pengetahuan pribadi mereka dari ranah publik, sehingga mereka dengan mudah menerima keyakinanpandangan yang tampaknyaterlihat diterima secara luas. Dengan saling memperkuatKetika insentifdorongan untuk menyalahgunakan pengetahuan semakin kuat, anggota suatu komunitas juga saling menahan satu sama lain untuk tidak menyadari mekanisme yangcara mereka gunakan untuk menipu diri sendiri. Akibatnya, proses penyalahgunaan pengetahuan menjadi lebihsemakin tersembunyi dan terperpetuasiberlanjut dalam masyarakat, memperparahmemperburuk ketidaktahuan kolektif tentang kebenaran. <ref name=":0">{{Cite journal|last=Gagné|first=Learry|date=2007|title=Non-rational compliance with social norms: sincere and hypocritical|url=http://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0539018407079726|journal=Social Science Information|language=en|volume=46|issue=3|pages=457|doi=10.1177/0539018407079726|issn=0539-0184}}</ref>
Berfokus pada inefisiensi pemalsuan pengetahuan, [[Cass Sunstein]] berpendapat bahwa masyarakat akan diuntungkan dengan adanya lembaga-lembaga yang bertujuan untuk meminimalkannya. Ia mengamati bahwa penyalahgunaan pengetahuan, yang timbul dari kecenderungan alami manusia untuk mengikut arus mayoritas, dapat menciptakan masalah serius bagi kelompok itu sendiri. Jika anggota kelompok tidak mengungkapkan apa yang mereka ketahui, kesalahan bahkan bencana akan menjadi hal yang tak terhindarkan.<ref>{{Cite book|last=Sunstein|first=Cass R.|date=2003|url=https://books.google.com/books?id=0yvPaXt3lyoC&q=Sunstein,+Cass+R.+(2003).+Why+Societies+Need+Dissent+(Cambridge,+MA:+Harvard+University+Press),|title=Why Societies Need Dissent|publisher=Harvard University Press|isbn=978-0-674-01768-9|pages=20|language=en}}</ref> Berdasarkan hal ini, Sunstein berargumen bahwa pemimpin, badan legislatif, perusahaan, sekolah, dan komite sebaiknya dengan sengaja mempromosikan paparan mereka terhadap wacana-wacana yang berbeda dan berseberangan. Ia menunjukkan bahwa pengadilan akan bekerja lebih baik jika badan pengambilan keputusannya mencakup orang-orang yang membawa informasi dan interpretasi fakta yang beragam, yang memungkinkan evaluasi yang lebih komprehensif dan akurat. <ref>{{Cite book|last=Sunstein|first=Cass R.|date=2003|url=https://books.google.com/books?id=0yvPaXt3lyoC&q=Sunstein,+Cass+R.+(2003).+Why+Societies+Need+Dissent+(Cambridge,+MA:+Harvard+University+Press),|title=Why Societies Need Dissent|publisher=Harvard University Press|isbn=9780674017689|language=en}}</ref>
Mengembangkan pemikiran Sunstein, Graham McDonough berpendapat bahwa penyalahgunaan pengetahuan (''knowledge falsification'') dapat merusak tujuan utama pendidikan moral, yaitu kemampuan untuk membuat penilaian pribadi yang diperlukan untuk mempertahankan hubungan pribadi. Penyalahgunaan pengetahuan ini dapat menghambat komunikasi mengenai perbedaan yang wajar, dan pada akhirnya membatasi keberagaman [[Epistemologi|epistemologis]]. Dengan mengungkapkan perbedaan dalam pemahaman, kita dapat membangun pedoman moral yang memadai secara politik, etis, dan epistemologis. Dalam konteks ini, diskusi yang terbuka mengenai perbedaan pandangan memungkinkan masyarakat untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam dan membentuk prinsip-prinsip moral yang lebih inklusif dan memadai.<ref>{{Cite journal|last=McDonough|first=Graham P.|date=2010|title=Why dissent is a vital concept in moral education|url=https://doi.org/10.1080/03057240.2010.521373|journal=Journal of Moral Education|volume=39|issue=4|pages=431|doi=10.1080/03057240.2010.521373|issn=0305-7240}}</ref>
Pada setiap isu tertentu, prevalensi penyalahgunaan pengetahuan (''knowledge falsification'') dapat bervariasi secara sistematis di antara kelompok demografis yang berbeda, yang masing-masing mengalami tekanan sosial, budaya, dan politik yang berbeda. Anggota dari setiap kelompok demografis ini juga mungkin berbeda dalam hal pengetahuan yang mereka sampaikan kepada orang lain, tergantung pada audiens yang ada. Dalam konteks ini, Kuran dan Edward McCaffery menunjukkan bahwa persepsi yang disampaikan secara publik mengenai diskriminasi berbeda secara sistematis tergantung pada mode survei yang digunakan. Dalam hal isu-isu diskriminasi yang kontroversial, orangmasyarakat [[Amerika Serikat]] tampaknya lebih bersedia untuk mengungkapkan pengetahuan yang relevan secara daring (''online'') dibandingkan dengan secara tatap muka (''offline''). Hal ini menunjukkan bahwa mode komunikasi dapat memengaruhi sejauh mana individu merasa aman untuk mengungkapkan pandangan atau informasi yang mungkin dianggap sensitif atau tidak populer.<ref>{{Cite journal|last=Kuran|first=Timur|last2=McCaffery|first2=Edward J.|date=2004|title=Expanding Discrimination Research: Beyond Ethnicity and to the Web*|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.0038-4941.2004.00241.x|journal=Social Science Quarterly|language=en|volume=85|issue=3|pages=713–730|doi=10.1111/j.0038-4941.2004.00241.x|issn=0038-4941}}</ref>
== Lembaga untuk meminimalkan pemalsuan pengetahuan ==
== Referensi ==
<references />
{{Reflist}}
[[Kategori:Muslihat]]
|