Propaganda kartografi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alicya- (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
 
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 13:
 
'''Perkembangan Propaganda Kartografis di Jerman'''
 
Pada periode antar-perang, terutama dengan munculnya rezim [[Partai Nazi (Amerika Serikat)|Nazi]], penggunaan peta sebagai alat propaganda semakin intensif. Peta mulai digunakan sebagai instrumen untuk menyebarkan [[ideologi]] negara dan memperkuat citra kekuasaan.<ref>{{Cite journal|last=Boria|first=Edoardo|date=2008-05-20|title=Geopolitical Maps: A Sketch History of a Neglected Trend in Cartography|url=https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/14650040801991522|journal=Geopolitics.|volume=13 (2)|pages=278–308|doi=10.1080/14650040801991522|issn=1465-0045}}</ref> Dalam konteks Nazi, peta berfungsi sebagai kartografi sugestif, di mana peta tidak hanya menggambarkan lokasi fisik, tetapi juga menciptakan narasi tentang kekuatan dan ancaman yang hadir dalam dunia nyata. Propagandis [[Jerman Nazi|Jerman]] memanfaatkan peta untuk menggambarkan kondisi Jerman sebagai bangsa yang kuat dan mulia, serta menggambarkan musuh-musuh mereka, terutama Sekutu, dalam cara yang merendahkan atau mengancam.<ref>{{Cite journal|last=Speier|first=Hans|date=1941|title=Magic Geography|url=https://www.jstor.org/stable/40981787|journal=Social Research|volume=8|issue=3|pages=310–330|issn=0037-783X}}</ref>
 
Baris 21 ⟶ 22:
# Peta sebagai [[cetak biru]] dunia pasca-perang: Peta-peta ini digunakan untuk menunjukkan visi Nazi tentang dunia pasca-perang yang akan dikuasai oleh Jerman, sering kali dengan menampilkan wilayah yang luas dan membentuk dunia sesuai dengan tujuan politik mereka.<ref>{{Cite journal|last=Cairo|first=Heriberto|date=2006-09-01|title=Portugal is not a Small Country: Maps and Propaganda in the Salazar Regime.|url=https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/14650040600767867|journal=Geopolitics|volume=11 (3)|pages=367–395|doi=10.1080/14650040600767867|issn=1465-0045}}</ref>
 
Pada masa Nazi dan Perang Dunia II, peta digunakan untuk menyebarkan propaganda yang mendukung rezim tersebut. Ada tiga kategori utama peta propaganda yang digunakan: yaitu untuk menggambarkan kondisi Jerman, memengaruhi moral Sekutu (terutama dengan cara menggambarkan ancaman secara psikologis) dan merancang dunia pasca-perang sesuai dengan visi Nazi.{{cn}}
 
'''Perang Dingin dan Penggunaan Peta oleh ASAmerika Serikat pada Perang Dingin'''
 
Setelah Perang Dunia II, terutama selama [[Perang Dingin]], peta terus digunakan sebagai alat propaganda. Peta yang dibuat oleh para kartografer Amerika Serikat, misalnya, dimodifikasi untuk menggambarkan [[Uni Soviet]] lebih besar dari yang sebenarnya, sehingga memberi kesan bahwa negara itu lebih berbahaya Salah satu contoh paling mencolok adalah edisi ''[[Time]]'' tanggal 1 April 1946, yang menerbitkan peta berjudul "Penularan Komunis" atau ''Communist Contagion'' yang menggambarkan ancaman komunis dari Uni Soviet. Pada peta ini, kekuatan Uni Soviet digambarkan lebih besar karena pemisahan wilayah Eropa dan Asia, menciptakan kesan bahwa Uni Soviet lebih dominan. Selain itu, peta ini menggunakan warna merah terang—yang biasa diasosiasikan dengan bahaya dan komunisme—untuk mempertegas ancaman tersebut. Negara-negara tetangga dikategorikan dengan bahasa yang berhubungan dengan penyakit, seperti "dikarantina", "terinfeksi", atau "terpapar", yang menambah kesan bahwa negara-negara ini mengancam.<ref name=":0">{{Cite web|title=Communist Contagion|url=https://digital.library.cornell.edu/catalog/ss:19343314|website=digital.library.cornell.edu|language=en|access-date=2024-12-21}}</ref><ref>{{Cite book|last=Black|first=Jeremy|date=2015-11-25|url=https://www.google.co.id/books/edition/Geopolitics_and_the_Quest_for_Dominance/H3jjCgAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=map+entitled+%22Communist+Contagion%22+time&pg=PA178&printsec=frontcover|title=Geopolitics and the Quest for Dominance|publisher=Indiana University Press|isbn=978-0-253-01873-1|language=en}}</ref>
Baris 29 ⟶ 30:
'''Peta Propaganda di Perang Dingin'''
 
Pada periode ini, peta juga digunakan untuk menggambarkan ancaman dalam konteks global. Misalnya, peta yang menunjukkan posisi roket menggunakan proyeksi azimut kutub dengan Kutub Utara di tengah, yang memberi kesan bahwa jarak antara negara-negara yang terlibat dalam Perang Dingin sangat dekat, memperburuk ketegangan dan ketakutan.Selama periode Perang Dingin, peta-peta skala kecil sering digunakan untuk menciptakan kesan bahwa bahaya itu dekat. Misalnya, beberapa peta dibuat untuk menunjukkan bahwa [[Vietnam]] terletak sangat dekat dengan [[Singapura]] dan [[Australia]], atau bahwa [[Afganistan|Afghanistan]] sangat dekat dengan [[Samudra Hindia]]. Demikian pula, peta yang menggambarkan posisi roket sering menggunakan proyeksi azimuth kutub dengan Kutub Utara di pusatnya, yang menciptakan persepsi bahwa jarak antar negara-negara yang berseberangan dalam Perang Dingin, seperti Uni Soviet dan AS, sangat dekat.<ref name=":2">{{Cite book|last=Monmonier|first=Mark|date=2015|url=https://doi.org/10.7208/chicago/9780226152127.001.0001|title=The History of Cartography, Volume 6|publisher=University of Chicago Press|isbn=978-0-226-53469-5}}</ref>
 
== Metode ==
Dalam ilmu kartografi, skala, proyeksi peta, dan simbolisasi adalah elemen-elemen utama yang dapat diterapkan secara selektif untuk mengubah sebuah peta menjadi alat propaganda. Ketiga elemen ini memungkinkan kartografer untuk memanipulasi persepsi pembaca peta terhadap ruang geografis tertentu. {{cn}}
 
=== Skala dan generalisasi ===
Skala mengacu pada hubungan antara jarak di peta dan jarak sebenarnya di lapangan. Karena peta biasanya jauh lebih kecil daripada wilayah yang direpresentasikan, skala menjadi komponen penting dalam memastikan informasi geografis dapat dipahami. Untuk menjaga kejelasan peta, kartografer sering menggunakan generalisasi peta, yang menyederhanakan detail geografis sesuai dengan kebutuhan peta.Skala yang lebih kecil (misalnya, peta dunia) memaksa penggunaan generalisasi yang lebih tinggi karena lebih banyak wilayah harus dirangkum dalam ruang peta yang terbatas. Sebaliknya, peta dengan skala besar (misalnya, peta kota) dapat menyertakan lebih banyak detail. Melalui manipulasi skala dan generalisasi, peta dapat digunakan untuk menyembunyikan atau menonjolkan elemen tertentu, menciptakan narasi yang sesuai dengan tujuan propagandis.<ref name=":1">{{Cite book|last=Monmonier|first=Mark S.|date=1999|url=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Special:BookSources/9780226534213|title=How to lie with maps|location=Chicago|publisher=Univ. of Chicago Press|isbn=978-0-226-53421-3|edition=2. ed., [Nachdr.]}}</ref>[[Berkas:Lemierre_The_Voyage_of_Youth_to_the_Land_of_Happiness_1802_Cornell_CUL_PJM_1030_01.jpg|jmpl| Peta Alegoris dengan simbol navigasi Perjalanan Pemuda ke Tanah Kebahagiaan, 1802]]
Baris 43:
Simbolisasi adalah metode yang digunakan dalam peta untuk merepresentasikan fitur geografis, tempat, atau informasi lokasi lainnya melalui simbol visual. Simbol ini dirancang untuk membantu pembaca peta memahami elemen yang relevan dan mengabaikan yang tidak penting. Namun, simbolisasi juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan propaganda dengan cara yang subyektif. Kartografer dapat memilih simbol untuk menonjolkan elemen tertentu atau menyembunyikan informasi lain, sehingga mengubah persepsi pembaca terhadap realitas.<ref name=":1" /> Simbolisasi yang provokatif, seperti penggunaan warna merah menyala atau simbol agresif, dapat menciptakan kesan yang menyesatkan. Misalnya, selama Perang Dingin, peta sering menggambarkan negara-negara komunis dengan warna merah yang menciptakan kesan bahaya dan ancaman. Simbol roket pada peta militer juga digunakan untuk memperbesar ancaman nuklir dengan skala yang dilebih-lebihkan. Dengan demikian, simbolisasi memungkinkan pembuat peta mengontrol narasi visual, memanipulasi emosi pembaca, dan memperkuat tujuan propaganda secara efektif.<ref name=":0" />
 
== TemaPeta dalam sejarah ==
PetaSepanjang merupakansejarah, simbol negara danpeta telah digunakan sepanjang sejarah sebagai simbol kekuatankekuasaan dan kebangsaan. Sebagai sebuah simbol, peta telahmengakomodasi melayaniberbagai banyak tujuankepentingan negara, termasuk pelaksanaanmemperkuat kekuasaan, legitimasimelegitimasi kekuasaan, penegasanmenegaskan persatuan nasional, dan bahkan digunakan untuk mobilisasimemobilisasi perang.
 
=== Kekuasaan kekaisaran di Eropa abad pertengahan dan renaisans ===
[[Berkas:FraMauroDetailedMap.jpg|jmpl| Peta Dunia Fra Mauro, 1450]]
Propaganda kartografi di Eropa Abad Pertengahan lebih menekankan pada emosi daripada rasionalitas dan sering kali mencerminkan wibawa suatu kekaisaran. Contohnya pada [[Peta Fra Mauro|Peta Dunia Fra Mauro]] (1450) dimaksudkanyang untukbertujuan dipajanguntuk di Venesia dan menunjukkanmenonjolkan penemuan Portugis di [[Afrika]] dan menekankan prestasieksplorasi Marco Polo, dengan tujuan memperkuat pengaruh Venesia.<ref name=":3" /> [[Perusahaan Hindia Timur Britania Raya|Perusahaan Hindia Timur yang terhormat]] memesan pembuatan salinan pada tahun 1804, yang menyiratkan bahwa perusahaan tersebut mengikuti jejak kekaisaran Portugis. <ref>{{Cite web|title=Fra Mauro World Map|url=http://www.bl.uk/magnificentmaps/map2.html|website=Magnificent Maps: Power, Propaganda, and Art|publisher=The British Library|archive-url=https://web.archive.org/web/20200221193102/http://www.bl.uk/magnificentmaps/map2.html|archive-date=21 February 2020|access-date=28 October 2012|url-status=dead}}</ref>
Propaganda kartografi di Eropa Abad Pertengahan lebih menekankan pada emosi daripada akal sehat dan sering kali mencerminkan prestise suatu kekaisaran.
 
Selain itu peta ''The Americas'' (1562) diciptakan oleh Diego Gutiérrez dan berfungsi sebagai perayaan yang kuat atas Kekaisaran Dunia Baru Spanyol. Dalam peta ini, Raja Philip II digambarkan sedang menunggangi kereta perang di tengah Samudra Atlantik yang bergolak; ilustrasi ini mengingatkan kita pada Dewa Romawi Neptunus. Referensi seperti ini dimaksudkan untuk memperkuat citra Spanyol di Eropa dan klaimnya atas Amerika. Penguasa Eropa sering kali mencoba mengintimidasi utusan yang berkunjung dengan menunjukkan peta wilayah dan benteng milik penguasa mereka, dengan maksud bahwa peta negara asal duta besar tersebut juga akan ditaklukkan. Misalnya saja pada tahun 1527, pada saat kunjungan resmi duta besar Perancis di Inggris, peta yang menggambarkan pemandangan udara kota-kota Perancis yang berhasil dikepung oleh Inggris menghiasi dinding paviliun Greenwich yang dibangun khusus untuk kunjungan tersebut.<ref name=":3">{{Cite web|title=The americas|url=http://www.bl.uk/magnificentmaps/map3.html|website=Magnificent Maps: Power, Propaganda, and Art|publisher=The British Library|access-date=28 October 2012}}</ref>[[Berkas:Arthur_Mees_Flags_of_A_Free_Empire_1910_Cornell_CUL_PJM_1167_01.jpg|jmpl| Dengan menampilkan bendera-bendera besar [[Wilayah Seberang Laut Britania Raya|milik Inggris]], peta ini secara artifisial meningkatkan pengaruh dan kehadiran Kekaisaran]]
[[Peta Fra Mauro|Peta Dunia Fra Mauro]] (1450) dimaksudkan untuk dipajang di Venesia dan menunjukkan penemuan Portugis di Afrika dan menekankan prestasi Marco Polo. [[Perusahaan Hindia Timur Britania Raya|Perusahaan Hindia Timur yang terhormat]] memesan pembuatan salinan pada tahun 1804, yang menyiratkan bahwa perusahaan tersebut mengikuti jejak kekaisaran Portugis. <ref>{{Cite web|title=Fra Mauro World Map|url=http://www.bl.uk/magnificentmaps/map2.html|website=Magnificent Maps: Power, Propaganda, and Art|publisher=The British Library|archive-url=https://web.archive.org/web/20200221193102/http://www.bl.uk/magnificentmaps/map2.html|archive-date=21 February 2020|access-date=28 October 2012|url-status=dead}}</ref>
 
“The Americas” (1562) diciptakan oleh Diego Gutiérrez dan berfungsi sebagai perayaan yang kuat atas Kekaisaran Dunia Baru Spanyol. <ref>{{Cite web|title=The americas|url=http://www.bl.uk/magnificentmaps/map3.html|website=Magnificent Maps: Power, Propaganda, and Art|publisher=The British Library|access-date=28 October 2012}}</ref> Dalam peta ini, Raja Philip II digambarkan sedang menunggangi kereta perang di tengah Samudra Atlantik yang bergolak; ilustrasi ini mengingatkan kita pada Dewa Romawi Neptunus. Referensi seperti ini dimaksudkan untuk memperkuat citra Spanyol di Eropa dan klaimnya atas Amerika.
 
Para penguasa Eropa sering kali mencoba mengintimidasi utusan yang berkunjung dengan menunjukkan peta wilayah dan benteng milik penguasa mereka, dengan maksud bahwa peta negara asal duta besar tersebut juga akan ditaklukkan. Misalnya saja pada tahun 1527, pada saat perayaan kedatangan duta besar Perancis di Inggris, peta yang menggambarkan pemandangan udara kota-kota Perancis yang berhasil dikepung oleh Inggris menghiasi dinding paviliun Greenwich yang dibangun khusus untuk kunjungan duta besar tersebut. <ref name="Barber and Harper 2010, p. 35" />
[[Berkas:Arthur_Mees_Flags_of_A_Free_Empire_1910_Cornell_CUL_PJM_1167_01.jpg|jmpl| Dengan menampilkan bendera-bendera besar [[Wilayah Seberang Laut Britania Raya|milik Inggris]], peta ini secara artifisial meningkatkan pengaruh dan kehadiran Kekaisaran]]
 
=== Melegitimasi kekuasaan kolonial ===
Selama periode kolonial, peta menjadi alat intelektual untuk melegitimasi penaklukan wilayah. Atlas seperti Atlas Sejarah Modern Cambridge atau ''Cambridge Modern Historical Atlas'' (1912) karya Ramsay Muir menonjolkan kemenangan kekaisaran yang ia tampilkan di Atlas tersebut. [[Imperium kolonial|Kekuatan kolonial]] Eropa menggunakan peta sebagai alat intelektual untuk melegitimasi penaklukan teritorial. Pada masa kolonial, peta digunakan sebagai alat untuk mengatur dan memberi peringkat wilayah dunia berdasarkan dominasi kekuatan Eropa. Salah satu contoh penting adalah karya Edward Quin dalam ''Historical Atlas Sejarahin Moderna CambridgeSeries of Maps of the World'' karya(1830), Ramsaydi Muirmana (Cambridgeia menggunakan warna untuk menggambarkan peradaban di seluruh dunia. menggunakan warna untuk mengategorikan wilayah, 1912)menggambarkan menyusunnegara-negara pilihan"tidak kemenanganberadab" kekaisarandengan warna tertentu, seperti bagian dalam Afrika. Ini menegaskan hierarki yang iamendukung tampilkandominasi kolonial. Pernyataan ini mencerminkan pandangan etnosentris yang lazim pada masa itu, di Atlasmana tersebutwilayah-wilayah di luar Eropa—khususnya Afrika dan Asia—sering digambarkan sebagai "belum beradab" untuk membenarkan kolonialisasi dan eksploitasi oleh kekuatan Eropa. Penggunaan peta semacam ini menunjukkan bagaimana peta tidak hanya berfungsi sebagai alat geografi, tetapi juga sebagai sarana propaganda yang memperkuat hierarki peradaban menurut perspektif kolonial Eropa.<ref name="Black 2003">{{Cite journal|last=Black|first=Jeremy|year=2003|title=Mapping the Past: Historical Atlases|journal=Orbis|volume=47|issue=2|pages=277–293|doi=10.1016/S0030-4387(03)00002-4}}</ref>[[Berkas:Henry_Mayer,_The_Awakening,_1915_Cornell_CUL_PJM_1176_01_-_Restoration.jpg|jmpl| Ilustrasi majalah ''[[Puck]]'' tentang "The Awakening", menunjukkan jangkauan yang luas dan tujuan "pencerahan" dari gerakan hak pilih.]]
 
Pada masa kolonial, peta digunakan sebagai alat untuk mengatur dan memberi peringkat wilayah dunia berdasarkan dominasi kekuatan Eropa. Salah satu contoh penting adalah karya '''Edward Quin''' dalam ''Historical Atlas in a Series of Maps of the World'' (London, 1830), di mana ia menggunakan warna untuk menggambarkan peradaban di seluruh dunia. Dalam pengantar atlasnya, Quin menulis, “kami telah meliput hal yang sama di semua periode dengan bayangan zaitun datar... negara-negara biadab dan tidak beradab seperti wilayah pedalaman Afrika saat ini.”
 
Pernyataan ini mencerminkan pandangan etnosentris yang lazim pada masa itu, di mana wilayah-wilayah di luar Eropa—khususnya Afrika dan Asia—sering digambarkan sebagai "belum beradab" atau "biadab," untuk membenarkan kolonialisasi dan eksploitasi oleh kekuatan Eropa. Penggunaan peta semacam ini menunjukkan bagaimana peta tidak hanya berfungsi sebagai alat geografi, tetapi juga sebagai sarana propaganda yang memperkuat hierarki peradaban menurut perspektif kolonial Eropa.
[[Berkas:Henry_Mayer,_The_Awakening,_1915_Cornell_CUL_PJM_1176_01_-_Restoration.jpg|jmpl| Ilustrasi majalah ''[[Puck]]'' tentang "The Awakening", menunjukkan jangkauan yang luas dan tujuan "pencerahan" dari gerakan hak pilih.]]
 
=== Menegaskan persatuan nasional ===
Peta yang menampilkan pandangan keseluruhan negara berfungsi untuk menegaskan persatuan nasional. Misalnya, atlas nasional yang dipesan oleh Ratu Elizabeth I menggabungkan peta-peta wilayah Inggris untuk menegaskan kekuasaannya. Begitu pula, Raja Henry VI dari Prancis menggunakan atlas untuk merayakan reunifikasi kerajaannya. Peta gambaran umum tunggal dari keseluruhan negara sering digunakan sebagai alat untuk menegaskan '''persatuan nasional'''. Salah satu contoh awal adalah '''atlas nasional''' yang dibuat pada masa pemerintahan '''Elizabeth I''' di Inggris. Atlas ini menggabungkan peta-peta dari berbagai daerah di Inggris, yang pada gilirannya menegaskan kesatuan politik dan teritorial negara di bawah pemerintahan Elizabeth. Peta semacam ini berfungsi untuk memperkuat identitas nasional dan menyatukan berbagai wilayah yang sebelumnya mungkin memiliki identitas lokal yang kuat. Beberapa dekade setelah itu, Henry VI dari Prancis juga merayakan penyatuan kembali kerajaannya melalui pembuatan atlas yang dikenal dengan nama "Le Theatre Francoys". Atlas ini memuat ukiran-ukiran yang mengesankan, yang tidak hanya menggambarkan peta wilayah Prancis tetapi juga secara simbolis menyatakan kejayaan raja dan kerajaannya. Peta dalam atlas ini berfungsi sebagai alat propaganda yang memperlihatkan kebesaran dan legitimasi kekuasaan monarki, serta mengukuhkan identitas nasional Prancis di bawah pemerintahan Henry VI. Namun, klaim bahwa Henry VI dari Prancis membuat atlas "Le Theatre Francoys" perlu diklarifikasi. "Le Theatre Francoys" lebih sering dikaitkan dengan Claude Chastillon pada abad ke-16, bukan dengan Henry VI pada abad ke-15. Meskipun begitu, konsep pembuatan atlas untuk merayakan kesatuan dan kejayaan kerajaan tetap relevan dalam konteks ini, karena pada masa itu, peta sering digunakan sebagai alat untuk menegaskan kekuatan dan identitas nasional suatu negara.<ref name=":2" />
 
Beberapa dekade setelah itu, '''Henry VI''' dari Prancis juga merayakan penyatuan kembali kerajaannya melalui pembuatan atlas yang dikenal dengan nama '''"Le Theatre Francoys"'''. Atlas ini memuat ukiran-ukiran yang mengesankan, yang tidak hanya menggambarkan peta wilayah Prancis tetapi juga secara simbolis menyatakan kejayaan raja dan kerajaannya. Peta dalam atlas ini berfungsi sebagai alat propaganda yang memperlihatkan kebesaran dan legitimasi kekuasaan monarki, serta mengukuhkan identitas nasional Prancis di bawah pemerintahan Henry VI.
 
Namun, klaim bahwa '''Henry VI''' dari Prancis membuat atlas '''"Le Theatre Francoys"''' perlu diklarifikasi. '''"Le Theatre Francoys"''' lebih sering dikaitkan dengan '''Claude Chastillon''' pada abad ke-16, bukan dengan '''Henry VI''' pada abad ke-15. Meskipun begitu, konsep pembuatan atlas untuk merayakan kesatuan dan kejayaan kerajaan tetap relevan dalam konteks ini, karena pada masa itu, peta sering digunakan sebagai alat untuk menegaskan kekuatan dan identitas nasional suatu negara.
 
=== Penggunaan politik pada abad ke-19 dan ke-20 ===
[[Berkas:Angling_in_troubled_waters_–_a_serio-comic_map_of_Europe_-_Kungliga_Biblioteket_-_2818247-thumb.png|jmpl| Memancing di perairan yang bermasalah – peta Eropa yang sangat lucu -di Perpustakaan Nasional Swedia]]
Pada periode ini, peta mulai digunakan secara lebih eksplisit untuk tujuan propaganda. Peta menjadi simbol abstrak dengan konotasi emosional yang kuat. Fred W. Rose menciptakan peta satir seperti ''Comic Map of the British Isles'' pada tahun 1880, yang mencerminkan situasi politik Inggris. Selain itu, Henri Dron menggunakan peta dunia dalam poster propaganda ''L'Europe des Points Noirs'' pada tahun 1869.<ref name=":2" />
Pada akhir abad kesembilan belas dan kedua puluh, potensi politik bentuk kartografi mulai digunakan secara lebih luas dan mulai digunakan untuk tujuan propaganda yang lebih terang-terangan. Peta dan bola dunia dapat digunakan sebagai simbol gagasan abstrak karena keduanya sudah dikenal oleh masyarakat luas dan mengandung makna emosional. <ref name="Barber and Harper 2010, p. 161" /> Peta sering kali dimasukkan sebagai elemen simbolis dalam desain yang lebih besar atau digunakan untuk menyediakan kerangka visual tempat skenario dimainkan. <ref name="Barber and Harper 2010, p. 161" />
 
=== MembujukPropaganda selama Perang Dunia I dan II ===
Fred W. Rose membuat dua poster propaganda yang menggambarkan pemilihan umum Inggris pada tahun 1880 di mana ia menggunakan peta Inggris, "Peta Komik Kepulauan Inggris yang menunjukkan Situasi Politik pada tahun 1880" dan "Penggulingan Yang Mulia Raja Jingo I: Peta Situasi Politik pada tahun 1880 oleh Nemesis". Ia juga merupakan pencipta "Angling in troubled waters" tahun 1899.
 
=== Membujuk selama Perang Dunia I dan II ===
[[Berkas:Maurice_Neumont,_War_is_the_National_Industry_of_Prussia,_1917,_Cornell_CUL_PJM_1185_01.jpg|jmpl| Poster [[propaganda]] [[Prancis]] tahun 1917 ini menggambarkan [[Prusia]] sebagai [[gurita]]]]
Selama kedua perang dunia, peta propaganda digunakan untuk mempolarisasi negara-negara dan membangun narasi perang. Contohnya adalah peta Fred Rose yang menggambarkan Kekaisaran Rusia sebagai gurita dengan tentakel yang menjangkau Eropa. Gambar ini diadaptasi pada tahun 1917 untuk menggambarkan Prusia selama Perang Dunia I dan digunakan kembali pada tahun 1942 oleh Prancis Vichy, yang menggambarkan Winston Churchill sebagai gurita jahat untuk memotivasi warga negara mereka.<ref name=":2" />
Propaganda kartografi selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II digunakan untuk memobilisasi dan mempolarize masyarakat dengan menggambarkan negara-negara musuh sebagai ancaman yang perlu dilawan. Salah satu contoh awal adalah "Peta perang Serio-komik tahun 1877" karya Fred Rose, yang menggambarkan Kekaisaran Rusia sebagai gurita yang merentangkan tentakelnya untuk merebut kendali di Eropa. Peta ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa ketidakpercayaan terhadap Rusia di kalangan masyarakat Eropa.
 
Konsep serupa digunakan lagi pada tahun 1917 selama Perang Dunia I, ketika Prancis memesan pembuatan peta yang menggambarkan Prusia sebagai gurita, menekankan ancaman ekspansionis yang dianggap berasal dari Jerman.
 
Pada tahun 1942, peta serupa kembali muncul dalam propaganda Vichy Prancis. Kali ini, Winston Churchill digambarkan sebagai gurita berwajah hijau, berbibir merah, dan merokok cerutu, simbolisasi dari kekuatan jahat yang berusaha menguasai Afrika dan Timur Tengah. Penggambaran ini dimaksudkan untuk mempertahankan moral warga negara Prancis di tengah perang dan untuk menggambarkan Inggris sebagai musuh yang berbahaya, serupa dengan ancaman gurita yang harus dihentikan.
 
== Lihat juga ==
Baris 91 ⟶ 71:
 
== Referensi ==
<references />
{{Reflist|30em}}
 
== Bibliografi ==
 
* Barber, Peter dan Tom Harper (2010). Peta Luar Biasa: Kekuasaan, Propaganda, dan Seni. London: Perpustakaan Inggris.{{ISBN|9780712350938}}[[ISBN (identifier)|Bahasa Indonesia: ISBN]]&nbsp;[[Special:BookSources/9780712350938|9780712350938]] .
* Hitam, J. (1997). Peta dan politik. Chicago: University of Chicago Press.
* Hitam, J. (2008). Di Mana Batasannya. Sejarah Hari Ini, 58(11), 50-55.{{ISSN|0018-2753}}[[ISSN (identifier)|ISSN]]&nbsp;[https://www.worldcat.org/search?fq=x0:jrnl&q=n2:0018-2753 Nomor telepon 0018-2753] [https://www.questia.com/magazine/1G1-189160110/ 1G1-189160110] </link>
* [https://web.archive.org/web/20110720070436/http://www.acme-journal.org/vol4/JWCJK.pdf Crampton, Jeremy W. dan John Krygier.] [https://web.archive.org/web/20110720070436/http://www.acme-journal.org/vol4/JWCJK.pdf tahun 2006.] [https://web.archive.org/web/20110720070436/http://www.acme-journal.org/vol4/JWCJK.pdf "Pengantar Kartografi Kritis"]
* Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan (2010). Pengantar Kritis terhadap Kartografi dan SIG. Penerbitan Wiley Blackwell.{{ISBN|9781444317428}}[[ISBN (identifier)|Bahasa Indonesia: ISBN]]&nbsp;[[Special:BookSources/9781444317428|9781444317428]]
* Guntram, Henrik Herb (1997). Di bawah peta Jerman: nasionalisme dan propaganda 1918-1945. London: Routledge.{{ISBN|9780415127493}}[[ISBN (identifier)|Bahasa Indonesia: ISBN]]&nbsp;[[Special:BookSources/9780415127493|Nomor telepon 9780415127493]]
* Mode, PJ. (2015) [http://persuasivemaps.library.cornell.edu/about "Kartografi Persuasif".] [http://persuasivemaps.library.cornell.edu/about Koleksi Mode PJ] . Perpustakaan Universitas Cornell.
* Jurnal Ilmu Kebidanan dan Ginekologi (1996). Cara Berbohong dengan Peta. Chicago: The University of Chicago Press.{{ISBN|9780226534213}}