Peluit anjing (politik): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Istilah |
k merapikan penulisan kalimat |
||
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
Dalam [[politik]], '''peluit anjing'''
== Istilah ==
Baris 22:
{{Quote|Saya lihat ibu-ibu tuh ya, maaf ya, sekarang kan kayaknya budayanya, beribu maaf, jangan lagi nanti saya di-''bully'', kenapa toh senang banget ngikut pengajian. Iya lho, maaf beribu maaf. Saya sampai mikir gitu, ini pengajian ''ki'' sampai kapan ''to yo'', ''anakke arep diapake'' (anaknya mau diapain)?<ref name=":0" />}}Pada acara tersebut Megawati hadir sebagai Ketua Dewan Pengarah [[Badan Pembinaan Ideologi Pancasila]] (BPIP) dan [[Badan Riset dan Inovasi Nasional]] (BRIN). Namun, untuk memahami pernyataan di atas perlu melihatnya sebagai seorang politikus dan Ketua Umum [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] (PDIP), karena peluit anjing berkaitan dengan kepentingan politikus dalam politik praktis.<ref name=":1" />
Menurut Ahsan Ridhoi dalam [[media daring]] ''Jurno'', pernyataan Megawati di atas tentu terkesan merendahkan bagi [[Muslim|kelompok Islam]]. Namun, bagi [[Nasionalisme|kelompok nasionalis]], pernyataan tersebut dapat menunjukkan bahwa ia adalah seorang nasionalis sejati yang berada di pihak mereka. Lebih lanjut, hal tersebut dapat meningkatkan perolehan suara dari kelompok nasionalis
=== Amerika Serikat ===
|