Konten dihapus Konten ditambahkan
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 2:
{{Infobox clothing type
| name = Batik
| image_file = BatikCollectie IndonesiaNMvWereldculturen, RV-847-81, Batikpatroon, 'Parang sawut', voor 1891.jpg
| image_size =
| caption = Batik dariparang [[Surakarta]]dari diYogyakarta, [[Jawaakhir Tengah]];abad sebelum19 1997M.
| type = Seni kain
| material = [[Kain]], [[sutra]], [[kapas]]
Baris 67:
[[Kamus Besar Bahasa Indonesia]] mendefinisikan kata bahasa Indonesia ''batik'' sebagai "kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya melalui proses tertentu."<ref>{{cite web |url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/batik|title=Batik|author=<!--Not stated-->|website=kbbi.kemdikbud.go.id |publisher= Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan}}</ref> Istilah ini diserap dari [[bahasa Jawa]] ''bathik'' ([[aksara Jawa]]: {{lang|jv|ꦧꦛꦶꦏ꧀}}, [[aksara Pegon|Pegon]]: {{lang|jv-Arab|باتيق}}).{{efn|Banyak sumber memberi penjelasan bahwa istilah ''bathik'' sendiri merupakan gabungan dua akar kata, misal ''amba'' "menulis" dan ''titik''.<ref>{{cite journal |last=Trixie|first=Alicia Amaris |title=Filosofi Motif Batik sebagai Identitas Bangsa Indonesia |date=July 2020 |journal=Folio |volume=1|issue=1|pages=1-19 |url=https://journal.uc.ac.id/index.php/FOLIO/article/view/1380}}</ref> Namun begitu penjelasan seperti ini bisa jadi tafsir [[keratabasa]] [[etimologi rakyat|rakyat]] karena kerap tidak memiliki sumber awal yang jelas dan tidak ditemukan dalam kamus Bahasa Jawa seperti ''Baoesastra Djawa''.}} Dalam ''Baoesastra Djawa'', ''bathikan'' juga dapat bermakna "menggambar" atau "menulis".<ref>{{Cite book|last=Poerwadharminta|first=WJS|year=1939|publisher=J. B. Wolters' Uitgevers-Maatschappij N. V. Groningen|place=Batavia|title=Baoesastra Djawa}}</ref> Makna ini dapat dibandingkan dengan pendapat [[Robert Blust]] yang menelusuri akar kata ''bathik'' hingga rekonstruksi [[Bahasa Proto-Austronesia|Proto-Austronesia]] ''*batik'' serta ''*beCik'' dengan makna umum "hiasan" atau "corak."{{sfn|Blust|1995|pp=496}}<ref>{{cite web |last1=Blust |first1=Robert |last2=Trussel |first2=Stephen |title=Austronesian Comparative Dictionary, web edition |url=https://www.trussel2.com/ACD/acd-s_b.htm#29977 |date=2020}}</ref>
 
Di Jawa, kata ''bathik/batik'' baru terekam dalam sumber-sumber tertulis pasca masa Hindu-Buddha, yakni dari abad 16 M ke atas.{{sfn|Langewis & Wagner|1964|pp=16}}{{sfn|Maxwell|2003|pp=325}} Satu-satunya istilah yang mungkin berhubungan dengan batik dalam sumber-sumber [[bahasa Jawa Kuno]] adalah ''tulis warna'' yang diduga setara dengan teknik batik tulis masa kini.{{sfn|Sardjono & Buckley|2022|pp=66}} Di luar Jawa, kata ''batik'' pertama terekam dalam dokumen pengiriman barang tahun 1641 dari kapal pedagang yang berlayar antara [[Batavia]]-[[Bengkulu]].{{sfn|Gittinger|1979|pp=16}}. Istilah batik menjadi lebih banyak diketahui di luar masyarakat Nusantara setelah terbitnya buku ''[[The History of Java]]'' oleh [[Thomas Stamford Raffles]] pada tahun 1817 yang memuat penjelasan proses membatik.{{sfn|Sardjono & Buckley|2022|pp=64}} Di masa kolonial Belanda, sumber Belanda menggunakan sejumlah variasi pengejaan seperti ''mbatik'', ''mbatek'', dan ''batek''.<ref>{{cite web |access-date=2024-08-30 |work=[[Oxford English Dictionary]] |title=batik |url=https://www.oed.com/dictionary/batik_n?tab=factsheet#26282814}}</ref><ref>{{cite web |url=https://www.dictionary.com/browse/batik |title=Batik |website=[[Dictionary.com]] |access-date=2024-08-30 }}</ref>
<!--DIMOHON AGAR TIDAK MEMASUKKAN KLAIM ARTI KATA TANPA SUMBER SEPERTI BERIKUT Secara etimologi, istilah "batik" berasal dari {{lang-jv|ꦲꦩ꧀ꦧꦛꦶꦏ꧀|ambathik}} yang dihasilkan dari [[Lakuran (linguistik)|lakuran kata]] {{lang|jv|ꦲꦩ꧀ꦧ}} (''amba'') yang berarti "lebar" atau "luas" (merujuk kepada kain), dan {{lang|jv|ꦤꦶꦛꦶꦏ꧀}} (''nithik'') yang berarti "membuat titik" dan kemudian berkembang menjadi istilah {{lang-jv|ꦧꦛꦶꦏ꧀|bathik}}, yang berarti menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar. Batik juga disebut berasal dari Bahasa Melayu Kuno yakni Ba- yang merupakan imbuhan untuk kata kerja dan -tik yakni titik.
Jadi Batik berarti membuat titik. >> Istilah ''bathik'' kemudian diserap kedalam [[bahasa Indonesia]] menjadi "batik" dengan menggantikan bunyi huruf "-th" sebagai "-t" dikarenakan orang non-[[suku Jawa|Jawa]] tidak bisa melafalkannya dengan mudah.
Baris 74:
== Sejarah ==
{{see also|Sejarah batik di Indonesia}}
<!--[[Berkas:Niya batik.jpg|250px|jmpl|Tekstil batik dari [[Niya]] ([[Cekungan Tarim]]), Tiongkok.]]
[[Berkas:Prajnaparamita clothes detail.JPG|jmpl|220px|lurus|ka|Detail ukiran kain yang dikenakan [[Prajnaparamita]], arca yang berasal dari Jawa Timur abad ke-13. Ukiran pola lingkaran dipenuhi kembang dan sulur tanaman yang rumit ini mirip dengan pola batik tradisional Jawa.]]-->
 
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan [[Malam (zat)|malam]] atau lilin adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di [[Mesir]] menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus [[mumi]] yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di [[Asia]], teknik serupa batik juga diterapkan di [[Tiongkok]] semasa [[Dinasti T'ang]] (618-907) serta di [[India]] dan [[Jepang]] semasa [[Periode Nara]] (645-794). Di [[Afrika]], teknik yang mirip dengan batik dikenal oleh [[Suku Yoruba]] di [[Nigeria]], serta [[Suku Soninke]] dan [[Wolof]] di [[Senegal]].<ref name="ReferenceA">Nadia Nava, ''Il batik'' - Ulissedizioni - [[1991]] ISBN 88-414-1016-7</ref> Di [[Indonesia]], batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah [[Perang Dunia I]] atau sekitar tahun 1920-an.<ref>[https://www.womanindonesia.co.id/sejarah-batik-di-indonesia-sejak-zaman-kerajaan/ Sejarah Batik Indonesia ]</ref>
 
Baris 96 ⟶ 95:
 
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun-temurun sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Motif batik pun akan berbeda sesuai dengan peruntukannya, seperti pada saat acara pernikahan dan lainnya. Bahkan, sampai saat ini beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga [[keraton]] [[Yogyakarta]] dan [[Surakarta]].
 
[[Berkas:Skirt from Cirebon, Java, early 20th century, coton, 'tulis' batik.jpg|ka|jmpl|Batik Cirebon bermotif ''[[ganggeng]],'' menggambarkan aneka biota laut.]]
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. Batik tidak hanya dikenakan untuk orang tua atau acara formal saja. Saat ini batik sudah tak terhingga corak dan modelnya, dan dapat dikenakan oleh semua kalangan usia dan acara.
<!--[[Berkas:Sacred Dance Bedhoyo Ketawang A.JPG|jmpl|ka|Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh penari Tari [[Bedhoyo Ketawang]] di keraton Jawa.]]-->
 
[[Berkas:Sacred Dance Bedhoyo Ketawang A.JPG|jmpl|ka|Batik dipakai untuk membungkus seluruh tubuh oleh penari Tari [[Bedhoyo Ketawang]] di keraton Jawa.]]
 
=== Corak batik ===
{{further|Motif batik}}