Jalan Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca) |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 17:
|beltway_city=
|direction_b=Timur
|terminus_b=[[Berkas:Motorway CZ.svg|15px]] [[Jalan Tol
|system=
|photo=
Baris 23:
|cities=[[Kota Bandung]]<br>[[Kabupaten Bandung]]<br>[[Kabupaten Garut|Garut]]<br>[[Kabupaten Tasikmalaya]]<br>[[Kota Tasikmalaya]]<br>[[Kabupaten Ciamis|Ciamis]]<br>[[Kabupaten Pangandaran|Pangandaran]]<br>[[Kota Banjar]]<br>[[Kabupaten Cilacap|Cilacap]]|junction=Junction [[Gedebage, Bandung|Gedebage]]<br />Simpang Susun [[Majalaya, Bandung|Majalaya]]<br />Simpang Susun [[Nagreg, Bandung|Nagreg]]<br />Simpang Susun [[Banyuresmi, Garut|Garut Utara]]<br />Simpang Susun [[Cilawu, Garut|Garut Selatan]] <br />Simpang Susun [[Singaparna, Tasikmalaya|Singaparna]]<br />Simpang Susun [[Mangkubumi, Tasikmalaya|Tasikmalaya]]<br />Simpang Susun [[Ciamis, Ciamis|Ciamis]]<br />Simpang Susun [[Banjar, Banjar|Banjar]]<br />Simpang Susun [[Patimuan, Cilacap|Patimuan]]<br />Simpang Susun [[Jeruklegi, Cilacap|Cilacap]]
}}
'''Jalan Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap''' (disingkat '''Jalan Tol Getaci''') adalah [[jalan tol]] di [[Provinsi]] [[Jawa Barat]] dan
== Profil ==
Pembangunan Jalan Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap bertujuan untuk menghubungkan [[daerah]] Provinsi Jawa Barat dengan daerah Provinsi Jawa Tengah, mendukung sektor [[Pariwisata di Indonesia|pariwisata]] di kedua daerah, juga mendorong peningkatan [[pertumbuhan ekonomi]] melalui peningkatan konektivitas antar-wilayah sebagai jalur [[logistik]] (akses [[pelabuhan]] dan [[Bandar udara|bandara]]), serta bermanfaat untuk memberikan [[Efisiensi transportasi|efisiensi]] melalui penghematan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dan nilai waktu tempuh.<ref>{{Cite web|title=BPJT - Badan Pengatur Jalan Tol|url=https://bpjt.pu.go.id/konten/jalan-tol/tujuan-dan-manfaat|website=bpjt.pu.go.id|access-date=2022-02-28}}</ref>
Sebagai [[Proyek Strategis Nasional]] (PSN) sebagaimana diamanatkan dalam [[Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional]] (RPJMN) Tahun 2020–2024<ref>{{Cite web|date=2020-08-19|title=Narasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 - Indonesia Circular Economy Forum|url=https://indonesiacef.id/id/regulation/narasi-rencana-pembangunan-jangka-menengah-nasional-rpjmn-tahun-2020-2024/|language=en-US|access-date=2022-02-28|archive-date=2022-03-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20220319010436/https://indonesiacef.id/id/regulation/narasi-rencana-pembangunan-jangka-menengah-nasional-rpjmn-tahun-2020-2024/|dead-url=yes}}</ref> [[Perencanaan strategis|Renstra]] [[Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia|Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat]],<ref>{{Cite web|title=Permen PUPR No. 23 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2020-2024 [JDIH BPK RI]|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/159653/permen-pupr-no-23-tahun-2020|website=peraturan.bpk.go.id|access-date=2022-03-07}}</ref>
Proyek jalan tol ini menerapkan tipe pendanaan [[Bangun-guna-serah|''Build Operate Transfer'']] (BOT) dengan ''[[NPV|Net Present Value]]'' (NPV) senilai [[Dolar Amerika Serikat|USD]] 139.280.000,00 dan ''[[IRR|Internal Rate of Return]]'' (IRR) 12%, telah berstatus Financial Close (FC) pada tahun 2022,<ref>{{Cite web|title=Profil Proyek|url=http://simpulkpbu.pu.go.id/project/read/138/jalan-tol-gedebage-tasikmalaya-cilacap|website=simpulkpbu.pu.go.id|access-date=2022-02-21}}</ref>
Tahun 2024 terjadi lelang ulang, disebabkan oleh gagalnya pemenuhan kewajiban keuangan salah satu anggota konsorsium badan usaha yang telah memenangkan lelang tahun 2022, sehingga kontrak dinyatakan default dan kehilangan status Financial Close. Pemerintah memutuskan untuk mamfokuskan pembangunan ruas antara Gedebage – Ciamis dengan perkiraan nilai investasi yang ditawarkan adalah Rp 31,04 triliun untuk ruas tersebut.<ref>{{Cite web|title=Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat|url=https://bpjt.pu.go.id/konten/lelang-jalan-tol/gedebage-tasikmalaya-ciamis|website=bpjt.pu.go.id|access-date=2024-05-09}}</ref>
Potensi permasalahan [[konstruksi]] yang cukup serius adalah ketika menerapkan [[desain geometrik]] [[jalan bebas hambatan]]<ref>{{Cite web|last=keselamatanjalan|date=2021-12-23|title=Pedoman Desain Geometrik Jalan 2021|url=https://keselamatanjalan.wordpress.com/2021/12/23/pedoman-desain-geometrik-jalan-2021/|website=keselamatanjalan|language=en|access-date=2022-03-01}}</ref> pada kondisi medan Tahap 1, karena menghadapi struktur [[geologi]] yang rumit dengan banyaknya batuan gunung yang rawan amblas serta [[Tanah longsor|longsor]], hal ini memerlukan penanganan khusus selama proses konstruksi. Selain tetap menjaga kaidah-kaidah [[lingkungan hidup]] agar tidak banyak menimbulkan kerusakan [[alam]], juga harus tetap memperhatikan [[kualitas]] sehingga bisa mendapatkan hasil yang makin baik dan sesuai dengan [[standar internasional]].<ref>{{Cite web|title=BPJT - Badan Pengatur Jalan Tol|url=https://bpjt.pu.go.id/berita/mengawali-tahun-2022-ditetapkan-pemenang-pelelangan-pengusahaan-jalan-tol-gedebage-tasikmalaya-cilacap|website=bpjt.pu.go.id|access-date=2022-02-22}}</ref>
Baris 45:
Tanggal [[Desember 2021|13 Desember 2021]], [[Badan Pengatur Jalan Tol]] (BPJT) mengeluarkan surat dengan Nomor 37.1/BPJT/L/GBTC/2021 tentang Pengumuman Hasil Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap.<ref name="BPJT - Badan Pengatur Jalan Tol">{{Cite web|title=BPJT - Badan Pengatur Jalan Tol|url=https://bpjt.pu.go.id/konten/lelang-jalan-tol/gedebage-tasikmalaya-cilacap|website=bpjt.pu.go.id|access-date=2022-02-21}}</ref>
Tanggal [[2022|5 Januari 2022]], dilakukan serah terima Surat Pengumuman Hasil Pelelangan Pengusahaan Jalan Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap oleh Menteri PUPR yang diserahkan BPJT, dalam hal ini dilaksanakan Kepala BPJT Danang Parikesit Soeharsono bersama Anggota BPJT Unsur Profesi Koentjahjo Pamboedi, kepada konsorsium pemenang pelelangan yang terdiri dari [[Jasa Marga|PT Jasa Marga (Persero) Tbk]], PT Daya Mulia Turangga, PT Jasa Sarana, PT Gama Group, [[PP Construction & Investment|PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk]], [[Waskita Karya|PT Waskita Karya (Persero) Tbk]], dan [[Wijaya Karya|PT Wijaya Karya (Persero) Tbk]].<ref>{{Cite web|title=BPJT - Badan Pengatur Jalan Tol|url=https://bpjt.pu.go.id/berita/mengawali-tahun-2022-ditetapkan-pemenang-pelelangan-pengusahaan-jalan-tol-gedebage-tasikmalaya-cilacap|website=bpjt.pu.go.id|access-date=2022-03-02}}</ref>
Konsorsium dalam rangka pengusahaan jalan tol yang dimaksud selanjutnya membentuk Badan Usaha Jalan Tol (BUJT)<ref>{{Cite web|title=BPJT - Badan Pengatur Jalan Tol|url=https://bpjt.pu.go.id/konten/bujt|website=bpjt.pu.go.id|access-date=2022-02-22}}</ref> yaitu PT Jasamarga Gedebage Cilacap (PT JGC), dan disahkan dengan [[Akta Notaris|Akta]] Pendirian Perseroan Terbatas Nomor 08 tanggal [[Januari 2022|28 Januari 2022]] di hadapan Notaris Ni Nyoman Rai Sumawati, SH, M.Kn. di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]].<ref>{{Cite web|title=Jasa Marga Gandeng 6 Korporasi Bikin JV Pengelola Tol Gedebage-Cilacap - Berita Terkini Ekonomi dan Bisnis Indonesia|url=https://katadata.co.id/maesaroh/finansial/61fb798980a6d/jasa-marga-gandeng-6-korporasi-bikin-jv-pengelola-tol-gedebage-cilacap|website=katadata.co.id|access-date=2022-02-21}}</ref>
Baris 55:
Sumber utama [[Pengembalian modal|pengembalian]] investasi tersebut diperoleh dari [https://www.lawinsider.com/dictionary/user-charges User Charge] dan tarif tol awal Golongan I<ref>{{Cite web|title=BPJT - Badan Pengatur Jalan Tol|url=https://bpjt.pu.go.id/konten/golongan-kendaraan|website=bpjt.pu.go.id|access-date=2022-02-23}}</ref> saat awal beroperasi ditetapkan adalah Rp 2.025,00/ km.<ref name="BPJT - Badan Pengatur Jalan Tol" />
Tanggal [[November 2022|21 November 2022]], dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, [[Waskita Karya|PT Waskita Karya (Persero) Tbk]] menyatakan melepas kepemilikan Jalan Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap. Hal ini disebabkan perjanjian restrukturisasi dan kondisi finansial perusahaan. Direktur Utama [[Waskita Karya|PT Waskita Karya (Persero) Tbk]] Destiawan Soewardjono mengungkapkan, dalam perjanjian Master Restructuring Agreement (MRA) Waskita Karya tidak diperbolehkan lagi melakukan investasi pada ruas jalam tol, artinya Waskita Karya akan ikut share tapi karena lender dalam perjanjian MRA tidak diperkenankan maka Waskita Karya terpaksa pull out dari PT Jasamarga Gedebage Cilacap. MRA tersebut merupakan kesepakatan antara Waskita Karya dengan tujuh kreditur perbankan untuk merestrukturisasi hutang senilai Rp 21,9 triliun atau 75% dari total hutang Waskita Karya sebesar Rp 29 triliun. Kepemilikan Waskita Karya yang porsinya 20% pada PT Jasamarga Gedebage Cilacap yaitu berupa setoran awal modal konsesi dalam keterbukaan secara tunai sebesar Rp 1,2 miliar atau sebanyak 12.191 lembar saham
Tanggal 17 Januari 2023, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian menyampaikan bahwa BPJT telah memutuskan mengulang dari awal lagi lelang pengusahaan Jalan Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap akibat lepasnya status Financial Close BUJT pasca hengkangnya Waskita Karya dari PT JGC yang menyebabkan [[kontrak]] default. Walaupun secara umum proses ini bisa berlangsung singkat tetapi tetap sedikit mengganggu [[Garis waktu|timeline]] keseluruhan proyek. Hanya proses pengadaan lahan Tahap 1 Seksi 1 sampai Gerbang Tol Garut Utara yang dapat dilaksanakan sesuai rencana agar rampung di tahun 2023.<ref>{{Cite web|last=antaranews.com|date=2023-01-17|title=Kementerian PUPR lelang ulang proyek pembangunan jalan tol Getaci|url=https://www.antaranews.com/berita/3353595/kementerian-pupr-lelang-ulang-proyek-pembangunan-jalan-tol-getaci|website=Antara News|access-date=2023-01-17}}</ref>
|