Ahmad Band: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kennf1 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(2 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 34:
"Dengerin deh pukulannya. Nggak ada yang main kayak dia. Bimo memang nggak main teknik, tetapi unik. Dan, selain juga perfect mengatur sound, pukulan dia kenceng! Itu yang aku suka," jelas Dhani sambil tertawa.
 
Tampaknya Dhani memang sedang ingin membuat para [[Baladewa]] terkaget-kaget. Betapa tidak. Pertama, secara resmi dia mengumumkan masa vakum show Dewa 19 untuk masa yang belum ditentukan. "Cukup ditulis, problem internal tidak memungkinkan kami manggung", ungkapnya. Dan kedua, untuk keperluan manggung dan dalam pembuatan album Ahmad Band - [[Ideologi Sikap Otak]], secara resmi dia merekrut 2 mantan personel Slank yaitu [[Pay Burman|Pay]] (gitar) dan [[Bongky Marcel|Bongky]] (bass). "Kalau Ahmad Band rekaman lagi, ya mereka ikutan," katanya.
 
== Sisi Lain Ahmad Band ==
Baris 40:
Tahun 1998 adalah tahun reformasi, dimana Indonesia bergejolak. Tahun dimana ketika Indonesia mengalami pergolakan politik dengan berpuncak pada lengsernya Soeharto, apa yang kemudian disebut Gerakan Reformasi 1998. Dan ingatan pun terbawa ke memori lagu-lagu Ahmad Band.
 
Terutama lagu ''Distorsi''. "''Yang muda mabuk, yang tua korup, jayalah negeri ini, jayalah negeri inini''i", yang menggambarkan korupsi, kolusi dan nepotisme yang dilakukan para pejabat dan mabuk-mabukkan yang mewarnai generasi muda.
 
Lagu ''Impotent'', menggambarkan situasi pada masa pemerintahan Orde Baru. "''Apa arti damai jika otakku terkubur, apa arti damai jika semua membisu, kau jilati situasi, kau pun menari di atas kepatuhan, di atas kesunyian jiwa yang telah mati, tercipta generasi tanpa peduli''".
Lagu ''Interupsi'', menggambarkan kegusaran atas orang-orang yang mendompleng atas nama pembangunan, yang malah justru menjajah negeri sendiri. "BangsatB''angsat-bangsat bertopeng anak bangsa rajai hukum rimba, asah otak tajamkan pandang masih banyak yang tertinggal, masih terjajah, belum merdeka, terjajah bangsat seiring''".
Lagu ''Ode Buat Extrimist'', yang menggambarkan situasi kampanye yang diwarnai pawai dan ''show off'' kekuatan masing-masing partai dengan mengerahkan pendukungnya yang mayoritas tak mengerti apa-apa. "''Arak-arakan pawai idiot dengan baju warna warna, pasti tak mengerti yang dilakukan yang sedang diteriakan''".
== Perjalanan Karir ==