Arema Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Pranala sama dengan teksnya) |
||
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Tentang|klub Arema yang bermain di [[Liga 4 (Indonesia)|Liga 4]] dan berbeda dengan klub Arema yang bermain di [[Liga 1 (Indonesia)|Liga 1]] Arema FC}}
{{Pp-vandalism|anti-vandalism}}
{{Infobox football club
| clubname = Arema Indonesia
Baris 16 ⟶ 17:
| capacity = 18.000
| coordinates =
| owntitle =
| owner = PT Arema Indonesia
| chrtitle =
| chairman = {{flagicon|IDN}} [[
| mgrtitle = Manager
| manager = {{flagicon|IDN}} [[Ruddy Widodo]]
Baris 114 ⟶ 115:
Arema Indonesia (Yayasan Arema) yang saat ini vakum dari [[Indonesia Super League|ISL]] dahulunya merupakan salah satu tim papan atas yang bermain di liga tertinggi sepak bola di Indonesia, tetapi semuanya berubah setelah terjadinya dualisme Arema yang menjadikan tim Arema Indonesia menjadi 2 tim yang berbeda, bukan hanya beda nama tapi juga beda nasib. Pada tahun 2011, ketua Yayasan Arema Indonesia saat itu Muhammad Nur bersama [[Lucky Acub Zaenal]] mendaftarkan Arema Indonesia untuk mengikuti kompetisi resmi saat itu bernama [[Liga Primer Indonesia|IPL]] yang pada musim kedua diputuskan oleh PSSI menjadi kompetisi ilegal karena konflik internal PSSI saat itu. Sementara itu di dalam Yayasan Arema itu sendiri ternyata ada kubu yang tidak setuju dengan keinginan ketua Yayasan Arema yang memasukkan Arema ke kompetisi [[Liga Primer Indonesia|IPL]] yaitu kubu Rendra Kresna (sekretaris Yayasan Arema) yang notabene sudah mengundurkan diri sebelumnya. Kubu Rendra Kresna beralasan saat pelepasan saham Arema oleh pemilik Arema yang terdahulu yaitu PT Bentoel, pihak Rendralah yang mendapat amanat dan berhak atas arah tujuan Arema. Dua kubu ini kemudian sama-sama membentuk klub, yang mana keduanya mengikuti kompetisi yang berbeda. PT Arema Indonesia (Yayasan Arema) versi M. Nur yang mendapat suntikan dana dari konsorsium Ancora mengikuti kompetisi [[Liga Primer Indonesia]] ([[Liga Primer Indonesia|IPL]]) dengan tetap memakai nama Arema Indonesia, sementara Arema versi Rendra Kresna yang juga mendapat suntikan dana dari Grup [[Bakrie Group|Bakrie]] mengikuti kompetisi [[Liga Super Indonesia]] dan memakai nama [[Arema FC|Arema Cronus]].
Dalam perkembangan terkini, dualisme itu masih tetap ada. Langkah PSSI dengan mengabulkan semua permohonan klub terhukum dan klub baru membuat Arema kembali terbagi dua. Arema Indonesia sebagai klub yang terhukum karena mengikuti Liga ilegal (LPI) akhirnya setelah melalui kongres [[PSSI]] pada tahun 2017 di [[Bandung]], Arema Indonesia (versi manajemen yang berbeda / versi Novi Acub) diperbolehkan mengikuti kompetisi resmi lagi namun harus dimulai dari [[
Secara hukum pemilik Arema adalah [[Yayasan Arema]]. Berdasarkan pengesahan SK Menkumham No. AHU-AH.01.06-317 pada tanggal 9 Mei 2012 atas akta Yayasan Arema yang dibuat oleh [[Notaris]] [[Nurul Rahadianti]] disebutkan bahwa pengurus Yayasan Arema adalah
|