Ahmad Nazaruddin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(9 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 20:
}}
'''Ahmad Nazaruddin''' ([[Abjad Jawi|Jawi]]:{{Script/Arabic|احمد نظرالدين}} meninggal tahun 1881) juga dikenal sebagai '''Panembahan Prabu''',<ref
== Pemerintahan (1858-1881) ==
=== Janji temu ===
Pada tanggal 2 November 1858,<ref>{{Cite book|last=Margono|first=Hartono|date=1984|url=https://books.google.com/books?id=jdvZAAAAMAAJ&q=Sultan+Ahmad+Nazaruddin|title=Sejarah sosial Jambi: Jambi sebagai kota dagang|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional|pages=35|language=id}}</ref> Panembahan Prabu diangkat menjadi Sultan Ahmad Nazarudin,<ref name=":2">{{Cite book|last=Bonatz|first=Dominik|last2=Miksic|first2=John|last3=Neidel|first3=J. David|date=2009-03-26|url=https://books.google.com/books?id=MusYBwAAQBAJ&dq=Sultan+Ahmad+Nazaruddin&pg=PA353|title=From Distant Tales: Archaeology and Ethnohistory in the Highlands of Sumatra|publisher=Cambridge Scholars Publishing|isbn=978-1-4438-0784-5|pages=353|language=en}}</ref> setelah hancurnya istana kerajaan.<ref name=":3">{{Cite book|last=Apriliani|first=Rizka|last2=Seprina|first2=Reka|url=https://mail.online-journal.unja[dot]ac.id/krinok/article/view/24702|title=Perjuangan Sultan Thana Syaifuddin Terhadap Kolonial Belande Di Jambi (1858-1904): STUDY Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Sejarah|publisher=Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP UNJA|publication-date=2023-08-02|language=id|doi=10.22437/krinok.v2i2.24702|archive-url=https://archive.ph/8rhq9|archive-date=6-1-2025|url-status=live}}</ref> Sesuai permintaan [[Hindia Belanda]], ia membuat dan menandatangani perjanjian baru pada hari pengangkatan Sultan. Seperti yang diminta oleh Belanda, ia membuat dan menandatangani perjanjian baru pada hari pengangkatannya. [[Piagam]] gubernur Batavia Belanda yang memuat ketentuan perjanjian tersebut memperkuat surat perjanjian baru ini.<ref name=":1" />
Banyak publikasi Belanda menyatakan bahwa Sultan Jambi hidup dalam keadaan "miskin". Mereka mendapatkan biaya hidup minimum melalui upeti di wilayah kekuasaan masing-masing. Yang mereka miliki hanyalah rumah panggung sebagai istana. Ukurannya agak lebih besar dari rumah rakyat pada umumnya. Dusun Tengah, Tembesi, merupakan rumah bagi salah satu istana.<ref name=":0" />
=== Perebutan kekuasaan ===
Setelah Sultan Thaha Syaifuddin digantikan oleh Sultan Ahmad Nazaruddin oleh Belanda pada tahun 1858, federasi-federasi dataran tinggi Jambi menolak untuk ikut serta dalam pertukaran politik.<ref name=":2" /> Hal ini menyebabkan terjadinya perselisihan mengenai kewenangan kesultanan di negara tersebut.<ref name=":1" /> Jambi pecah menjadi dua kerajaan: Kabupaten Jambi Ilir dengan Sultan Ahmad Nazaruddin dan Kabupaten Jambi Ulu dengan Sultan Thaha Saifuddin. Hal ini terutama disebabkan karena ia tidak ingin mengakui kewenangan pemerintah setelah ia dinobatkan.<ref name=":3" /><ref>{{Cite book|last=
=== Kematian ===
Baris 42 ⟶ 41:
{{Commons category-inline}}{{s-start}}
{{s-reg}}
{{succession box|before=[[Thaha
{{s-end}}
{{Authority control}}
Baris 49:
[[Kategori:Sultan]]
[[Kategori:Kematian 1881]]
[[Kategori:Sultan Jambi]]
[[Kategori:Tokoh Jambi]]
[[Kategori:Tokoh Melayu Indonesia]]
|