Islam di Korea: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wahyu Cahyo (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi 'Setidaknya ada sekitar 45.000 orang penganut agama Islam di Korea, tidak termasuk tenaga kerja Muslim yang bekerja di Korea. Islam juga merupakan agama yang berkemban...'
 
jumlah umat islam yang menetap maupun pekerja asing di Korea Selatan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(97 revisi perantara oleh 49 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Islam by country}}
Setidaknya ada sekitar 45.000 orang penganut agama Islam di [[Korea]], tidak termasuk tenaga kerja Muslim yang bekerja di Korea. Islam juga merupakan agama yang berkembang dengan pesat di [[Korea Selatan]. Termasuk juga pekerja-pekerja Korea yang memeluk agama Islam yang pulang dari negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi.
'''Islam di Korea''' mengalami pertumbuhan yang cepat tetapi jelas hanya dari imigrasi [[Asia Selatan]], [[Timur Tengah]] (yaitu [[diaspora Irak|Irak]]), [[Indonesia]] dan [[Malaysia]] ke Korea Selatan, mayoritas menjadi Muslim, selama 1990-an dan 2000-an, biasanya datang sebagai tenaga kerja [[ekspatriat]]. Secara keseluruhan ada sampai 180.000 Muslim di Korea Selatan.<ref>{{cite web|author=Bae Ji-sook|title=Life is Very Hard for Korean Muslims|publisher=''[[The Korea Times]]''|date=2023-08-10|url=http://www.koreatimes.co.kr/www/news/nation/2007/08/117_8104.html|accessdate=2023-08-19|archive-date=2023-01-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20090117070500/http://koreatimes.co.kr/www/news/nation/2023/08/117_8104.html|dead-url=yes}}</ref>
 
== Sejarah Awal==
Di Korea Selatan, populasi orang Islam semakin meningkat sejak pengenalan agama tersebut tak lama selepas [[Perang Korea]]. Masyarakat Islam (kelahiran Korea dan asing) terpusat di sekitar [[Seoul]].
=== Tiga Kerajaan ===
Selama pertengahan abad ke-7, [[ekonomi Islam di dunia|pedagang Muslim]] telah melintasi [[Asia Timur]] sejak [[Dinasti Tang]] dan membentuk kontak dengan [[Silla]], salah satu dari [[Tiga Kerajaan Korea]].<ref name=Grayson/> Pada tahun 751, seorang jenderal Cina keturunan [[Goguryeo]], [[Gao Xianzhi]], memimpin [[Pertempuran Talas]] untuk Dinasti Tang terhadap [[kekhalifahan Abbasiyah]] namun dikalahkan. Referensi paling awal ke Korea dalam kerja geografis non-[[Asia Timur]] muncul dalam ''General Survey of Roads and Kingdoms'' oleh [[Ibnu Khurdadbih]] pada pertengahan abad ke-9.<ref name="Baker">{{cite journal|last=Baker|first=Don|title=Islam Struggles for a Toehold in Korea |journal=Harvard Asia Quarterly|date=Winter 2006|url=http://www.asiaquarterly.com/content/view/167/|accessdate=2007-04-23}}</ref>
 
Kehadiran pertama [[Islam]] dapat diverifikasi di Korea berawal dari abad ke-9 selama periode [[Silla Bersatu]] dengan kedatangan pedagang dan navigator [[Persia]] dan [[Arab]]. Menurut banyak geografer Muslim, termasuk penjelajah dan ahli geografi Muslim Persia abad ke-9 [[Ibnu Khurdadhbih]], banyak dari mereka menetap secara permanen di Korea, mendirikan desa-desa Muslim.<ref name="Geographers">Lee (1991) reviews the writings of more than 15 Arabic geographers on Silla, which most refer to as ''al-sila'' or ''al-shila''.</ref> Beberapa catatan menunjukkan bahwa banyak dari pemukim berasal dari [[Irak]].<ref name="Iraq1">Lee (1991, pp. 27-28) cites the writings of [[Dimashqi]], [[Al-Maqrisi]], and [[Al-Nuwairi]] as reporting Alawi emigration to Silla in the late 7th century.</ref> Catatan lain menunjukkan bahwa sejumlah besar dari Syiah faksi [[Alawi]] menetap di Korea.<ref name="Alawi1">Lee (1991, p. 26) cites the 10th-century chronicler [[Abu al-Hasan 'Alī al-Mas'ūdī|Mas'udi]].</ref> Selanjutnya yang menunjukkan adanya masyarakat Muslim Timur Tengah di [[Silla]] adalah patung-patung wali kerajaan dengan karakteristik khas Persia.<ref name="Persian1">These were found in the tomb of [[Wonseong of Silla]], d. 798 (Kwon 1991, p. 10).</ref> Pada gilirannya, umat Islam banyak kemudian menikah dengan wanita Korea. Beberapa [[asimilasi budaya|asimilasi]] ke [[Buddhisme di Korea|Buddhisme]] dan [[Shamanisme di Korea|Shamanisme]] terjadi, karena isolasi geografis Korea dari [[dunia Muslim]].<ref>[http://english.pravda.ru/main/2002/11/06/39210_.html Islamic Korea - Pravda.Ru]</ref>
Terdapat pertumbuhan pelan tapi nyata perpindahan orang-orang Timur Tengah (Iran, Irak, Kuwait dan Qatar) beserta Pakistan dan Malaysia ke Korea Selatan yang mayoritas beragama Islam semasa tahun 1990-an dan 2000-an, biasanya datang sebagai tenaga kerja ke negara ini.
 
=== Dinasti Goryeo ===
Di balik fakta bahwa orang Islam Korea adalah masyarakat yang kecil, mereka merupakan sebagian daripada struktur berbagai agama masyarakat Korea yang merupakan penganut agama [[Buddha]], ajaran [[Tao]] dan agama [[Kristenn]].
Hubungan perdagangan antara [[Zaman Keemasan Islam|dunia Islam]] dan semenanjung Korea dilanjutkan dengan kerajaan [[Goryeo]] sampai abad ke-15. Akibatnya, sejumlah pedagang Muslim dari [[Timur Dekat]] dan [[Asia Tengah]] menetap di Korea dan mendirikan keluarga di sana. Setidaknya satu klan utama Korea, keluarga [[Chang (nama Korea)|Chang]] keluarga dengan tempatnya di desa Toksu, mengklaim keturunannya dari keluarga Muslim.<ref name=Grayson>{{Cite book|title=Korea: A Religious History|url=https://archive.org/details/koreareligioushi0000gray_o7x0|first=James Huntley|last=Grayson|publisher=[[Routledge]]|year=2002|isbn=0-7007-1605-X|page=[https://archive.org/details/koreareligioushi0000gray_o7x0/page/195 195]}}</ref> Beberapa Muslim [[orang Hui|Hui]] dari Cina juga tampaknya telah tinggal di kerajaan Goryeo.<ref>{{Cite book|title=Korea: A Historical and Cultural Dictionary|last=Keith Pratt|first=Richard Rutt, James Hoare|publisher=[[Routledge]]|year=1999|isbn=0-7007-0464-7|page=189}}</ref> Pada 1154, Korea termasuk dalam atlas dunia geografer Arab [[Muhammad al-Idrisi]], ''[[Tabula Rogeriana]]''. Peta tertua dunia Korea, ''[[Kangnido]]'', menarik pengetahuan dari [[Kawasan Barat]] dari karya [[Geografi dalam Islam abad pertengahan|geografi Islam]].<ref>{{Cite book|title=Korea: A Historical and Cultural Dictionary|last=Keith Pratt|first=Richard Rutt, James Hoare|publisher=[[Routledge]]|year=1999|isbn=0-7007-0464-7|page=36}}</ref>
Islam dalam [[bahasa Korea]] adalah 이슬람 ([[bahasa Korea]]: Iseullam.
 
Kontak kecil dengan masyarakat mayoritas Muslim, khususnya [[orang Uighur|Uighur]], berjalan terus dan semakin dekat. Satu kata untuk Islam dalam [[bahasa Korea]], ''hoegyo'' (회교, 回敎) berasal dari ''huihe'' (回紇), nama [[bahasa Tionghoa]] tua untuk Uyghur. Selama akhir periode [[Goryeo]], ada masjid di ibu kota [[Gaeseong]].<ref name="Goryeo1">{{cite web|url=http://www.islamkorea.com/english/articlean1.html|work=Islam Korea|title=Islam takes root and blooms|accessdate=2006-03-20|archive-date=2006-05-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20060502024205/http://www.islamkorea.com/english/articlean1.html|dead-url=yes}}</ref> Selama kekuasaan [[Kekaisaran Mongol|Mongol]] di Korea, Mongol sangat bergantung pada Uyghur untuk membantu mereka menjalankan kerajaan besar mereka karena orang Uighur berpengalaman dalam mengelola jaringan perdagangan yang diperluas. Setidaknya dua orang Uighur tinggal di Korea secara permanen dan menjadi nenek moyang dari dua klan Korea.<ref name="Baker"/><ref name="Goryeo2">{{cite web|url=http://www.rootsinfo.co.kr/name/n06/n060213.html|work=Rootsinfo.co.kr (Korean language)|title=덕수장씨|accessdate=2006-03-20|archive-date=2005-11-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20051119133702/http://www.rootsinfo.co.kr/name/n06/n060213.html|dead-url=yes}}</ref>
==Sejarah Awal==
 
Salah satu imigran [[Asia Tengah]] di Korea awalnya datang ke Korea sebagai asisten seorang putri Mongol yang telah dikirim untuk menikahi Raja [[Chungnyeol dari Goryeo|Chungnyeol.]] Dokumen [[Dinasti Goryeo|Goryeo]] mengatakan bahwa nama aslinya adalah Samga. Tetapi, setelah ia memutuskan untuk tinggal di Korea, raja menganugerahinya nama Korea [[Jang Sun-nyeong]]. Jang menikah dengan seorang Korea dan menjadi nenek moyang pendiri klan [[Deoksu Jang]]. Klannya menghasilkan banyak pejabat tinggi dan cendekiawan [[Konfusianisme]] yang dihormati selama berabad-abad. Dua puluh lima generasi kemudian, sekitar 30.000 warga Korea melihat kembali ke belakang Jang Sun-nyeong sebagai leluhur dari klan mereka. Mereka sadar bahwa ia bukan penduduk asli Korea. Banyak yang percaya bahwa ia adalah seorang Muslim Arab. Namun, tidak ada bukti pengaruh Islam pada tradisi keluarga Deoksu Jang. Hal yang sama juga terjadi pada keturunan Asia Tengah lain yang tinggal di Korea. Seorang Asia Tengah (mungkin Uighur) bernama [[Seol Son]] melarikan diri ke Korea ketika [[Pemberontakan Serban Merah]] meletus menjelang akhir dari [[Dinasti Yuan]]. Dia juga menikah dengan seorang Korea, menjadi leluhur klan [[Seol Gyeongju]] yang mengklaim sedikitnya 2.000 anggota di Korea saat ini tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda khusus dari pengaruh Muslim.<ref name="Baker"/>
Dari pertengahan hingga akhir abad 7, pedagang-pedagang Islam telah dikenal dari Khilafah yang pergi ke negara Cina Tang serta membuat perhubungan dengan Silla, salah satu daripada Tiga Kerajaan Korea. Pada tahun 751, general Cina '''Gao Xianzhi''' telah memimpin Pertempuran Talas bagi pihak Cina Tang melawan Bani Abbasiyah namun tewas. Rujukan paling tua bagi Korea dalam karya geografi bukan Asia Timur muncul dalam Tinjauan Umum Terhadap Jalan-jalan dan Kerajaan-kerajaan oleh Ibn Khurdadbih pada pertengahan abad 9.
 
=== Dinast Joseon ===
Perhubungan skala kecil dengan bangsa-bangsa yang mayoritas beragama Islam, khususnya orang Uyghur, terus berjalan. Satu perkataan dalam bahasa Korea bagi Islam, hoegyo (회교, 回敎) datang daripada huihe (回紇), satu nama lama Cina bagi orang Uyghur. Semasa tempoh akhir Goryeo, terdapat masjid-masjid di ibukota Gaeseong.[10] Semasa pemerintahan Mongol di Korea, orang-orang Mongol amat bergantung pada orang Uyghur untuk membantu mereka menguruskan kerajaan mereka yang luas itu karena pengalaman orang Uyghur dalam pengurusan jaringan-jaringan perdagangan yang berkembang luas.
Pada periode awal [[dinasti Joseon|Joseon]], [[penanggalan Islam]] berfungsi sebagai dasar untuk kalender karena reformasi untuk akurasi yang unggul di atas kalender Cina yang sudah ada.<ref name="Baker"/> Penerjemahan Korea dari ''[[orang Hui|Huihui]] Lifa'', sebuah teks yang menggabungkan [[astronomi Cina]] dengan [[Astronomi dalam Islam abad pertengahan|astronomi Islam]], dipelajari di [[Korea]] di bawah [[Dinasti Joseon]] pada masa [[Sejong yang Agung]] pada abad ke-15.<ref>{{Cite journal|title=The Korean Adaptation of the Chinese-Islamic Astronomical Tables|author=Yunli Shi|journal=Archive for History of Exact Sciences|publisher=[[Springer Science+Business Media|Springer]]|issn=1432-0657|volume=57|issue=1|date=January 2003|doi=10.1007/s00407-002-0060-z|pages=25–60 [26–7]|postscript=<!--None-->}}</ref> Tradisi astronomi Cina-Islam bertahan di Korea sampai awal abad ke-19.<ref name=Shi-30>{{Cite journal|title=The Korean Adaptation of the Chinese-Islamic Astronomical Tables|author=Yunli Shi|journal=Archive for History of Exact Sciences|publisher=[[Springer Science+Business Media|Springer]]|issn=1432-0657|volume=57|issue=1|date=January 2003|doi=10.1007/s00407-002-0060-z|pages=25–60 [30]|postscript=<!--None-->}}</ref>
 
Namun, karena isolasi politik dan geografis Korea selama periode Joseon, Islam akhirnya lenyap di Korea sampai diperkenalkan kembali pada abad ke-20. Hal ini diyakini bahwa banyak praktik-praktik keagamaan dan ajaran tidak dapat bertahan.<ref name="Baker"/> Namun, pada abad ke-19, pemukim Korea di [[Manchuria]] melakukan kontak kembali dengan Islam, ini menjadi Muslim Korea pertama pada zaman modern.<ref name="SeoulCity">{{cite web|url=http://english.seoul.go.kr/today/about/about_09way.htm|work=Seoul City government website|title=About Seoul: Way of Life|accessdate=2006-03-20|archive-date=2006-02-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20060208084901/http://english.seoul.go.kr/today/about/about_09way.htm|dead-url=yes}}</ref>
Semasa Perang Korea, Turki mengirim tentara kedua terbanyak (setelah Amerika Serkat) untuk membantu Korea Selatan di bawah arahan PBB. Di samping sumbangan mereka dalam medan pertempuran, orang Turki juga membantu dalam kerja kemanusiaan, membantu mengurus sekolah-sekolah masa perang bagi anak-anak yatim akibat peperangan. Tidak lama selepas perang itu, beberapa orang Turki yang ditempatkan di Korea Selatan sebagai pasukan PBB mulai mengajari orang-orang Korea mengenai Islam. Persatuan Orang Islam Korea berdiri pada tahun 1955, ketika masjid pertama di Korea Selatan dibangun. Persatuan Orang Islam Korea berkembang cukup besar sehingga menjadi Persekutuan Orang Islam Korea pada tahun 1967.
 
Catatan paling awal dari Muslim asli Korea berawal dari abad ke-19, ketika ada sebuah komunitas Muslim yang signifikan yang menempatkan dirinya di [[Manchuria]]. Kelompok ini meliputi keturunan pedagang Asia Tengah yang telah menetap di kota-kota Manchuria. Di sanalah warga Korea asli pertama kali datang untuk menerima Islam sebagai agama mereka. Namun, itu hanya setelah [[Perang Korea]] bahwa Islam mulai tumbuh secara signifikan di Korea. Islam diperkenalkan ke Korea oleh [[Brigade Turki]] yang datang untuk membantu Korea selama perang. Sejak itu, Islam telah terus tumbuh di Korea dan diadopsi oleh kalangan penduduk asli Korea yang cukup signifikan.<ref>{{Cite book|title=Korea: A Religious History|url=https://archive.org/details/koreareligioushi0000gray_o7x0|first=James Huntley|last=Grayson|publisher=[[Routledge]]|year=2002|isbn=0-7007-1605-X|page=[https://archive.org/details/koreareligioushi0000gray_o7x0/page/196 196]}}</ref>
==Sekarang==
Pada tahun 1962, kerajaan Malaysia telah menawarkan bantuan US$ 33,000 untuk sebuah masjid yang akan dibangun di Seoul. Walau bagaimana pun, rancangan tersebut terbantut akibat [[inflasi]]. Minat terhadap Islam mula meningkat hanya bermula pada sekitar 1970-an ketika hubungan ekonomi Korea Selatan dengan banyak negara Timur Tengah menjadi kentara. Sebagian orang Korea yang bekerja di Arab Saudi telah memeluk Islam; apabila mereka menyempurnakan lama kerja masing-masing dan pulang ke Korea, mereka memastikan bilangan orang Islam asli. Masjid Pusat Seoul akhirnya dibangun di Itaewon, Seoul pada tahun 1976. Hari ini terdapat juga masjid di Busan, Anyang, Gwangju, Jeonju and Daegu. Menurut Lee Hee-Soo (Yi Hui-su), terdapat lebih kurang 40,000 orang Islam yang berdaftar di Korea Selatan, dan lebih kurang 10.000 dianggarkan adalah penganut yang saleh.
 
== Pengenalan kembali abad ke-20 ==
Yayasan Muslim Korea menyatakan bahwa ia akan membuka sekolah dasar Islam yang pertama dan akan dinamakan Sekolah Dasar Putra Sultan Bin Abdul Aziz pada bulan Mei 2009 dengan maksud untuk membantu orang Islam di Korea mempelajari agama mereka dan mengikuti kurikulum yang resmi. Rancangan sedang dijalankan untuk membuka sebuah pusat kebudayaan, sekolah-sekolah menengah dan universitas. Abdullah Al-Aifan, Duta Arab Saudi ke Seoul telah mengirimkan $ 500,000 kepada yayasan tersebut bagi pihak kerajaan Arab Saudi.
SemasaSelama Perang Korea, [[Turki]] mengirim tentarasejumlah kedua terbanyak (setelah Amerikabesar Serkat)pasukannya untuk membantu [[Korea Selatan]] di bawah arahanperintah [[PBB.]], Diyang sampingdisebut sumbangan[[Brigade Turki]]. Selain kontribusi mereka dalamdi medan pertempuranperang, orang Turki juga membantu dalam kerjapekerjaan kemanusiaan, membantu mengurusmengoperasikan sekolah-sekolah masaselama waktu perang bagiuntuk anak-anak yatim akibatkorban peperanganperang. TidakTak lama selepassetelah perang itu, beberapa orang Turki yang ditempatkanbertugas di Korea Selatan sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB mulai mengajarimengajar orang-orangdi Korea mengenaitentang Islam. PersatuanPada Orangawal Islammengubahnya mendirikan [[Korea berdiriMuslim Society]] pada tahun 1955, ketikapada saat di mana masjid pertama di Korea Selatan dibangundidirikan.<ref Persatuanname="SeoulCity"/> OrangKorea IslamMuslim KoreaSociety berkembangtumbuh cukup besar sehinggauntuk menjadi Persekutuan[[Korea OrangMuslim Islam KoreaFederation]] pada tahun 1967.<ref name="Baker"/>
 
== Saat ini ==
Banyak orang Islam Korea mengatakan perbedaan gaya hidup mereka membuatkan mereka dapat berdiri teguh dibanding orang lain dalam masyarakat. Walau bagaimana pun, kebimbangan terbesar mereka ialah sikap trauma yang dirasakan mereka selepas peristiwa 11 September 2001, ketika banyak orang menunjukkan minat terhadap ide-ide keislaman.
Pada tahun 1962, pemerintah [[Malaysia]] menawarkan hibah sebesar US $ 33.000 untuk sebuah masjid yang akan dibangun di Seoul. Namun, rencana itu gagal karena [[inflasi]]. Tidak sampai 1970-an, ketika hubungan ekonomi Korea Selatan dengan banyak negara Timur Tengah menonjol, menunjukkan bahwa minat terhadap Islam mulai bangkit kembali. Beberapa [[orang Korea di Arab Saudi|warga Korea yang bekerja di Arab Saudi]] masuk Islam, ketika mereka menyelesaikan masa tugas kerja mereka dan kembali ke Korea, mereka didukung sejumlah Muslim penduduk asli.<ref name="Baker"/> [[Masjid Pusat Seoul]] akhirnya dibangun di Seoul lingkungan [[Itaewon]] pada tahun 1976. Saat ini ada juga masjid di [[Busan]], [[Anyang (Korea Selatan)|Anyang]], [[Gwangju]], [[Jeonju]] dan [[Daegu]]. Menurut Lee Hee-Soo (Yi Hui-su), Presiden Korea Islam Institute, ada sekitar 40.000 Muslim yang terdaftar di Korea Selatan, dan sekitar 10.000 diperkirakan penganut yang sangat aktif.<ref name="pop1">The article (in Korean) at [http://www.arisok.com/news_view.asp?id=5821] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20020928072214/http://www.arisok.com/news_view.asp?id=5821|date=2002-09-28}} quotes Lee Hee-Soo (Yi Hui-su), president of 한국 이슬람 학회 (Korea Islam Institute), with these figures.</ref>
 
YayasanKorea Muslim Korea menyatakanFederation bahwa(KMF) iamengatakan akan membuka [[sekolah dasar]] Islam yang pertama dan akan dinamakan Sekolahbernama DasarSD PutraPangeran Sultan Bin Abdul Aziz pada bulan MeiMaret 2009 dengan maksud untuktujuan membantu orang Islam[[Muslim]] di [[Korea mempelajariSelatan|Korea]] belajar tentang [[agama]] mereka dan mengikutimelalui kurikulum yangsekolah resmi. RancanganRencana sedang dijalankandilakukan untuk membuka sebuah pusat kebudayaanbudaya, sekolah-sekolah menengah dan bahkan universitas. Abdullah Al-Aifan, Duta Besar [[Arab Saudi]] kedi [[Seoul]], telah mengirimkanmenyerahkan $ 500,.000 kepadauntuk yayasanKMF tersebutatas baginama pihak kerajaanpemerintah Arab Saudi.<ref>http://www.koreatimes.co.kr/www/news/nation/2008/03/117_20746.html First Muslim School to Open Next Year</ref>
==Sumber==
 
Jauh sebelum dibentuknya sekolah formal berupa SD, sebuah madrasah bernama Madrasah Sultan Bin Abdul Aziz, telah berfungsi sejak tahun 1990 dan di situlah anak-anak diberi kesempatan untuk belajar bahasa Arab, budaya Islam, dan Inggris.
 
Banyak Muslim Korea yang mengatakan gaya hidup mereka yang berbeda membuat mereka lebih menonjol daripada yang lain dalam masyarakat. Namun, kekhawatiran terbesar mereka adalah prasangka yang mereka rasakan setelah [[serangan 11 September]] pada tahun 2001.<ref>http://www.koreatimes.co.kr/www/news/nation/2007/08/117_8104.html Life is Very Hard for Korean Muslims</ref>
 
Dalam [[Arirang (TV jaringan)|Arirang TV]], sebuah stasiun TV Korea juga membuat laporan 9 menit pada Imam Hak Ap-du dan Islam di Korea.<ref>http://www.youtube.com/watch?v=05ROUDTAo-M</ref>
 
== Jumlah Muslim di Korea ==
 
* '''Korea Selatan '''
Populasi [[Muslim]] di [[Korea Selatan]] saat ini berjumlah
100.000 dari populasi negara dengan mayoritas berasal dari imigran dari [[Asia Timur]] dan [[Asia Tenggara]].
 
* '''Korea Utara'''
Saat ini, jumlah Muslim di [[Korea Utara]] sangatlah kecil mengingat 64% warga [[Korea Utara]] adalah [[ateis]]. Terhitung ada 3.000 [[muslim]] di negara ini. Satu-satunya [[masjid]] di [[Korea Utara]] yaitu Masjid Ar-Rahman yang terletak di dekat Kedutaan Besar [[Iran]].<ref>https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200506152714-269-500757/ibadah-di-satu-satunya-masjid-di-negara-kim-jong-un</ref>
 
== Catatan ==
{{reflist|2}}
 
=== Sumber ===
* {{cite journal|last=Baker|first=Don|title=Islam Struggles for a Toehold in Korea |journal=Harvard Asia Quarterly|date=Winter 2006|url=http://www.asiaquarterly.com/content/view/167/|accessdate=2007-04-23}}
* Kwon, Young-pil. (1991). Ancient Korean art and Central Asia: Non-Buddhist art prior to the 10th century. ''Korea Journal 31''(2), 5-20. [http://www.ekoreajournal.net/archive/detail.jsp?BACKFLAG=Y&VOLUMENO=31&BOOKNUM=2&PAPERNUM=1&SEASON=Summer&YEAR=1991]
* Lee, Hee-Soo. (1991). Early Korea-Arabic maritime relations based on Muslim sources. ''Korea Journal 31''(2), 21-32. [http://www.ekoreajournal.net/archive/detail.jsp?BACKFLAG=Y&VOLUMENO=31&BOOKNUM=2&PAPERNUM=1&SEASON=Summer&YEAR=1991]
 
== Pranala luar ==
* [http://www.koreaislam.org/e-index.php Korea Muslim Federation]
* [http://msa.kaist.ac.kr/ Korea Advanced Institute of Science and Technology ( KAIST ) - Muslim Students Association ( MSA )] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080406005127/http://msa.kaist.ac.kr/ |date=2023-04-06 }}
* [http://www.islamkorea.com/ Cheonju Masjid]
* [http://www.islamawareness.net/Asia/KoreaSouth/ Islam and Muslims in South Korea]
* [http://www.quran.or.kr/Islam/Islam-eng.htm Collections of Korean Muslim Sermons (Audio)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050207060019/http://quran.or.kr/Islam/Islam-eng.htm |date=2005-02-07 }}
* [http://www.hani.co.kr/arti/society/society_general/478222.html “난 한국인 무슬림이다”] {{ko}} - Introducing Korean Muslim communities (Part 1) by the Hankyeohrae
* [http://www.hani.co.kr/arti/society/society_general/478375.html ‘코슬림’ 알리 “내 나라는 코리아”] {{ko}} - Introducing Korean Muslim communities (Part 2) by the Hankyeohrae
 
{{Topik Asia|Islam di}}
 
[[Kategori:Islam di Korea| ]]
[[Kategori:Agama di Korea]]
[[Kategori:Islam menurut negara]]