Yum Soemarsono: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k +kat
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(33 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
{{peacock}}
|honorific-prefix = <small>[[Letnan Kolonel]] [[Udara]] ([[Anumerta]])</small>
'''Yum Soemarsono''' dikenal sebagai bapak helikopter [[Indonesia]]. Bersama dengan [[Nurtanio Pringgoadisuryo]], [[Wiweko Soepono]] dan [[R.J Salatun]]. Beliau adalah perintis kedirgantaraan di Indonesia. Bila Nurtanio melakukan upaya merintis dalam bidang pesawat bersayap tetap, maka Yum Soemarsono adalah perintis dibidang [[helikopter]].
|honorific-suffix =
|name = Yum Soemarsono
|image =
|birth_date = {{Birth date|1916|12|10}}
|birth_place = [[Purworejo]], [[Jawa Tengah]]
|death_date = {{Death date and age|1999|3|5|1916|12|10}}
|death_place = [[Jakarta]]
|allegiance = [[Indonesia]]
|serviceyears =
|rank = [[Berkas:Letkol pdh au komando.png|25px]] [[Letnan Kolonel]]
|branch = [[Berkas:Lambang TNI AU.png|25px]] [[TNI Angkatan Udara]]
|unit = Korps Penerbang (Helikopter)
|awards =
|battles =
|laterwork =
|portrayedby =
|enteredservice =
|currentlyresides =
|party =
|family =
|spouse =
|children =
|residence =
|alma_mater =
|occupation =
|religion =
}}
'''[[Letnan Kolonel]] [[Udara]] ([[Anumerta]]) Yum Soemarsono''' ({{lahirmati|[[Purworejo]], [[Jawa Tengah]]|10|12|1916|[[Jakarta]]|5|3|1999}}) adalah seorang ilmuwan, tentara angkatan udara dan penerbang asal Indonesia. Ia juga dikenal sebagai bapak [[Helikopter]] [[Indonesia]]. Bersama dengan [[Nurtanio Pringgoadisuryo]], [[Wiweko Soepono]] dan [[Jacob Salatun|R.J Salatun]], mereka adalah perintis kedirgantaraan di Indonesia. Bila Nurtanio melakukan upaya merintis dalam bidang pesawat bersayap tetap, maka Yum Soemarsono adalah perintis dibidang [[Helikopter]].
 
== Riwayat Hidup ==
Yum Soemarsono lahir di [[Purworejo]], [[10 April]] [[1916]]. Beliau tidak banyak
mengenyam pendidikan tinggi, beliau menekuni dunia helikopter secara otodidak.
Helikopter rancangannya pada saat itu tidak memiliki bentuk selayaknya helikopter yang
dilihat sekarang, namun memilik dan menerapkan prinsip kerja helikopter. Rancangannya
berupa Rotor Stabilizer, dia buat berdasarkan intuisi dan pengalaman dalam merancang
bangun sebuah helikopter.
 
=== Latar belakang ===
== Helikopter hasil rancangannya ==
Walaupun dikenal sebagai perancang helikopter tapi ia tidak banyak mengenyam pendidikan tinggi. Ia menekuni dunia helikopter secara [[otodidak]]. Helikopter rancangannya pada saat itu tidak memiliki bentuk selayaknya helikopter yang dilihat sekarang akan tetapi memiliki dan menerapkan prinsip kerja helikopter pada umumnya. Rancangan berupa ''Rotor Stabilizer'' dia buat berdasarkan intuisi dan pengalaman dalam merancang bangun sebuah helikopter. Yum Soemarsono merancang helikopter dengan hasil pemikirannya sendiri. Hal ini juga disebabkan karena informasi tentang perkembangan teknologi Helikopter saat itu sangat sukar diperoleh selain karena Belanda menutup berbagai jalur komunikasi dan informasi pada masa [[Sejarah Indonesia (1945–1949)|pergolakan kemerdekaan Indonesia]]. Sekalipun pada masa itu perkembangan rancangan helikopter di berbagai belahan dunia cukup pesat baik oleh [[Igor Sikorsky]] dan tokoh lainnya seperti [[Mikhail L Mil]]. Yang mendasari rancangan helikopter ini hanyalah majalah Popular Science bekas dan buku-buku cetakan stensilan tentang ilmu [[aerodinamika]] dari [[Ir Oyen]] seorang ilmuwan Belanda.
 
=== Helikopter hasil rancangannya ===
Ada empat helikopter yang berhasil beliau rancang. Helikopter pertama adalah RI-H yang
Ada empat helikopter yang berhasil ia rancang.
selesai pada tahun 1948 namun tidak sempat diterbangkannya karena lokasi
# Helikopter [[RI-H]] yang selesai pada tahun 1948 namun tidak sempat diterbangkannya karena lokasi pembuatannya di [[Gunung Lawu]] dibom [[Belanda]] pada saat Revolusi Kemerdekaan Indonesia.
# Helikopter YSH (Yum Soeharto Hatmidji) yang dirancang bersama Soeharto dan Hatmidji, selesai pada tahun 1950 dan melayang setinggi 10&nbsp;cm di lapangan Sekip [[Yogyakarta]].
Indonesia. Rupanya pembuatan helikopter dianggap sebagai senjata yang bernilai
# Helikopter [[Seomarcopter]] yang berhasil terbang setinggi 3 meter sejauh 50 meter dengan mesin berdaya 60&nbsp;hp pada 1954. Penerbangan Helikopter ini disaksikan dan diawaki oleh [[Leonard Parish]] seorang Instruktur perusahaan Hiller Helicopter, [[Amerika Serikat]],
strategis, khususnya bagi pihak Republik Indonesia, yang baru saja berdiri.
# Helikopter Kepik, terjadi kecelakaan pada percobaanya pada 22 Maret 1964 dan menyebabkan Yum kehilangan tangan kirinya dan sekaligus menewaskan asistennya yang benama Dali. Nama kepik sendiri adalah nama pemberian presiden Republik Indonesia Rencananya, helikopter ini akan melakukan demonstrasi udara dihadapan Jenderal [[Ahmad Yani]] dan Presiden [[Soekarno]].
 
=== Merancang ''Throttle collective device'' ===
Heli kedua adalah YSH yang dirancang bersama Soeharto dan Hatmidji, selesai pada
Dalam masa-masa absennya dari kegiatan dunia kedirgantaraan Indonesia, Yum Soemarsono membuat alat yang dinamakan ''throttle collective device'' untuk mengganti tangan kirinya yang putus, sehingga penerbang cacat seperti dirinya masih mampu menerbangkan helikopter. Alat ini digunakan untuk mengangkat dan memutar collective, salah satu kemudi yang terletak pada sisi kiri penerbang.
tahun 1950 dan melayang setinggi 10 cm di lapangan Sekip [[Yogyakarta]]. Sementara Helikopter ketiga adalah Seomarcopter yang berhasil terbang ketinggian 3 meter sejauh
50 meter dengan mesin berdaya 60 hp pada 1954. Helikopter ini mendapat pengakuan
dan kekaguman dari seorang Instruktur perusahaan Hiller Helicopter, [[Amerika Serikat]],
[[Leonard Parish]] ketika ikut mencoba helikopter buatannya. Parish sendiri berada di
Indonesia untuk merawat dan menerbangkan helikopter Hiller yang dibeli pemerintah
Indonesia.
 
Semula hanya didesain untuk helikopter jenis Hiller, tetapi kemudian dikembangkannya untuk dipakai pada helikopter [[Bell 47G]] dan [[Bell 47J2A]], hadiah dari Sesdalopbang [[Solihin Gautama Purwanegara|Solichin GP]]. Sampai saat ini, di dunia, hanya Yum Soemarsono yang terpikir untuk
Helikopter ke empat adalah Kepik yang ironisnya mengalami kecelakaan pada 22 Maret
membuat alat seperti itu. Alat ini bahkan diminati oleh seorang kolektor pesawat asal [[Le Cerny]] [[Prancis]], [[Capel Sr.]] yang memiliki sekitar 100 pesawat pada masa lalu, serta pabrik helikopter Bell di Amerika Serikat. Menurut [[Alan Capel]], putra Capel, mengatakan bahwa alat tersebut sangat berharga bahkan kedepan perlu dimuseumkan agar semua orang dapat mengetahuinya.
1964 dan menyebabkan kehilangan tangan kirinya dan sekaligus menewaskan
asistennya, Dali. Nama kepik sendiri adalah nama pemberian presiden Republik Indonesia
pertama [[Soekarno]]. Rencananya, helikopter ini akan melakukan demonstrasi udara
dihadapan Jenderal [[Ahmad Yani]] dan Presiden [[Soekarno]].
 
Hingga akhir hidupnya, Yum Soemarsono tetap bergelut dengan Helikopter dan masih menerbangkan [[Helikopter Si Walet]]. Ia memiliki 2.500 jam terbang dan pensiun dari [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara|TNI Angkatan Udara]] dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel. Ia meninggal pada 5 Maret 1999, karena kanker yang menggerogoti paru-parunya.
Karena peristiwa ini, Yum Soemarsono kehilangan semangat dan sempat "menghilang"
dari dunia kedirgantaraan. Bahkan rumah, tanah dan kendaraan dari Presiden Soekarno
pun tidak digubrisnya.
 
== Pranala luar ==
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Yum Soemarsono merancang helikopter dengan
* {{id}} Helikopter Kisah dan Pengembangan, Edisi Koleksi Majalah Angkasa VI
hasil pemikirannya sendiri. Hal ini juga disebabkan karena informasi tentang
* {{id}} [http://tni-au.mil.id/content/lekol-pur-yum-sumarsono-bapak-helikopter-indonesia Lekol (Udara) Yum Sumarsono Bapak Helikopter Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140715003314/http://tni-au.mil.id/content/lekol-pur-yum-sumarsono-bapak-helikopter-indonesia |date=2014-07-15 }}
perkembangan teknologi Helikopter sangat sukar diperoleh, selain karena Belanda
menutup berbagai jalur komunikasi dan informasi pada masa pergolakan kemerdekaan
Indonesia. Sekalipun pada masa itu, perkembangan rancangan helikopter di berbagai
belahan dunia cukup pesat, baik oleh [[Igor Sikorsky]] dan tokoh lainnya seperti [[Mikhail
L Mil]]. Yang mendasari rancangan helikopter ini hanyalah majalah Popular Science
bekas dan buku-buku cetakan stensilan tentang ilmu aerodinamika dari ilmuwan Belanda,
[[Ir Oyen]]
 
{{lifetime|1916|1999|}}
== Merancang Throttle collective device ==
 
{{Authority control}}
Dalam masa-masa absennya dari kegiatan dunia kedirgantaraan Indonesia, Yum Soemarsono membuat alat yang dinamakan throttle collective device untuk mengganti tangan kirinya yang putus, sehingga penerbang cacat seperti dirinya masih mampu menerbangkan helikopter. Alat ini digunakan untuk mengangkat dan memutar collective, salah satu kemudi yang terletak pada sisi kiri penerbang.
 
Semula hanya didesain untuk helikopter jenis Hiller, namun kemudian dikembangkannya
untuk dipakai pada helikopter [[Bell 47G]] dan [[Bell 47J2A]], hadiah dari Sesdalopbang
[[Solichin GP]]. Sampai saat ini, di dunia, hanya Yum Soemarsono yang terpikir untuk
membuat alat seperti itu. Alat ini bahkan diminati oleh seorang kolektor pesawat asal
[[Le Cerny]] [[Perancis]], [[Capel Sr.]] yang memiliki sekitar 100 pesawat di masa lalu, serta
pabrik helikopter Bell di Amerika Serikat. Menurut [[Alan Capel]], putra Capel,
mengatakan bahwa alat tersebut sangat berharga bahkan kedepan perlu dimuseumkan
agar semua orang dapat mengetahuinya.
 
Sayangnya tidak ada kejelasan selanjutnya mengenai pengembangan alat ini dan
sekaligus juga hak patennya baik oleh institusi yang berkecimpung di bidang
kedirgantaraan termasuk [[ITB]], dan [[PT Dirgantara Indonesia]] (dulu [[IPTN]]) serta
institusi lainnya yang bergerak di bidang Riset dan Teknologi, maupun oleh pihak-pihak
lain.
 
Hingga akhir hidupnya, Yum Soemarsono tetap bergelut dengan Helikopter dan masih
menerbangkan [[Helikopter Si Walet]]. Beliau memiliki 2.500 jam terbang dan pensiun dari
[[TNI Agkatan Udara]] dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel. Beliau meninggal pada 5 Maret 1999, karena kanker yang menggerogoti paru-parunya.
 
== Sumber ==
* Helikopter Kisah dan Pengembangan, Edisi Koleksi Majalah Angkasa VI
 
{{lifetime|1916}}
[[Kategori:Tokoh Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Dirgantara Indonesia]]
[[Kategori:Ilmuwan Indonesia]]
[[Kategori:Insinyur Indonesia]]
[[Kategori:Insinyur mesin Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara]]
[[Kategori:Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara]]
[[Kategori:Perintis Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Purworejo]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]