Eduard Douwes Dekker: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Edsmedia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(140 revisi perantara oleh 78 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{tentang|penulis Belanda yang dikenal pula dengan nama pena Multatuli|tokoh pergerakan nasional Indonesia E.F.E. Douwes Dekker yang dikenal pula dengan nama Danudirja Setiabudi|Ernest Douwes Dekker}}
[[Gambar:Multatuli_4153.jpg|thumb|200px|Patung Eduard Dekker. <small>Foto karya Robertson/Kerr Photography</small>]]
{{kegunaanlain|Douwes Dekker}}
'''Eduard Douwes Dekker''' ([[2 Maret]] [[1820]] - [[19 Februari]] [[1887]]), lebih dikenal dengan [[nama pena]] '''Multatuli''', adalah penulis [[Belanda]] yang terkenal dengan [[novel]] satirisnya ''[[Max Havelaar]]'' ([[1860]]), di mana ia mengritik perlakuan buruk para penjajah terhadap orang-orang [[Indonesia]].
{{No footnotes|date=Januari 2021}}
{{Infobox Writer
|name = Eduard Douwes Dekker
|image = Portret van de schrijver Multatuli (cropped).jpg
|image size = 400px
|birth_date = {{birth date|1820|3|2|mf=y}}
|birth_place = [[Amsterdam]], [[Belanda]]
|nationality = [[Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1887|2|19|1820|3|2}}
|death_place = [[Ingelheim am Rhein]], [[Jerman]]
|occupation =
* [[Penulis]]
* [[Dramawan]]
|genre =
|movement =
|spouse =
|children =
|influences =
|influenced =
|religion =
|awards =
|signature =
}}
'''Eduard Douwes Dekker''' ({{lahirmati|[[Amsterdam]], [[Belanda]]|2|3|1820|[[Ingelheim am Rhein]], [[Jerman]]|19|2|1887}}), atau yang dikenal pula dengan [[nama pena]] '''Multatuli''' (dari [[bahasa Latin]] ''multa tuli'' "banyak yang aku sudah derita"), adalah penulis [[Belanda]] yang terkenal dengan ''[[Max Havelaar]]'' ([[1860]]), [[novel]] satirisnya yang berisi kritik atas perlakuan buruk para penjajah terhadap orang-orang [[Inlander|pribumi]] di [[Hindia Belanda]].
 
Eduard memiliki saudara bernama Jan yang merupakan kakek dari tokoh pergerakan kemerdekaan [[Indonesia]], [[Ernest Douwes Dekker]] yang dikenal pula dengan nama [[Danudirja Setiabudi]].
Dekker dilahirkan di [[Amsterdam]]. Ayahnya adalah seorang kapten [[kapal]] yang cukup besar dengan penghasilan cukup sehingga keluarganya termasuk keluarga mapan dan berpendidikan.
 
== Masa kecil ==
Eduard kemudian disekolahkan di sekolah Latin yang nantinya bisa meneruskan jenjang pendidikan ke universitas. Pada awalnya Eduard menempuh pendidikan dengan lancar karena Eduard merupakan murid yang berprestasi dan cukup pandai. Namun lama kelamaan Eduard merasa bosan sehingga prestasinya merosot. Hal ini membuat ayahnya langsung mengeluarkannya dari sekolah dan ditempatkan di sebuah kantor dagang.
Eduard dilahirkan di [[Amsterdam]]. Ayahnya adalah seorang kapten [[kapal]] yang cukup besar dengan penghasilan cukup sehingga keluarganya termasuk keluarga mapan dan berpendidikan.
 
Eduard kemudian disekolahkan di sekolah Latin yang nantinya bisa meneruskan jenjang pendidikan ke universitas. Pada awalnya Eduard menempuh pendidikan dengan lancar karena Eduard merupakan murid yang berprestasi dan cukup pandai. Namun lama kelamaan Eduard merasa bosan sehingga prestasinya merosot. Hal ini membuat ayahnya langsung mengeluarkannya dari sekolah dan ia ditempatkan di sebuah kantor dagang.
Bagi Eduard, ditempatkannya di sebuah kantor dagang membuatnya merasa dijauhkan dari pergaulan dengan kawan-kawannya sesama keluarga berkecukupan bahkan ditempatkan di posisi yang dianggapnya hina sebagai pembantu di sebuah kantor kecil perusahaan [[tekstil]]. Di sanalah dirinya merasa bagaimana menjadi seorang miskin dan berada di kalangan bawah masyarakat. Pekerjaan ini dilakukannya selama empat tahun dan meninggalkan kesan yang tidak dilupakannya selama hidupnya. "Dari hidup dikalangan yang memiliki pengaruh kemudian hidup di kalangan bawah masyarakat membuatnya mengetahui bahwa banyak kalangan masyarakat yang tidak memiliki pengaruh dan perlindungan apa-apa", seperti yang diucapkan [[Paul van Veer]] dalam biografi Multatuli.
 
== Menjadi pegawai kecil ==
Ketika ayahnya pulang dari perjalanannya, dilihatnya perubahan kehidupan dan keadaan dalam diri Eduard yang kemudian ayahnya memiliki niat untuk membawanya dalam sebuah perjalanan. Pada saat itu, di [[Hindia Belanda]] memiliki kesempatan untuk mencari kekayaan dan jabatan, juga bagi kalangan orang-orang Belanda yang tidak berpendidikan atau berpendidikan rendah. Dengan demikian, pada tahun [[1838]] Eduard pergi ke pulau [[Jawa]] dan pada [[1839]] tiba di [[Batavia]] sebagai seorang matros yang belum berpengalaman pada kapal ayahnya. Dengan bantuan dari relasi-relasi ayahnya, tidak berapa lama Eduard memiliki pekerjaan sebagai [[amtenar]] di kantor Pengawasan Keuangan Batavia. Tiga tahun kemudian dia melamar pekerjaan sebagai amtenar pamong praja di [[Sumatra Barat]] dan oleh Gubernur Jendral [[Michiels]] dikirimkan ke kota [[Natal, Indonesia|Natal]] yang saat itu terpencil sebagai seorang kontrolir.
Bagi Eduard, penempatannya di sebuah kantor dagang membuatnya merasa dijauhkan dari pergaulan dengan kawan-kawannya sesama keluarga berkecukupan; ia bahkan ditempatkan di posisi yang dianggapnya hina sebagai pembantu di sebuah kantor kecil perusahaan [[tekstil]]. Di sanalah dirinya merasa bagaimana menjadi seorang miskin dan berada di kalangan bawah masyarakat. Pekerjaan ini dilakukannya selama empat tahun dan meninggalkan kesan yang tidak terlupakan selama hidupnya. "Dari hidup di kalangan yang memiliki pengaruh kemudian hidup di kalangan bawah masyarakat membuatnya mengetahui bahwa banyak kalangan masyarakat yang tidak memiliki pengaruh dan perlindungan apa-apa", seperti yang diucapkan [[Paul van 't Veer]] dalam biografi Multatuli.
 
== Ke Hindia Belanda ==
Kehidupan di kota yang terpencil tersebut, bagi Eduard justru lebih menyenangkan. Sebagai amtenar pemerintahan sipil yang cukup tinggi di sana, ditambah usianya yang masih cukup muda, membuat dirinya merasa memiliki kekuasaan yang tinggi. Dalam jabatannya yang mengemban tugas pemerintahan dan pengadilan, juga memiliki tugas keuangan dan administrasi. Namun ternyata dirinya merasa tidak menyukai tugas-tugasnya bahkan ditinggalkan. Atasannya yang kemudian mengadakan pemeriksaan, menemukan kerugian yang tinggi dalam kas pemerintahannya.
[[Berkas:Natal clinique 1.jpg|jmpl|Rumah sakit [[Natal, Mandailing Natal]], dulu kantor dan kediaman Douwes Dekker]]
[[Berkas:Multatuli statue.jpg|jmpl|200px|Patung Eduard Dekker di [[Amsterdam]], [[Belanda]].]]
Ketika ayahnya pulang dari perjalanan, dilihatnya perubahan kehidupan dan keadaan dalam diri Eduard. Hal ini memunculkan niat pada ayahnya untuk membawanya dalam sebuah perjalanan. Pada saat itu, di [[Hindia Belanda]] terdapat kesempatan untuk mencari kekayaan dan jabatan, juga bagi kalangan orang-orang Belanda yang tidak berpendidikan atau berpendidikan rendah. Karena itu, pada tahun [[1838]] Eduard pergi ke pulau [[Jawa]] dan pada [[1839]] tiba di [[Batavia]] sebagai seorang kelasi yang belum berpengalaman di kapal ayahnya. Dengan bantuan dari relasi-relasi ayahnya, tidak berapa lama Eduard memiliki pekerjaan sebagai [[pegawai negeri]] (''ambtenaar'') di kantor Pengawasan Keuangan Batavia. Tiga tahun kemudian dia melamar pekerjaan sebagai ''[[ambtenaar]]'' [[pamong praja]] di [[Sumatera Barat]] dan oleh Gubernur Jendral [[Andreas Victor Michiels]] ia dikirim ke kota [[Natal, Mandailing Natal|Natal]] yang saat itu terpencil sebagai seorang kontrolir.
 
== Diberhentikan ==
Karena sikapnya yang mengabaikan peringatan-peringatan dari atasannya, serta adanya kerugian kas pemerintahan menyebaban Eduard diberhentikan sementara dari jabatannya oleh Gubernur Sumatra Barat Jendral Michiels. Setahun lamanya ia tinggal di [[Padang]] tanpa penghasilan apa-apa. Baru pada September 1844 ia mendapatkan izin untuk pulang ke Batavia. Di sana ia mendapat rehabilitasi oleh pemerintahan dan mendapatkan "uang tunggu".
Kehidupan di kota yang terpencil tersebut, bagi Eduard justru lebih menyenangkan. Sebagai ''ambtenaar'' pemerintahan sipil yang cukup tinggi di sana, ditambah usianya yang masih cukup muda, ia merasa memiliki kekuasaan yang tinggi. Dalam jabatannya ia mengemban tugas pemerintahan dan pengadilan, dan juga memiliki tugas keuangan dan administrasi. Namun ternyata ia tidak menyukai tugas-tugasnya sehingga kemudian ia meninggalkannya. Atasannya yang kemudian mengadakan pemeriksaan, menemukan kerugian yang besar dalam kas pemerintahannya.
 
Karena sikapnya yang mengabaikan peringatan-peringatan dari atasannya, serta adanya kerugian kas pemerintahan Eduard pun diberhentikan sementara dari jabatannya oleh Gubernur Sumatera Barat Jendral Michiels. Setahun lamanya ia tinggal di [[Kota Padang|Padang]] tanpa penghasilan apa-apa. Baru pada September [[1844]] ia mendapatkan izin untuk pulang ke [[Batavia]]. Di sana ia direhabilitasi oleh pemerintah dan mendapatkan "uang tunggu".
Sambil menunggu penempatan tugas, Eduard menjalin asmara dengan Everdine van Wijnbergen, gadis turunan bangsawan yang jatuh miskin. Pada bulan April 1846, Eduard yang saat itu telah menjabat sebagai amtenar sementara di kantor [[asisten residen]] [[Purwakarta]], menikah dengan Everdine.
 
== Menikah ==
Karena belajar dari pengalamannya yang buruk saat bertugas sebelumnya di Natal, Eduard bekerja cukup baik sebagai amtenar pemerintah sehingga pada 1846 diangkat menjadi pegawai tetap. Pangkatnya dinaikkan menjadi komis di kantor kantor residen [[Purworejo]]. Prestasinya membuatnya diangkat menjadi sekertaris residen menggantikan pejabat sebelumnya oleh residen [[Von Schmidt auf Altenstadt]]. Namun karena Eduard tidak memiliki diploma sebagai syarat ditempatkannya sebagai pejabat tinggi pemerintahan, Eduard tidak mendapatkan kenaikan pangkat yang sesungguhnya. Namun Gubernur Jendral dapat memberikan pengakuan diploma dalam hal hal yang dianggap istimewa dengan syarat mampu melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Eduard mengajukan permohonan kepada Gubernur Jendral dan akhirnya berhasil memperolehnya karena prestasi kerjanya. Keputusan ini diterima dari atasannya, Residen Purworejo. Kegagalan saat bertugas di Natal dianggap sebagai kesalahan pegawai muda yang dapat dimaafkan.
Sambil menunggu penempatan tugas, Eduard menjalin asmara dengan Everdine van Wijnbergen, gadis keturunan [[bangsawan]] yang jatuh miskin. Pada bulan April [[1846]], Eduard yang saat itu telah menjabat sebagai ''ambtenaar'' sementara di kantor [[asisten residen]] [[Kabupaten Purwakarta|Purwakarta]], menikah dengan Everdine.
 
== Bekerja kembali ==
Dalam perjalanan karir selanjutnya, Eduard diangkat menjadi menjadi sekertaris residen di [[Manado]] akhir April 1849 yang merupakan masa-masa karir terbaiknya. Eduard merasa cocok dengan residen [[Scherius]] yang menjadi atasannya sehingga menjadi perhatian para pejabat di [[Bogor]] diantaranya karena pendapatnya yang progresif mengenai rancangan peraturan guna perubahan dalam sistem hukum kolonial. Karirnya meningkat menjadi asisten residen, yang merupakan karir nomor dua paling tinggi dikalangan amtenar Hindia Belanda. Eduard menerima jabatan ini dan ditugaskan di [[Ambon]] pada Februari 1851.
Belajar dari pengalamannya yang buruk saat bertugas sebelumnya di Natal, Eduard bekerja cukup baik sebagai ''ambtenaar'' pemerintah, sehingga pada 1846 ia diangkat menjadi pegawai tetap. Pangkatnya kemudian dinaikkan menjadi komis di kantor residen [[Purworejo]]. Prestasinya membuatnya diangkat oleh residen [[Johan George Otto Stuart von Schmidt auf Altenstadt]] menjadi sekretaris residen menggantikan pejabat sebelumnya. Namun karena Eduard tidak memiliki diploma sebagai syarat ditempatkannya sebagai pejabat tinggi pemerintahan, Eduard tidak mendapatkan kenaikan pangkat yang sesungguhnya. Namun Gubernur Jenderal dapat memberikan pengakuan diploma dalam hal-hal yang dianggap istimewa dengan syarat mampu melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Eduard mengajukan permohonan kepada Gubernur Jenderal dan akhirnya berhasil memperolehnya karena prestasi kerjanya. Keputusan ini diterima dari atasannya, Residen Purworejo. Kegagalan saat bertugas di Natal dianggap sebagai kesalahan pegawai muda yang dapat dimaafkan.
 
Dalam perjalanan karier selanjutnya, Eduard diangkat menjadi sekretaris residen di [[Kota Manado|Manado]] akhir April 1849 yang merupakan masa-masa karier terbaiknya. Eduard merasa cocok dengan residen [[Scherius]] yang menjadi atasannya sehingga ia mendapat perhatian para pejabat di [[Kota Bogor|Bogor,]] di antaranya karena pendapatnya yang progresif mengenai rancangan peraturan guna perubahan dalam sistem hukum kolonial. Kariernya meningkat menjadi asisten residen, yang merupakan karier nomor dua paling tinggi di kalangan ''ambtenaar'' Hindia Belanda saat itu. Eduard menerima jabatan ini dan ditugaskan di [[Pulau Ambon|Ambon]] pada Februari [[1851]].
Namun, meskipun telah mendapatkan jabatan yang cukup tinggi dikalangan amtenar Hindia Belanda, Eduard merasa tidak cocok dengan Gubernur Maluku yang memiliki kekuasaan tersendiri sehingga membuat amtenar-amtenar bawahannya tidak dapat menunjukkan inisiatifnya. Eduard akhirnya mengajukan cuti dengan alasan kesehatan sehingga mendapatkan ijin cuti ke negeri Belanda. Dan pada hari [[Natal]] 1852, dia bersama istrinya tiba di pelabuhan [[Hellevoetsluis]] dekat [[Rotterdam]].
 
== Benturan dengan Gubernur ==
Selama cuti di Belanda, Eduard ternyata tidak dapat mengatur keuangannya dengan baik, hutang menumpuk di sana-sini bahkan sering mengalami kekalahan di meja judi. Meskipun telah mengajukan perpanjangan cuti di belanda, dia dan istrinya akhirnya kembali ke Batavia pada tanggal 10 September 1855. Tidak lama kemudian, Eduard diangkat menjadi asisten residen [[Lebak]] di sebelah selatan [[karesidenan]] Banten yang bertempat di [[Rangkasbitung]] pada Januari 1856. Eduard melaksanakan tugasnya dengan cukup baik dan bertanggungjawab. Namun ternyata, dia menjumpai keadaan di Lebak yang sesungguhnya sangat buruk bahkan lebih buruk dari berita-berita yang didapatnya.
Namun, meskipun telah mendapatkan jabatan yang cukup tinggi di kalangan ''ambtenaar'' Hindia Belanda, Eduard merasa tidak cocok dengan Gubernur Maluku yang memiliki kekuasaan tersendiri sehingga membuat ''ambtenaar''-''ambtenaar'' bawahannya tidak dapat menunjukkan inisiatifnya. Eduard akhirnya mengajukan cuti dengan alasan kesehatan sehingga mendapatkan izin cuti ke Belanda. Dan pada hari [[Natal]] 1852, dia bersama istrinya tiba di pelabuhan [[Hellevoetsluis]] dekat [[Rotterdam]].
 
== Pindah ke Lebak ==
Bupati Lebak yang pada saat itu menurut sistem kolonial Hindia Belanda diangkat menjadi kepala pemerintahan [[bumiputra]] dengan sistem hak waris telah memegang kekuasaan selama 30 tahun, ternyata dalam keadaaan kesulitan keuangan yang cukup parah lantaran pengeluaran rumah tangganya lebih besar dari penghasilan yang diperolehg dari jabatannya. Dengan demikian, bupati lebak hanya bisa mengandalkan pemasukan dari [[kerja rodi]] yang diwajibkan kepada penduduk distriknya berdasarkan kebiasaan.
Selama cuti di Belanda, Eduard ternyata tidak dapat mengatur keuangannya dengan baik; hutang menumpuk di sana-sini bahkan ia sering mengalami kekalahan di meja [[judi]]. Meskipun telah mengajukan perpanjangan cuti di Belanda, dia dan istrinya akhirnya kembali ke Batavia pada tanggal [[10 September]] [[1855]]. Tidak lama kemudian, Eduard diangkat menjadi asisten residen [[Kabupaten Lebak|Lebak]] di sebelah selatan [[karesidenan]] [[Banten]] yang bertempat di [[Rangkasbitung, Lebak|Rangkasbitung]] pada Januari [[1856]]. Eduard melaksanakan tugasnya dengan cukup baik dan bertanggung jawab. Namun ternyata, dia menjumpai keadaan di Lebak yang sesungguhnya sangat buruk bahkan lebih buruk daripada berita-berita yang didapatnya.
 
== Pemerasan di Lebak ==
Edwuard Douwes Dekker menemukan fakta bahwa kerja rodi yang dibebankan pada rakyat distrik telah melampaui batas bahkan menjumpai praktek praktek pemerasan yang dilakukan oleh Bupati Lebak dan para pejabatnya dengan meminta hasil bumi dan peternakan kepada rakyatnya. Kalaupun membelinya, itupun dengan harga yang terlalu murah.
Bupati Lebak yang pada saat itu menurut sistem kolonial Hindia Belanda diangkat menjadi kepala pemerintahan [[bumiputra]] dengan sistem hak waris telah memegang kekuasaan selama 30 tahun. Ternyata dalam keadaaan kesulitan keuangan yang cukup parah lantaran pengeluaran rumah tangganya lebih besar dari penghasilan yang diperoleh dari jabatannya. Dengan demikian, bupati Lebak hanya bisa mengandalkan pemasukan dari [[kerja rodi]] yang diwajibkan kepada penduduk distriknya berdasarkan kebiasaan.
 
Eduard Douwes Dekker menemukan fakta bahwa [[kerja rodi]] yang dibebankan pada rakyat distrik telah melampaui batas bahkan menjumpai praktik-praktik pemerasan yang dilakukan oleh Bupati Lebak dan para pejabatnya dengan meminta hasil bumi dan ternak kepada rakyatnya. Kalaupun membelinya, itupun dengan harga yang sangat murah.
Belum saja satu bulan Eduard Douwes Dekker ditempatkan di Lebak, dia menulis surat kepada atasannya, residen [[Brest van Kempen]] dengan penuh emosi atas kejadian-kejadian di wilayahnya. Eduard meminta agar dilakukan penahanan terhadap bupati dan putra-putranya serta diadakan penyelidikan atas situasi yang tidak beres tersebut. Dengan adanya desakan dari Eduard tersebut, telah menimbulkan desas-desus bahwa pejabat sebelumnya, yang dia gantikan meninggal karena diracun. Sehingga Eduard merasa dirinya dan keluarganya terancam. Sebab lainnya adalah adanya berita kunjungan bupati [[Cianjur]] ke Lebak, yang ternyata masih keponakan bupati Lebak, yang kemudian membuat Eduard mengambil kesimpulan akan menimbulkan banyak pemerasan kepada rakyat.
 
Belum satu bulan Eduard Douwes Dekker ditempatkan di Lebak, dia menulis surat kepada atasannya, residen [[C.P. Brest van Kempen]] dengan penuh emosi atas kejadian-kejadian di wilayahnya. Eduard meminta agar bupati dan putra-putranya ditahan serta situasi yang tidak beres tersebut diselidiki. Dengan adanya desakan dari Eduard tersebut, timbullah desas-desus bahwa pejabat sebelumnya yang digantikannya meninggal karena diracun. Hal ini membuat Eduard merasa dirinya dan keluarganya terancam. Sebab lainnya adalah adanya berita kunjungan bupati [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]] ke Lebak, yang ternyata masih keponakan bupati Lebak, yang kemudian membuat Eduard mengambil kesimpulan akan menimbulkan banyak pemerasan kepada rakyat.
Atasannya, Brest van Kempen sangat terkejut dengan berita yang dikirimkan Eduard sehingga mengadakan pemeriksaan di tempat, namun menolak permintaan Eduard. Dengan demikian Eduard meminta agar perkara tersebut diteruskan kepada Gubernur Jendral [[A.J. Duijmaer van Twist]] yang terkenal beraliran liberal. Namun, meskipun maksudnya terlaksana, Eduard justru mendapat peringatan yang cukup keras. Karena kecewa, Eduard mengajukan permintaan pengunduran diri dan permohonannya dikabulkan oleh atasannya.
 
Atasannya, Brest van Kempen sangat terkejut dengan berita yang dikirimkan Eduard sehingga mengadakan pemeriksaan di tempat, tetapi menolak permintaan Eduard. Dengan demikian Eduard meminta agar perkara tersebut diteruskan kepada Gubernur Jendral [[A.J. Duymaer van Twist]] yang terkenal beraliran liberal. Namun, meskipun maksudnya terlaksana, Eduard justru mendapatkan peringatan yang cukup keras. Karena kecewa, Eduard mengajukan permintaan pengunduran diri dan permohonannya dikabulkan oleh atasannya.
Sekali lagi, Eduard kehilangan pekerjaan akibat bentrok dengan atasannya. Usahanya untuk mencari pekerjaan yang lain menemui kegagalan. Bahkan saudaranya yang sukses berbisnis [[tembakau]] malah meminjamkan uang untuk pulang ke Eropa untuk bekerja disana. Istri dan anaknya sementara ditinggalkan di Batavia.
 
== Kembali ke Eropa ==
Di Eropa, Eduard bekerja sebagai redaktur sebuah surat kabar di [[Brusel]], [[Belgia]] namun tidak lama kemudian dia keluar. Kemudian usahanya untuk mendapatkan pekerjaan sebagai juru bahasa di [[Konsulat]] [[Perancis]] di [[Nagasaki]] juga menemui kegagalan. Usahanya untuk menjadi kaya di meja judi justru membuatnya menjadi semakin melarat.
Sekali lagi, Eduard kehilangan pekerjaan akibat bentrok dengan atasannya. Usahanya untuk mencari pekerjaan yang lain menemui kegagalan. Bahkan saudaranya yang sukses berbisnis [[tembakau]] malah meminjamkan uang untuk pulang ke Eropa dan bekerja di sana. Istri dan anaknya sementara ditinggalkan di Batavia.
 
Di Eropa, Eduard bekerja sebagai [[redaktur]] sebuah surat kabar di [[Brusel]], [[Belgia]] namun tidak lama kemudian dia keluar. Kemudian usahanya untuk mendapatkan pekerjaan sebagai [[juru bahasa]] di [[Konsulat]] [[Prancis]] di [[Nagasaki]] juga menemui kegagalan. Usahanya untuk menjadi kaya di meja judi justru membuatnya menjadi semakin melarat.
Namun cita-cita Eduard yang lain, menjadi pengarang berhasil dijalankannya. Ketika dia datang dari Hindia Belanda, dia membawa berbagai manuskrip di antaranya sebuah tulisan naskah sandiwara dan salinan surat-surat ketika dia menjabat sebagai asisten residen di Lebak. Pada bulan september 1859, ketika istrinya didesak untuk mengajukan cerai, Eduard mengurung diri di sebuah kamar hotel Brussel dan menulis buku ''[[Max Havelaar]]'' yang kemudian menjadi terkenal.
 
== Mulai menulis ==
[[Berkas:Omslag eerste druk max havelaar 1860.jpg|180px|jmpl|ka|Sampul cetakan pertama ''[[Max Havelaar]]'' tahun [[1860]].]]
Namun cita-cita Eduard yang lain, yaitu menjadi pengarang, berhasil diwujudkannya. Ketika kembali dari Hindia Belanda, dia membawa berbagai manuskrip diantaranya sebuah tulisan naskah sandiwara dan salinan surat-surat ketika dia menjabat sebagai asisten residen di Lebak. Pada bulan September 1859, ketika istrinya didesak untuk mengajukan cerai, Eduard mengurung diri di sebuah kamar hotel di Brussel dan menulis buku ''[[Max Havelaar]]'' yang kemudian menjadi terkenal.
 
Buku tersebut diterbitkan pada tahun [[1860]] dalam versi yang diedit oleh penerbit tanpa sepengetahuannya namun tetap menimbulkan kegemparan di kalangan masyarakat khususnya di kawasan negerinya sendiri. Pada tahun 1875, terbit kembali dengan teks hasil revisinya. Namanya sebagai pengarang telah mendapatkan pengakuan, yang berarti lambat laun Eduard dapat mengharapkan penghasilan dari penerbitan karyanya.
 
Ketika ia menerbitkan novel ''Max Havelaar'', ia menggunakan nama samaran 'Multatuli'. Nama ini berasal dari [[bahasa Latin]] dan berarti "'Aku sudah menderita cukup banyak'" atau "'Aku sudah banyak menderita'",; di manasini, "aku" dapat berarti Eduard Douwes Dekker sendiri atau rakyat yang terjajah. Setelah buku ini terjual di seluruh [[Eropa]], terbukalah semua kenyataan kelam di [[Hindia Belanda]], walaupun beberapa kalangan menyebut penggambaran Dekker sebagai berlebihdiberlebih-lebihanlebihkan.
 
Antara tahun [[1862]] dan [[1877]], Eduard menerbitkan ''IdeeenIdeën'' (''Gagasan-gagasan'') yang isinya berupa kumpulan uraian pendapat-pendapatnya mengenai [[politik]], [[etika]] dan [[filsafat]], karangan-karangan satir dan impian-impiannya. [[Sandiwara]] yang ditulisnya, di antaranya ''VortenschoolVorstenschool'' (''Sekolah para Raja''), dipentaskan dengan sukses.
 
Walaupun kualitas literatur Multatuli diperdebatkan, ia disukai oleh [[Carel Vosmaer]], [[penyair]] terkenal Belanda. Ia terus menulis dan menerbitkan buku-buku berjudul ''[[IdeasIdeen]]'' yang terdiri dari tujuh bagian antara tahun [[1862]] dan [[1877]], dan juga mengandung novelnya ''[[Woutertje Pieterse]]'' serta ''[[Love LettersMinnebrieven]]'' pada tahun [[1861]] yang walaupun judulnya tampak tidak berbahaya, isinya adalah satir keras.
 
== Akhir hayat ==
Akhirnya Eduard Douwes Dekker merasa bosan tinggal di Belanda. Pada akhir hayatnya, dia tinggal di [[Jerman]] bersama seorang anak Jerman yang sudah dianggapnya sebagai anaknya sendiri. Eduard Douwes Dekker tinggal di [[Wiesbaden]], Jerman, di mana ia mencoba untuk menulis naskah [[drama]]. Salah satu dramanya, ''[[The School for Princes]]'' atau ''[[Vortenschool]]'' (diterbitkan di [[1875]] dalam volume ''Ideas'' keempat) menyatakan sikapnya yang tidak berpegang pada satu aliran politik, masyarakat atau agama. Selama dua belas tahun akhir hidupnya, Eduard tidaklah mengarang melainkan hanya menulis berbagai surat-surat.
Akhirnya Eduard Douwes Dekker merasa bosan tinggal di Belanda. Pada akhir hayatnya, dia tinggal di [[Jerman]] bersama seorang anak Jerman yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri. Eduard Douwes Dekker tinggal di [[Wiesbaden]], Jerman, di mana ia mencoba untuk menulis naskah [[drama]]. Salah satu dramanya, ''[[Vorstenschool]]'' (diterbitkan di [[1875]] dalam volume ''Ideën'' keempat) menyatakan sikapnya yang tidak berpegang pada satu aliran politik, masyarakat atau agama. Selama dua belas tahun akhir hidupnya, Eduard tidaklah mengarang melainkan hanya menulis berbagai surat-surat.
 
Eduard Douwes Dekker kemudian pindah ke [[Ingelheim am Rhein]] dekat Sungai [[RhineSungai Rhein]] sampai akhirnya meninggal [[19 Februari]] [[1887]].
 
== Pengaruh dalam sastra Hindia Belanda dan Indonesia ==
Multatuli telah mengilhami bukan saja karya [[sastra]] di Indonesia, misalnya kelompok [[Angkatan Pujangga Baru]], namun ia telah menggubah semangat kebangsaan di Indonesia. Semangat kebangsaan ini bukan saja pemberontakan terhadap sistem [[kolonialisme]] dan eksploitasi ekonomi [[Hindia Belanda]] (misal [[tanam paksa]]) melainkan juga kepada adat, kekuasaan dan [[feodalisme]] yang tak ada habisnya menghisap rakyat jelata. Bila Multatuli dalam ''Max Havelaar'' dapat dikatakan telah mempersonifikasikan dirinya sebagai Max yang idealis dan akhirnya frustasi, [[Muhammad Yamin]] lebih berfokus pada si kaum terjajah, misalnya dalam puisinya yang berjudul ''[[Hikajat Saidjah dan Adinda]]'' Dalam sisi filosofis kefrustasian yang dihadapi Max serta Saidjah dan Adinda adalah sama pada hakekatnya; keduanya putus asa dan terbelenggu dalam rantai sistem yang hanya bisa terputuskan melalui revolusi.
Multatuli telah mengilhami bukan saja karya [[sastra]] di Indonesia, misalnya kelompok [[Angkatan Pujangga Baru]], tetapi ia telah menggubah semangat kebangsaan di Indonesia. Semangat kebangsaan ini bukan saja pemberontakan terhadap sistem [[kolonialisme]] dan eksploitasi ekonomi [[Hindia Belanda]] (misal [[tanam paksa]]) melainkan juga kepada adat, kekuasaan dan [[feodalisme]] yang tak ada habisnya menghisap rakyat jelata. Bila Multatuli dalam ''Max Havelaar'' dapat dikatakan telah mempersonifikasikan dirinya sebagai Max yang idealis dan akhirnya frustrasi, [[Muhammad Yamin]] lebih berfokus pada si kaum terjajah, misalnya dalam puisinya yang berjudul ''[[Hikajat Saidjah dan Adinda]]'' Dalam sisi filosofis frustrasi yang dihadapi Max serta Saidjah dan Adinda adalah sama pada hakikatnya; keduanya putus asa dan terbelenggu dalam rantai sistem yang hanya bisa terputuskan melalui revolusi.
 
== BacaanDalam lebihbudaya lanjutpopuler ==
 
* ''Max Havelaar'' ISBN 0140445161 &ndash; buku ini telah diangkat menjadi film tahun 1988 dengan judul yang sama, disutradarai oleh Fons Rademaker dan melibatkan beberapa artis Indonesia, misalnya Rima Melati. Film ini tidak populer di Indonesia, bahkan sempat dilarang beredar setelah beberapa saat diputar di gedung bioskop.
* ''Max Havelaar'' ISBN 0-14-044516-1 – buku ini telah diangkat menjadi film yang dibuat tahun 1976 (sumber:[https://m.imdb.com/title/tt0074880/] ) dan baru dirilis di Indonesia pada tahun 1988 dengan judul yang sama, disutradarai oleh [[Alphonse Marie Rademaker]] dan melibatkan beberapa artis Indonesia, misalnya [[Rima Melati]]. Film ini tidak populer di [[Indonesia]], bahkan sempat dilarang beredar oleh pemerintahan [[Orde Baru]] setelah beberapa saat diputar di gedung [[bioskop]].
 
Museum Multatuli terletak di Amsterdam di Korsjespoortsteeg 20, tempat lahir Eduard Douwes Dekker. Selain di Amsterdam, Museum Multatuli juga telah dibuka pada 11 Februari 2018 di [[Rangkasbitung]], [[Kabupaten Lebak]], Provinsi [[Banten]], Indonesia.<ref>{{cite news |title=10 Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Museum Multatuli |url=https://historia.id/politik/articles/10-hal-yang-perlu-anda-ketahui-tentang-museum-multatuli-vQNNX |access-date=3 Februari 2022 |work=Historia |date=14 Februari 2018 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200622171534/https://historia.id/politik/articles/10-hal-yang-perlu-anda-ketahui-tentang-museum-multatuli-vQNNX |archive-date=22 Juni 2020|language=id}}</ref>
 
== Karya-karyanya ==
 
* 1843 - [[De bruid daarboven|De eerloze]] (naskah drama, kemudian diterbitkan sebagai ''De bruid daarboven'' (1864))
* 1859 - [[Geloofsbelydenis]] (diterbitkan dalam jurnal pemikir bebas [[De Dageraad]])
* 1860 - [[Indrukken van den dag]]
* 1860 - [[Max Havelaar of de Koffiveilingen der Nederlandsche Handelsmaatschappy|Max Havelaar of de koffiveilingen der Nederlandsche Handelmaatschappy]]
* 1860 - [[Brief aan Ds. W. Francken z.]]
* 1860 - [[Brief aan den Gouverneur-Generaal in ruste]]
* 1860 - [[Aan de stemgerechtigden in het kiesdistrikt Tiel]]
* 1860 - [[Max Havelaar aan Multatuli]]
* 1861 - [[Het gebed van den onwetende]]
* 1861 - [[Wys my de plaats waar ik gezaaid heb]]
* 1861 - [[Minnebrieven]]
* 1862 - [[Over vrijen arbeid in Nederlandsch Indië en de tegenwoordige koloniale agitatie]] (brochure)
* 1862 - [[Brief aan Quintillianus]]
* 1862 - [[Ideën I]] (terdapat pula yang berupa novel ''De geschiedenis van Woutertje Pieterse'')
* 1862 - [[Japansche gesprekken]]
* 1863 - [[De school des levens]]
* 1864-1865 - [[Ideën II]]
* 1864 - [[De bruid daarboven. Tooneelspel in vijf bedrijven]] (naskah drama)
* 1865 - [[De zegen Gods door Waterloo]]
* 1865 - [[Franse rymen]]
* 1865 - [[Herdrukken]]
* 1865 - [[Verspreide stukken]] (diambil dari [[Herdrukken]])
* 1866-1869 - [[Mainzer Beobachter]]
* 1867 - [[Een en ander naar aanleiding van Bosscha's Pruisen en Nederland]]
* 1869-1870 - [[Causerieën]]
* 1869 - [[De maatschappij tot Nut van den Javaan]]
* 1870-1871 - [[Ideën III]]
* 1870-1873 - [[Millioenen-studiën]]
* 1870 - [[Divagatiën over zeker soort van Liberalismus]]
* 1870 - [[Nog eens: Vrye arbeid in Nederlandsch Indië]]
* 1871 - [[Duizend en eenige hoofdstukken over specialiteiten]] (esai satir)
* 1872 - [[Brief aan den koning]]
* 1872 - [[Ideën IV]] (terdapat pula dalam naskah drama ''Vorstenschool'')
* 1873 - [[Ideën V]]
* 1873 - [[Ideën VI]]
* 1874-1877 - [[Ideën VII]]
* 1887 - [[Onafgewerkte blaadjes]]
* 1891 - [[Aleid. Twee fragmenten uit een onafgewerkt blyspel]] (naskah drama)
* 1897 - [[Max Havelaar of de Koffiveilingen der Nederlandsche Handelsmaatschappy]] (editor Willem Frederik Hermans)
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
== Pranala luar ==
*{{en}} {{nl}} [http://www.multatuli-museum.nl/ Multatuli Museum]
*{{en}} [http://www.iisg.nl/archives/gias/m/10749165.html Multatuli Archives]
*{{en}} [http://www.xs4all.nl/~maartens/philosophy/multatuli/multatuli_index.htm Foto Multatuli]
*{{nl}} [http://www.maxhavelaar.nl/ Max Havelaar Foundation]
 
* {{en icon}} {{nl icon}} [http://www.multatuli-museum.nl/ Multatuli Museum]
[[Kategori:Kelahiran 1820]]
* {{en icon}} [http://www.iisg.nl/archives/gias/m/10749165.html Multatuli Archives] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050305021035/http://www.iisg.nl/archives/gias/m/10749165.html |date=2005-03-05 }}
[[Kategori:Kelahiran 1887]]
* {{en icon}} [http://www.xs4all.nl/~maartens/philosophy/multatuli/multatuli_index.htm Foto Multatuli] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090620071154/http://www.xs4all.nl/~maartens/philosophy/multatuli/multatuli_index.htm |date=2009-06-20 }}
[[Kategori:Hindia-Belanda]]
* {{nl icon}} [http://www.maxhavelaar.nl/ Max Havelaar Foundation]
* {{nl icon}} [http://www.multatuli.nu/ 150 jaar Max Havelaar] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100414120028/http://www.multatuli.nu/ |date=2010-04-14 }}
* (Belanda dan Jerman) 'Max Havelaar' (Project Gutenberg Library): http://www.gutenberg.org/ebooks/11024 dan http://www.gutenberg.org/ebooks/31527 (Inggris) 'Walter Pieterse: A Story of Holland' (Project Gutenberg Library): http://www.gutenberg.org/ebooks/30135 Perihal 'Multatuli' selengkapnya dari 'Project Gutenberg Library'): http://www.gutenberg.org/ebooks/search/?query=Multatuli
 
{{Authority control}}
 
{{lifetime|1820|1887|Dekker, Eduard Douwes}}
 
[[Kategori:Hindia Belanda]]
[[Kategori:Penulis Belanda]]
[[Kategori:Sastrawan Belanda]]
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
 
[[Kategori:Tokoh dari Amsterdam]]
[[de:Eduard Douwes Dekker]]
[[enKategori:MultatuliFreemason]]
[[eo:Eduard Douwes Dekker]]
[[fi:Multatuli]]
[[ko:물타툴리]]
[[nl:Eduard Douwes Dekker]]
[[ro:Multatuli]]