Caksusa Manu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
k →‎Lihat pula: clean up
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Caksusa Manu''' ([[bahasa {{Sanskerta|Sanskerta]]: चाक्षुष मनु; ''|Cākṣuṣa manu'')}} adalah pemimpin [[manwantara]] keenam menurut kepercayaan [[Hindu]]. Menurut kitab ''[[Markandeyapurana]]'', Caksusa Manu pernah dilahirkan dari mata dewa [[Brahma]] ([[bahasa Sanskerta]], ''cākṣu'' = mata). Dalam kehidupan selanjutnya, ia dilahirkan sebagai putra [[Resi]] [[Anamitra]] dan Badra, dan dibesarkan oleh Raja Wikranta, hingga akhirnya menjadi [[Manu (Hindu)|Manu]] yang keenam.
 
Pada manwantara keenam, yang menjadi dewa adalah para Adya, Prasuta, Bhawya, Perthuka, dan Lekha. Yang bergelar sebagai [[Indra]] adalah Manojawa, sedangkan yang menjadi tujuh resi agung ([[saptaresi]]) yaitu: [[Sumeda]], [[Wiraja]], [[Hawismana]], [[Utama]], [[Madu]], [[Ati]] (''[[Kurmapurana]]'' menyebut Abimana), dan [[Sahisnu]]. Menurut kitab ''[[Matsyapurana]]'', saptaresi pada manwantara tersebut yaitu: Sudama, Wiraja, Wiwaswana, Nada, [[Bregu]], Atinama, dan Sahisnu.
Baris 5:
== Legenda ==
 
Caksusa Manu terlahir sebagai seorang ''jatismara'', yaitu orang/makhluk yang mampu mengingat kehidupannya dipada masa lampau. Saat ia berumur tujuh hari, ia sudah mampu berbicara. Ketika ibunya memeluk dan menciumnya, ia berkata bahwa ibunya tidak mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya. Badra menjadi tersinggung dengan kata-kata anaknya, lalu ia meninggalkan anaknya sendirian. Kemudian, seorang raksasa perempuan bernama Jataharini menculik anak Badra. Pada saat itu, seorang raja bernama [[Wikranta]] baru saja menyambut kelahiran putranya. Tanpa diketahui, [[Jataharini]] menculik anak Wikranta yang sedang tidur di sisi ibunya. Ia menukarnya dengan anak Badra. Kemudian, anak Wikranta ditukar dengan seorang anak dari keluarga [[brahmana]]. Anak brahmana itu disantap oleh Jataharini. Wikranta yang tidak mengetahui bahwa anak yang tidur di sisi istrinya bukanlah anaknya, kemudian mengasuhnya dan membesarkannya selayaknya putra seorang [[kesatria]]. Anak tersebut diberi nama Ananda, dan ditakdirkan sebagai calon Manu keenam.
 
Ananda dididik oleh seorang [[guru (agama dharma)|guru]], yang di kemudian hari menyuruh Ananda untuk bersujud di kaki ibunya. Namun Ananda berkata, "Kaki ibu yang mana yang harus kusentuh? Ibu yang melahirkanku atau yang membesarkanku?" Mendengar hal tersebut, sang guru menjadi terkejut. Kemudian Ananda menjelaskan bahwa dirinya adalah putra Anamitra dan Badra yang diculik oleh Jataharini. Putra Wikranta yang asli sedang diasuh oleh keluarga brahmana, dan putra keluarga brahmana tersebut disantap oleh Jataharini. Sang guru terkejut dan tidak mengetahui bagaimana hal itu bisa terjadi. Ananda menyarankan agar putra Wikranta dijemput dari rumah keluarga brahmana tersebut dan dikembalikan kepada orangtuanya yang sesungguhnya, yaitu Wikranta. Sedangkan Ananda memutuskan pergi hutan untuk bermeditasi.
 
Di dalam hutan, dewa [[Brahma]] muncul di hadapan Ananda dan menghentikan meditasinya. Ia memberitahu bahwa Ananda sesungguhnya ditakdirkan menjadi Manu keenam. Semua yang telah terjadi semata-mata untuk mengantarkan Ananda menuju kebahagiaan sejati. Kemudian, Brahma mengganti nama Ananda menjadi Caksusa. Caksusa menikahi Widarba, putri Raja Ugra. Caksusa menyandang gelar [[Manu (Hindu)|Manu]], dan memerintah seluruh dunia pada [[manwantara]] tersebut.
 
== Lihat pula ==
* [[Manu (Hindu)|Manu]]
 
 
{{start box}}
Baris 22 ⟶ 21:
after=[[Waiwaswata Manu]]}}
{{end box}}
 
 
{{tokoh mitologi hindu}}