'''Sastra Korea''' (한국 문학) adalah jenis [[sastra]] yang ditulis dan berkembang di [[Korea]]. Periode kesusastraan Korea dibagi menjadi 2 periode, klasik dan moderenmodern. Tradisi tulis awal dimulai dari zaman purba dengan didapatnya bukti-bukti epigraf yang diukir di dinding-dinding makam kuno. Pada [[Tiga Kerajaan Korea|Zaman Tiga Kerajaan]] (37 SM-985 M), dikarenakan pengaruh budaya CinaTionghoa, orang Korea mulai menulis dengan [[aksara CinaTionghoa]] dan membuat [[kertas]]. Maka mulai saat itu teks-teks ditulis di atas kertas atau potongan bambu. Tradisi tulis di Korea mulai berkembang pesat semenjak diperkenalkannya [[Buddhisme]] dan [[Konfusianisme]] dipada zaman itu dimanadi mana banyak kuil-kuil dan perguruan dibangun untuk mendukung kegiatan menulis dan membaca. Berulangnya invasi dan perang pada periode ini membuat hanya sedikit saja peninggalan karya tulis zaman itu yang masih tersisa.
== Sastra klasik ==
Sastra pra-moderenmodern dinamakan sastra klasik. Sastra jenis ini dihasilkan daripada pandangan dan kepercayaan religius seperti ajaran [[Buddha]], [[Konfusius|Kong Hu Chu]] dan [[Tao]]. Para sarjana dan ilmuwan Korea pada zaman kuno mendalami bahasa dan tulisan CinaTionghoa. Sastra klasik ditulis menggunakan aksara CinaTionghoa. Sistem penulisan bahasa klasik ([[hanmun]]) digunakan untuk dokumen-dokumen resmi, sementara sistem [[idu]] dan [[gugyeol]] mulai serta hangeul digunakan untuk karya tidak resmi. Para pembaca karya sastra di Korea pada zaman ini merupakan rakyat kelas atas. Umumnya mereka menikmati karya-karya sastra CinaTiongkok klasik.
=== Hyangga ===
{{Main|Hyangga}}
Hyangga adalah jenis syair yang ditulis dalam aksara CinaTionghoa dengan sistem idu. Hyangga yang merupakan karya sastra [[Silla]] dicirikan dengan batasan-batasan formal yang bisa tersusun atas atas 4, 8, atau 10 bait. Syair 10 bait paling digemari, dengan struktur 4-4-2. Tema hyangga sebagian besar adalah mengenai Buddhisme.
=== Goryeo gayo ===
Pada zaman Dinasti Goryeo, muncul jenis seni sastra yang lebih populer, yakni Goryeo Gayo atau Lagu Goryeo. Goryeo gayo mempunyai bentuk khusus yakni [[byeolgok]]. Goryeo gayo dibagi dalam dua jenis yakni [[dallyeonche]] dan [[yeonjanche]]. Dallyeonche tersusun atas satu bait sementara yeonjanche tersusun atas banyak bait. Tema-tema Goryeo gayo umumnya menceritakan tentang kehidupan manusia dan keindahan alam. Salah satu syair yang terkenal adalah Gwandong byeolgok (byeolgok pesisir timur) yang menceritakan keindahan pantai di laut timur Gangwon.
=== Sijo ===
{{Main|Sijo}}
Sijo berkembang dipada zaman Joseon dan menjadi sangat digemari kalangan masyarakat umum. Sijo merefleksikan pemikiran [[Konfusianisme]] dan tema mengenai kesetiaan. Sijo mempunyai komposisi 3 bait dengan masing-masing bait terdiri atas 4 baris kalimat.
=== Gasa ===
{{Main|Gasa}}
Gasa juga muncul dan berkembang pesat dipada zaman Joseon, terutama pada kalangan bangsawan. Gasa berisikan tema-tema yang umum seperti ekspresi perasaan, keindahan alam, cinta dan kehidupan manusia.
== Sastra moderenmodern ==
Periode sastra klasik berakhir pada saat runtuhnya [[Dinasti Joseon]] dan zaman sastra moderenmodern dimulai. Periode ini disebut Gaehwa gyemong (Pencerahan) dimanadi mana setelah setelah peristiwa [[Reformasi Gabo]] pada tahun 1894, bermunculan sekolah-sekolah barat dan media cetak yang menerbitkan karya sastra yang lebih bebas dan tidak terikat aturan seperti karya sastra klasik. Genre puisi baru dinamakan sinchesi dan gaya puisi bebas dinamakan jayusi.
Awal perkembangan sastra moderenmodern erat kaitannya dengan pengaruh doktrin dari barat dan agama Kristen akibat meningkatnya kontak dagang dan ekonomi. Sastra moderenmodern menjadi semakin pesat semenjak meluasnya penggunaan aksara [[hangeul]]. Hangeul sangat bermanfaat meningkatkan melek huruf rakyat. Genre novel baru (sinsoseol) ditulis dalam aksara hangeul menikmati kepopulerannya pada masa itu.
Sastra Korea mengalami tekanan besar pada zaman [[Penjajahan Jepang atas Korea|Penjajahan Jepang]] (1910-1945) karena segala aspek budaya dan seni Korea ditekan dan diberangus. Ekspresi dan tema tentang rasa percaya diri dan kebebasan tidak lagi berlaku seperti sebelumnya. Sastra Korea pada saat itu mencari bentuk baru untuk beradaptasi dengan tema pencarian jati diri dan kenyataan konkritkonkret. Tema karya sastra tahun 1920-an umumnya menceritakan tentang penderitaan rakyat jelata yang memilukan.
Sampai pada tahun 1980-an, sastra Korea tidak banyak dikenal di luar negeri. Antologi karya sastra Korea yang pertama diterbitkan dalam bahasa Inggris adalah [[Flowers of Fire]] pada tahun 1986.
== Sastra Korea di Indonesia ==
Karya sastra Korea di Indonesia tidak banyak dikenal. Namun semenjak berbagai universitas membuka jurusan dan pengajaran bahasa Korea, perlahan pemahaman dan minat akan sastra dan bahasa Korea meningkat. Karya pertama sastra Korea yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah sebuah antologi cerpen berjudul ''[[Kumpulan Cerpen Korea: Laut dan Kupu-kupu]]'' terbitan [[Gramedia Pustaka Utama]] pada tahun 2007.
== Pranala luar ==
[[Kategori:Sastra Korea]] ▼
* [http://www.disukai.com/2012/12/belajar-bahasa-korea-sehari-hari.html Bahasa Korea] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130421065906/http://www.disukai.com/2012/12/belajar-bahasa-korea-sehari-hari.html |date=2013-04-21 }}
{{Senibudaya Korea}}
{{korea-stub}}
▲[[Kategori:Sastra Korea | ]]
[[ar:أدب كوري]]
[[de:Koreanische Literatur]]
[[en:Korean literature]]
[[fr:Littérature coréenne]]
[[ko:한국 문학]]
[[ja:朝鮮文学]]
[[tg:Адабиёти Корея]]
|