School tot Opleiding van Inlandsche Artsen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
(46 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Stovia_2.JPG|
== Sejarah pendirian ==
Kekhawatiran akan kurangnya tenaga
Pada
Pada akhir abad ke-19, Belanda mengalami perubahan kebijakan dengan penerapan [[Politik Etis|politik etis]] yang bertujuan untuk menciptakan kesetaraan kepada warga pribumi atau rakyat Indonesia saat itu. Kebijakan ini mencakup tiga bidang, yaitu irigasi, edukasi, dan emigrasi.<ref name=":02">{{Cite web|last=Parinduri|first=Alhidayath|date=23 Februari 2021|title=Kapan Boedi Oetomo Didirikan, Latar Belakang Sejarah, & Tujuannya?|url=https://tirto.id/kapan-boedi-oetomo-didirikan-latar-belakang-sejarah-tujuannya-gap1|website=tirto.id|language=id|access-date=24 November 2021}}</ref> Salah satu bidangnya, yaitu edukasi inilah yang membuka kesempatan untuk warga pribumi mengenyam pendidikan. Ditambah lagi, wabah penyakit telah tersebar di [[Jawa|Pulau Jawa]], tetapi biaya untuk mendatangkan dokter dari Eropa membutuhkan biaya yang sangat mahal.<ref>{{Cite web|date=20 Mei 2021|title=STOVIA, Boedi Oetomo, dan Kebangkitan Pergerakan Nasional|url=https://ditsmp.kemdikbud.go.id/stovia-boedi-oetomo-dan-kebangkitan-pergerakan-nasional/|website=Direktorat SMP|language=id-ID|access-date=24 November 2021}}</ref> Kondisi inilah yang menimbulkan pemikiran untuk memberikan pendidikan pada kaum pribumi untuk menjadi mantri. Sebagai solusi dari masalah ini, [[Hermanus Frederik Roll]], yang saat itu menjabar sebagai direktur Sekolah Dokter Jawa pun mengusulkan ke pemerintah Belanda untuk membangun tempat pendidikan kedokteran yang dapat disetarakan dengan pendidikan kedokteran yang ada di Belanda. STOVIA pun didirikan pada tahun 1851, yang berlokasi di sebelah rumah sakit militer. STOVIA tidak membutuhkan biaya serta memberikan peralatan kuliah, seragam gratis sekaligus beasiswa 15 [[gulden]] tiap bulannya untuk menarik perhatian kaum pribumi bersekolah disini. Situasi inilah yang menyebabkan STOVIA mendapat julukan sebagai 'sekolah orang miskin'.<ref>{{Cite web|date=20 Mei 2019|title=Budi Utomo 20 Mei 1908, Awal Pergerakan Nasional Indonesia menuju Indonesia Merdeka|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/budi-utomo-20-mei-1908-awal-pergerakan-nasional-indonesia-menuju-indonesia-merdeka/|website=kebudayaan.kemdikbud.go.id|access-date=25 November 2021}}</ref> Mahasiswa STOVIA wajib menjalani ikatan dinas selama sepuluh tahun. Apabila ikatan dinas tidak ditepati, mereka akan didenda sebesar 5.800 gulden.<ref>{{Cite web|last=Matanasi|first=Petrik|date=20 Agustus 2020|title=Tjipto hingga Leimena: Penerima Beasiswa yang Membangkang Belanda|url=https://tirto.id/tjipto-hingga-leimena-penerima-beasiswa-yang-membangkang-belanda-fXS7|website=tirto.id|language=id|access-date=25 November 2021}}</ref>
Selanjutnya Sekolah Dokter Djawa yang terus menerus mengalami perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Pada tahun 1889 namanya diubah menjadi ''School tot Opleiding van Inlandsche Geneeskundigen'' (atau Sekolah Pendidikan Ahli Ilmu Kedokteran Pribumi), lalu pada tahun 1898 diubah lagi menjadi ''School tot Opleiding van Inlandsche Artsen'' (atau Sekolah Dokter Pribumi). Akhirnya pada tahun 1913, diubahlah kata ''Inlandsche'' (pribumi) menjadi ''Indische'' (Hindia) karena sekolah ini kemudian dibuka untuk siapa saja, termasuk penduduk keturunan Arab, Tionghoa, India, dan Eropa, dimana sebelumnya hanya untuk penduduk pribumi. Pendidikan dapat diperoleh oleh siapa saja yang lulus ujian dan masuk dengan biaya sendiri.▼
▲Selanjutnya Sekolah Dokter Djawa
Cikal bakal dari pergerakan nasional di Hindia Belanda berawal dari sekolah ini ketika dr. [[Wahidin Soedirohoesodo]] dan dr. [[Soetomo]] yang keduanya merupakan alumni STOVIA mendirikan organisasi pergerakan nasional pertama bernama [[Budi Utomo]] pada 20 Mei 1908.
== Perubahan selanjutnya ==
Nama STOVIA tetap digunakan hingga tanggal 9 Agustus 1927, yaitu saat pendidikan dokter resmi ditetapkan menjadi pendidikan tinggi, dengan nama ''Geneeskundige Hoogeschool'' (atau Sekolah Tinggi Kedokteran). Sempat terjadi beberapa kali lagi perubahan nama, yaitu 醫科大學 (''Ika Daigaku'',
== Pranala luar ==
* Raharja, Gede Mugi. ''[http://www.balipost.com/BaliPostcetak/2005/5/22/ars1.html Gedung Stovia, Menelusuri Tonggak Kebangkitan Nasional] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080209233644/http://www.balipost.com/BALIPOSTCETAK/2005/5/22/ars1.html |date=2008-02-09 }}'', artikel pada Bali Post online, Minggu Wage, 22 Mei 2005. Diakses pada 28 Januari 2007.
== Galeri ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Luchtfoto met de gebouwen van de Stovia de Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting (CBZ) het Geneeskundig Laboratorium en de Opiumfabriek Weltevreden TMnr 60013949.jpg|450px|jmpl|Komplek kampus sekolah kedokteran STOVIA. Tampak dalam gambar adalah gedung-gedung yang saat ini menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (ujung atas) dan [[Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo|R.S. Cipto Mangunkusumo]] (tengah), dibatasi di sebelah bawahnya oleh [[Sungai Ciliwung]]. Jalan Diponegoro sekarang, terletak di sebelah kanan komplek ini.]]
<gallery>
Berkas:stovia_1.jpg
Baris 23 ⟶ 28:
Berkas:Stovia_7.jpg
Berkas:Stovia_8.jpg
</gallery>
Baris 28 ⟶ 34:
{{reflist}}
{{Batavia}}
[[Kategori:Perguruan tinggi di masa Hindia-Belanda]]▼
{{UI}}
[[Kategori:Hindia-Belanda]]▼
[[Kategori:Kedokteran]]
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Peninggalan sejarah di Indonesia]]
[[Kategori:Pendidikan di Indonesia]]
[[Kategori:Sekolah pada masa kolonial Belanda]]
[[Kategori:Bangunan bersejarah di Jakarta]]
[[Kategori:Arsitektur Indonesia]]
[[Kategori:Universitas Indonesia]]
|