Muhamad Musa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot Menambah: ms:Raden Haji Muhamad Musa |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(37 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
|name = Raden Hadji Moehamad Moesa
|image = Portrait of Moehamad Moesa.jpg
|imagesize=280px
|alt = Potret Muhamad Musa
|caption =
|birth_name =
|birth_date = [[1822]]
|birth_place = [[Garut]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = [[1886]]
|death_place = [[Garut]], [[Hindia Belanda]]
|nationality =
|known_for = Pengarang, pelopor kesusastraan cetak Sunda, ulama dan [[Tokoh Sunda]] [[abad ke-19]].
|religion = [[Islam]]
|parents=Raden Rangga Suryadikusumah
|spouse = [[Raden Ayu Ria]]
|children =* Nyi [[Raden Ayu Lasminingrat]] (1843-1948)
* Nyi Raden Ratnaningrum
* Nyi Raden Lenggang Kencana
* [[Raden Kartawinata]] (1846-1906)
* Raden Haji Zaenal Asikin
|relatives=Raden Tumenggung Suria Angga Kartalegawa (cucu)
|occupation = Sastrawan, Penghulu, Ulama
}}
[[Berkas:Teks “Ayang-ayang gung” karya Raden Hadji Moehamad Moesa pada artikel Soendasche Kinderliederen En Spelen dalam majalah tigamingguan “Djawa” dari Java-Instituut edisi No. 1 Januari-April 1921..jpg|jmpl|kiri|280px|Teks ''Ayang-ayang gung'' pada artikel ''Soendasche Kinderliederen En Spelen'' dalam majalah tigamingguan ''[[Djawa]]'' dari Java-Instituut edisi No. 1 Januari-April [[1921]].]]
[[Berkas:Wawacan Pandji Woeloeng karya Moehamad Moesa terbitan pertama kali, Tahun 1871. Sumber Semangat Baru (2013).jpg|jmpl|kiri|280px|Wawacan Pandji Woeloeng terbitan pertama kali, Tahun 1871. Sumber: Semangat Baru (2013).]]'''Raden Hadji Moehamad Moesa''' ([[1822]] – [[10 Agustus]] [[1886]], [[Ejaan yang Disempurnakan|EYD V]]: [[Raden|Rd.]] [[Haji (gelar)|H.]] '''Muhamad Musa''') adalah pengarang, pelopor kesustraan cetak Sunda, ulama dan tokoh [[Sunda]] [[abad ke-19]].
Raden Hadji Moehamad Moesa, salah satu karya tahun 1906 yaitu sejarah Abdoerahman en abdoerahim tahun 1906.
== Biografi ==
Muhamad Musa dilahirkan di [[Garut]] sebagai keturunan bangsawan, putra Raden Rangga Suryadikusumah, Patih Kabupaten [[Limbangan]]. Ia kemudian dilepas untuk mengikuti pendidikan formal di sebuah [[pesantren]] di [[Purwakarta]] dan diajak ikut oleh ayahnya untuk berangkat [[haji]] ke [[Makkah]] saat masih muda. Ia menolak tawaran Pemerintah [[Hindia Belanda]] yang akan menjadikannya sebagai kepala gudang, karena ia lebih suka memilih bidang keagamaan. Setelah menjadi [[penghulu]], pada tahun [[1864]] ia diangkat menjadi Penghulu Besar ([[bahasa Belanda|Belanda]]: ''Hoofdpanghoeloe'') di kabupaten Limbangan sampai wafatnya.
Muhamad Musa bersahabat erat dengan [[Karel Frederik Holle|K. F. Holle]], pengusaha perkebunan teh bangsa Belanda di [[Cikajang]], yang merupakan penasehat Pemerintah [[Hindia
Eratnya hubungan Musa dengan Holle menguntungkan kedua pihak. Bagi Musa, ia beruntung terutama karena mempermudah pergaulannya dengan bangsa Belanda. Musa oleh Pemerintah Hindia
▲Muhamad Musa bersahabat erat dengan [[Karel Frederik Holle|K. F. Holle]], pengusaha perkebunan teh bangsa Belanda di [[Cikajang]], yang merupakan penasehat Pemerintah [[Hindia-Belanda]] mengenai bangsa pribumi (terutamanya di [[Priangan]]). Oleh Pemerintah Hindia-Belanda ia sangat dipercayai.
▲Eratnya hubungan Musa dengan Holle menguntungkan kedua pihak. Bagi Musa, ia beruntung terutama karena mempermudah pergaulannya dengan bangsa Belanda. Musa oleh Pemerintah Hindia-Belanda sangat dipercayai, sehingga oleh karena jasa-jasanya ia pernah dijanjikan jabatan tinggi hingga sampai tujuh turunan. Berkat eratnya persahabatan dengan Holle, Musa juga bisa mengembangkan bakat/minat menulis dan mengarangnya sehingga karya-karyanya (baik karangan sendiri maupun saduran atau terjemahan) bisa dicetak sampai ribuan eksemplar di [[Batavia]]. Di antara para putranya, yang mewarisi bakat menulisnya adalah [[Lasminingrat]] dan Kartawinata.
== Karya-karyanya ==
Karya Muhamad Musa yang paling terkenal adalah [[Wawacan Panji Wulung]] yang terbit pada tahun [[1871]]. Karya-karya lainnya yang dicetak di antaranya,
* [[1862]]: ''Wawacan Raja Sudibya, Wawacan Wulang Krama, Wawacan Dongéng-dongéng, Wawacan Wulang Tani;''
* [[1863]]: ''Carita Abdurahman jeung Abdurahim, Wawacan Seca Nala;''
* [[1864]]: ''Ali Muhtar, Élmu Nyawah;''
* [[1865]]: ''Wawacan Wulang Murid, Wawacan Wulang Guru;''
* [[1866]]: ''Dongéng-dongéng nu Aranéh;''
* [[1867]]: ''Dongéng-dongéng Pieunteungeun;''
* [[1872]]: ''Wawacan Lampah Sekar;''
* [[1881]]: ''Santri Gagal, Hibat.''
== Pranala luar ==
* {{cite web|url=https://naratasgaroet.wordpress.com/2015/08/30/ayang-ayang-gung-black-campaign-ala-menak-garoet/|title=“Ayang-ayang Gung”: ‘Black Campaign’ Ala Menak Garoet|publisher=Naratas Garoet|date=30/08/2015|accessdate=8 Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.org/web/20160305053645/https://naratasgaroet.wordpress.com/2015/08/30/ayang-ayang-gung-black-campaign-ala-menak-garoet/|archivedate=2016-03-05|dead-url=unfit}}
== Lihat juga ==
* [[Lasminingrat|Nyi Raden Ayu Lasminingrat]]
* [[Hasan Mustapa|Haji Hasan Mustapa]]
== Rujukan ==
* Mikihiro Moriyama. [[2005]]. ''Semangat Baru: Kolonialisme, Budaya Cetak, dan Kesastraan Sunda Abad ke-19''. [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 979-9100-23-2.
* [[
* Terrarum, O. (2006). West Meets East: Images of China and Japan, 1570 to 1920, Special Collections, De Beer Gallery, Central Library of the University of Otago, 10 February to 26 May 2006. New Zealand Journal of Asian Studies, 8, 122-179.
{{
[[Kategori:Kelahiran 1822]]▼
[[Kategori:Kematian 1886]]▼
[[Kategori:Sastrawan Sunda]]▼
[[kategori:Tokoh dari Garut]]▼
▲[[ms:Raden Haji Muhamad Musa]]
[[Kategori:Intelektual Sunda]]
[[Kategori:Ulama Sunda]]
|