Lasem, Rembang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Wadaihangit (bicara | kontrib) →Demografi: melengkapi halaman dengan foto #WPWP |
||
(125 revisi perantara oleh 58 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kecamatan
| nama = Lasem
| foto = Kantor Kecamatan lasem.jpg
| caption = Kantor Kecamatan Lasem
| dati2 = Kabupaten
| nama dati2 = Rembang
| luas = 45,04 km²
| penduduk = 47.868 jiwa (2005)
| kelurahan = 20 desa
| nama camat = -
| kepadatan = 1.056 jiwa/km²
| provinsi = Jawa Tengah
}}
'''Lasem''' ({{lang-jv|ꦭꦱꦼꦩ꧀}}, {{lang-zh|拉塞姆}}) adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Rembang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Merupakan kota terbesar kedua di Kabupaten Rembang setelah [[Rembang, Rembang|kota Rembang]].
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Chinese tempel TMnr 60043652.jpg|ka|jmpl|250px|Kuil Tionghoa di Lasem.]]
Dahulu Lasem dikenal sebagai "Tiongkok kecil" (atau "Little Chinatown") karena merupakan kota awal pendaratan orang [[Tiongkok]] di tanah Jawa dan terdapat perkampungan Tionghoa yang sangat banyak tersebar di kota Lasem. Di Lasem juga terdapat patung [[Buddha berbaring]] yang berlapis emas.{{Butuh rujukan}}
Lasem juga dikenal sebutan "Kota Santri" tak lain karena banyaknya pondok pesantren di kota yang pernah menjadi Kadipaten sebelum Rembang. Bahkan, pada masa kemerdekaan, Mbah Sambu (Sayyid Abdurrahman) merupakan cucu dari Jaka Tingkir (Sultan hadiwijaya) yang memperjuangkan kemerdekaan di tanah Lasem. Masjid Jami’ Lasem juga disebut-sebut sebagai pusat perjuangan kemerdekaan, tempat Mbah Sambu dimakamkan.{{Butuh rujukan}}
Selain itu, Lasem juga dikenal sebagai
== Geografi ==
Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan di pesisir pantai [[laut Jawa]] di kabupaten Rembang, berjarak lebih kurang 12 [[km]] ke arah [[timur]] dari [[ibu kota]] kabupaten Rembang, dengan batas-batas wilayah meliputi:{{Butuh rujukan}}
* Sebelah [[utara]] berbatasan dengan [[laut Jawa]]
* Sebelah [[timur]] berbatasan dengan [[Sluke, Rembang|kecamatan Sluke]]
* Sebelah [[selatan]] berbatasan dengan [[Pancur, Rembang|kecamatan Pancur]]
* Sebelah [[barat]] berbatasan dengan [[Rembang, Rembang|kecamatan Rembang]].
Kecamatan Lasem
== Pemerintahan ==
Sekarang ini, Lasem hanya berbentuk Kecamatan. Kantor Kecamatan terletak di Jalan Sunan Bonang Km.01 atau Jalan Lasem-Tuban. Kecamatan Lasem terdiri atas 20 [[desa]] yang terbagi ke dalam 84 [[Rukun Warga]] (RW) dan 219 [[Rukun Tetangga]] (RT), dengan ibu kota kecamatan (gedung kecamatan) terletak di desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]].{{Butuh rujukan}}
Adapun desa-desa tersebut adalah:
Baris 54 ⟶ 51:
* [[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]]
* [[Selopuro, Lasem, Rembang|Selopuro]]
* [[Sendangasri, Lasem, Rembang|
* [[Sendangcoyo, Lasem, Rembang|Sendangcoyo]]
* [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]]
Baris 62 ⟶ 59:
{{col-css3-end}}
Empat desa
== Demografi ==
[[Berkas:Po_An_Bio_Temple.jpg|jmpl|Kuil Po An Bio Lasem, Rembang]]
Jumlah penduduk kecamatan Lasem sejumlah 47.868 jiwa (tahun 2005). 23.846 jiwa di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 24.022 perempuan. Sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai [[petani]], pedagang dan [[nelayan]].{{Butuh rujukan}}
* 33 [[Taman Kanak-kanak]] (TK) dan [[Raudlatul Athfal]]
* 35 [[Sekolah Dasar]] dan [[Madrasah Ibtidaiyah]]
* 10 [[Sekolah Menengah Pertama]] dan [[Madrasah Tsanawiyah]]
*
*
*
Etnis yang tersebar di Lasem adalah [[suku Jawa]], [[suku Tionghoa]], keturunan Campa dan perpaduan etnis-etnis tersebut yang melahirkan etnis Lasem. Selain itu juga ada etnis lain sebagai pendatang di kota Lasem seperti orang [[Sunda]], [[Batak]], dll.{{Butuh rujukan}}
== Julukan kota ==
Sebagai sebuah kota yang unik dan menjadi perhatian bagi para peneliti baik dalam negeri maupun luar negeri, [[Lasem]] mempunyai predikat atau julukan yang tidak sedikit. Di sini sekiranya menampilkan 5 julukan kota ini:{{Butuh rujukan}}
=== Lasem Kota Santri ===
[[Berkas:Masjid jami Lasem.jpeg|jmpl|250px|Masjid Jami' Lasem]]
Sejak dahulu kota kecamatan ini terkenal sebagai '''Kota Santri'''. Peninggalan pesantren-pesantren tua di kota ini dapat kita rekam jejaknya hingga sekarang. Banyak ulama-ulama karismatik yg wafat di kota yg terkenal dgn suhu udara yg panas ini. Sebut saja Sayid Abdurrahman Basyaiban ([[Mbah Sambu]]) yang kini namanya dijadikan jalan raya yg menghubungkan [[Lasem]]-[[Bojonegoro]], KH. Baidhowi, KH. Khalil, KH. Maksum, KH. Masduki dll. Sebagian makam tokoh masyarakat Lasem ini dapat Anda jumpai di utara Masjid Jami' Lasem. Maka tidak berlebihan jika Lasem berjuluk sebagai kota santri, mengingat banyaknya ulama, [[Pondok Pesantren]] dan jumlah santri yang belajar agama [[islam]] di kota ini.{{Butuh rujukan}}
Pondok Pesantren tersebut antara lain:
*
* Al Hidayah ([[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]])
* Al Hidayah Putri ([[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]])
Baris 88 ⟶ 93:
* Al Hamidiyyah ([[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]])
* Al Fakriyyah ([[Sumbergirang, Lasem, Rembang|Sumbergirang]])
* Ash Sholatiyah ([[Sumbergirang, Lasem, Rembang|Sumbergirang]])
* Nailun Najah ([[Sumbergirang, Lasem, Rembang|Sumbergirang]])
* An Nur ([[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]])
* Kauman ([[Karangturi, Lasem, Rembang|Karangturi]])
* Al Hadi ([[Sumbergirang, Lasem, Rembang|Sumbergirang]])
* Al Muyassar ([[Sumbergirang, Lasem, Rembang|Sumbergirang]])
* Al Fatah ([[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]])
* Al Banat ([[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]])
* Al Aziz ([[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]])
* Raudlatut Thulab ([[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]])
* Ar Roihan ([[Jolotundo, Lasem, Rembang|Jolotundo]])
* Pondok Caruban ([[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedongmulyo]])
=== Lasem Kota Ilmu ===
Banyaknya Pondok Pesantren berimbas pada bidang pendidikan umum. Tercatat banyak [[Sekolah Menengah Pertama]] dan [[Sekolah Menengah Atas]] di kota ini. Sekolah-sekolah itu antara lain:{{Butuh rujukan}}
* [[SMA Negeri Lasem]] [http://www.smanela.sch.id/v1/index.php website] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090417083709/http://www.smanela.sch.id/v1/index.php |date=2009-04-17 }}, di Desa [[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]]
* [[MA Negeri Lasem]], di Desa [[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]]
* SMA Muhammadiyah, di Desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]]
* [[Madrasah Aliyah|MA]] Nahdlatul Ulama, di Desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]]
* SMK Nahdlatul Ulama, di Desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]]
* SMK Muhammadiyah, di Desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]]
* SMK Avicena, di Desa [[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]]
* SMK Cendekia, di Desa [[Sriombo, Lasem, Rembang|Sriombo]]
* [[Madrasah Aliyah|MA]]Al Hidayah, di Desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]]
* SMP Negeri 1 Lasem [http://www.smp1lasem.sch.id/ website] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120804042744/http://www.smp1lasem.sch.id/ |date=2012-08-04 }}, di Desa [[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedongmulyo]]
* SMP Negeri 2 Lasem, di Desa [[Sendangasri, Lasem, Rembang|Sendangasri]]
* SMP Negeri 3 Lasem, di Desa [[Babagan, Lasem, Rembang|Babagan]]
* [[Madrasah Tsanawiyah|MTs]] Negeri Lasem, di Desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]]
* MTs Sunan Bonang, di Desa [[Bonang, Lasem, Rembang|Bonang]]
* MTs An-Nuriyah, di Desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]]
* SMP Muhammadiyah, di Desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]]
* SMP Nahdlatul Ulama, di Desa [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]]
* SMP Katholik Hamong Putra, di Desa [[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedongmulyo]]
* SMP Kristen Dorkas, di Desa [[Babagan, Lasem, Rembang|Babagan]].
Sekolah-sekolah di Lasem tak kalah saing dengan sekolah-sekolah yang mendapat perhatian lebih dari pemkab seperti sekolah-sekolah di Rembang. Prestasi sekolah-sekolah di Lasem pun kerap kali mengharumkan nama 'Lasem' bahkan sampai ke jenjang Nasional bahkan Internasional. Selain itu, satu-satunya SMA Negeri di Lasem ([[SMA Negeri Lasem|SMA N 1 Lasem]]) mendapatkan predikat sebagai SMA Budaya dan SMA Pionir [[Nasionalisme]], sekaligus sebagai SMA Budaya dengan sering ditampilkannya grup [[Wayang Orang|Wayang Wong]] SMA N 1 Lasem pimpinan Bpk.H.Karnoto di beberapa event baik di dalam maupun luar kota.{{Butuh rujukan}}
Selain sekolah dasar dan menengah, di Lasem juga terdapat cabang [[Universitas Terbuka]] (UT) yang membuka kelas di Gedung Pondok Pesantren Kauman Lasem.{{Butuh rujukan}}
Pada masa Kerajaan, di Lasem terdapat beberapa tempat pertapaan yang menghasilkan para biksu maupun pendeta Hindu, di antaranya adalah{{Butuh rujukan}}
* Pertapaan Pamulang di Situs Gunung Tapaan yang konon sebagai pusat pengajaran Ilmu Buddha maupun Hwuning/Kanung pada masa lampau
* Pertapaan Gebang di selatan Situs Gunung Tapaan yang konon sebagai pusat pengajaran Ilmu Hindu Siwa
* Goa Kajar, disinyalir sebagai laboratorium ilmu pada masa Kerajaan Lasem era Bhre Lasem Dewi Indu
* dll
=== Lasem Kota Tiongkok Kecil ===
[[Berkas: Bangunan-lasem.jpg|jmpl|200px|Deretan bangunan bergaya Tiongkok di Pecinan desa Karangturi, Lasem]]
Salah satu tempat berkembangnya para imigran dari [[Tiongkok]] terbesar di Pulau Jawa abad ke-14 sampai 15 adalah Lasem (啦森 Hokkien: Lao Sam, Mandarin: La Sen) selain di Sampotoalang (Semarang) dan Ujung Galuh (Surabaya). Datangnya armada besar [[Laksamana]] [[Cheng Ho]] ke Jawa sebagai duta politik Kaisar [[Tiongkok]] masa [[Dinasti Ming]] yang ingin membina hubungan [[bilateral]] dengan [[Majapahit]] terutama dalam bidang kebudayaan dan perdagangan negeri tersebut, mereka memperoleh [[legitimasi]] untuk melakukan aktivitas perniagaannya dan kemudian banyak yang tinggal dan menetap di daerah pesisir utara Pulau Jawa. Bahkan menurut [[N.J. Krom]], perkampungan Tionghoa di masa Kerajaan [[Majapahit]] telah ada sejak 1294-1527 M. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya bangunan-bangunan tua seperti permukiman Pecinan dengan bangunan khas [[Tiongkok]]nya dan [[kelenteng]] tua yang berada tak jauh dari jalur lalu lintas perdagangan di sepanjang aliran Sungai Babagan Lasem (kala itu disebut Sungai Paturen) yang pada waktu itu sebagai akses utama penghubung antara laut dan darat, juga penguasaan tempat-tempat perekonomian yang strategis oleh mereka di kemudian waktu, seperti yang dapat dilihat pada pusat-pusat pertokoan di sepanjang jalan raya kota sekarang ini.{{Butuh rujukan}}
=== Lasem Kota Batik ===
Dalam beberapa literatur tentang batik juga yang terdapat di museum batik nasional, [[batik Lasem]] disebutkan sebagai salah satu varian klasik atau biasa disebut ''pakem'' dangan pola dan corak yang punya kekhasan tersendiri, yaitu paduan warna yang berani dan mencolok dengan motif-motif yang beraneka macam dan khas tetapi tetap indah serta elegan. [[Batik]] tersebut populer dengan sebutan batik tulis ''kendoro kendiri'' atau batik ''Pesisiran Laseman'', di mana batik ini berbeda dengan batik [[Jogja]] atau [[Solo]] yang sangat baku pada pakem keraton yang motifnya eksklusif dan khusus bagi golongan ningrat saja. [[Batik Laseman]] sangat liat bercirikan [[egalitarian]], yang mana batik ini lebih terbuka atau umum penggunaannya bagi segala kalangan atau lapisan masyarakat berikut macam [[etnis]]nya. Konon perkembangan [[Batik Laseman]] ini dipengaruhi oleh unsur-unsur [[seni]] dan budaya negeri seberang, yaitu [[Tiongkok]] dan [[Campa]]. Banyaknya orang-orang [[Tiongkok]] dan [[Campa]] yang menetap di [[Lasem]] dan membaur dengan penduduk lokal lambat laun melahirkan [[akulturasi]] kebudayaan yang positif dan kaya, salah satunya adalah seni batik itu sendiri. [[Batik Laseman]] sendiri pernah mengalami kejayaan dalam produksi dan pemasarannya. Kini [[Batik Laseman]] bisa kita temukan di sudut-sudut kota Lasem bahkan di daerah sekitar Lasem.{{Butuh rujukan}}
=== Lasem Kota Pusaka ===
[[Berkas:Het noorderstrand van Java, nabij Lasem.jpg|jmpl|Lasem pada 1912]]
Akhir-akhir ini digembor-gemborkan tentang impian Lasem sebagai '''Kota Pusaka (Heritage City)''' karena banyak ditemukannya situs pusaka (heritage site) dan budaya khas yang sejak dulu melekat pada kota Lasem. Pusaka (Heritage/Warisan/Sesuatu yang berharga dan harus dijaga) itu sendiri dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu Pusaka Alam (Natural Heritage), Pusaka Budaya (Cultural Heritage) dan Pusaka Saujana (Cultural-Landscape Heritage) yang ketiga-tiganya ini Lasem memiliki potensi di tiga bidang pusaka ini. Dengan semakin banyaknya situs prasejarah maupun sejarah di kota Lasem dan semakin mirisnya kondisi kota ini, diharapkan dengan gerakan Pusaka Lasem ini dapat menjadikan Lasem bangkit kembali dan berpredikat sebagai Kota Pusaka 'Dunia'.
Potensi Pusaka Alam: Hamparan Pantai di Lasem, Pegunungan Lasem, Hutan di Lasem, dll.
Potensi Pusaka Budaya: Seni Laesan, Seni Kuda Lumping, Seni Barongsai dan Liong, Seni Wayang, Seni Wayang Wong, Seni Tari, Kehidupan Masyarakat Lasem, Batik Lasem, Tambak Garam, Industri Terasi dan Ikan Asin, Peninggalan hasil kebudayaan, dll.
Potensi Pusaka Saujana: Hamparan Tambak Garam dengan latar Pegunungan Lasem saat kita ke Lasem arah dari Rembang, Hamparan Kapal di Pelabungan Binangun dengan latar Laut/Pantai Lasem saat kita ke Lasem arah dari Tuban, hamparan Perkampungan di Pedesaan dengan latar kota Lasem dan Perbukitan Barat Pegunungan Lasem saat kita di perkampungan Pegunungan Lasem, dll.{{Butuh rujukan}}
== Budaya ==
Secara historis, budaya di Lasem merupakan perpaduan budaya dari masyarakat pribumi (Jawa), Tiongkok & Campa (dibawa oleh pasukan Laksamana [[Cheng Ho]]), Arab, dan Belanda. Wujud nyata dari perpaduan budaya ini dapat kita temui sampai detik ini pada [[batik Lasem]] motif Tiga Negeri maupun Empat Negeri.{{Butuh rujukan}}
Masyarakat Lasem banyak yang bekerja di sektor transportasi (truk besar, bus) sehingga menciptakan satu komunitas transportasi yang banyak menghabiskan waktu bekerja di jalan. Ini memunculkan budaya minum kopi di warung, sehingga muncul budaya kopi lelet.{{Butuh rujukan}}
=== Dialek ===
Dialek masyarakat [[Lasem]] yang dikenal adalah sebagai berikut:
- em / - nem = mu (bahasa Indonesia).{{Butuh rujukan}}
Contoh: Buku''em''/Buku''nem'' = Bukumu; Tangan''em'' = Tanganmu; Nggon''em''/Nggonan''em'' = Punyam; dll
(hurup "e" di kata ''e''m dibaca seperti kata "e" di kata p''e''rahu atau s''e''lasa)
- leh = toh (bahasa Indonesia).
Contoh: Piye ''leh'' iki? = Gimana toh ini?; Ndi ''leh'' bukune? = Mana toh bukunya?; dll
(hurup "e" di kata l''e''h dibaca seperti kata "e" di kata ''e''tnis atau pols''e''k)
- ape (jw: arep) = akan (bahasa Indonesia).
Contoh: Sampeyan ''ape'' ning ndi leh? = Kamu mau/akan ke mana toh?
(hurup "e" di kata ap''e'' dibaca seperti kata "e" di kata t''e''mp''e'' atau caf''e'')
- ae (jw: wae) = saja (bahasa Indonesia).
Contoh: Sakcingkir ''ae'' = satu cangkir saja; Bar ning ndi ''ae'' leh? = Habis ke mana saja toh?
(hurup "e" di kata a''e'' dibaca seperti kata "e" di kata t''e''mp''e'' atau caf''e''),
- ugung/gung (jw: durung) = belum (bahasa Indonesia).
Contoh: Aku ugung mangan/Aku gung mangan = Aku belum makan.
Kosakata-kosakata:
- mendarat = kerja bakti membantu meringankan beban tetangga/orang lain yang punya hajat.
- gene = kenapa?
- sitok = satu
- kartengah = satu setengah (1,5).
- jeru' = dalam (ke bawah).
- pathak = kulit kepala.
- klonengan = bermain gamelan.
- loruk = sakit (bukan sakit parah, contohnya: dicubit/tersandung).
- kiwan = kamar mandi tradisional (biasanya menggunakan [[genuk]] sebagai tempat air).
- jedhing = kamar mandi.
- ogak = tidak.
- matun = menyiangi [[gulma]] pada tanaman di sawah/ladang.
- ndaut = mengambil benih [[padi]] dan memindahkannya ke petak [[sawah]].
- peceren = got/saluran air yang airnya kotor.
- medhuk = ketela yang isinya sangat lembut (setelah dikukus/direbus/dibakar).
- masir = tekstur dalam buah yang agak berbutir dan terkesan ada celah udara. contoh: salake masir/semongkone masir.
- trasek = terasi.
- taek = tahi.
- tuwek = tua.
- matek = mati.
- bongko = mati (kasar).
- isuk = sangat pagi.
- surup = petang.
- panas ngether = sangat panas (cuaca).
- anyep = dingin.
- mblojet = lepas baju (bisa jadi disebabkan cuaca panas atau keringat terlalu banyak).
- nggliyeng/nggliyur = pusing.
- mbarik = tampan.
- mandah = semakin.
- udan wewe = hujan di siang hari dengan cuaca cerah tidak mendung, biasanya pada sore hari maupun pagi hari.
dan masih banyak lagi.
Dialek ini menyebar ke daerah-daerah sekitar [[Lasem]] yang kalau ditinjau dari segi historis dulu terletak di bekas wilayah [[Kerajaan Lasem]] maupun [[kadipaten Lasem]]. Dialek semacam itu bisa dijumpai di sekitar [[Pengunungan Kendeng Utara]] dari [[Grobogan]], [[Pati]] (alaminya yang sebelah selatan), [[Blora]], [[Rembang]], [[Tuban]] dan [[Bojonegoro]].
Selain di atas, banyak pula kosakata-kosakata dalam dialek Lasem yang merupakan serapan dari bahasa kaum Tionghoa Lasem, seperti Yan O (walet), Yong Swa (dupa), Dao Ke (bos) dll. Bahkan kata "[[Lasem]]" sendiri menurut beberapa ahli berasal dari kata "Lao Sam" namun masih diragukan.
=== Seni pertunjukan ===
Seni Pertunjukan yang ada dan berkembang pesat di [[Lasem]] antara lain:{{Butuh rujukan}}
* [[Laesan Lasem]]
* [[Thong-thong Klek]]
* [[Wayang Bengkong]]
* [[Wayang Krucil]]
* Wayang [[Potehi]] (Bu dai xi)
* Seni Pagelaran [[Barongsai]] & Leang Leong (Liong)
* [[Jaran Kepang]] & [[Barongan]]
* Wayang Wong/[[Wayang Orang]]
* [[Arak-arakan Ancak]]
* [[Tayub]]
* [[Ketoprak]], dll
=== Event (acara) ===
* Haul [[Mbah Sambu]] (Sayid Abdurrahman Basyaiban/Pangeran Sam Bua Syayid Ngabdurrahman){{Butuh rujukan}}
* Penjamasan Bende Becak (Acara Selonan/di Bulan Selo (Bulan ke-11 pada kalender Jawa Hijriyah) di Desa [[Bonang, Lasem, Rembang|Bonang]]{{Butuh rujukan}}
* Kirab Budaya [[Mak Co]] [[Tian Siang Sheng Bo]]
* [[Festival Lasem]]{{Butuh rujukan}}
* [[Lasem Batik Carnival]]{{Butuh rujukan}}
* [[Sedekah Bumi]] / Bersih Desa{{Butuh rujukan}}
* [[Sedekah Laut]] / Lomban, dll{{Butuh rujukan}}
=== Seni rupa ===
[[Berkas:Kopi lelet rokok.jpg|jmpl|Orang sedang membatik batang rokok (nglelet)]]
* [[Batik Lasem]] yang khas dan berbeda dengan batik dari daerah lain{{Butuh rujukan}}
* Lelet, yaitu membatik dengan media batang rokok dan tintanya menggunakan ''lethekan [[kopi lelet]]'' (ampas kopi lelet/kopi Lasem yang dicampur susu krimer){{Butuh rujukan}}
* Kerajinan Kuningan{{Butuh rujukan}}
=== Seni arsitektur ===
[[Berkas:Lasem 2007-2.jpg|jmpl|Candi di belakang Wihara Ratanavana Arama Lasem]]
[[Berkas:Lassem.jpg|jmpl|Klenteng Cu An Kiong di Jalan Dasun, Lasem]]
Arsitektur bangunan-bangunan yang khas di Kota Lasem, antara lain:{{Butuh rujukan}}
* Bangunan [[Klenteng]] [[Cu An Kiong]], di timur [[Sungai Lasem]]
* Bangunan [[Klenteng]] [[Po An Bio]], di utara Sungai Kemendung
* Bangunan [[Klenteng]] [[Gie Yong Bio]], di barat Sungai Lasem
* Bangunan [[Masjid Jami' Lasem]], di pusat kota Lasem
* Bangunan [[Masjid]] Bonang dan Kompleks Pasujudan [[Sunan Bonang]], di desa [[Bonang, Lasem, Rembang|Bonang]]
* Bangunan kompleks [[Wihara]] [[Ratanavana Arama]], di bukit Telueng desa [[Sendangcoyo, Lasem, Rembang|Sendangcoyo]]
* Bangunan Rumah Candu ([[Lawang Ombo]]), di selatan Cu An Kiong
* Bangunan [[Wihara]] Karunia Dharma, di timur Cu An Kiong, merupakan Wihara tak berumat
* Bangunan-bangunan kuno di [[Pecinan]] [[Karangturi, Lasem, Rembang|Karangturi]], [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]], [[Babagan, Lasem, Rembang|Babagan]], [[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedongmulyo]], dan [[Sumbergirang, Lasem, Rembang|Sumbergirang]]
* Bangunan bekas Stasiun Lasem, di desa [[Dorokandang, Lasem, Rembang|Dorokandang]]
* Bekas tembok Taman Sitaresmi di Caruban [[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedongmulyo]]
== Potensi wisata ==
Sebenarnya banyak sekali potensi wisata di [[Lasem]], namun sangat sedikit yang memajukan potensi wisata tersebut. Perlu adanya donatur dan investor yang tidak sedikit demi meningkatkan potensi wisata di kota [[Lasem]].
=== Potensi wisata ruhani ===
* [[masjid jami]]
Masjid Jami Lasem memiliki nilai historis sebagai pusat pengembangan ilmu oleh Syekh Abdurrahman (mbah Sambu).
Hingga hari ini, peziarah terbanyak kota Lasem adalah pengunjung kompleks masjid dan makam Mbah Sambu yang selanjutnya akan sowan ke ndalem ulama Lasem sesuai sejarah keilmuan mereka ka{{Butuh rujukan}}
=== Potensi wisata alam ===
* [[Pantai Gedong]]/Pantai Caruban, di Caruban [[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedongmulyo]]
* [[Pantai Dasun]], di [[Dasun, Lasem, Rembang|Dasun]]
* [[Pantai Binangun]], di [[Binangun, Lasem, Rembang|Binangun]] (Kawasan Wisata BBS/Bonang-Binangun-Sluke)
* [[Watu Layar]], di [[Binangun, Lasem, Rembang|Binangun]]
* Goa Kajar, di [[Kajar, Lasem, Rembang|Kajar]]
* Sumber Mata Air Kajar, di [[Kajar, Lasem, Rembang|Kajar]]
* [[Curug Kalimancur]], di [[Gowak, Lasem, Rembang|Gowak]]
* Wisata Sendangcoyo Asri, di [[Sendangcoyo, Lasem, Rembang|Sendangcoyo]]
* Perbukitan [[Gowak, Lasem, Rembang|Gowak]]-[[Kajar, Lasem, Rembang|Kajar]]-[[Ngargomulyo, Lasem, Rembang|Ngargomulyo]]-[[Sendangcoyo, Lasem, Rembang|Sendangcoyo]]
* Pendakian [[Gunung Lasem]], dll
=== Potensi wisata batik ===
Lasem terkenal sebagai [[Kota Batik]] terutama [[Batik Tulis Laseman]]. Hampir di setiap desa dijumpai pengrajin [[batik]]. Namun pusat-pusat industri batik terletak di{{Butuh rujukan}}
* [[Babagan, Lasem, Rembang|Babagan]]
* [[Gedongmulyo, Lasem, Rembang|Gedongmulyo]]
* [[Karangturi, Lasem, Rembang|Karangturi]]
* [[Karasgede, Lasem, Rembang|Karasgede]]
* [[Soditan, Lasem, Rembang|Soditan]]
* [[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]]
* [[Sendangasri, Lasem, Rembang|Sendangasri]], dll.
Selain itu juga terdapat di beberapa desa di sekitar Lasem yang terkenal sebagai desa wisata [[Batik Laseman]] seperti di{{Butuh rujukan}}
* [[Pohlandak, Pancur, Rembang|Pohlandak]]
* Dukuh Ngropoh [[Pancur, Pancur, Rembang|Pancur]]
* [[Karaskepoh, Pancur, Rembang|Karaskepoh]]
* [[Doropayung, Pancur, Rembang|Doropayung]]
=== Potensi wisata belanja ===
* Pasar [[Lasem]]
* Pasar Kawak, [[Sumbergirang, Lasem, Rembang|Sumbergirang]]
* Pasar Nduwur, [[Jolotundo, Lasem, Rembang|Jolotundo]]
* Kompleks Pertokoan Alun-alun [[Lasem]]
* Pantes Swalayan
=== Potensi wisata religi ===
* Pasujudan [[Sunan Bonang]] dan Makam [[Putri Campa]]
* Kompleks [[Masjid Jami' Lasem]]
* Masjid desa [[Bonang, Lasem, Rembang|Bonang]]
* [[Wihara]] [[Ratanavana Arama]], di bukit Telueng desa [[Sendangcoyo, Lasem, Rembang|Sendangcoyo]]
* Bangunan Klenteng [[Cu An Kiong]], di timur Sungai Lasem
* Bangunan Klenteng [[Po An Bio]], di utara Sungai Kemendung
* Bangunan Klenteng [[Gie Yong Bio]], di barat Sungai Lasem
* Pondok-pondok Pesantren di [[Lasem]]
=== Potensi wisata sejarah ===
Banyak sekali situs-situs [[sejarah]] di area bekas [[Kerajaan Lasem]], [[Kadipaten Lasem]], maupun pada masa kedatangan [[Tiongkok]]-[[Campa]], [[VOC]] di Lasem bahkan situs [[arkeologi]]. Hampir semua situs sejarah tersebar di kawasan kota Lasem dan sekitarnya.{{Butuh rujukan}}
== Peninggalan bersejarah ==
=== Prasejarah ===
* Situs Kapal Kuno di [[Punjulharjo, Rembang, Rembang|Punjulharjo]], terletak di bagian barat Sungai Kahiringan. Dulu daerah ini masih masuk kawasan [[Lasem]], namun sekarang terletak di Kec.Rembang. Kapal yang ditemukan merupakan ''Bangaki Kapal Utuh'' beserta perabotan dan arca kepala, berdasarkan perhitungan secara [[radiokarbon]] diketahui bahwa [[kapal]] dari abad ke-7 M.{{Butuh rujukan}}
* Situs Tulang-belulang Manusia Purba Austronesia di daerah [[Bonang, Lasem, Rembang|Bonang]]-[[Leran, Sluke, Rembang|Leran]]{{Butuh rujukan}}
* Situs Purbakala [[Plawangan, Kragan, Rembang|Plawangan]] dan [[Terjan, Kragan, Rembang|Terjan]]{{Butuh rujukan}}
* Situs Megalitik Adon Ayam, [[Bonang, Lasem, Rembang|Desa Bonang]]{{Butuh rujukan}}
=== Kerajaan Lasem ===
Peninggalan ''Benda Bergerak'':
* [[Lingga]]
* [[Arca]] [[Nandi]] (di Situs Gebang, Warugunung)
* Arca [[Ganesa]] (di Situs Sawah Candi dukuh Sulo, [[Sriombo, Lasem, Rembang|Sriombo]]
* Arca [[Anjing]] (di Situs Sawah Kepatihan, [[Ngemplak, Lasem, Rembang|Ngemplak]]
* Perhiasan abad 14-15 berupa [[emas]] dan [[binggal]] (di Situs Hutan Sangkrah, Kec. Bulu)
* [[Keramik]] [[Tiongkok]] abad 14 (di Ngankatan, Pancur)
* Gerabah dan Barang pecah-belah abad ke-14 (di Caruban, Gedongmulyo)
* Mata Uang Tiongkok abad 14 (di [[Sukorejo, Sumber, Rembang|Sukorejo]] dan [[Tegaldowo, Gunem, Rembang|Tegaldowo]]
Benda-benda tersebut kebanyakan sekarang berada dan diteliti di Dinas Kepurbakalaan Nasional Jakarta.
Peninggalan ''Benda tak Bergerak'':
* Goa pertapaan (di desa [[Kajar, Lasem, Rembang|Kajar]])
* Prasasti Batu Tapak (di desa [[Kajar, Lasem, Rembang|Kajar]])
* Sumur-sumur tua
* Fondasi-fondasi bangunan (terbuat dari bata merah berukuran 20 cm-40 cm)
* Bekas Pelabuhan Kahiringan di daerah Caruban, Gedongmulyo dan Pelabuhan Teluk Regol di Bonang
* Jangkar kapal tua abad 14 di Rumah Candu/[[Lawang Ombo]], diduga milik Kapitan Liem
Peninggalan ''Seni dan Budaya'':
* Gending [[karawitan]] Pathet Lasem dan [[Sampak]] Lasem
* Relief-relief dan arca yang ada di reruntuhan candi
* motif batik klasik [[batik Laseman]]
* Seni [[Beladiri]] [[Pathol]] (sekarang berkembang pesat di daerah Kragan dan Sarang)
=== Kadipaten Lasem ===
Peninggalan ''Tak Bergerak'':
* Lokasi Bekas Istana Kadipaten Lasem di [[Binangun, Lasem, Rembang|Binangun]]
* Bangunan Masjid Kuno (Masjid Bonang; Masjid Tiban, Gedongmulyo; masjid Kalipang, Sarang)
* Bangunan Klenteng tua ([[Klenteng]] [[Cu An Kiong]] di Jalan Dasun)
* Bekas Pemukiman (di Bonang, Ngenden, dan Caruban)
* Kompleks makam kuno (di Bonang, Caruban, Lohgading, dan Nggodo
* Situs [[Sunan Bonang]]
* [[Masjid Jami' Lasem]]
* [[Klenteng]] Tan Dele Siang Sheng/Biong Bio di [[Babagan, Lasem, Rembang|Babagan]]
* Makam adipati-adipati Lasem
* Makam Raden [[Panji Margono]], [[panglima]] [[Perang Kuning]] antara rakyat Lasem (Tionghoa+Pribumi) melawan [[VOC]]
* Benteng VOC di Bukit Gebang, [[Warugunung, Pancur, Rembang|Warugunung]]
* Bangunan [[Kabupaten Lasem]] di dukuh Tulis, [[Selopuro, Lasem, Rembang|Selopuro]]
Peninggalan ''Bergerak'':
* Kitab Suluk pada masa [[Sunan Bonang]]
* Serat Sabda Badra Santi oleh Adipati Tejakusuma I dan Tejakusuma IV, kemudian digubah kembali oleh R. Panji Kamzah 1825 dan R. Panji Karsono 1920.
* Alat musik Bonang/[[Bende]] lengkap dengan pemukulnya di Kompleks Petilasan [[Sunan Bonang]]
* Seni pagelaran [[wayang Krucil]] dan wayang [[Potehi]]
== Referensi ==
* Unjiya, M.Akrom (2008). ''Lasem Negeri Dampoawang Sejarah yang Terlupakan''. Yogyakarta: Eja Publisher.
* ''Proyek Penelitian Purbakala: Pertemuan Arkeologi III Ciloto 1983''. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985.
* Groeneveldt, W.P., ''Notes on Malay Archipelago and Malacca'', Compilet from Chinese Source.
* Kabupaten Rembang dalam Angka Tahun 2005
* Data Dekdikbud Rembang
* Pratiwo (1990). ''The Historikal Reading of Lasem''. Leuven: Katholika Uneversieit Leuven.
== Pranala luar ==
* [http://www.bappeda.rembangkab.go.id/ Bappeda Kabupaten Rembang]
* Artikel tentang [http://www.wiratama.net/1/category/lasem/1.html Lasem] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111022012215/http://www.wiratama.net/1/category/lasem/1.html |date=2011-10-22 }}
* [http://tionghoa-muslim.blogspot.com/2012/05/sejarah-di-kota-lasem.html Blog Tionghoa Muslim - Sejarah di Kota Lasem]
* [http://seputarsemarang.com/batik-lasem-coretan-indah-yang-hampir-punah/ Batik Lasem], Coretan Indah Yang Hampir Punah.
* [http://gilangsuryas.wordpress.com/ Gilang Surya Blog]
== Lihat pula ==
* [[Kabupaten Rembang]]
* [[Kutha Lasem|Kekuwuan Lasem]]
* [[Kerajaan Lasem]]
* [[Panji Margono]]
* [[Sunan Bonang]]
* [[Santibadra]]
* [[Batik Lasem]]
* [[Chen Huang Er Xian Sheng]]
* [[Kopi lelet]]
* [[Dorokandang, Lasem, Rembang|Dorokandang]]
{{Lasem, Rembang}}
{{Kabupaten Rembang}}
{{Authority control}}
|