Chiune Sugihara: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot Menambah: th:จิอุเนะ สึกิฮาระ |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(42 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox_Person
|
|
|image = Sugihara b.jpg
|imagesize = 210px
|caption = Foto Chiune Sugihara
|other_name
|
|
|
|
|
|
|
|
}}
{{nihongo|'''Chiune Sugihara'''|杉原千畝|Sugihara Chiune|{{lahirmati|[[
== Awal kehidupan ==
Chiune Sugihara dilahirkan pada [[1 Januari]] [[1900]] di [[Mino City]], daerah pedesaan di [[Prefektur Gifu]] dari [[wilayah Chubu]] di Jepang, dari ayah kelas menengah, Yoshimizu Sugihara, dan ibu dari kelas [[samurai]], Yatsu Sugihara. Ia adalah anak kedua dari lima orang anak lelaki dan seorang anak perempuan.Ketika ia lahir, ayahnya bekerja di kantor pajak di Kouzuchi-kota dan keluarganya tinggal di sebuah kuil yang dipinjam, sebuah candi Budha Kyosenji dekatnya, dan ia lahir sana.Dia adalah anak kedua di antara lima anak laki-laki dan satu perempuan. [ 4] ayah dan keluarganya pindah kantor pajak dalam cabang kantor Administrasi pajak Nagoya satu demi satu. .in 1903 (Meiji 36) keluarganya pindah ke Asahi Desa di Niu-gun, Fukui Prefecture. Pada tahun 1904 (Meiji 37) mereka pindah ke prefektur Yokkaichi kota Mie. Pada tahun 1905 (Meiji 38) 25 Oktober, mereka pindah ke Nakatsu Town, Ena-gun, Gifu Prefecture. Pada tahun 1906 (Meiji 39) Pada 2 April, Chiune masuk Nakatsu Kota Municipal Sekolah Dasar (sekarang Sekolah Dasar Nakatsugawa Kota Minami di Gifu Prefecture). Pada tahun 1907 (Meiji 40) 31 Maret, ia dipindahkan ke Kuwana Municipal Sekolah Dasar Kuwana di Prefektur Mie (saat Kuwana Municipal Nissin Sekolah Dasar). Pada bulan Desember tahun yang sama, ia mentransfer ke Nagoya Municipal Furuwatari Sekolah Dasar (sekarang Nagoya Municipal Heiwa Sekolah Dasar).Pada 1912, ia lulus sebagai siswa terbaik dari Sekolah Furuwatari, lalu melanjutkan sekolahnya ke Daigo Chugaku (kini SMU Zuiryo) [[Nagoya]], sebuah gabungan SMP dan SMU. Ayahnya ingin agar ia mengikuti jejaknya sebagai dokter, namun ia dengan sengaja menggagalkan diri dalam ujian masuknya dengan hanya menuliskan namanya saja pada kertas-kertas ujiannya. Sebaliknya, ia masuk ke [[Universitas Waseda]] pada 1918 dan mengambil [[sastra Inggris]]. Pada 1919, ia lulus dalam ujian Bea Siswa Kementerian Luar Negeri. Kementerian Luar Negeri Jepang merekrutnya dan menugasinya ke [[Harbin]], [[Tiongkok]]. Di sana ia juga belajar [[bahasa Rusia]] dan [[bahasa Jerman]] dan belakangan menjadi ahli dalam masalah Rusia.
== Kantor Luar Negeri Manchuria ==
Ketika Sugihara bertugas di Kantor Luar Negeri Manchuria, ia ikut serta dalam perundingan-perundingan dengan [[Uni Soviet]] tentang [[Jalur Kereta Api Timur Jauh Tiongkok|Jalur Kereta Api Manchuria Utara]]. Ia melepaskan jabatannya sebagai Wakil Menteri Luar Negeri di [[Manchuria]] sebagai protes atas perlakuan yang buruk oleh bangsa Jepang terhadap rakyat Tiongkok setempat. Sementara di Harbin ia menjadi seorang [[Kristen Ortodoks]] dan menikah dengan seorang perempuan Rusia Putih yang bernama Klavdia. Mereka bercerai pada 1935, sebelum ia kembali ke Jepang. Di Jepang ia menikah dengan Yukiko Kikuchi, yang kemudian mengganti namanya menjadi {{nihongo|Yukiko Sugihara|杉原幸子|Sugihara Yukiko}} setelah pernikahannya. Mereka mendapatkan tiga orang anak lelaki. Chiune Sugihara juga bertugas di Departemen Informasi dari Kementerian Luar Negeri dan sebagai penerjemah bagi perwakilan Jepang di [[Helsinki]], [[Finlandia]].
== Lituania ==
Pada 1939 ia menjadi wakil konsul pada Konsulat Jepang di [[Kaunas]], [[Lituania]] (saat itu disebut ''Kovno''
([[bahasa Yiddish]]: קובנה, [[bahasa Polandia]]: Kowno). Tugas-tugasnya yang lain adalah melaporkan gerak-gerik pasukan-pasukan Soviet dan Jerman.
Menurut Dr. Ewa Palasz-Rutkowska,<ref>{{cite web |title=Summary of the March 13 Lecture: "Polish-Japanese Secret Cooperation During World War II: Sugihara Chiune and Polish Intelligence" |url=http://www.tiu.ac.jp/~bduell/ASJ/3-95_lecture_summary.html |last=Palasz-Rutkowska |first=Ewa |date= |work= |publisher= |accessdate=2009-08-19 |archive-date=2011-07-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110716023152/http://www.tiu.ac.jp/~bduell/ASJ/3-95_lecture_summary.html |dead-url=yes }}</ref>
Setelah [[Pakta Molotov-Ribbentrop]] diikuti [[Invasi Polandia]] oleh Jerman pada [[1 September 1939]], dan pengambilalihan Lituania oleh Uni Soviet pada tahun [[1940]], banyak [[pengungsi Yahudi]] dari [[Polandia]] dan Lituania yang berusaha mendapatkan [[visa keluar]]. Tanpa visa itu, perjalanan akan berbahaya dan mereka tidak mungkin menemukan negara yang bersedia mengeluarkannya. Ratusan pengungsi datang ke konsulat Jepang di Kaunas, berusaha mendapatkan visa ke Jepang. Konsul [[Belanda]] [[Jan Zwartendijk]] telah memberikan kepada mereka izin perjalanan resmi ke negara tujuan ketiga yakni [[Curaçao]], sebuah pulau [[Karibia]] dan koloni Belanda yang tidak membutuhkan visa masuk, atau ke Guyana Belanda (setelah kemerdekaan, Guyana Belanda berganti nama menjadi [[Suriname]]). Pada saat itu, pemerintah Jepang menganut kebijakan resmi netral terhadap orang-orang Yahudi, namun menuntut bahwa visa hanya dikeluarkan bagi mereka yang telah melalui prosedur-prosedur imigrasi yang semestinya dan mempunyai cukup dana. Kebanyakan para pengungsi itu tidak memenuhi kriteria-kriteria ini. Sugihara dengan taat menghubungi Kementerian Luar Negeri Jepang hingga tiga kali untuk meminta petunjuk. Setiap kali, Kementerian menjawab bahwa siapapun yang memperoleh visa Jepang harus memiliki visa ke negara tujuan ketiga untuk keluar dari Jepang, tanpa kecuali.
Dari tanggal [[31 Juli]] hingga [[28 Agustus]] [[1940]], Sugihara mulai mengeluarkan visa atas inisiatifnya pribadi, setelah berkonsultasi dengan istrinya. Berulang kali ia mengabaikan persyaratan-persyaratan memperoleh visa Jepang. Walaupun jelas-jelas melanggar perintah yang diberikan atasannya, Sugihara mengeluarkan visa transit 10 hari melalui Jepang untuk orang-orang Yahudi. Dengan jabatannya dan budaya dalam Kementerian Luar Negeri Jepang, tindakan Sugihara mengeluarkan visa atas inisiatif pribadi adalah tindakan luar biasa dan tidak pernah terjadi sebelumnya. Ia membujuk para pejabat Soviet yang setuju untuk mengizinkan orang-orang Yahudi bepergian melalui negara itu via [[Jalur kereta api Trans-Siberia]] dengan membayar lima kali harga tiket biasa.
Sugihara terus menulisi visa dengan tangannya sendiri (konon hingga 18-20 jam per hari, hingga jumlah visa yang diterbitkan setiap hari sama dengan jumlah rata-rata visa yang dikeluarkan dalam sebulan) hingga 4 September 1940, ketika ia harus meninggalkan posnya sebelum konsulat Jepang ditutup. Pada saat itu ia telah mengeluarkan ribuan visa kepada orang-orang Yahudi, banyak di antaranya adalah kepala keluarga yang dapat membawa serta keluarga-keluarga mereka. Menurut para saksi, ia masih mengeluarkan visa sementara ia transit di hotel dan setelah menumpang kereta api, melemparkan visa-visa itu kepada kumpulan pengungsi yang putus asa menantikan di luar jendela kereta bahkan sementara kereta mulai berangkat.
Baris 41 ⟶ 39:
Banyak pengungsi yang menggunakan visa mereka untuk pergi melintasi Uni Soviet ke [[Vladivostok]] dan kemudian menumpang kapal ke [[Kobe]], [[Jepang]]; di sana ada sebuah komunitas Yahudi Rusia. Dari sana, 1.000 orang pergi ke tujuan lain seperti [[Amerika Serikat]] dan [[Mandat Britania atas Palestina]]. Sisa dari mereka yang bertahan karena visa Sugihara/Zwartendijk tinggal di Jepang hingga mereka dideportasi ke [[Shanghai]] yang dikuasai Jepang; di kota ini pun sudah ada sebuah komunitas Yahudi yang besar. Sebuah kelompok yang terdiri atas 30 orang yang semuanya bernama "Jakub Goldberg" tiba suatu hari di [[Tsuruga]] dan dikirim ke kota [[Nakhodka]] di Rusia. Kebanyakan dari sekitar 20.000 orang Yahudi lolos dari [[Holocaust]] di [[ghetto Shanghai]] hingga Jepang menyerah pada 1945.
Meskipun Jerman menekan pemerintah Jepang agar menyerahkan atau membunuh para pengungsi Yahudi itu, pemerintah Jepang melindungi kelompok itu. Dalam buku berjudul ''The Fugu Plan''<ref>{{cite book
== Mengundurkan diri ==
Kementerian Luar Negeri Jepang, yang masih membutuhkan kecakapan bahasa dan organisasi Sugihara, memutuskan untuk menunda tindakan disipliner atas dirinya hingga kecakapannya tidak lagi dibutuhkan. Sugihara ditugasi sebagai Konsul Jenderal di [[Praha]], [[Cekoslowakia]], pada 1941 di [[Königsberg]] dan di kantor perwakilan Jepang di [[Bucharest]], [[Rumania]]. Ketika Rusia memasuki Rumania, pasukan-pasukan Soviet memenjarakan Sugihara dan keluarganya di sebuah kamp [[tahanan perang]] selama 18 bulan. Mereka dilepaskan pada 1946 dan kembali ke Jepang melalui Uni Soviet via jalur kereta api Trans-Siberia dan tiba di pelabuhan Nakhodka.
Pada 1947 kantor Kementerian Luar Negeri Jepang memintanya mengundurkan diri, dengan alasan pengurangan staf. Sebagian sumber mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri mengatakan kepada Sugihara bahwa ia dipecat karena "insiden tersebut" di Lituania.
Pada Oktober 1991, Kementerian mengatakan kepada keluarga Sugihara bahwa pengunduran diri Sugihara adalah bagian dari pergeseran personalia di Kementerian tak lama setelah berakhirnya perang. Kementerian Luar Negeri menerbitkan sebuah surat pernyataan sikap pada 24 Maret 2006 yang menyatakan bahwa tidak ada bukti bahwa Kementerian telah memaksakan tindakan disipliner atas Sugihara. Kementerian juga menyatakan bahwa Sugihara adalah salah satu dari banyak diplomat yang mengundurkan diri dengan suka rela, namun bahwa rincian alasan pribadinya "sulit dikonfirmasikan". Kementerian memuji perilaku Sugihara dalam laporannya, dan menyebutnya sebagai suatu "keputusan yang berani dan manusiawi."
== Kehidupan di kemudian hari ==
Sugihara menetap di [[Fujisawa]] di [[Prefektur Kanagawa]]. Ia mulai bekerja untuk sebuah perusahaan ekspor sebagai Manajer Umum dari U.S. Military Post Exchange. Dengan memanfaatkan kefasihannya bahasa Rusianya, Sugihara kemudian bekerja dan tinggal dalam keadaan yang tidak mencolok di Uni Soviet selama 16 tahun, sementara keluarganya tetap tinggal di Jepang.
Pada [[1968]], Jehoshua Nishri, atase ekonomi Kedutaan Besar Israel di Tokyo, dan salah seorang dari orang yang diselamatkan oleh Sugihara, akhirnya berhasil menemukan dan menghubungi Sugihara. Pada tahun 1940, Nishri adalah seorang remaja Polandia. Tahun berikutnya Sugihara mengunjungi [[Israel]] dan disambut oleh pemerintah Israel. Mereka yang diselamatkan oleh Sugihara mulai melobi agar namanya dicantumkan dalam tugu peringatan [[Yad Vashem]].<ref>[http://www.yadvashem.org/righteous/stories/sugihara.html Chiune Sugihara] - [[Yad Vashem]] website {{en}}</ref>
Pada [[1985]] Chiune Sugihara dianugerahi kehormatan sebagai [[Orang yang Benar di antara Bangsa-bangsa]] ([[bahasa Ibrani]]: חסידי אומות העולם), [[transliterasi]] ''Khasidei Umot ha-Olam'') oleh [[Pemerintah Israel]]. Sugihara terlalu lemah untuk pergi ke Israel sehingga istrinya dan anaknyalah yang mewakilinya menerima kehormatan tersebut.
Baris 65 ⟶ 63:
== Daftar sebagian orang yang diselamatkan oleh Sugihara ==
* Para pemimpin dan mahasiswa dari [[Mir yeshiva]], satu-satunya [[yeshiva]] Eropa yang selamat dari Holocaust
* [[John G. Stoessinger]], profesor diplomasi di [[Universitas San Diego]]
* Jehoshua Nishri, atase ekonomi di Kedutaan Besar Israel di Tokyo
* [[
* [[Leo Melamed]]
== Sumber-sumber ==
=== Film dan media lain ===
* Sebuah stasiun TV Jepang membuat film dokumenter mengenai Chiune Sugihara. Film ini dibuat di Kaunas, di tempat bekas Kedutaan Besar Jepang.
* ''Sugihara: Conspiracy of Kindness''<ref>{{cite web |title=Sugihara: Conspiracy of Kindness |url=http://www.pbs.org/sugihara |date= |work= |publisher=PBS |accessdate=2009-08-19}}</ref> dari [[PBS]] memberikan gambaran terinci tentang Sugihara dan keluarganya, serta hubungan yang menakjubkan antara orang Yahudi dan bangsa Jepang pada tahun 1930-an dan 1940-an. Situs PBS ini mencakup garis waktu kehidupan Sugihara, video, wawancara eksklusif, dan rencana pembelajaran untuk guru.
* Pada 11 Oktober 2005, [[Yomiuri TV]] ([[Osaka]]) menyiarkan sebuah drama sepanjang dua jam yang berjudul ''Visas for Life'' tentang Sugihara, berdasarkan buku karya istrinya.
* Chris Donahue membuat sebuah film pendek tentang Sugihara pada 1997, yang berjudul ''[[Visas and Virtue]]'', yang mendapatkan penghargaan untuk Best Live Action Short 1997 award pada [[Penghargaan Oscar]] 1998.
Baris 80:
=== Buku-buku ===
* Yukiko Sugihara: ''Visas for Life'' (1995) (terjemahan dari ''Rokusennin no inochi no biza'', 1990) ISBN 0-9649674-0-5
* Yutaka Taniuchi, ''The miraculous visas -- Chiune Sugihara and the story of the 6000 Jews'', New York, Gefen Books, 2001. ISBN 978-4-89798-565-7
* Seishiro Sugihara & Norman Hu, [http://books.google.co.jp/books?id=ahcymjgWwKoC&printsec=frontcover&dq=Chiune+Sugihara&hl=ja&sa=X&ei=mGoTT8O4OeaKmQWowNn-CQ&ved=0CDsQ6AEwAg#v=onepage&q=Chiune%20Sugihara&f=false ''Chiune Sugihara and Japan's Foreign Ministry: Between Incompetence and Culpability''], University Press of America, 2001. ISBN 978-0-7618-1971-4
* Amleto Vespa, Secret Agent of Japan: A Handbook to Japanese Imperialism, London, Victor Gollancz, 1938.
* Herman Dicker, Wanderers and Settlers in the Far East, New York, Twayne Publishers, 1962.
* Abraham Kotsuji, From Tokyo to Jerusalem, Torath HaAdam Institute, 1975.
* David Kranzler, Japanese, Nazis and Jews, Hoboken, NJ, Ktav Publishing House, 1976.
* John J. Stephan, The Russian Fascists. Tragedy and Farce in Exile, 1925-1945, London, Hamish Hamilton, 1978.
* Beth Hatefutsoth, Passage Through China: The Jewish Communities of Harbin, Tientsin and Shanghai, Tel Aviv, The Nahum Goldmann Museum of the Jewish Diaspora, 1986.
* Samuil Manski, [http://faculty.wcas.northwestern.edu/~cfm754/with_god%27s_help.html With God's Help], Northwestern University, 1990.
* Solly Ganor, Light One Candle. A Survivor’s Tale from Lithuania to Jerusalem, New York, Kodansha International, 1995.
* Eric Saul, Visas for Life: The Remarkable Story of Chiune & Yukiko Sugihara and the Rescue of Thousands of Jews, San Francisco, Holocaust Oral History Project, 1995.
* George Passelecq & Bernard Suchecky, L'Encyclique cachée de Pie XI. Une occasion manquée de l'Eglise face à l'antisémitisme, Paris, La Découverte, 1995.
* David S. Wyman (ed.), The World reacts to the Holocaust, Baltimore & London, The Johns Hopkins University Press, 1996.
* Yaacov Liberman, My China: Jewishi Life in the Orienr 1900-1950, Jerusalem, Gefen Books, 1998.
* Pamela Rotner Sakamoto, Japanese Diplomats and Jewish Refugees, Westport, CT, Praeger Pnblishers, 1998.
* John Cornwell, Hitler's Pope. The Secret History of Pius XII, New York, Viking, 1999.
* Alison Leslie Gold, A Special Fate. Chiune Sugihara, New York, Scholastic, 2000.
* Astrid Freyeisen, Shanghai und die Politik des Dritten Reiches, Wurzburg, Verlag Königshausen & Neumann, 2000.
* Dom Lee & Ken Mochizuki, Passage to Freedom. The Sugihara Story, New York, Lee & Low Books, 2003.
* David Alvarez & Robert A. Graham, Nothing sacred. Nazi Espionage against the Vatican 1939-1945, London, Frank Cass, 2003.
* Vincas Bartusevičius, Joachim Tauber u. Wolfram Wette, Holocaust in Litauen. Krieg, Judenmorde und Kollaboration im Jahre 1941, Wien, Böhlau Verlag, 2003.
* Alvydas Nikzentaitis, The Vanished World of Lithuanian Jews, Amsterdam, Editions Rodopi B.V., 2004.
* Carl L. Steinhouse, Righteous and Courageous, Bloomington, Indiana, AuthorHouse, 2004.
* Samuel Iwry, To Wear the Dust of War: From Bialystok to Shanghai to the Promised Land ; An Oral History, London, Palgrave Macmillan, 2004.
* Tessa Stirling, Daria Nałęcz & Tadeusz Dubicki, Intelligence Co-operation between Poland and Great Britain during World War II, vol.1, London, Vallentine Mitchell, 2005.
* Walter Schellenberg, The Memoirs of Hitler's Spymaster, London, André Deutsch, 2006.
* Mordecai Paldiel, Diplomat heros of the Holocaust, KTAV Publishing House, NJ, 2007.
* Alfred Erich Senn, Lithuania 1940: Revolution from above, Amsterdam, Editions Rodopi B.V., 2007.
* Reinhard R. Deorries, Hitler’s Intelligent Chief, New York, Enigma Books, 2009.
* Michaël Prazan, Einsatzgruppen, Paris, Ed du Seuil, 2010.
* Miriam Bistrović, Anitisemitismus und Philosemitismus in Japan, Essen, Klartext Verlagsges, 2011.
* J.W.M. Chapman, The Polish Connection: Japan, Poland and the Axis Alliance. Proceedings of the British Association for Japanese Studies, v. 2, 1977.
* Teresa Watanabe, “[http://alb.merlinone.net/mweb/wmsql.wm.request?oneimage&imageid=5712322 Japan's Schindler also saved thouands] {{Webarchive|url=https://archive.today/20121205055155/http://alb.merlinone.net/mweb/wmsql.wm.request?oneimage&imageid=5712322 |date=2012-12-05 }}”, Los Angels Times, March 20, 1994.
* Dina Porat, “The Holocaust in Lithuania: Some Unique Aspects”, in David Cesarani (ed.),The Final Solution: Origins and Implementation, London, Routledge, 1994, pp. 159–175.
* J.W.M. Chapman, “[http://www.informaworld.com/smpp/content~db=all~content=a777429407 Japan in Poland's Secret Neighbourhood War]” in Japan Forum No.2, 1995.
* Ewa Pałasz-Rutkowska & Andrzej T. Romer, “[http://www.informaworld.com/smpp/content~db=all~content=a777429408~frm=titlelink?words=romer,andrzej Polish-Japanese co-operation during World War II] ” in Japan Forum No.7, 1995.
* Takesato Watanabe, “[http://www1.doshisha.ac.jp/~twatanab/watanabe/english/The%20Revisionist.html The Revisionist Fallacy in The Japanese Media1-Case Studies of Denial of Nazi Gas Chambers and NHK's Report on Japanese & Jews Relations] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120114124430/http://www1.doshisha.ac.jp/~twatanab/watanabe/english/The%20Revisionist.html |date=2012-01-14 }}”in Social Scienes Review, Doshisha University, No.59,1999.
* Sabine Breuillard, “[http://www.persee.fr/web/revues/home/prescript/article/slave_0080-2557_2001_num_73_2_6720 L'Affaire Kaspé revisitée]” in Revues des études slaves, vol.73, 2001, pp.337-372.
* Gerhard Krebs, [https://web.archive.org/web/20051105014156/http://www.uni-hamburg.de/fachbereiche-einrichtungen/japanologie/noag/krebs.pdf Die Juden und der Ferne Osten], NOAG 175-176, 2004.
* Gerhard Krebs, “The Jewish Problem in Japanese-German Relations 1933-1945” in Bruce Reynolds (ed.), Japan in Fascist Era, New York, 2004.
* Jonathan Goldstein, “The Case of Jan Zwartendijk in Lithuania, 1940” in Deffry M. Diefendorf (ed.), New Currents in Holocaust Reseach, Lessons and Legacies, vol.VI, Northwestern University Press, 2004.
* Hideko Mitsui, “[http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1469-8676.2010.00124.x/abstract Longing for the Other: traitors’ cosmopolitanism]” in Social Anthropology, Vol 18, Issue 4, November 2010, European Association of Social Anthropologists.
* [http://www.lt.emb-japan.go.jp/english/jp_lt_relations/venclauskas.pdf “Lithuania at the beginning of WWII”] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110516193745/http://www.lt.emb-japan.go.jp/english/jp_lt_relations/venclauskas.pdf |date=2011-05-16 }}
* George Johnstone, “[http://news.investors.com/Article/594130/201112081318/sugihara-visas-saved-lives-during-wwii.htm Japan's Sugihara came to Jews' rescue during WWII]” in Investor's Business Daily, 8 December 2011.
== Referensi ==
{{reflist}}
== Lihat pula ==
* [[Daftar orang yang menolong orang Yahudi pada masa Holocaust]]
* [[Ho Feng Shan]], Konsul Jenderal Tiongkok di Wina juga, bertentangan dengan perintah atasannya, menerbitkan visa kepada banyak orang Yahudi Jerman dan Austria, yang juga bertahan di ghetto Shanghai. * [[Abdol Hossein Sardari]]
== Pranala luar ==
{{Commonscat|Chiune Sugihara}}
* [http://www.chiunesugihara100.com/eng/e-top.htm Peringatan satu abad Chiune Sugihara]{{Pranala mati|date=Januari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Holocaust/sugihara.html Jewish Virtual Library]: Chiune dan Yukiko Sugihara
* [http://www.eagleman.com/sugihara/ Proyek Sugihara] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070813102433/http://www.eagleman.com/sugihara/ |date=2007-08-13 }}
* [http://www.visasforlife.org/sugihara.html Visas for Life Foundation] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070927213009/http://www.visasforlife.org/sugihara.html |date=2007-09-27 }}
* [http://www.immortalchaplains.org/Prize/Ceremony2000/Sugihara/sugihara.htm Immortal Chaplains Foundation Prize for Humanity 2000] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050309045046/http://www.immortalchaplains.org/Prize/Ceremony2000/Sugihara/sugihara.htm |date=2005-03-09 }} (dianugerahkan kepada Sugihara pada 2000)
* [http://www.tiu.ac.jp/~bduell/ASJ/3-95_lecture_summary.html
* {{de}} [http://www.uni-hamburg.de/fachbereiche-einrichtungen/japanologie/noag/krebs.pdf Orang Yahudi dan Timur Jauh] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20051105014156/http://www.uni-hamburg.de/fachbereiche-einrichtungen/japanologie/noag/krebs.pdf |date=2005-11-05 }} oleh Gerhard Krebs
* [http://itre.cis.upenn.edu/~myl/languagelog/archives/002136.html Penjelasan tentang nama samaran]
* [http://www.hearthasreasons.com/bibliography.php Penyelamat pada masa Holocaust Bibliografi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131026063357/http://www.hearthasreasons.com/bibliography.php |date=2013-10-26 }}
* [http://asia.news.yahoo.com/060324/kyodo/d8ghtuq81.html Departemen Luar Negeri menyatakan tidak akan mengambil tindakan disipliner bagi 'Schindler Jepang'] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080110031459/http://asia.news.yahoo.com/060324/kyodo/d8ghtuq81.html |date=2008-01-10 }}
* [http://www.mofa.go.jp/region/middle_e/israel/sugihara.html Departemen Luar Negeri menghormati Chiune Sugihara dengan memasang Plakat Peringatan] (10 Okt. 2000)
{{lifetime|1900|1986|Sugihara, Chiune}}
[[Kategori:Politikus Jepang]]
[[Kategori:
[[Kategori:Orang yang benar di antara bangsa-bangsa]]
[[Kategori:Tokoh Jepang semasa Perang Dunia II]]
[[Kategori:Tokoh kemanusiaan]]
[[Kategori:Tokoh dari Prefektur Gifu]]
|