Imam Samudera: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(110 revisi perantara oleh 70 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{noref}}
{{Infobox criminal
| name = Imam Samudra
| image = Imam Samudra.jpg
| image_size = 200
| alt =
| caption = Imam Samudra
| birth_name = Abdul Aziz
| birth_date = {{birth date|df=y|1970|1|14}}
| birth_place = [[Serang]], [[Jawa Barat]] (sekarang [[Banten]]), [[Indonesia]]
| death_date = {{Death date and age|df=y|2008|11|9|1970|1|14}}
| death_place = [[Nusakambangan]], [[Jawa Tengah]], Indonesia
| resting_place =
| residence =
| nationality = [[Orang Indonesia|Indonesia]]
| other_names = {{bulleted list|Abdul Aziz|Qudama|Fatih|Abu Umar|Heri}}
| occupation =
| known_for = [[Pengeboman Malam Natal Indonesia 2000]] dan [[Bom Bali 2002]]
| height =
| weight =
| predecessor =
| successor =
| criminal_charge =
| penalty = [[Hukuman mati|Mati]]
| conviction_status = [[Hukuman mati|Dieksekusi]]
| death_cause = [[Penghukuman mati dengan regu tembak|Dieksekusi regu tembak]]
| spouse = <!-- Do not include unless notable or relevant to the crime involved -->
| children = <!-- (as above) -->
| parents = <!-- (as above) -->
| allegiance = {{bulleted list|[[Jemaah Islamiyah]]|[[al-Qaeda]]}}
| motive =
| conviction = Melakukan aksi [[terorisme]]
| reward_amount =
| capture_status =
| wanted_by =
| partners = {{bulleted list|[[Huda bin Abdul Haq]]|[[Amrozi bin Nurhasyim]]}}
| wanted_since =
| time_at_large =
| escaped =
| escape_end =
| comments =
| victims =
| date = {{start date|df=y|2002|10|12}}
| time = 23:05 [[Time in Indonesia|CIT]] ([[UTC+08:00]])
| beginyear =
| endyear =
| country =
| states =
| locations = [[Bali]], Indonesia
| targets = Dua klub malam dengan pengunjung turis, kantor Konsuler AS
| fatalities = 202
| injuries = 209
| weapons = [[Serangan bunuh diri|Bom bunuh diri]], [[bom mobil]], dan [[bom ikat pinggang]] menggunakan [[kalium klorat]]
| apprehended = {{start date|2002|11|21|df=y}}
| imprisoned =
| footnotes = <ref name=bbc/><ref name=bbctimeline/><ref name=bbcprofile/><ref name=cnn/>
}}
'''Imam Samudera''' ({{lang-ar|الإمام سامودرة|al-Imām Sāmūdirah}}, {{lahirmati|[[Lopang, Serang, Serang]], [[Banten]]|14|1|1970|[[Nusa Kambangan]]|9|11|2008}}) juga dikenal sebagai '''Abdul Aziz''',<ref name=bbcprofile>{{cite news|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/2499943.stm|title=The Bali bomb 'commander'|work=[[BBC News]]|date=8 November 2008|access-date=20 January 2015}}</ref> '''Qudama/Kudama''', '''Fatih/Fat''', '''Abu Umar''' atau '''Heri''',<ref name=cnn>{{cite news|url=http://edition.cnn.com/interactive/world/0211/profile.bali.suspects/content2.html |title=Imam Samudra profile |work=[[CNN]] |access-date=8 November 2008 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20031011220418/http://edition.cnn.com/interactive/world/0211/profile.bali.suspects/content2.html |archive-date=11 October 2003 }}</ref> adalah seorang teroris [[kriminalitas|terpidana]] mati karena perannya dalam [[Pengeboman Malam Natal Indonesia 2000|Bom Malam Natal 2000]] dan [[Bom Bali 2002]].<ref name=bbc>{{cite news|url=https://www.bbc.com/news/world-asia-19881138|title=The 12 October 2002 Bali bombing plot|work=BBC News Asia|publisher=[[BBC]]|date=11 October 2012|access-date=20 January 2015}}</ref> Dia dieksekusi bersama dengan [[Mukhlas|Huda bin Abdul Haq]] (dikenal sebagai Mukhlas) dan [[Amrozi bin Nurhasyim]] (dikenal sebagai Amrozi) setelah ditangkap pasca Bom Bali.<ref name=bbctimeline>{{cite news|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/3126241.stm|title=Timeline: Bali bomb trials|work=[[BBC News]]|date=8 November 2008|access-date=20 January 2015}}</ref> Abdul Aziz merupakan anak ke-8 dari sebelas bersaudara. Ayahnya, Sihabuddin, dan ibunya, Embay Badriani, bercerai sewaktu Abdul Aziz masih anak-anak.
== Masa kecil dan tinggal di Afghanistan dan Malaysia==
Masa kecilnya dilalui dengan hidup sederhana. Keluarganya adalah orang taat beragama.
Setelah lulus dari [[Madrasah Aliyah Negeri]], dengan uang dari hasil menjual perhiasan ibunya
▲Keluarganya adalah orang taat beragama. Ny Embay Badriani adalah perias pengantin yang kadang-kadang berjualan [[kue]] jika sedang sepi order, termasuk menjahit [[baju muslim]] serta membuka [[warung]] [[kelontong]] di rumahnya. Aziz tumbuh sebagai anak yang supel bergaul dan banyak teman. Ketika diasuh kakaknya, Aziz kecil bukan anak yang pemberani alias sangat cengeng. Dia gampang sekali menangis dan akan susah dihentikan meski dia sudah digendong. Kakaknya, Ny Aliyah, menuturkan, meski hidup dalam kesederhanaan, Aziz berotak encer. Di kalangan teman sekampungnya, dia dikenal sebagai anak pintar. Sekolahnya selalu peringkat satu. Dia menonjol dalam pelajaran [[IPA]] dan [[Kerajinan Tangan]]. Tapi, Aziz tidak terlalu pintar dalam pelajaran [[Matematika]]. Menurut Lulu Jamaludin, adik Aziz ke-10, Aziz tidak pernah berkelahi dan tidak suka kekerasan.
=== Belajar merakit bom ===
Selama di Malaysia maupun di Afghanistan, Samudera belajar mengenai [[jihad]] dan menggunakan [[senjata api]], merangkai bom, serta menggunakan [[ranjau]]. Di Malaysia, dia menjalani kehidupan normal dengan berdagang baju dan usaha kecil. Dia juga mengikuti pengajian dan selalu mencari informasi dari [[internet]], terutama informasi soal jihad dan juga berita soal ketidakadilan. Dia juga bertukar informasi dengan orang-orang melalui internet yang disebut sebagai pemimpinnya. Dia ingin berjihad ke Indonesia dengan cara dia sendiri. Dan itu dibuktikannya dengan kembali ke Indonesia tahun 2000, dan berniat meledakkan bom di Indonesia dengan cara yang sudah diajarkan oleh [[Azahari Husin|Dr. Azahari]] dan [[Noordin Mohammad Top|Noordin M. Top]] padanya. Untuk melaksanakan niatnya, di Indonesia dia melakukan [[
=== Memakai nama Imam Samudera ===▼
▲===Berperang di Afghanistan===
Pada malam Natal 2000 Aziz melakukan pengeboman [[gereja]] di Batam. Nama Imam Samudera muncul
▲Setelah lulus dari [[Madrasah Aliyah Negeri]], dengan uang dari hasil menjual perhiasan ibunya, tahun [[1990]] Aziz pergi ke [[Malaysia]] untuk transit menuju [[Pakistan]], untuk selanjutnya ke [[Afghanistan]]. Di sana dia mengikuti kegiatan bersama tim yang jumlahnya sampai 7 orang. "Kegiatannya untuk melawan pasukan asing," tutur [[Kapolri]] [[Da'i Bachtiar]] (waktu itu) dalam jumpa [[pers]]. Di Afghanistan Aziz sempat tinggal selama 2,5 tahun. Lalu diperkirakan pada [[1992]] dia kembali ke Malaysia dan bermukim selama 6,5 tahun di [[Johor]]. Kontak hubungan dengan keluarga sempat terputus beberapa tahun. Tapi, pada tahun [[1998]] keluarga Aziz kemudian sempat mengenalinya kembali. Pada saat itu Aziz menjalani bisnis jual-beli [[kurma]]. Aziz berdagang dengan memasok dua kontainer kurma via [[Jakarta]] kemudian diedarkan kepada pedagang di beberapa kota, termasuk dipasarkan ke Serang. Kiprah pedagang kurma itu, namanya tiba-tiba melambung tinggi ketika terjadi banyak peristiwa pengeboman.
==== Nama Alias ====▼
Bukan hanya di [[Indonesia]] nama Abdul Aziz alias Imam Samudera dikenal sejak tahun [[2000]]. Tapi juga di Malaysia. Di negara jiran ini, dia dikenal sebagai salah satu pendiri [[Jamaah Islamiyah]] (JI)
===
Keterlibatan Imam Samudera juga diungkap Dani, pelaku peledakan bom di Plaza Atrium Senen. Samudera disebut bertanggung jawab dan memimpin pengeboman yang dilakukan oleh Dani. Atas aksi ini, Dani diberi imbalan oleh Samudera sebesar RM 10.000. Dani yang kini telah divonis penjara seumur hidup oleh [[Pengadilan Negeri Jakarta Pusat]], menyebut Samudera sebagai konseptor, sekaligus pemasok bom dalam peledakan itu. Di mata Abbas alias Edi Setiono, tersangka peledakan Atrium lainnya, Samudera dikenal sebagai seorang insinyur, lancar dalam bahasa Inggris dan Arab. Sempat lama tinggal di Malaysia dan beristrikan orang Malaysia serta tinggal sekitar dua bulan di rumah kontrakan. Dalam beberapa pemberitaan media asing, Imam Samudera disebut sebagai agen [[Al Qaeda]] di [[Asia Tenggara]].▼
▲Selama di Malaysia maupun di Afghanistan, Samudera belajar mengenai [[jihad]] dan menggunakan [[senjata api]], merangkai bom, serta menggunakan [[ranjau]]. Di Malaysia, dia menjalani kehidupan normal dengan berdagang baju dan usaha kecil. Dia juga mengikuti pengajian dan selalu mencari informasi dari [[internet]], terutama informasi soal jihad dan juga berita soal ketidakadilan. Dia juga bertukar informasi dengan orang-orang melalui internet yang disebut sebagai pemimpinnya. Dia ingin berjihad ke Indonesia dengan cara dia sendiri. Dan itu dibuktikannya dengan kembali ke Indonesia tahun 2000, dan berniat meledakkan bom di Indonesia. Untuk melaksanakan niatnya, di Indonesia dia melakukan [[observasi]] selama satu bulan. Observasi dilakukan di Jakarta dan [[Batam]]. Bahkan untuk lebih memuluskan aksinya, pada akhir tahun 2000 dia tinggal di Batam.
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{lifetime|1969|2008|Samudera, Imam}}
▲===Memakai nama Imam Samudera===
▲Pada malam Natal 2000 Aziz melakukan pengeboman [[gereja]] di Batam. Nama Imam Samudera muncul kali pertama dari beberapa tersangka yang berhasil diciduk sejak peledakan bom di malam [[Natal]] tahun 2000 serta peledakan [[Plaza Atrium Senen]] Jakarta tahun [[2001]]. Kelak setelah berhasil ditangkap, dia juga mengaku bertanggung jawab atas pengeboman [[gereja Santa Anna]] dan [[HKBP]] di Jakarta. Sedangkan pada gereja lainnya Aziz tidak mengakui, namun dia menyebutkan mungkin kelompok lainnya. Setelah melakukan pengeboman tersebut, Samudera alias Abdul Aziz pergi ke Malaysia. Menurut Embay, pada Lebaran 2000 Imam sempat kembali. Tapi setelah itu, dia menghilang bersama istri dan ketiga anaknya. Pada tahun 2002 kembali lagi ke Indonesia. Kemudian terlibat dalam pengeboman Bali. Dalam kasus peledakan [[bom Bali]], [[Amrozi]] sang tersangka peledakan dan juga rekan satu tim Imam Samudera juga menyebut nama dia sebagai [[aktor]] [[intelektual]]. Amrozi mengaku dirinya dipertemukan dengan Imam Samudera pada 6 Oktober 2001 di Bali. Baik Amrozi, [[Umar Al Faruq]] maupun sejumlah tersangka lainnya dan saksi-saksi semua mengarah kepada Imam Samudera.
{{DEFAULTSORT:Samudera, Imam}}
[[Kategori:Tokoh dari Serang]]
▲====Nama Alias====
[[Kategori:Teroris Indonesia]]
▲Bukan hanya di [[Indonesia]] nama Abdul Aziz alias Imam Samudera dikenal sejak tahun [[2000]]. Tapi juga di Malaysia. Di negara jiran ini, dia dikenal sebagai salah satu pendiri [[Jamaah Islamiyah (JI)]] bersama dengan [[Abdullah Sungkar]] dan [[Abu Bakar Ba'asyir]] seperti yang diungkap [[Menko Polkam]] (waktu itu) [[Susilo Bambang Yudhoyono]]. Di berbagai media massa, Imam Samudera mempunyai banyak nama alias. Ada yang menyebut Imam Samudera dengan Kudama. Ada juga Qudamah, ada pula yang menulis Hudama. Bahkan, dalam dokumen pengakuan Umar Al Faruq kepada aparat Polri, Imam Samudera disebut sebagai Abu Omar. Kepolisian Diraja Malaysia pun menyebut Imam Samudera merupakan target operasi untuk segera ditangkap, karena berbagai aktivitas yang meresahkan. Di Indonesia sendiri, Imam Samudera ditetapkan [[Polda Metro Jaya]] sebagai salah satu tokoh pelaku [[teror]] di Indonesia. Nama Imam Samudera disandingkan dengan Hambali alias [[Encep Nurjaman]], yang juga diburu dalam kasus peledakan bom selama ini, baik bom di malam Natal maupun bom lainnya.
[[Kategori:Tokoh Indonesia yang dieksekusi]]
▲Keterlibatan Imam Samudera juga diungkap Dani, pelaku peledakan bom di Plaza Atrium Senen. Samudera disebut bertanggung jawab dan memimpin pengeboman yang dilakukan oleh Dani. Atas aksi ini, Dani diberi imbalan oleh Samudera sebesar RM 10.000. Dani yang kini telah divonis penjara seumur hidup oleh [[Pengadilan Negeri Jakarta Pusat]], menyebut Samudera sebagai konseptor, sekaligus pemasok bom dalam peledakan itu. Di mata Abbas alias Edi Setiono, tersangka peledakan Atrium lainnya, Samudera dikenal sebagai seorang insinyur, lancar dalam bahasa Inggris dan Arab. Sempat lama tinggal di Malaysia dan beristrikan orang Malaysia serta tinggal sekitar dua bulan di rumah kontrakan. Dalam beberapa pemberitaan media asing, Imam Samudera disebut sebagai agen [[Al Qaeda]] di [[Asia Tenggara]].
|