Banowati: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
M. Adiputra (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(23 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{TMH Infobox
Dalam [[Mahabharata]], '''Banowati''' adalah nama tokoh tambahan, puteri Prabu [[Salya]], raja negara Mandaraka dengan permaisuri Dewi Pujawati alias Setyawati, puteri tunggal [[Bagawan Bagaspati]] dari pertapaan Argabelah. Ia mempunyai empat saudara kandung, masing-masing bernama: ▼
| Image = Bhanumati (wife of Duryodhana).jpg
| Caption = Ilustrasi Banowati, istri Duryodana dalam wiracarita ''Mahabharata''.
| Nama = Banumati
| Devanagari = भनुमती
| Ejaan_Sanskerta = Bhanumatī
| Nama_lain = Banowati (versi wayang)
| Asal = [[Kerajaan Kalinga]]
| Ayah = Citranggada dari Kalinga
| Suami = [[Duryodana]]
| Dinasti = [[dinasti Kuru|Kuru]]
| Kasta = [[kesatria]]
| Anak = [[Laksmanakumara]] dan [[Laksmana (Mahabharata)|Laksmana]]
| Kitab = ''[[Mahabharata]]''
| Tokoh = ''Mahabharata''
| Tempat = [[Hastinapura]], [[kerajaan Kuru]]
}}
'''Banowati''' atau '''Banumati''' {{Sanskerta|भनुमती|Bhanumatī}} adalah nama yang diberikan untuk merujuk kepada istri [[Duryodana]], tokoh dalam [[wiracarita]] [[India]] ''[[Mahabharata]]''.<ref name=keith>{{cite book|author=Arthur Berriedale Keith|author-link=Arthur Berriedale Keith|title=The Sanskrit Drama in Its Origin, Development, Theory & Practice|url=https://books.google.com/books?id=sfqRhylNBpwC&pg=PA213|year=1992|publisher=[[Motilal Banarsidass]]|isbn=978-81-208-0977-2|page=213}}</ref><ref>[[Vaisampayana]]. ''[http://www.sacred-texts.com/hin/m01/m01068.htm The Mahabharata]: Book 1: [[Adi Parva]]'', K. M. Ganguli, tr. Retrieved 5 October 2017</ref> Nama tokoh ini sebenarnya tidak tercatat dalam kitab, meskipun peran dan keberadaannya tertulis dalam [[narasi]]. "Banumati" adalah nama yang diberikan dalam ''Mahabharata'' versi cerita rakyat di kawasan [[India Selatan]] dan ''[[Kakawin Bharatayuddha]]'' di [[Indonesia]], sedangkan dalam kisah [[pewayangan]] [[Jawa]] yang mengadaptasi ''Mahabharata'', tokoh ini disebut dengan nama "Banowati".<ref>{{Cite book|last1=Valmiki|url=https://books.google.com/books?id=qj9bDwAAQBAJ&q=mother+of+Lakshmana&pg=PT5921|title=Delphi Collected Sanskrit Epics (Illustrated)|last2=Vyasa|date=2018-05-19|publisher=Delphi Classics|isbn=978-1-78656-128-2|language=en}}</ref><ref name=riseofkali22>[[Anand Neelakantan]] (2015). ''[[Ajaya: Rise of Kali]]''. p. 22</ref>
Dalam ''Mahabharata'' tercatat petunjuk bahwa istri Duryodana adalah putri raja Citranggada dari [[kerajaan Kalinga|Kalinga]]. Ia jarang terlibat dalam peristiwa-peristiwa penting, tetapi uraian tentang dirinya tertulis sebanyak dua kali, terutama pada kitab ''[[Striparwa]]'' (dinarasikan oleh Ratu [[Gandari]]), dan kitab ''[[Santiparwa]]'' (dinarasikan oleh Resi [[Narada]]) yang mengandung kisah tentang [[sayembara]] dirinya. Banowati dan Duryodana memiliki anak kembar buncing bernama [[Laksmanakumara]] (Laksmana) dan [[laksmana (Mahabharata)|Laksmana]] (Laksmanā).
Dewi Banowati menikah dengan Prabu Suyudana alias [[Duryodana]], raja negara [[Astina]], putera Prabu [[Dretarasta]] dengan Dewi [[Gandari]]. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra bernama Raden Lesmana Mandrakumara dan Dewi Lesmanawati. Sebelum menikah dengan Prabu Suyudana, Dewi Banowati jatuh cinta dengan [[Arjuna]].▼
== Nama ==
Nama "Banowati" atau "Banumati" sebagai istri [[Duryodana]] tidak pernah tercatat secara spesifik dalam kitab ''Mahabharata'' berbahasa [[Sanskerta]], tetapi petunjuk tentang keberadaannya tercatat beberapa kali dalam kitab tersebut. Pertama, dalam buku ''[[Salyaparwa]]'', yang mengandung kisah ratapan Duryodana akan nasib ibu dari [[Laksmanakumara]] (putranya yang gugur di [[perang Kurukshetra]]). Kemudian dalam ''[[Santiparwa]]'', [[Gandari]] (ibu Duryodana) menyebutkan deskripsi tentang menantunya tanpa menyebut nama. Dalam buku ''[[Santiparwa]]'', [[Resi]] [[Narada]] menceritakan kembali kisah persahabatan antara Duryodana dengan [[Karna]]. Dalam kisah tersebut, Narada menuturkan bagaimana Karna membantu Duryodana dalam usaha memboyong putri Raja [[kerajaan Kalinga|Kalinga]] dari suatu [[sayembara]], tanpa menyebut nama sang putri. Karena nama istri Duryodana tidak tercatat dalam wiracarita tersebut, maka namanya diciptakan dalam sejumlah cerita rakyat di [[India Selatan]].<ref>{{Cite book|last=Sharma|first=Arvind|url=https://books.google.com/books?id=KnCxH85Vra4C&q=duryodhana+wife&pg=PA298|title=Essays on the Mahābhārata|date=2007|publisher=Motilal Banarsidass Publishe|isbn=978-81-208-2738-7|language=en}}</ref>
==
Pada saat [[sayembara]], Resi [[Narada]] menyebutnya sebagai gadis dengan warna kulit yang menarik.
Ratu Gandari menyebut Banowati sebagai wanita dengan pinggul lebar dan rambut panjang. Ia memuji kecerdasan dan kekuatan fisiknya, dan berkata bahwa ia sering bermain adu ketangkasan dengan [[Duryodana]]. Setelah [[perang di Kurukshetra]] berakhir, Banowati tetap terlihat cantik menurut Gandari, meskipun kehilangan suami dan putranya, tetapi perasaannya terluka.
== Riwayat ==
{{tokoh mahabharata}}▼
Dalam ''Mahabharata'', buku ''[[Santiparwa]]'' diceritakan bahwa pangeran [[Duryodana]] dari [[Hastinapura]] diundang untuk menghadiri [[sayembara]] putri dari Raja Citranggada di [[kerajaan Kalinga|Kalinga]] (nama sang putri tidak tercatat dalam kitab). Sebelum menuju ke sana, terlebih dahulu Duryodana pergi ke kota Rajapura untuk menjemput temannya, [[Karna]]. Di tempat sayembara, sudah banyak kesatria dari berbagai penjuru [[Bharatawarsha]] ([[India Kuno]]) yang hadir, antara lain: [[Sisupala]], [[Jarasanda]], Bismaka, Bakra, Kapotaroman, [[Nila (Mahabharata)|Nila]], [[Rukmi]], Sringga, Asoka, [[Satadanwa]], dan lain-lain.<ref>{{Cite book|last=Chakravarti|first=Bishnupada|url=https://books.google.com/books?id=ivQ6CwAAQBAJ&q=Bhanumati&pg=PT105|title=Penguin Companion to the Mahabharata|date=2007-11-13|publisher=Penguin UK|isbn=978-93-5214-170-8|language=en}}</ref>
Pada puncak acara, sang putri memasuki tempat sayembara sambil membawa [[puspamala]], dengan diiringi pelayan dan pengawal. Sang putri tidak mengacuhkan Duryodana setelah mengetahui asal usul dan latar belakangnya. Padahal, Duryodana telanjur jatuh cinta kepada sang putri. Tak terima dengan penolakan sang putri, Duryodana pun meraih putri tersebut, lalu memaksa sang putri untuk naik ke kereta kencananya. Ia menantang para pelamar untuk melangkahi mayatnya dan Karna terlebih dahulu apabila ingin merebut sang putri. Berkat bantuan Karna, tidak ada pelamar yang berhasil merebut sang putri dari tangan Duryodana. Ada pula kesatria yang mengurungkan niat bertarung setelah melihat ketangguhan Karna.
Sesampainya di [[Hastinapura]], Duryodana membela diri bahwa perbuatannya tidak dapat disalahkan. Ia membenarkan tindakannya dengan mengungkit masa lalu kakeknya, [[Bisma]], yang juga pernah melarikan putri dari [[kerajaan Kasi]]. Pada akhirnya, sang putri mau menerima cinta Duryodana, lalu menikah dengannya. Dari pernikahannya, sang putri memiliki anak kembar buncing, yang diberi nama [[Laksmanakumara]] (Laksmana) dan [[Laksmanā]]. Laksmanakumara ikut bertempur membela ayahnya dalam [[perang di Kurukshetra]], dan gugur di tangan [[Abimanyu]], sepupunya. Sedangkan Laksmanā menikah dengan [[Samba (Mahabharata)|Samba]], putra [[Kresna]].<ref>{{Cite book|last=Anonymous|url=https://books.google.com/books?id=ygA2240G74kC&q=Narada+said%2C+%27Having+thus+obtained+weapons+from+him+of+Bhrigu%27s+race%2C+Karna+began+to+pass+his+days+in+great+joy%2C+in+the+company+of+Duryodhana%2C+O+bull+of+Bharata%27s+race.&pg=PT7783|title=The Mahabharata of Krishna-Dwaipayana Vyasa (Complete)|publisher=Library of Alexandria|isbn=978-1-4655-2637-3|language=en}}</ref>
== Pewayangan Jawa ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Houten wajangpop voorstellende prinses Banowati TMnr 4283-16.jpg|right|thumb|[[Wayang golek]] tokoh Banowati, kini disimpan di [[Tropenmuseum]], [[Belanda]].]]
▲
▲Dewi Banowati menikah dengan Prabu Suyudana
Menurut kisah pewayangan, sesungguhnya Banowati jatuh cinta kepada [[Arjuna]], tetapi demi mematuhi perintah ayahnya, ia menikah dengan Prabu Suyudana.<ref>{{Cite book|last=Pattanaik|first=Devdutt|url=https://books.google.com/books?id=gzN2_fu0mIYC&q=Bhanumati&pg=PA221|title=Jaya: An Illustrated Retelling of the Mahabharata|date=2010|publisher=Penguin Books India|isbn=978-0-14-310425-4|language=en}}</ref> Cintanya kepada Arjuna bersemi kembali setelah gugurnya Prabu Suyudana dalam perang [[Baratayuda]]. Sesudah perang tersebut, Banowati dapat memenuhi angan-angannya untuk dinikahi Arjuna.<ref>{{citation| author=Hardjowirogo |year=1949 | title=Sedjarah Wajang Purwa |pages=188 | place=Jakarta | pubisher=[[Balai Pustaka]]}}</ref> Tetapi, usia pernikahan tersebut tidak berlangsung lama. Pada malam pernikahannya—tepat setelah perang Baratayuda berakhir—ia dibunuh oleh [[Aswatama]], putra Resi [[Drona]], yang membalas dendam kepada seluruh pihak [[Pandawa]] atas kekalahan pihak [[Korawa]]. Banowati terbunuh di perkemahan para Pandawa di [[kurukshetra|Kurusetra]], bersama dengan [[Srikandi]] (istri Arjuna yang lain) dan putra [[Drupadi]] ([[Pancawala]]).
== Referensi ==
{{reflist|2}}
==Daftar pustaka==
{{ref begin}}
* {{Cite web|title=The Mahabharata, Book 11: Stri Parva: Stri-vilapa-parva: Section 17|url=https://www.sacred-texts.com/hin/m11/m11016.htm|access-date=2020-11-03|website=www.sacred-texts.com}}
* {{Cite book|last=Menon|first=Ramesh|url=https://books.google.com/books?id=5GgCZqN_hAgC&q=duryodhana+wife&pg=PA540|title=The Mahabharata: A Modern Rendering|date=2006-07-20|publisher=iUniverse|isbn=978-0-595-84565-1|language=en}}
{{ref end}}
▲{{tokoh mahabharata}}
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]
|