Puri Agung Tabanan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(174 revisi perantara oleh 53 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Coord|-8.537136|115.125044|display=title}}
''''Puri Agung Tabanan''' adalah sebutan untuk Puri (Rumah) Raja Tabanan, yang merupakan salah satu [[Puri di Bali]] Indonesia.
[[Berkas:Puri Agung Tabanan 11.05.2010.jpg|jmpl|450px|Kori di Puri Agung Tabanan difoto tanggal 11 Mei 2010]]
'''Puri Agung Tabanan''' adalah sebutan untuk tempat kediaman ([[Bahasa Bali]]: ''puri'') Raja Tabanan, yang merupakan salah satu [[puri di Bali]], berlokasi di Jalan Srigunting No. 3 [[Tabanan]], [[Bali]], [[Indonesia]].
Di Bali rumah jabatan tempat tinggal raja disebut '''Puri Agung''', Keberadaan '''Puri Agung Tabanan''', adalah berkaitan dengan [[Arya Kenceng]], yang ikut bersama [[Gajah Mada]] ke Bali sebagai utusan Kerajaan Majapahit untuk menaklukan [[Kerajaan Bedulu]] Bali tahun 1343. Setelah dapat menaklukan maka diangkat Dalem Sri Kresna Kepakisan sebagai Raja Bali, Kerajaannya di Samprangan. Beliau memberikan kekuasaan kepada Arya Kenceng untuk memerintah Tabanan, Kerajaan/Puri Agung nya terletak di Pucangan/Buahan (Tabanan).
 
* ''' Arya Kenceng adalah Raja Tabanan I''', yang Kerajaannya berada di Pucangan/Buahan mempunyai putra :
== Puri Agung Di Pucangan ==
Di [[Bali]], pada zaman kerajaan, rumah jabatan tempat tinggal raja disebut "Puri Agung". Keberadaan Puri Agung Tabanan berkaitan dengan tokoh [[Arya Kenceng]], yang dipercaya ikut datang bersama [[Gajah Mada]] ketika [[Majapahit]] menaklukkan [[Kerajaan Bedulu]] di Bali pada tahun 1343.<ref>Buku Riwajat Pulau Bali Dari Dzaman Ke Jaman</ref>
 
Diceritakan setelah Bali berhasil ditaklukan, sebelum Patih Gajah Mada meninggalkan pulau Bali, semua Arya dikumpulkan, diberikan ceramah tentang pengaturan pemerintahan, ilmu kepemimpinan sampai pada ilmu politik. tujuan utamanya ialah tetap mempersatukan pulau Bali dan dapat dipertahankan sebagai daerah kekuasaan Majapahit. Setelah semua dirasa cukup, semua Arya diberikan daerah kekuasaan yang menyebar diseluruh Bali.
Sirarya Kenceng diberikan kekuasaan didaerah [[Tabanan]] dengan rakyat sebanyak 40.000 orang, Sirarya Kuta Waringin bertahan di Gegel dengan rakyat sebanyak 5.000 orang, Sirarya Sentong berkedudukan di Pacung dengan rakyat sebanyak 10.000 orang dan Sirarya Belog ( Tan Wikan ) diberikan kerdudukan di Kabakaba dengan jumlah rakyat sebanyak 5.000 orang.
Sirarya Damar diajak kembali ke Majapahit, kelak beliau diangkat menjadi Adipati [[Palembang]].<ref>RIWAYAT BERDIRI SAMPAI RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASANA TABANAN, KERAMBITAN, DESEMBER 1999, Penyusun: I Gusti Made Aman, Hal. 10</ref> Arya Kenceng memerintah Tabanan, dengan pusat kerajaan atau Puri Agung yang terletak di Pucangan (Buahan), Tabanan.
 
* ''' Arya Kenceng adalah Raja Tabanan I''', yang Kerajaannya berada di Pucangan/Buahan mempunyai putra:
** 1. Dewa Raka /Sri Megada Perabhu
** 2. '''Dewa Made /Sri Megada Natha'''
** 3. Kiayi Tegeh Kori
** 4. Nyai Tegeh Kori. Yang selanjutnya
* ''' Sri Megada Natha, Raja Tabanan II''', berputra :
** 1. '''Sirarya Ngurah Langwang'''
** 2. Ki Gusti Made Utara ( Madyatara )
Baris 15 ⟶ 23:
** 6. Ki Gusti Batan Ancak
** 7. Ki Gusti Ketut Lebah
** 8. Kiyai Ketut Pucangan/Sirarya Ketut Notor Wandira. Yang selanjutnya
* ''' Sirarya Ngurah Langwang, Raja Tabanan III'''. Beliau menggantikan Ayahnya Sri Megada Natha menjadi raja, yang kemudian mendapat perintah dari Dalem Raja Bali agar memindahkan Kerajaannya/Purinya di Pucangan ke daerah selatan, hal ini kemungkinan disebabkan secara geografis dan demografis sulit dicapai oleh Dalem dari Gegel dalam kegiatan inspeksi. Akhirnya Arya Ngurah Langwang mendapat pewisik, ''dimana ada asap (tabunan) mengepul agar disanalah membangun puri''. Setelah melakukan pengamatan dari Kebon Tingguh, terlihat di daerah selatan asap mengepul ke atas, kemudian beliau menuju ke tempat asap mengepul tersebut, ternyata keluar dari sebuah '''sumur''' yang terletak di dalam area Pedukuhan yaitu Dukuh Sakti(di Pura Pusar Tasik Tabanan sekarang). Akhirnya ditetapkan disitulah beliau membangun Puri, setelah selesai, dipindahlah secara resmi Puri Agung/Kerajaannya beserta '''Batur Kawitan'''nya dari Pucangan ke Tabanan(Sekitar Abad 14). Oleh karena asap terus mengepul dari sumur seperti ''tabunan'' sehingga puri beliau diberi nama '''Puri Agung Tabunan''', yang kemudian pengucapannya berubah menjadi '''Puri Agung Tabanan''', sedangkan Kerajaannya disebut '''Puri Singasana''' dan Raja bergelar '''Sang Nateng Singasana'''.
'''Letaknya'''
* Batas Utara : Rurung/Jalan, Pasar(di area pohon beringin sekarang)dan Dangin Peken
* Batas Timur : Jalan sebelah barat Pura Sakenan dan Jero Oka(Pasar Tabanan sekarang)
* Batas Selatan : Jalan Gajah Mada
* Batas Barat : Jero Subamia, Pekandelan Puri Gede/Agung dan Jero Meregan.
 
== Puri Agung Pindah Ke Tabanan ==
Selanjutnya Puri Agung Tabanan ditempati oleh Raja-Raja Tabanan berikutnya, yang juga menurunkan '''Pratisentana/Keturunan Arya Kenceng''' di berbagai Jero/Puri yang ada di Tabanan.
Selanjutnya ''Sirarya Ngurah Langwang'', Raja Tabanan III, menggantikan Ayahnya Sri Megada Natha menjadi raja, yang kemudian mendapat perintah dari Dalem Raja Bali agar memindahkan Kerajaannya / Purinya di Pucangan ke daerah selatan, hal ini kemungkinan disebabkan secara geografis dan demografis sulit dicapai oleh Dalem dari Gegel dalam kegiatan inspeksi. Akhirnya Arya Ngurah Langwang mendapat pewisik, ''"dimana ada asap (tabunan) mengepul agar disanalah membangun puri"''.
 
Setelah melakukan pengamatan dari Kebon Tingguh, terlihat di daerah selatan asap mengepul ke atas, kemudian beliau menuju ke tempat asap mengepul tersebut. Ternyata asap tersebut keluar dari sebuah sumur yang terletak di dalam area Pedukuhan yaitu Dukuh Sakti (di Pura Pusar Tasik Tabanan sekarang). Akhirnya ditetapkan disitulah beliau membangun Puri, setelah selesai, dipindahlah secara resmi ( dengan Upacara ) Puri Agung / Kerajaannya beserta ''Batur Kawitan''nya dari Pucangan ke Tabanan (sekitar abad 14). Oleh karena asap terus mengepul dari sumur seperti Tabunan sehingga puri beliau diberi nama ''Puri Agung Tabunan'', yang kemudian pengucapannya berubah menjadi '''Puri Agung Tabanan''', sedangkan Kerajaannya disebut ''Puri Singasana'' dan Raja bergelar ''Sang Nateng Singasana''.
'''Raja Tabanan ke''' :
* IV....Sirarya Ngurah Tabanan/Prabu Winalwan/Betara Mekules.
* V.....Ki Gusti Wayahan Pemadekan
* VI....Ki Gusti Made Pemadekan
* VII...Sirarya Ngurah Tabanan/Prabu Winalwan/Betara Mekules. (Pelinggih/Tempat memuja dan mengaturkan sembah bakti kepada Beliau ada di Pura '''Batur Wanasari''' Tabanan. Petoyan/Odalan pada dina '''Anggara/Selasa Kliwon Dukut''')
* VIII..Sirarya Ngurah Tabanan/Betara Nisweng Penida
* IX....Ki Gusti Nengah Malkangin dan Ki Gusti Made Dalang
* X.....Ki Gusti Bola
* XI....Ki Gusti Alit Dawuh/Sri Megada Sakti
* XII...Putra Sulung Sri Megada Sakti/Ratu Lepas Pemade
* XIII..Ki Gusti Ngurah Sekar/Cokorda Sekar
* XIV...Ki Gusti Ngurah Gede/Cokorda Gede Ratu
* XV....Ki Gusti Ngurah Made Rai/Cokorda Made Rai
* XVI...Kiyayi Buruan
* XVII..Ki Gusti Ngurah Rai/Cokorda Rai. Berpuri di Penebel Tabanan
* XVIII.Ki Gusti Ngurah Ubung
* XIX...Ki Gusti Ngurah Agung/Ratu Singasana
* XX....Sirarya Ngurah Tabanan/Ida Betara Ngeluhur
* XXI...Ki Gusti Ngurah Rai Perang/Cokorda Rai Perang dari 1903 s/d 1906
 
Semenjak itu pula Arya Ngurah Langwang beserta saudara-saudaranya ( Ki Gusti Made Utara, Ki Gusti Nyoman Pascima dan Ki Gusti Wetaning Pangkung) dan seketurunannya berpura kawitan di Pura Batur di Puri Singasana Tabanan ( Puri Agung Tabanan ).
Pada 27 September 1906, jaman penjajahan Belanda, Kerajaan Tabanan dikuasai oleh Belanda, Raja Tabanan saat itu, Cokorda Ngurah Rai Perang beserta Putra dan Saudara-Saudaranya ditawan oleh Belanda di Puri Denpasar.
Sedangkan bekas lahan Pura Batur di Buahan/Pucangan, diserahkan penggunaannya kepada putra upon-upon Ki Tegehan di Buahan.
Tanggal 28 September Puri Agung Singasana, Puri Mecutan Tabanan, Puri Dangin Tabanan, Puri Denpasar Tabanan dan beberapa yang lainnya dihancurkan oleh Belanda. '''Raja Tabanan Cokorda Ngurah Rai Perang''' dan seorang Putra Beliau ('''I Gusti Ngurah Gede Pegeg''') dengan keberaniannya melakukan puputan(bunuh diri) di Puri Denpasar, karena '''tidak mau tunduk atau menjadi tawanan Belanda'''.
Tanggal 29 September 1906 putra dan saudara-saudaranya di Puri Dangin Tabanan, Puri Pemecutan Tabanan dan Puri Denpasar Tabanan diselong/diasingkan ke Sasak Lombok.
 
== Letak dan Denah pada tahun 1900 ==
Setelah beberapa tahun diselong di Lombok, masih dalam masa penjajahan Belanda, putra dan saudaranya Alm. "Cokorda Ngurah Rai Perang" lagi dikembalikan ke Tabanan.
* Batas Utara: Rurung /Jalan, Pasar( di area pohon beringin sekarang )dan Dangin Peken
* Batas Timur: Jalan sebelah barat Pura Sakenan dan Jero Oka( Pasar Tabanan sekarang )
* Batas Selatan: Jalan Gajah Mada
* Batas Barat: Jero Subamia, Pekandelan Puri Gede / Agung dan Jero Meregan
 
Selanjutnya Puri Agung Tabanan di tempati oleh Raja-Raja Tabanan berikutnya, yang juga menurunkan '''Pratisentana [[Arya Kenceng]]''' di berbagai Jero / Puri yang ada di Tabanan,<ref>Dari Lontar-Lontar Kuno, Prasasti dan Silsilah Keturunan yang dimiliki oleh Keluarga Besar Puri Agung Tabanan</ref> sebagai berikut:
 
'''Raja Tabanan ke''':
IV. Sirarya Ngurah Tabanan / Prabu Winalwan / Betara Mekules.
Dalam rangka memilih Kepala Pemerintahaan di Tabanan, Belanda juga mencari dan menerima saran-saran dari beberapa Puri/Jero yang sebelumnya ada dalam struktur kerajaan, tentang bagaimana tatacara memilih seorang raja di Tabanan sebelumnya. Setelah mempertimbangkannya, pada tanggal 8 Juli 1929, diputuskan sebagai Kepala/Bestuurder Pemerintahan Tabanan adalah '''I Gusti Ngurah Ketut''' putra I Gusti Ngurah Putu (putra '''Sirarya Ngurah Agung Tabanan, Raja Tabanan ke XX''') dari Puri Mecutan, dengan gelar '''Cokorda'''. Selanjutnya Beliau membangun '''puri''' di bekas area Puri Agung Tabanan yang telah dihancurkan Belanda. Karena adanya keterbatasan saat itu, luas area yang digunakan tidak seluas area yang semula.
[[Berkas:Pura Batur Wanasari Tabanan.jpg|jmpl|350px|Pura Batur Wanasari di Wanasari Tabanan]]
 
V. Ki Gusti Wayahan Pemadekan
VI. Ki Gusti Made Pemadekan
 
VII. Sirarya Ngurah Tabanan / Prabu Winalwan / Betara Mekules. ( Pelinggih / Tempat memuja dan mengaturkan sembah bakti kepada Beliau, selain di Pura Luhur Batur Agung di Puri Agung Tabanan ada juga di '''Pura Batur Wanasari''' di Wanasari Tabanan. Petoyan / Odalan pada dina '''Anggara/Selasa Kliwon Dukut''' )
VIII. Sirarya Ngurah Tabanan / Betara Nisweng Penida
IX. Ki Gusti Nengah Malkangin dan Ki Gusti Made Dalang
X. Ki Gusti Bola
 
XI. Ki Gusti Alit Dawuh / Sri Megada Sakti
XII. Putra Sulung Sri Megada Sakti / Ratu Lepas Pemade
XIII. Ki Gusti Ngurah Sekar / Cokorda Sekar
 
XIV. Ki Gusti Ngurah Gede / Cokorda Gede Ratu
 
XV. Ki Gusti Ngurah Made Rai / Cokorda Made Rai
XVI. Kiyayi Buruan
 
XVII. Ki Gusti Ngurah Rai / Cokorda Rai. Berpuri di Penebel Tabanan
 
XVIII. Ki Gusti Ngurah Ubung
 
XIX. Ki Gusti Ngurah Agung / Ratu Singasana
 
XX. Sirarya Ngurah Tabanan / Ida Betara Ngeluhur Raja XX dari tahun 1868 s/d 1903, berputra:
* 1. Arya Ngurah Agung
* 2. Ki Gusti Ngurah Gede Mas
* 3. Arya Ngurah Alit
* 4.''' Ki Gusti Ngurah Rai Perang ( Membangun Puri Dangin )'''
* 5. Ki Gusti Ngurah Made Batan ( Puri Dangin )
* 6. Ki Gusti Ngurah Nyoman Pangkung ( Puri Dangin )
* 7. I Gusti Ngurah Gede Marga ( Membangun Puri Denpasar Tabanan )
* 8. I Gusti Ngurah Putu ( Membangun Puri Pemecutan Tabanan ), berputra:
** .1. I Gusti Ngurah Wayan
** .2. I Gusti Ngurah Made, berputra:
*** 1. I Gusti Ngurah Gede
*** 2. I Gusti Ngurah Mayun
** .3. '''I Gusti Ngurah Ketut'''
** .4. Sagung Nyoman
** .5. Sagung Rai
** .6. Sagung Ketut
* 9. Sagung Wah ( terkenal memimpin Bebalikan Wangaya melawan Belanda )
 
XXI. '''Ki Gusti Ngurah Rai Perang / Cokorda Rai Perang dari 1903 s/d 1906'''
 
== Masa penjajahan Belanda ==
[[Berkas:Pelantika Raja Raja di Besakih.jpg|jmpl|250px|Pelantikan Raja Raja di Besakih, 8 Juli 1938( Cokorda Ngurah Ketut nomor 1 dari kiri)]]
[[Berkas:Raja Raja di Bali 1938.jpg|jmpl|250px|Raja Raja Bali 1938 ( Cokorda Ngurah Ketut nomor 2 dari kiri)]]
 
Pada 27 September 1906, zaman penjajahan Belanda, Kerajaan Tabanan dikuasai oleh Belanda, Raja Tabanan saat itu, Cokorda Ngurah Rai Perang beserta Putra dan Saudara-Saudaranya ditawan oleh Belanda di Puri Denpasar.
 
Tanggal 28 September Puri Agung Singasana, Puri Mecutan Tabanan, Puri Dangin Tabanan, Puri Denpasar Tabanan dan beberapa yang lainnya dihancurkan oleh Belanda. '''Raja Tabanan Cokorda Ngurah Rai Perang''' dan seorang Putra Dia ( '''I Gusti Ngurah Gede Pegeg''' ) dengan keberaniannya melakukan puputan(bunuh diri ) di Puri [[Denpasar]], karena '''tidak mau tunduk atau menjadi tawanan Belanda'''.
 
Tanggal 29 September 1906 putra dan saudara-saudaranya di Puri Dangin Tabanan, Puri Pemecutan Tabanan dan Puri Denpasar Tabanan diselong / diasingkan ke Sasak [[Lombok]].
 
Setelah beberapa tahun diselong di Lombok, masih dalam masa penjajahan Belanda, putra dan saudaranya Alm. "Cokorda Ngurah Rai Perang" lagi dikembalikan ke Tabanan.
 
Dalam rangka memilih Kepala Pemerintahaan di Tabanan, Belanda juga mencari dan menerima saran-saran dari beberapa Puri / Jero yang sebelumnya ada dalam struktur kerajaan, tentang bagaimana tatacara memilih seorang raja di Tabanan sebelumnya. Setelah mempertimbangkannya, pada tanggal 8 Juli 1929, diputuskan sebagai Kepala / Bestuurder Pemerintahan Tabanan dipilih '''I Gusti Ngurah Ketut''' putra I Gusti Ngurah Putu ( putra '''Sirarya Ngurah Agung Tabanan, Raja Tabanan ke XX''' ) dari Puri Mecutan, dengan gelar '''Cokorda'''.
 
Selanjutnya Beliau membangun kembali '''Puri beserta Pura Batur Kawitan Betara Arya Kenceng''' di area bekas letak Puri Agung Tabanan yang telah dihancurkan Belanda. Karena adanya keterbatasan saat itu, luas area yang digunakan dan jumlah bangunan adat yang didirikan tidak seperti yang semula.
 
Pada tanggal 1 Juli 1938 Tabanan menjadi Daerah Swapraja, Kepala Daerah Swapraja tetap dijabat oleh I Gusti Ngurah Ketut ( dari Puri Mecutan Tabanan ), kemudian beliau dilantik / disumpah di [[Pura Besakih]] pada Hari Raya Galungan tanggal 29 Juli 1938 dan '''Mabiseka Ratu''' bergelar '''Cokorda Ngurah Ketut''', dilihat dari urutan Raja Tabanan, beliau adalah '''Raja Tabanan ke XXII''' 1938 s/d 1947.
 
== Masa Kemerdekaan Indonesia ==
[[Berkas:Cokorda Ngurah Gede.jpg|jmpl|250px|Cokorda Ngurah Gede]]
[[Berkas:Cokorda Tabanan.jpg|jmpl|250px|Ida Cokorda Anglurah Tabanan]]
 
Cokorda Ngurah Ketut berada di Puri Agung Tabanan bersama putra dan saudaranya ( I Gusti Ngurah Wayan, I Gusti Ngurah Made, Sagung Nyoman, Sagung Rai dan Sagung Ketut ).
Pada zaman kerajaan, hanya raja dan putera mahkota saja yang menempati Puri Agung Tabanan, sedangkan putra-putra lainnya, oleh raja dibuatkan Puri / Jero baru beserta kelengkapannya. Seiring dengan terjadinya perubahan zaman dan pemerintahan, hal tersebut tidak berkelanjutan, dimana tidak dibangun lagi '''Puri Pemecutan Tabanan dan Puri-Puri/Jero-Jero baru'''.
 
Sekarang yang berada di Puri Agung Tabanan adalah kelanjutan keturunan Cokorda Ngurah Ketut dan Saudaranya, yang merupakan putera I Gusti Ngurah Putu ( '''Putera Sirarya Ngurah Agung Tabanan, Raja Tabanan ke XX''' ) yang berasal dari '''Puri Pemecutan Tabanan'''.
 
* Cokorda Ngurah Ketut berputera:
** 1. '''I Gusti Ngurah Gede'''
** 2. I Gusti Ngurah Alit Putra
** 3. I Gusti Ngurah Raka
** 4. Sagung Mas
** 5. I Gusti Ngurah Agung
 
Selanjutnya '''I Gusti Ngurah Gede''', putera sulung Cokorda Ngurah Ketut menjadi Cokorda Tabanan, bergelar '''Cokorda Ngurah Gede, Raja Tabanan XXIII''' Maret 1947 s/d 1986 dan beliau menjabat Bupati Tabanan Pertama tahun 1950, tempat tinggal beliau disebut Puri Gede / Puri Agung Tabanan.
 
* '''Cokorda Ngurah Gede''', Berputra:
Pada tanggal 1 Juli 1938 Tabanan menjadi Daerah Swapraja, Kepala Daerah Swapraja tetap dijabat oleh I Gusti Ngurah Ketut ( dari Puri Mecutan Tabanan ), kemudian Beliau dilantik/disumpah di Pura Besakih pada Hari Raya Galungan tanggal 29 Juli 1938 dan '''Mabiseka Ratu''' bergelar '''Cokorda Ngurah Ketut''', dilihat dari urutan Raja Tabanan, beliau adalah '''Raja Tabanan ke XXII''' 1938 s/d 1947.
** .1. Sagung Putri Sartika
** .2. I Gusti Ngurah Bagus Hartawan
** .3. Sagung Putra Sardini
** .4. I Gusti Ngurah Alit Darmawan
** .5. Sagung Ayu Ratnamurni
** .6. Sagung Jegeg Ratnaningsih
** .7. I Gusti Ngurah Agung Dharmasetiawan
** .8. Sagung Ratnaningrat
** .9. '''I Gusti Ngurah Rupawan'''
** 10. I Gusti Ngurah Putra Wartawan
** 11. I Gusti Ngurah Alit Aryawan
** 12. Sagung Putri Ratnawati
** 13. I Gusti Ngurah Bagus Grastawan
** 14. I Gusti Ngurah Mayun Mulyawan
** 15. Sagung Rai Mayawati
** 16. Sagung Anom Mayadwipa
** 17. Sagung Oka Mayapada
** 18. I Gusti Ngurah Raka Heryawan
** 19. I Gusti Ngurah Bagus Rudi Hermawan
** 20. I Gusti Ngurah Bagus Indrawan
** 21. Sagung Jegeg Mayadianti
** 22. I Gusti Ngurah Adi Suartawan.
 
Pada tanggal 21 Maret 2008, '''I Gusti Ngurah Rupawan''' putera Cokorda Ngurah Gede '''Mabiseka Ratu''', bergelar '''Ida Cokorda Anglurah Tabanan''' merupakan urutan Raja Tabanan ke XXIV, berpuri di '''Puri Agung Tabanan'''.
Cokorda Ngurah Ketut berada di Puri Agung Tabanan bersama saudara-saudaranya : I Gusti Ngurah Wayan, I Gusti Ngurah Made, Sagung Nyoman, Sagung Rai dan Sagung Ketut.
* '''Cokorda Anglurah Tabanan''', berputra:
Pada jaman kerajaan, hanya raja dan putera mahkota saja yang menempati Puri Agung Tabanan, sedangkan putra-putra lainnya, oleh raja dibuatkan Puri/Jero baru beserta kelengkapannya. Seiring dengan terjadi perubahan jaman dan pemerintahan, di Puri Agung Tabanan hal tersebut tidak berkelanjutan, dimana tidak dibangun lagi '''Puri Pemecutan Tabanan dan Puri-Puri baru'''.
** 1. Sagung Manik Vera Yuliawati
Sekarang yang berada di Puri Agung Tabanan adalah kelanjutan keturunan Cokorda Ngurah Ketut dan Saudaranya, yang merupakan putera I Gusti Ngurah Putu ( '''Putera Sirarya Ngurah Agung Tabanan, Raja Tabanan ke XX ''') yang berasal dari '''Puri Pemecutan Tabanan'''.
** 2. I Gusti Ngurah Agung Joni Wirawan
** 3. Sagung Inten Nismayani
 
== Galery ==
Selanjutnya '''I Gusti Ngurah Gede''', Putera Cokorda Ngurah Ketut menjadi Cokorda Tabanan, bergelar '''Cokorda Ngurah Gede Raja Tabanan XXIII''' Maret 1947 s/d 1986 dan menjabat Bupati Tabanan Pertama tahun 1950, tempat tinggal Beliau disebut, Puri Gede / Puri Agung Tabanan.
<gallery>
Berkas:Puri Agung Tabanan 1906.jpg|Puri Agung Tabanan 1906
Berkas:Puri Agung Tabanan '94.jpg|Puri Agung Tabanan 1994
Berkas:Puri Agung Tabanan'o8.jpg|Puri Agung Tabanan 2008
Berkas:Puri Agung Tabanan 11.05.2010.jpg|Puri Agung Tabanan - 11.05.2010
Berkas:Foto041.jpg|Pura Batur Kawitan Betara Arya Kenceng
Berkas:Pelinggih Agung.jpg|Pelinggih Agung
Berkas:Pelinggih Rong Tiga.jpg|Peliggih Rong Tiga
Berkas:Foto023.jpg
Berkas:Suci 11.05.10.jpg|Suci
Berkas:Suci.jpg|Suci
Berkas:Bale Gong.jpg|Bale Gong
Berkas:Kori Agung PAT.jpg|Kori Agung 11.05.'10
Berkas:Bale Astapeta.jpg|Bale Astapeta
Berkas:Bale 1.jpg|Bale 1 di Saren
Berkas:Bale Sakanem.jpg
Berkas:Bale Loji 1.jpg
Berkas:Bale Loji.jpg|Bale Loji
Berkas:Kori Alit di Saren.jpg|Kori Alit di Saren
Berkas:Bale 2.jpg|Bale 2 di Saren
Berkas:Bale 3.jpg|Bale 3 di Saren
Berkas:Bale 4 11.05.10.jpg|Bale 4 di Saren
Berkas:Saren .jpg|Saren
Berkas:Bale Sari.jpg|Bale Sari di Saren
Berkas:Patung Singa di Balesari Puri Agung Tabanan.jpg|Patung Singa di Balesari di Saren
Berkas:Patung Singa.jpg|Patung Singa di Balesari
Berkas:Balegede 11.05.10.jpg|Bale Gede di Saren
Berkas:Bale 4.jpg|Bale 5 di Saren
Berkas:Kori Belakang.jpg|Kori Belakang di Saren
Berkas:Kori Saren Kelod.jpg|Kori Saren Kelod
Berkas:SK.jpg|Saren Kelod
Berkas:Bale 1 SK 11.05.10.jpg|Bale 1 di Saren Kelod
Berkas:Bale 1 di Saren Kelod.jpg|Bale 2 di Saren Kelod
Berkas:Bale 2 di Saren Kelod.jpg|Bale 1 di Saren Kelod
Berkas:Balesari di Saren Kelod.jpg|Balesari di Saren Kelod
Berkas:Saren Kelod.jpg|Bale Jineng di Saren Kelod
Berkas:Bale 3 di Saren Kelod.jpg|Bale 3 di Saren Kelod
Berkas:Bale 4 di Saren Kelod.jpg|Bale 4 di Saren Kelod
</gallery>
 
== Referensi ==
Pada tanggal 21 Maret 2008, '''I Gusti Ngurah Rupawan''' putera Cokorda Ngurah Gede '''Mabiseka Ratu''', bergelar '''Ida Cokorda Anglurah Tabanan''' merupakan urutan Raja Tabanan ke XXIV, purinya disebut '''Puri Agung Tabanan'''.'
{{Reflist|colwidth=30em}}
 
=== Sumber ===
* Dari Lontar-Lontar Kuno, Prasasti dan Silsilah Keturunan yang dimiliki oleh Keluarga Besar Puri Agung Tabanan.
* Babad Arya Tabanan yang diterbitkan oleh Kantor Dokumentasi Budaya Bali Provinsi Daerah Tingkat I Bali, Denpasar, 1997.
* Buku "Riwajat Pulau Bali Dari Djaman Ke Djaman" oleh I Made Subaga.
* Riwayat Berdiri Sampai Runtuhnya Kerajaan Singasana Tabanan, Kerambitan, Desember 1999, Penyusun: I Gusti Made Aman.
* [[Babad Arya Tabanan]]
 
==Sumber Pranala luar ==
* [https://www.facebook.com/PuriTabanan Profil Puri Agung Tabanan di media sosial Facebook]
* Dari Lontar-Lontar Kuno, [[Babad Arya Tabanan]], artikel-artikel yang dimiliki oleh Keluarga Besar Puri Agung Tabanan, dan buku ''' Riwajat Pulau Bali Dari Djaman Ke Jaman"'' oleh I Made Subaga.
{{Kerajaan di Kepulauan Nusa Tenggara}}
 
[[Kategori:Bangunan dan struktur di Bali]]
==Pranala luar==
[[Kategori:Kabupaten Tabanan]]
*[http://www.facebook.com/home.php?#!/pages/Tabanan-Indonesia/Puri-Agung-Tabanan/122462826563?ref=ts Profil Puri Agung Tabanan]