<!-- Halaman ini hanya untuk uji coba menyunting dan dikosongkan secara berkala -->
{{inuse|8 April}}
='''Citra'''=
Citra sangat penting bagi setiap perusahaan karena merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak masyarakat tentang perusahaan. Citra dapat berhubungan dengan nama [[bisnis]], [[arsitektur]], variasi dari [[produk]], [[tradisi]], [[ideologi]] dan kesan pada kualitas komunikasi yang dilakukan oleh setiap karyawan yang berinteraksi dengan mitra perusahaan. Dengan demikian, citra perusahaan dapat dipersepsikan sebagai gambaran mental secara selektif. Citra juga dapat ditentukan berdasarkan informasi yang diterima oleh [[publik]] tentang suatu organisasi atau institusi. Pengertian citra itu sendiri abstrak (''intangible'') dan tidak dapat diukur secara sistematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk. Seperti penerimaan dan tanggapan, baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada umumnya. Karena keseluruhan kesan tentang karakteristik suatu perusahaan-lah yang nantinya akan membentuk citra perusahaan dibenak masyarakat.
==Definisi Citra==
''[[Image]]'' atau Citra didefinisikan sebagai ''a picture of mind'', yaitu suatu gambaran yang ada di dalam benak seseorang.<ref name=The Holt Dictionary of American English>Holt, Rinehart and Winston Inc. 1996. The Holt Dictionary of American English. New York, hal.360</ref> Citra yang positif dan baik menimbulkan kepercayaan, selama ia dapat dipertahankan. Citra dapat berubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemampuan atau keadaan yang sebenarnya.<ref name=Paper: Peranan dan Peluang Pulic Relations dalam meningkatkan Citra dan Pelayanan Perbankan>M. Alwi Dahlan, Paper: Peranan dan Peluang Pulic Relations dalam meningkatkan Citra dan Pelayanan Perbankan, (disampaikan pada seminar PR Bank: Pasca UU Perbankan 1992 di Jakarta, 20 Juni 1992)</ref>
[[Bill Canton]] mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi.<ref name=Strategic Public Relations: A Practical Guide to Success>Kim Harrison. 2001. Strategic Public Relations: A Practical Guide to Success. 2nd Edition. Australia: Vineyard Publishing, hal. 2</ref> Menurut [[Philip Henslowe]], citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi).<ref name=The Art and Science of Public Relations Vol. 3>Philip Henslowe. 2000. The Art and Science of Public Relations Vol. 3. New Delhi: Crest Publishing House, hal. 2</ref> Kemudian [[Rhenald Kasali]] juga mendefinisikan citra yaitu, citra merupakan kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi.<ref name=Manajemen Public Relations>Rhenald Kasali. 2003. Manajemen Public Relations. Jakarta: Grafiti, hal. 30</ref>
Sedangkan [[Frank Jefkins]] mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personil, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan.<ref>Frank Jefkins. 1998. Public Relations. Edisi ke 5. Jakarta: Erlangga. hal. 412</ref>
Bertolak dari pengertian ''The Picture In Ourhead,'' maka tersirat bahwa citra dibentuk oleh persepsi. Seperti yang diungkapkan [[Silih Agung Wasesa]] (2006:13), “…, satu hal yang perlu dipahami sehubungan dengan terbentuknya sebuah citra perusahaan adalah adanya persepsi (yang berkembang dalam benak publik) terhadap realitas (yang muncul dalam media)." [[Persepsi]] menurut [[Philip Kotler]] adalah proses dimana seorang individu memilih, mengatur, dan menginterprestasikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang bermakna tentang dunia.<ref name=Marketing Management The Millenium Edition>Philip Kotler. 2000. Marketing Management The Millenium Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc. hal 173</ref>
==Jenis Citra==
Ada beberapa jenis citra menurut Frank Jefkins yaitu:
#
1. ''Mirror Image'' (Citra Bayangan).
Citra ini melekat pada orang dalam atau anggota-anggota organisasi – biasanya adalah pemimpinnya – mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Dalam kalimat lain, citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. Dalam situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang menyukai kita.
#
2. ''Current Image'' (Citra yang Berlaku).
Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.
#
3. ''Multiple Image'' (Citra Majemuk).
Yaitu adanya image yang bermacam-macam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda/ tidak seirama dengan tujuan/asas organisasi kita.
#
4. ''Corporate Image'' (Citra Perusahaan).
Apa yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya.
#
5. ''Wish Image'' (Citra Yang Diharapkan).
Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang diharapkn biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya.
==Penggambaran Citra==
Menurut [[Nimoeno]]<ref name=Dasar-Dasar Public Relations>Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto. 2005. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hal. 115</ref> citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap:“....proses-proses psikodinamis yang berlangsung pada individu [[konsumen]] berkisar antara komponen-komponen [[persepsi]], [[kognisi]], [[motivasi]] dan [[sikap]] konsumen terhadap produk. Keempat komponen itu diartikan sebagai ''mental representation'' (citra) dari stimulus.”
Empat komponen tersebut dapat diartikan sebagai:
#
1. Persepsi.
Diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra.
#
2. Kognisi.
Yaitu suatu keyakinan diri individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsangan tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan informasinya.
#
3. Motif.
Adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
#
4. Sikap.
Adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi [[objek]], [[ide]], situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu.
== Referensi ==
<references/>
[[Kategori:Komunikasi]]
[[Pengguna:12Marzalia|12Marzalia]] ([[Pembicaraan Pengguna:12Marzalia|bicara]]) 00:40, 2 April 2010 (UTC)
|