Komunikasi organisasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
86Titik (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Nafisathallah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(121 revisi perantara oleh 52 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Komunikasi organisasi''' merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jarngan organisasi.
 
{{refimprove}}
Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi dan komunikasi kelompok.
'''Komunikasi organisasi''' merupakan bentuk pertukaran [[pesan]] antara unit-unit [[komunikasi]] yang berada di dalam suatu [[organisasi]].<ref name=":0">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=zaPbqao5i6QC|title=Organizational Communication|last=Pace|first=R. Wayne|last2=Faules|first2=Don F.|date=1993-12-01|publisher=Prentice Hall|isbn=9780136438007|language=en}} p.184</ref> [[Organisasi]] terdiri dari unit-unit [[komunikasi]] dalam hubungan-hubungan [[hierarki]] antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu [[lingkungan]]. Komunikasi organisasi melibatkan [[manusia]] sebagai subjek yang terlibat dalam proses menerima, menafsirkan, dan bertindak atas [[informasi]]. Menurut Wiryanto, [[komunikasi]] [[organisasi]] adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan [[organisasi]] di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu [[organisasi]]. [[Komunikasi]] formal adalah [[komunikasi]] yang disetujui oleh [[organisasi]] itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan [[organisasi]]. Isinya berupa cara kerja di dalam [[organisasi]], [[produktivitas]], dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.
 
Misalnya [[memo]], kebijakan, pernyataan, jumpa [[pers]], dan surat-surat resmi. Adapun [[komunikasi]] informal adalah [[komunikasi]] yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada [[organisasi]], tetapi lebih mengarah kepada anggotanya secara [[Individu|individual.]] [[Komunikasi]] [[organisasi]] serupa dengan [[komunikasi]] internal. Pengertian dari [[komunikasi]] internal adalah pertukaran [[gagasan]] di antara para [[administrator]] dan [[karyawan]] dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran [[gagasan]] secara horizontal dan vertikal di dalam [[perusahaan]], sehingga pekerjaan dapat berjalan.<ref>{{id}}[jihadi.staff.umm.ac.id/files/2010/01/2_komunikasi_organisasi.pdf]</ref>
Pembahasan komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horisontal <ref> {{id}} Sendjaja, S Djuarsa. Ph.D., Teori Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. </ref>.
 
[[Komunikasi]] [[Organisasi]] juga dapat dipakai dalam mencapai visi dan misi sebuah organisasi, sehingga [[organisasi]] dapat berjalan sesuai dengan peraturan organisasi. Unit terkecil dalam komunikasi organisasi adalah seseorang pada suatu jabatan dalam sebuah organisasi.<ref>{{Cite book|last=Ruliana|first=Poppy|date=2016|url=https://isbn.perpusnas.go.id/Account/SearchBuku?searchTxt=9786024250539&searchCat=ISBN|title=Komunikasi organisasi|location=Depok|publisher=Rajawali Pers|isbn=9786024250539|pages=25|url-status=live}}</ref>
Dalam teori-teori organisasi ada dua hal yang mendasar <ref> {{en}} Littlejohn, Stephen (1992). Theories of Human Communication (5th Ed). Califonia: Wadsworth Publishing.</ref> yang dijadikan pedoman:
# Teori tradisi posisional yang meneliti bagaimana manajemen menggunakan jaringan-jaringan formal untuk mencapai tujuannya.
# Teori tradisi hubungan antar pribadi yang meneliti bagaimana sebuah organisasi terbentuk melalui interaksi antar individu.
 
== Bahasan ==
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
[[Komunikasi]] [[organisasi]] pada umumnya membahas tentang [[struktur]] dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, [[komunikasi]] dan proses pengorganisasian serta [[budaya organisasi]].<ref name=sendjaja,S.djuarsa.1994>,Teori-teori komunikasi|pusat penerbitan universitas terbuka</ref> [[Komunikasi]] [[organisasi]] diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.<ref>Sendjaja, S Djuarsa.1994, Teori Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.</ref>
 
== Gaya Komunikasi Organisasi ==
Banyak definisi-definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para tokoh- tokoh pendahulu. Berikut ini adalah definisi-definisinya :
Enam gaya komunikasi menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss
1. Definisi Hovland,Janis dan Kelley
Hovland, Janis dan Kelley mengatakan bahwa,”communication is the process by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other individual”. Maksud dari kata tersbut adalah komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Pada definisi ini mereka menganggap komunikasi sebagai suatu proses.
2. Definisi Forsdale
Menurut Louis Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah.
 
=== Gaya Komunikasi Mengendalikan ===
Gaya [[komunikasi]] mengendalikan (dalam [[bahasa Inggris]]: ''The Controlling Style'') ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa, dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya [[komunikasi]] ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau ''one-way communications.''
 
Pihak - pihak yang memakai ''controlling style of communication'' ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap [[pesan]]. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada [[umpan balik]], kecuali jika umpan balik atau ''feedback'' tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para [[komunikator]] satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan [[kewenangan]] dan [[kekuasaan]] untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
 
Pesan-pesan yang berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ [[gagasan]] agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. ''The controlling style of communication'' ini sering dipakai untuk mem[[persuasi]] orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk [[kritik]]. Namun demikian, gaya [[komunikasi]] yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi [[respons]] atau tanggapan yang negatif.
 
=== Gaya Komunikasi Dua Arah ===
3. Definisi William J. Seller
Dalam [[gaya]] [[komunikasi]] ini, tindak [[komunikasi]] dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi ''The Equalitarian Style'' dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang [[rileks]], santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota [[organisasi]] mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya [[komunikasi]] ini ialah adanya landasan kesamaan. ''The equalitarian style of communication i''ni ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara [[lisan]] maupun tertulis yang bersifat dua arah (''two-way communication'').
William J.Seller memberikan definisi komunikasi yang lebih bersifat universal. Dia mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dengan mana symbol verbal dan nonverbal dikirimkan, diterima dan diberi arti.
 
Orang-orang yang menggunakan gaya [[komunikasi]] yang bermakna kesamaan ini adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. ''The equalitarian style'' ini akan memudahkan tindak [[komunikasi]] dalam [[organisasi]], sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya [[komunikasi]] ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.
A. Komponen Dasar Komunikasi
Komunikasi merupakan proses dua arah atau timbal balik, maka dari itu komunikasipun memiliki komponen-komponen yang dapat menunjang keberlangsungan prosesnya. Komponen dasar komunikasi ada 5, yaitu : pengirim pesan, pesan, saluran, penerima pesan dan balikan. Berikut penjelasannya.
1. Pengirim Pesan
Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan.Oleh sebab itu sebelum pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus menciptakan dulu pesan yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa yang akan dikirimkan kemudian menyandikan/ encode arti tersebut ke dalam satu pesan. Sesudah itu baru dikirim melalui saluran.
 
=== Gaya Komunikasi Berstruktur ===
2. Pesan
Gaya [[komunikasi]] yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur [[organisasi]]. Pengirim pesan (''sender'') lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam [[organisasi]] tersebut.
Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal. Pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa, percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, radio, dsb. Pesan nonverbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.
 
Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State University, menemukan dimensi dari [[kepemimpinan]] yang efektif, yang mereka beri nama Struktur Inisiasi atau ''Initiating Structur''e. Stogdill dan Coons menjelaskan mereka bahwa pemrakarsa (''initiator'') struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan [[organisasi]], kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
3. Saluran / Media
Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari sipengirim dengan si penerima. Saluran yang biasa dalam komunikasi adalah gelombang cahaya dan suara yang dapat kita lihat dan dengar. Kita dapat menggunakan bermacam-macam alat atau media untuk menyampaikan pesan seperti buku, radio, televisi, surat kabar. Disamping itu kita juga dapat menerima pesan melalui alat indera penciuman, alat pengecap dan peraba.
 
=== Gaya Komunikasi Dinamis ===
4. Penerima Pesan
Gaya [[komunikasi]] yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (''action-oriented''). ''The dynamic style of communication'' ini sering dipakai oleh para juru [[kampanye]] ataupun [[Penyelia|supervisor]] yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya.
 
Tujuan utama gaya [[komunikasi]] yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya [[komunikasi]] ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa [[karyawan]] atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.
5. Balikan
Balikan adalah respon terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan kepada si pengirim pesan. Dengan diberikannya reaksi ini kepada si pengirim, pengirim akan dapat mengetahui apakah pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim diinterpretasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi tersebut efektif.
Mengenai organisasi, Schein (1982) mengatakan bahwa organisasi adalah suatu kordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirearki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi juga mempunyai karakteristik tertentu yaitu mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepasa komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut.
Sedangkan menurut Kochler (1976) mengatakan bahwa organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Lain lagi menurut pendapat Wright(1977) yang mengatakan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari akrivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Dari ketiga pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu hirarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Dari batasan tersebut dapat digambarkan bahwa dalam suatu organisasi mensyaratkan:
• Adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan posisi yang jelas, seperti pimpinan, staff pimpinan dan karyawan.
• Adanya pembagian kerja, dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik yang komersial maupun sosial, memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
 
=== The Relinguishing Style ===
Organisasi memiliki bentuk yang berbeda-beda, ada yang sangat sederhana dan ada pula yang sangat kompleks. Didalam organisasi tentunya pasti terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan satu sama lain. Elemen-elemen tersebut(Scott,1981) adalah strutur sosial, partisipan, tujuan, teknologi dan lingkungan.
Gaya [[komunikasi]] ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, dari pada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (''sender'') mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
1. Struktur Sosial
Struktur sosial adalah pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara partisipan di dalam suatu organisasi. Struktur sosial menurut Davis (Scott,1981) dapat dipisahkan menjadi dua komponen yaitu stuktur normatif dan stuktur tingkah laku.
Stuktur normatif mencakup nilai, norma dan peranan yang diharapkan. Sedangkan komponen tingkah laku berfokus pada tingkah laku yang dilakukan. Stuktur normatif dan stuktur tingkah laku dari kelompok tidaklah dapat dipisahkan secara jelas dan tidak pula identik, tetapi berbeda tingkatya dan saling berhubungan. Tingkah laku membentuk norma-orma sebagaimana norma membentuk tingkah laku.
 
Pesan-pesan dalam gaya [[komunikasi]] ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
2. Partisipan
Partisipan organisasi adalah individu-individu yang memberikan kontribusi kepada organisasi. Semua individu berpartisipasi lebiih daripada suatu organisasi dan keterlibatannya pada masing-masing orgnaisasi tersebut sangat bervariasi.
Tingkat keterampilan dan keahlian yang dibawa partisipan ke dalam organisasi adalah sangat berbeda-beda. Oleh karena itu susuan stuktural di dalam organisasi mestilah dirancang untuk disesuaikan dengan tingkat keterampilan. Tingkat keterampilan ini hampir selalu diikuti oleh perbedaan kekuasaan.
 
=== The Withdrawal Style ===
3. Tujuan
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak [[komunikasi]], artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan sangat kontroversial dalam mempelajari organisasi. Tujuan sangat diperlukan dalam memahami organisasi. Tujuan dibatasi sebagai suatu konsepsi akhir yang diingini, atau kondisi yang partisipan usahakan mempengaruhinya, melalui penampilan aktivitas tugas-tugas mereka.
 
Dalam deskripsi yang konkret adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks [[komunikasi]] [[organisasi]]. Berikut ini adalah tabel mengenai gaya [[komunikasi]].
4. Teknologi
Teknologi adalah penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin dan juga pegetahuan teknik dan keterampilan partisipan. Semua organisasi mempunyai teknologi tetapi bervariasi dalam teknik atau kemanjuran dalam memproduksi hasil yang diinginkan.
 
== Jenis Komunikasi Organisasi ==
5. Lingkungan
Tidak ada organisasi yang sanggup mencukupi kepentingan organisasinya sendiri. Semuanya tergantung kepada lingkungan sistem yang lebih besar untuk terus dapat hidup.
 
Menurut Pace and Fules, terdapat beberapa jenis [[komunikasi]] terarah dalam komunikasi organisasi, sebagai berikut.<ref name=":0" />
Gaya komunikasi organisasi
Ada enam gaya komunikasi yang akan kita bahas, yaitu:
1. The Controlling Style
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.
Pihak - pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.
2. The Equalitarian Style
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication).
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.
3. The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill dan Coons menjelaskan mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4. The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.
5. The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
6. The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi. Berikut ini adalah tabel mengenai gaya komunikasi.
 
=== Komunikasi Atasan ke Bawahan ''(Downward communication)'' ===
Gaya Komunikasi Komunikator Maksud Tujuan
Yaitu [[komunikasi]] yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus [[komunikasi]] dari atas ke bawah ini adalah:
The Controlling Style Memberi perintah, butuh perhatian orang lain. Mempersuasi orang lain. Menggunakan kekuasaan dan wewenang.
The Equalitarian Style Akrab, hangat. Mestimulasi orang lain. Menekankan pengertian bersama.
The Structuring Style Objektif, tidak memihak. Mensistemsasi lingkungan kerja, memantapkan struktur Menegaskan ukuran, prosedur, aturan yang dipakai.
The Dynamic Style Mengendalikan, agresif. Menumbuhkan sikap untuk bertindak. Ringkas dan singkat.
The Relinquishing Style Bersedia menerima gagasan orang lain. Mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain. Mendukung pandangan orang lain.
The Withdrawal Style Independen / berdiri sendiri. Menghindari komunikasi. Mengalihkan persoalan.
 
# Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja ''(job instruction)''
# Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan ''(job rationale)''
# Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku ''(procedures and practices)''
# Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
 
Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972): Metode Penulisan, Metode Lisan, Metode Tulisan diikuti Lisan, dan Metode Lisan diikuti Tulisan.
 
=== Komunikasi Bawahan ke Atasan ''(Upward Communication)'' ===
Yaitu [[komunikasi]] yang terjadi ketika bawahan (''subordinate'') mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus [[komunikasi]] dari bawah ke atas ini adalah sebagai penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, penyampaian [[informasi]] mengenai persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan, penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan, penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
 
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil [[Manajer|manajer organisasi]] yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. [https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/0019556119790234 Sharma] (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit:
 
# Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka
# Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai
# Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai
# Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai
 
=== Komunikasi Horisontal ''(Horizontal Communication)'' ===
Yaitu [[komunikasi]] yang berlangsung di antara para [[Buruh|karyawan]] ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus [[komunikasi]] horisontal ini adalah untuk memperbaiki koordinasi tugas, upaya pemecahan masalah, saling berbagi informasi, upaya pemecahan konflik, dan upaya membina hubungan melalui kegiatan bersama.
 
=== Komunikasi Lintas Saluran (''Interline Communication'') ===
<ref> [Muhammad, Arni.2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara.] </ref>
Yaitu tindak [[komunikasi]] untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam [[komunikasi]] lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran.
== Referensi ==
{{Reflist}}
<ref> [Pace, R Wayne dan Faules Don F.2006. Komunikasi Organisasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
</ref>
<ref> [Pace, R Wayne dan Faules Don F. 2006.Komunikasi Organisasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.]</ref>
 
Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran:
# Setiap [[pegawai]] yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung
# Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya.
 
Pace, R Wayne dan Faules Don F.2006. Komunikasi Organisasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
 
 
<ref> [Pace, R Wayne dan Faules Don F.2006. Komunikasi Organisasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.] <referensi/>
== Referensi ==
{{Reflistreflist}}
 
 
 
{{organisasi-stub}}
 
[[Kategori:Komunikasi]]
[[Kategori:Organisasi]]
 
[[en:Organizational communication]]
[[he:תקשורת פנים ארגונית]]