Pati resistan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
28Yoghatama (bicara | kontrib) |
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
||
(54 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Pati resistan''' merupakan istilah yang digunakan dalam [[ilmu gizi]] dan [[ilmu pangan]] sebagai jenis [[pati]] yang tidak tercerna ([[resistan]]) dalam saluran [[sistem pencernaan]] [[manusia]].<ref name="Birket">{{en}}
{{cite book
|last= Birkett
|first= AM
|coauthors=
|firstn=
|editor= Henry CJK
|editorn-last=
|editorn-first=
|title=Handbook of Functional Food and Nutraceuticals
|url=https://archive.org/details/novelfoodingredi0000unse
|accessdate=
|edition=
Baris 27 ⟶ 26:
|bibcode=
|id=
|page=[https://archive.org/details/novelfoodingredi0000unse/page/175 175]
|pages=
|nopp=
|chapter=8
}}
</ref> Pati resistan memiliki sifat fisiologis yang unik sehingga sering direkomendasikan penggunaannya dibandingkan dengan serat yang lainnya.<ref name="Birket"/> Pati resistan dapat digunakan untuk meningkatkan serat pangan dengan sedikit perubahan dari penampakan dan sifat [[organoleptik]] pangan.<ref name="Birket"/> [[Berkas:Wheat starch granules.JPG|jmpl|Granula pati yang berasal dari gandum.]] [[Berkas:Amylopektin Sessel.svg|jmpl|Struktur molekul pati.]]
== Definisi lain ==
* Menurut EURESTA ''(European FLAIR-Concerted Action on the 'Physiological implication of the consumption of resistant starch in man')'' definisi pati resistan adalah jumlah keseluruhan dari pati dan produk hasil [[degradasi]] pati yang tidak terserap dalam [[usus halus]] pada individu yang [[sehat]].<ref name="ASP">{{en}} {{cite journal
| author = Asp NG
| editor =
Baris 64 ⟶ 66:
| ref =
| postscript =
}}
</ref>
* Secara fisikokimia, pati resistan didefinisikan sebagai fraksi dari pati yang tidak ter[[hidrolisis]] menjadi [[D-glucose]] di dalam usus halus dalam waktu 120 menit setelah pangan dikonsumsi, tetapi akan di[[fermentasi]] di dalam kolon.<ref name="THARAN"/> Berbagai studi menunjukkan bahwa pati resistan merupakan [[molekul]] linier dari α-1,4-D-glukan yang secara esensial diturunkan dari retrogradasi fraksi [[amilosa]] serta memiliki berat molekul yang rendah (1,2 x 10<sup>5</sup> Da).<ref name="THARAN">{{en}} {{cite journal
|author
|
|date
|year = 2002
|month = |title = Food-derived carbohydrates: Structural complexity and functional diversity |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
* Definisi lain menyatakan pati resistan sebagai fraksi kecil dari pati yang resistan terhadap proses [[hidrolisis]] oleh [[α-amilase]] dan pullulanase pada perlakuan ''[[in vitro]]''.<ref name="ENGLYST">{{en}} {{cite journal
| author = Englyst HN, Wiggins HS, Cummings JH
| editor =
Baris 130 ⟶ 135:
| ref =
| postscript =
}} </ref>
* Menurut metode pengukurannya definisi pati resistan harus merefleksikan seberapa besar pati dicerna serta apa yang terjadi pada pati tersebut saat melalui proses [[pencernaan]].<ref name="Birket"/> Kandungan pati resistan yang terdapat pada pangan dan ingredien pangan dapat diukur secara ''in vitro'' dengan menggunakan [[metode]] berbasis [[enzimatik]] yang dapat menstimulasi saluran pencernaan.<ref name="Birket"/> Metode tersebut merupakan metode resmi yang disarankan oleh AOAC ''(Association of Official Analytical Chemists)'' yang juga menyusun referensi untuk pati resistan, [[serat pangan]], serta [[maltodekstrin]] resistan.<ref name="Birket"/> Seiring dengan perkembangan mengenai definisi serat pangan yang diklasifikasikan sesuai dengan manfaat fisiologisnya, maka pati resistan dapat digolongkan sebagai bagian dari serat pangan yang diusulkan oleh ''Institute of Medicine of the National Academies in the USA'' dan ''American Association of Cereal Chemists'' berdasarkan pengaruh fisiologis spesifik yang ditimbulkannya.<ref name="AACC">{{en}} {{cite journal
| author = American Association of Cereal Chemists
| editor =
Baris 162 ⟶ 168:
| ref =
| postscript =
}}
</ref>
{{cite book
|last= Institute of Medicine of the National Academies
|first=
|coauthors=
|firstn=
|editor=
|editorn-last=
Baris 195 ⟶ 201:
|chapter=7
}}
</ref>
==
Pati
|
|editor =
|date =
|year = 2005
|month =
|title = Health properties of resistant starch
|trans_title =
|journal = Nutrition Bulletin
|volume = 30
|issue =
|series =
|pages = 27-54
|publisher = Wiley InterScience
|location = Colchester
|issn =
|pmid =
|pmc =
|doi = 10.1111/j.1467-3010.2005.00481
|bibcode =
|oclc =
|id =
|url = http://www3.interscience.wiley.com/journal/118671231/abstract?CRETRY=1&SRETRY=0
|language = English
|format =
|accessdate =
|laysummary =
|laysource =
|laydate =
|quote =
|ref =
|postscript =
}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
=== Penggolongan ===
Menurut Brown ''et al.'' (1995) ada tiga jenis pati resistan (RS<sub>1</sub>, RS<sub>2</sub>, dan RS<sub>3</sub>) dapat ditemui secara alami di bahan pangan ataupun juga terbentuk sebagai bagian dari proses normal pemasakan.<ref name="Nugent">{{en}} {{cite journal
| author = Brown IL, McNaught KJ, Moloney E
| editor =
| date =
| year =
| month =
| title =
| trans_title =
| journal =
| volume =
| issue =
| series =
| pages =
| publisher =
| location =
| issn = 1032-5298
| pmid =
| pmc =
| doi =
| bibcode =
| oclc =
| id =
| url =
| language = English
| format =
Baris 230 ⟶ 272:
| ref =
| postscript =
}} </ref><ref
{| {{prettytable}}
|- style="background-color:#ccccff;"
! Jenis pati resisten
! Contoh
! Kemungkinan pencernaan di usus halus
|-
| RS<sub>1</sub>: tidak dapat terlihat secara fisik
| Biji-bijian yang digiling secara parsial
| {{center|Resistan}}
|-
| RS<sub>2</sub>: granula resisten
| [[Kentang]] mentah, [[pisang]] yang masih hijau, beberapa [[serealia]], dan pati [[jagung]] yang tinggi amilosa
| {{center|Resistan}}
|-
| RS<sub>3</sub>: pati teretrogradasi
| Kentang yang sudah dimasak dan didinginkan, [[roti]]-rotian, dan cornflake
| {{center|Resistan}}
|-
| RS<sub>4</sub>: pati yang dimodifikasi secara kimia
| Pati eter, ester, dan ikatan silang
| {{center|Resistan}}
|-
|}
Hal ini berbeda dengan jenis terakhir (RS<sub>4</sub>) yang dapat diproduksi menggunakan metode modifikasi secara kimia yang disetujui penggunaannya pada bahan pangan.<ref name="Birket"/>
Pada saat ini, ingredien pati resistan dari empat jenis golongan tersebut sudah bisa didapatkan secara komersial.<ref name="Birket"/>
Berikut adalah penjelasan sifat fisikokimia dari keempat jenis pati resistan:<ref name="Birket"/>
# Pati resistan tipe 1 (RS<sub>1</sub>). Jenis pati resistan ini memiliki sifat resistan dikarenakan secara fisik pati terperangkap di antara matriks bahan pangan sehingga menghambat akses [[enzim]] terhadap pati.
# Pati resistan tipe 2 (RS<sub>2</sub>). Jenis pati resistan ini secara alami resistan dikarenakan [[granula]] patinya yang memiliki sifat demikian. RS2 terdapat dalam pangan yang patinya dimakan secara mentah atau ketika granulanya tidak tergelatinisasi selama proses pemasakan (contohnya, pati jagung yang tinggi amilosa).
# Pati resistan tipe 3 (RS<sub>3</sub>). Jenis pati resistan ini terjadi ketika pati yang sudah tergelatinisasi dimasak kembali dan kemudian didinginkan. Hal tersebut dapat terjadi secara alami saat pemrosesan pangan secara normal (contohnya, kentang yang dimasak kemudian didinginkan)
# Pati resistan tipe 4 (RS<sub>4</sub>). Jenis pati resistan ini dibentuk melalui penggabungan ikatan kimia dengan [[polimer]] pati sehingga dapat memengaruhi aksi dari enzim [[amilase]]. Daya penghambatannya tergantung pada jenis dan panjang ikatan. Proses kimia yang dapat menghambat amilolisis yaitu mencakup dekstrinisasi, esterifikasi, etherifikasi, oksidasi, serta ikatan silang dengan pereaksi difungsi, dan dapat terlihat memengaruhi fungsional pangan, contohnya adalah [[kelarutan]] serta toleransi proses.
Sementara menurut Fuentes-Zaragoza ''et al.'' (2010)<ref name="Bird">{{en}} {{cite journal
| author = Fuentes-Zaragoza E, Riquelme-Navarrete MJ, Sánchez-Zapata E, Pérez-Álvarez JA
| editor =
| date =
| year =
| month =
| title =
| trans_title =
| journal = Food
| volume =
| issue =
| series =
| pages =
| publisher =
| location =
| issn =
| pmid =
| pmc =
| doi = 10.1016/j.foodres.2010.02.004
| bibcode =
| oclc =
Baris 264 ⟶ 341:
| ref =
| postscript =
}} </ref> pati resisten dibagi menjadi empat jenis:
{| class="wikitable"
! Jenis pati
!
! Kemungkinan pencernaan di usus halus
! Faktor penurun resistansi
! Sumber pangan
|-
| RS<sub>1</sub>
| Tidak dapat terakses oleh sistem pencernaan karena terperangkap pada matrik yang tidak tercerna
| Lambat dengan derajat sebagian; Dapat tercerna secara sempurna bila pangan digiling secara sempurna
| Penggilingan, pengunyahan
| Biji-bijian yang tergiling secara sempurna, kacang-kacangan, pasta
|-
| RS<sub>2</sub>
| Granula resistan yang tidak tergelatinisasi dengan kristalinitas tipe B, terhidrolisis secara lambat oleh α-amilase
| Sangat lambat dengan derajat sedikit; Dapat tercerna sempurna ketika dimasak secara penuh
| Proses pengolahan dan pemasakan
| Kentang mentah, [[pisang]] yang masih hijau, beberapa jenis [[kacang]]-kacangan, pati yang tinggi amilosa
|-
| RS<sub>3</sub>
| Pati teretrogradasi terbentuk ketika pangan yang mengandung pati dimasak dan kemudian didinginkan
| Lambat dengan derajat sebagian; Daya cernanya dapat ditingkatkan dengan pemanasan ulang
| Kondisi pada saat pemrosesan
| Kentang yang dimasak kemudia didinginkan, roti-rotian, ''corn flakes'', produk pangan dengan perlakukan pemanasan ulang
|-
| RS<sub>4</sub>
| Pati yang secara khusus termodifikasi secara kimia dan diproses dalam skala industri untuk dijadikan sebagai komponen ingredien pangan
| Hasil dari modifikasi secara kimia, resisten terhadap hidrolisis
| Sangat sedikit terpengaruh ketercernaannya
| Beberapa serat: minuman, pangan yang menggunakan ingredien pati yang sudah termodifikasi (produk roti-rotian tertentu)
|-
|}
== Sumber pati resisten ==
[[Berkas:Pellkartoffeln, frisch gekocht.jpg|jmpl|250px|Kentang rebus memiliki kandungan pati resisten sebanyak 5 persen dari berat keringnya.]]
Pati resistan merupakan bagian alami dari asupan diet sehari-hari, tetapi jumlah dari pati resistan yang terkandung di dalam pangan dapat berbeda-beda tergantung dari jumlah dan jenis pati tersebut dalam pangan, bagaimana pangan diolah, bagaimana pangan disimpan sebelum dikonsumsi, dan bagaimana pangan tersebut dicerna.<ref name="ENG"/> Pati resistan menyumbang sekitar 18% dari berat kering suatu pangan.<ref name="ENG"/> Beberapa pangan mengandung pati resistan yang tergolong tinggi yaitu dengan diperkaya oleh pati resistan. Meskipun demikian, pangan tersebut tidak seharusnya dikonsumsi dalam jumlah yang banyak.<ref name="ENG"/> Jumlah kandungan pati resistan pada pangan yang biasa ditemui berkisar kurang dari 1% berat kering pada [[roti]] tawar hingga 5% pada [[kentang]] yang direbus.<ref name="ENG"/>
=== Kandungan pada pangan yang sering dikonsumsi ===
Berikut merupakan tabel kandungan pati resistan pada pangan yang sering dikonsumsi.<ref name="ENG">{{en}} {{cite journal
| author = Englyst HN, Kingman SM, Cummings JH
| editor =
| date =
| year = 1992
| month =
| title = Classification and measurement of nutritionally important starch fractions
| trans_title =
| journal = Eur. J. Clin. Nutr.
| volume = 46
| issue =
| series =
| pages = S33-S50
| publisher =
| location =
| issn = 0954-3007
| pmid =
| pmc =
| doi =
| bibcode =
| oclc =
| id =
| url =
| format =
| accessdate =
| laysummary =
| laysource =
| laydate =
| quote =
| ref =
| postscript =
}} </ref>
{| {{prettytable}}
|- style="background-color:#ccccff; text-align:center;"
|| Jenis pangan || Persen{{br}}berat kering || Pati resistan{{br}}(g/100 g){{br}}berat kering
|-
|| Roti tawar || style="text-align:right;" | 54,5 || style="text-align:right;" | 1
|-
|| ''Wholemeal bread'' || style="text-align:right;" | 52,0 || style="text-align:right;" | 1
|-
|| ''Cornflake'' || style="text-align:right;" | 95,8 || style="text-align:right;" | 3
|-
|| ''Oats'' dalam bentuk ''puree'' || style="text-align:right;" | 90,7 || style="text-align:right;" | 2
|-
|| Kentang rebus (panas) || style="text-align:right;" | 22,8 || style="text-align:right;" | 5
|-
|| Kentang rebus (dingin) || style="text-align:right;" | 23,8 || style="text-align:right;" | 10
|-
|| Spagetti (panas) || style="text-align:right;" | 28,3 || style="text-align:right;" | 5
|-
|| Spagetti (dingin) || style="text-align:right;" | 34,7 || style="text-align:right;" | 4
|-
|| Kacang polong (dingin, kemudian dipanaskan 5 menit) || style="text-align:right;" | 18,3 || style="text-align:right;" | 5
|-
|| Kacang lentil (dipanaskan 20 menit, kemudian didinginkan) || style="text-align:right;" | 28,3 || style="text-align:right;" | 9
|-
|| Kacang Haricot (dipanaskan selama 40 menit) || style="text-align:right;" | 41,4 || style="text-align:right;" | 18
|}
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:
[[Kategori:Nutrisi]]
[[Kategori:Kesehatan]]
[[Kategori:Polisakarida]]
|