Ayam kampung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Membatalkan 1 suntingan oleh 113.212.163.142 (bicara) ke revisi terakhir oleh Rex Aurorum Tag: Pembatalan |
||
(191 revisi perantara oleh 59 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{infobox poultry breed
| name = Ayam Kampung
| image = Ayam kampung jantan.jpg
| image_size =
| alt =
| image_caption = Ayam kampung jantan berwarna hitam-merah
| status = Risiko rendah
| altname = Ayam Kampung
| country = Indonesia
| distribution =
| standard =
| use = tujuan ganda
| nickname =
| apa =
| aba =
| ee =
| pcgb =
| maleweight = rata-rata 2 - 2.5 kg<ref name=dad>[http://dad.fao.org/cgi-bin/EfabisWeb.cgi?sid=0b1613ebf16355cf65f6a05b9a65fe25,reportsreport8a_50005484 Breed data sheet: Ayam Kampong/Malaysia]. Domestic Animal Diversity Information System of the Food and Agriculture Organization of the United Nations. Accessed August 2014.</ref>
| femaleweight = rata-rata 1.5 - 2 kg<ref name=dad/>
| skincolor =
| eggcolor = putih dan putih kecoklat
| comb =
| note =
| type = [[Ayam]]
| latin = Gallus gallus domesticus
}}
'''Ayam kampung''' adalah sebutan di [[Indonesia]] bagi [[ayam peliharaan]] yang tidak berasal-usul dari [[galur]] atau [[ras hewan dan tumbuhan|ras]] yang dihasilkan untuk kepentingan komersial.
Dahulu, ayam kampung tidak memiliki istilah ayam kampung petelur ataupun pedaging. Hal ini disebabkan ayam kampung bertelur sebagaimana halnya bangsa unggas dan mempunyai daging selayaknya hewan pada umumnya. Namun, sekarang sudah banyak yang membudidayakan ayam kampung untuk tujuan komersial.
Nama ilmiah untuk ayam kampung adalah ''Gallus domesticus''.<ref name="Mengenal Hewan & Tumbuhan Asli Indonesia">Kurniawan. Mengenal Hewan & Tumbuhan Asli Indonesia. Hlmn 7.ISBN 602-8526-17-7. Jakarta:Agromedia Pustaka</ref> Aktivitas peternakan ayam kampung telah ada sejak zaman dahulu. Seiring dengan berkembangnya zaman, kini peternakan ayam kampung telah banyak mengalami perubahan. Sudah banyak ayam kampung yang dikembangkan agar memiliki produktivitas yang lebih baik.
== Latar belakang ==
Ayam kampung merupakan salah satu jenis [[ternak]] unggas yang telah memasyarakat dan tersebar di seluruh pelosok nusantara.<ref name="Sarwono">Sarwono B.1995. Berternak Ayam Buras.halmn 243-244. Jakarta:Penebar Swadaya.</ref> Bagi masyarakat Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing.<ref name="Sarwono" />
Istilah ''ayam kampung'' semula adalah kebalikan dari istilah ''ayam ras'', dan sebutan ini mengacu pada ayam yang ditemukan berkeliaran bebas di sekitar perumahan.<ref name="Sarwono" /> Namun, semenjak dilakukan program pengembangan, pemurnian, dan [[pemuliaan]] beberapa ayam lokal unggul, saat ini dikenal pula beberapa ras unggul ayam kampung.<ref name="Sarwono" /> Untuk membedakannya kini dikenal istilah '''ayam buras''' (singkatan dari "ayam bukan ras") bagi ayam kampung yang telah diseleksi dan dipelihara dengan perbaikan teknik budidaya (tidak sekadar diumbar dan dibiarkan mencari makan sendiri).<ref name="Sarwono" /> Peternakan ayam buras mempunyai peranan yang cukup besar dalam mendukung ekonomi masyarakat pedesaan karena memiliki daya adaptasi yang tinggi (secara alamiah) sehingga terhadap lingkungan dan pemeliharaannya relatif lebih mudah.<ref name="Sarwono" />
== Sejarah perkembangan ==
Sejarah ayam kampung dimulai dari generasi pertama ayam kampung yaitu dari keturunan ayam hutan merah (''Gallus gallus'').<ref name="Zoological record, Jilid 104, Terbitan 18-20">Cambridge Scientific Abstracts, Inc. Internet Database Service. 1970. Zoological record, Jilid 104, Terbitan 18-20. London:Zoological Society.</ref> Jenis ayam kampung sudah dikenal sejak zaman [[Kerajaan Kutai]].<ref name="Sujionohadi">Sujionohadi K, Setiawan AI. 1993. Ayam Kampung Petelur. Jakarta:Niaga Swadaya.</ref> Pada saat itu, ayam kampung merupakan salah satu jenis persembahan untuk kerajaan sebagai [[upeti]] dari masyarakat setempat.<ref name="Sujionohadi" /> Keharusan menyerahkan upeti menyebabkan ayam kampung selalu diternakan oleh warga kampung dan menyebabkan ayam kampung tetap terjaga kelestariannya.<ref name="Sujionohadi" /> Di samping itu, ayam kampung memang sesuai dengan selera masyarakat setempat.<ref name="Sujionohadi" /> Kebiasaan beternak ayam kampung tersebutlah yang menyebabkan ayam ini mudah dijumpai di tanah air.<ref name="Sujionohadi" /> Sampai sekarang sistem upeti dalam arti perpindahan barang (ayam kampung) dari desa ke kota masih tetap ada.<ref name="Sujionohadi" /> Bedanya, saat ini perpindahan tersebut lebih bersifat bisnis.<ref name="Sujionohadi" />
==
Ayam kampung mempunyai banyak varietas dan spesies. Beberapa di antaranya, yaitu:<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan">Rukmana R.2003. Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan. Hlmn 17-25.ISBN 979-21-0680-4. Yogyakarta: Kanisius</ref>
===
[[Ayam Merawang]] merupakan ayam lokal yang berkembang di [[Merawang]].<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Berdasarkan penampilan warnanya, ayam Merawang dapat dibedakan menjadi tiga warna yaitu Kuning, Coklat dan Kemerahan. Produksi telur ayam Merawang bisa mencapai 125 butir setahun. Pertumbuhan ayam Merawang juga tergolong cepat. Ayam Merawang pada umur dua bulan bisa mencapai 1,2 kg (jantan) dan 0,8 kg (betina).<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" />
=== Ayam Kedu ===
[[Ayam kedu]] merupakan ayam lokal yang berkembang di [[Kabupaten Magelang]] dan [[Temanggung]] atau eks. Kersidenan Kedu (Jawa Tengah).<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Berdasarkan penampilan warnanya, ayam kedu dapat dibedakan menjadi empat jenis sebagai berikut.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" />
====
Ayam kedu hitam mempunyai penampilan fisik hampir hitam semua, tetapi kalau diamati secara teliti warnanya tidak terlalu hitam.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Penampilan kulit pantat dan jengger masih mengandung warna kemerah-merahan.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Bobot ayam kedu hitam jantan dewasa antara 2 kg–2,5 kg, sedangkan yang betinanya hanya 1,5 kg.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Ayam ini sering disamakan dengan ayam cemani karena tampak serba hitam.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" />
==== Ayam Kedu Cemani ====
Ayam kedu cemani memiliki penampilan sosok tubuh hitam mulus, termasuk [[paruh]], kuku, telapak kaki, lidah, telak (langit-langit mulut), bahkan [[daging]] dan [[tulang]]nya juga [[hitam]].<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Sosok tubuh ayam kedu jantan dewasa tinggi besar dan [[bobot]]nya antara 3 kg-3,5 kg, sedangkan yang [[betina]] dewasa berbobot antara 2 kg-2,5 kg.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" />
==== Ayam Kedu Putih ====
Ayam kedu putih ditandai dengan warna bulu putih mulus, jengger dan kulit mukanya berwarna merah, sedangkan [[kaki]]nya berwarna putih atau kekuning-kuningan.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Jenggernya tegak berbentuk wilah.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Bobot ayam jantan kedu putih dewasa mencapai 2,5 kg.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Sedangkan bobot ayam kedu putih [[betina]] 1,2 kg–1,5 kg.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" />
==== Ayam Kedu Merah ====
Ayam kedu merah ditandai dengan warna [[bulu]] hitam mulus, tetapi kulit muka dan jengger berwarna merah, sedangkan kulit badannya berwarna [[putih]].<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Sosok tubuh ayam kedu merah tinggi besar dengan bobot ayam jantan dewasa 3 kg-3,5 kg, Sedangkan bobot ayam betina 2 kg-2,5 kg.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" />
=== Ayam Nunukan ===
[[Ayam nunukan]] disebut juga ayam Tawao. Ayam ini merupakan ayam lokal yang berkembang di [[Pulau Tarakan]], [[Kalimantan Timur]]. Ayam nunukan diperkirakan berasal dari [[Cina]].<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Karakteristik ayam nunukan adalah warna bulunya merah cerah atau merah kekuning-kuningan, bulu [[sayap]] dan [[ekor]] tidak berkembang sempurna.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Sementara [[paruh]] dan kakinya berwarna kuning atau putih kekuning-kuningan dengan jengger dan pial berwarna merah cerah. Jenggernya berbentuk wilah dan bergerigi delapan.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" />
[[Stadium]] anak ayam sampai umur 45 hari cenderung berbulu kapas.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Berat badan ayam nunukan [[jantan]] dewasa 3,4 kg–4,2 kg, sedangkan yang betina 1,6 kg–1,9 kg.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" />
=== Ayam Pelung ===
Ayam pelung merupakan ayam lokal yang berkembang di [[Kabupaten Cianjur]] dan [[Sukabumi]] (Jawa Barat).<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Ayam pelung memiliki sosok tubuh besar dan tegap, [[tembolok]]nya tampak menonjol.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Kakinya panjang, kuat, dan pahanya berdaging tebal.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Ayam pelung jantan memiliki Jengger berbentuk wilah yang besar, tegak, bergerigi nyata dan berwarna merah cerah.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Ayam pelung betina mempunyai jengger, tetapi jengger terseebut tidak berkembang dengan baik.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Ayam pelung jantan dewasa mempunyai bobot badan berkisar antara 3,5 Kg – 5,5 Kg, sedangkan yang betina 2,5 Kg – 3,5 Kg.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" />
=== Ayam Sumatra ===
[[Berkas:Blauwe sumatra haan.jpg|jmpl|Ayam Sumatra]]
Ayam Sumatra merupakan ayam lokal dari [[Sumatera Barat]].<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Penampilan perawakannya tegap, gagah,tetapi ukuran tubuhnya kecil. Ayam Sumatra jantan berkepala kecil, tetapi [[tengkorak]]nya lebar.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> [[Pipi]]nya penuh (padat), keningnya tebal, dan pialnya menggantung ke bawah. Paruh ayam Sumatra umumnya pendek dan kukuh berwarna hitam, dengan cuping kecil dan berwarna hitam.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" />
Ayam Sumatra memiliki jengger berbentuk wilah dan berwarna merah.<ref name="hasilan otomatis1">Rukmana R.2003. Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan. ISBN 979-21-0680-4. Yogyakarta: Kanisius</ref> Kulit muka juga berwarna merah atau hitam, ditumbuhi bulu halus yang jarang.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Bobot ayam Sumatra jantan dewasa 2 Kg, sedangkan yang betina 1,5 Kg.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" />
=== Ayam Belenggek ===
Ayam belenggek berasal dari Sumatera Barat, tepatnya dipedalaman Kabupaten Solok.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Ayam ini pandai berkokok dengan suara yang merdu dan iramanya bersusun-susun, panjang sampai terdiri atas 6-12 suku kata. Semakin panjang [[suku kata]]nya, semakin panjang [[kokok]]nya.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" />
=== Ayam Gaok ===
Ayam gaok bersal dari [[Pulau Madura|madura]] dan [[Pulau Puteran]], [[Kabupaten Sumenep]].<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Keistimewaan ayam gaok yaitu kokoknya memiliki suara panjang yang hampir sama dengan ayam pelung yang terdapat di Cianjur (Jawa Barat).<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Ayam Gaok jantan dewasa memiliki bobot badan mencapai 4 Kg, sedangkan yang betina 2 – 2,5 Kg. Ayam Gaok jantan memiliki tampilan tubuh besar, tegap dan gagah.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Jenggernya besar berbentuk wilah dan berwarna merah, dengan pial yang besar dan warnanya merah.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Kakinya berwarna kuning.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" /> Bulunya didominasi oleh warna kuning kehijau-hijauan (''wido''), tetapi ada juga yang berwarna lain, seperti merah dan hitam.<ref name="Ayam Buras Intensifikasi Dan Kiat Pengembangan" />
=== Ayam Garut ===
Ciri khas ayam ini adalah badannya yang lebih besar dibandingkan dengan ayam kampung biasa. Kepala yg besar, paruh dan kaki berwarna kuning dan berkaki panjang layaknya ayam kampung pada umumnya. Pada umumnya bulu berwarna rambang (hitam putih acak)..namun warna lainpun ada walaupun tidak mendominasi secara umum keberadaannya.
Kulitnya yang kekuning-kuningan serta tekstur daging yang kenyal dan gurih membuat jenis ayam ini layak menjadi sumber kebutuhan protein masyarakat dan juga sebagai produk ayam kampung pedaging unggulan daerah [[Kabupaten Garut]].
Keberadaan ras ayam murni ini sudah sangat langka di masyarakat asal daerah tersebut akibat domestikasi alami akibat sistem pemeliharaan umbar/diliarkan dengan jenis ayam lain. Namun kini beberapa praktisi ayam kampung di Kabupaten Garut sedang mengembangkan dan memurnikan ayam ras lokal ini untuk disertifikasi secara nasional oleh pemerintah.
=== Ayam KUB ===
Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) merupakan ayam kampung asli hasil inovasi dari Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian. Ayam KUB memiliki keunggulan yaitu mampu bertelur lebih banyak mencapai 160-180 butir/ekor/tahun, memiliki bobot badan umur 20 minggu (±5 bulan) berkisar antara 1.500-2.000 gram, umur awal bertelur lebih awal sekitar 20-22 minggu dengan bobot telur 35-45 gram. Masa mengeram ayam yang berkurang hingga tinggal 10% sehingga ayam cepat bertelur kembali serta lebih tahan terhadap penyakit.
Ayam KUB diseleksi dengan tujuan untuk ayam petelur dan menjadi indukan penghasil DOC (Day Old Chicken) yang banyak untuk memenuhi kebutuhan ayam kampung. Selain itu, ayam ini dapat tumbuh lebih cepat daripada ayam kampung biasa. Rasa daging ayam KUB gurih, sebagaimana ayam kampung pada umumnya.
=== Ayam Joper ===
Jenis ayam joper merupakan hasil persilangan antara pejantan bangkok dengan ayam layer (petelur) sebagai indukannya. Tak ada catatan resmi sejak kapan unggas persilangan ini mulai dibudidayakan di Indonesia.
Meski ayam joper juga memiliki galur ayam kampung dari pejantan bangkok yang asalnya berasal dari [[Thailand|Siam]] (Thailand). Dari hasil persilangan itu, kemudian menghasilan ''final stock'' atau F1 yang disebut dengan ayam kampung super, nama lain dari joper.
Layer petelur dipakai peternak ''breeding'' sebagai indukan betina selama proses persilangan dikarenakan unggas ini bisa menghasilkan produksi telur yang lebih banyak dari pada ayam lainnya.
Sementara pejantan bangkok dipilih karena merupakan ayam kampung unggulan yang memiliki daya tahan relatif baik terhadap penyakit serta pertumbuhannya cukup cepat untuk dipanen dagingnya. Itu sebabnya, bibit anakan atau DOC joper bisa diproduksi secara massal dan dalam waktu sangat singkat.
Bahkan, mayoritas DOC ayam joper yang beredar di pasaran bukan diproduksi oleh pabrikan ''breeding'' besar, melainkan dikembangbiakkan oleh peternak ''breeding'' skala rumahan.
Selain perkawinan alami dengan mencampur betina dan pejantan dalam satu kandang, peternak juga mengawinkan layer dengan bangkok dengan metode inseminasi sehingga bisa mempercepat proses pembuahan.
Telur dari ayam layer yang sudah dibuahi pejantan bangkok kemudian dikumpulkan dalam periode tertentu untuk kemudian ditetaskan di mesin tetas salam kurang lebih 21 hari untuk kemudian menjadi DOC siap jual.
== Sebagai sumber pangan ==
Ayam kampung disukai orang karena [[daging]]nya yang kenyal dan "berisi", tidak lembek dan tidak ber[[lemak]] sebagaimana ayam ras<ref name="Murtidjo">Murtidjo BA. 1994. Mengelolah Ayam Buras.Hlmn:15-16. ISBN 979-413-740-5.Yogyakarta: Kanisius.</ref> Berbagai [[masakan Indonesia]] banyak yang tetap menggunakan ayam kampung karena dagingnya tahan pengolahan (tidak hancur dalam pengolahan).<ref name="Murtidjo" /> Selain itu daging ayam kampung memiliki keunggulan dibandingkan daging ayam broiler, karena kandungan nutrisi yang lebih tinggi.<ref name="100 Menu Masakan Ayam">Setyawati D. 2008. 100 Menu Masakan Ayam. hlmn 15.ISBN 602-8260-02-9. Jakarta:Gradien Mediatama.</ref> Bagian Daging dada ayam ini termasuk makanan utama atlet binaraga.<ref name="100 Menu Masakan Ayam" /> Dagingnya mengandung 19 jenis protein dan asam amino yang tinggi.<ref name="100 Menu Masakan Ayam" /> Kadar lemaknya juga relatif lebih rendah bila dibandingkan daging pada bagian pahanya<ref name="100 Menu Masakan Ayam" /> Ayam kampung dipelihara oleh masyarakat terutama sebagai sumber protein hewani baik berupa [[telur]] maupun daging, di samping [[kotoran]]nya juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman maupun pakan ikan.<ref name="Murtidjo" /> Sebagai sumber [[protein]] hewani telur dan daging mengadung [[asam amino]] esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dan berperan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.<ref>Kamal. 1994. Kontrol Kualitas Pakan dan Menyusun Pakan Ternak.Yogyakarta: UGM Press.</ref> Oleh karena itu, agar ayam kampung dapat berproduksi dengan baik salah satunya harus diberikan pakan yang cukup.<ref>Wihandoyo. 1991. Serba Serbi Preatasi Ayam Buras. Yogyakarta: UGM Press.</ref> Ayam kampung memerlukan komposisi [[nutrisi]] yang tepat, termasuk jika menginginkan ayam kampung yang memiliki tingkat produksi telur yang tinggi. Berat telur ayam kampung berkisar antara 26,27-55,4 gr dengan rataan 45,46.<ref>Mansjoer et al. 1990. Pencarian [[Galur Murni]] Ayam Kampung, Ayam Pelung dan Ayam Bangkok Dalam Usaha Pelestarian Sumber Genetik Ayam Di Indonesia Laporan Penelitian IPB Bogor.</ref>
== Lihat pula ==
{{wikispecies|Gallus gallus domesticus}}
* [[Peternakan]]
* [[Ternak]]
* [[Jelajah bebas]]
* [[Ayam KUB]]
* [[Ayam hutan hijau]]
* [[Ayam broiler]]
* [[Ayam Pedaging/Petelur]]
* [[Telur (makanan)]]
* [[Flu burung]]
==
{{Reflist|2}}
==Pranala luar==
* Muladno. ''[http://www.fao.org/3/al695e/al695e00.pdf Local chicken genetic resources and production systems in Indonesia]''. FAO. 2008.
[[
[[Kategori:Gallus]]
[[Kategori:Ras ayam dari Indonesia]]
[[Kategori:Ras ayam dari Malaysia]]
|