Intervensi sosial: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
ubah |
#1Lib1Ref #1Lib1RefID Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor |
||
(63 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:FEMA - 32407 - Preliminary Damage Assessments in Ohio.jpg|jmpl|Penggalian masalah (''assessment'') merupakan tahapan awal dari intervensi sosial]]
'''Intervensi
== Definisi ==
Penggunaan kata ‘intervensi sosial’ daripada ‘intervensi’ dalam hal ini bertujuan menggarisbawahi dua pertimbangan (Loewenberg dan Dolgoff, 1972:10). Pertama, individu merupakan bagian dari sistem sosial sehingga walaupun metode bantuan utama adalah terapi psikologi yang bersifat individu, lingkungan sosialnya juga perlu diberikan ‘perlakuan’ atau intervensi. Hal ini didasari pandangan bahwa klien akan dikembalikan kepada lingkungan asalnya kelak setelah ‘sembuh’. Apabila lingkungan sosialnya tidak dipersiapkan untuk menerima klien kembali, dikhawatirkan kondisi klien kembali seperti semula sebelum mendapat penanganan. Kedua, intervensi sosial menunjuk pada area intervensi dan tujuan. Hal ini kemudian akan memunculkan pertanyaan siapakah yang menentukan tujuan. ▼
▲
'''Kedua''', intervensi sosial menunjuk pada area intervensi dan tujuan. Hal ini kemudian akan memunculkan pertanyaan siapakah yang menentukan tujuan.<ref name="Frank1972">{{en}} Loewenberg, Frank M. 1972. "Social Work, Social Welfare, and Social Intervention". In Loewenberg, Frank M., Ralph Dolgoff. The Practice of Social Intervention: Goals, Roles, and Strategies. Itaca: FE Peacock Publisher Inc. Hal. 3-12</ref>
==Sistem Intervensi Sosial==▼
==
Tujuan utama dari intervensi sosial adalah memperbaiki fungsi sosial kelompok sasaran perubahan.<ref name="adi2005">Adi,Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan.Jakarta. FISIP UI Press. Hal. 143</ref> Ketika fungsi sosial seseorang berfungsi dengan baik, diasumsikan bahwa kondisi sejahtera akan semakin mudah dicapai.<ref name=":0">{{Cite book|last=Alamsyah|first=Anggrianiy|last2=Haddade|first2=Wahid|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Enam_Puluh_Hari_dalam_Pengabdian_Alesipi/7JZrEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Ketika+fungsi+sosial+seseorang+berfungsi+dengan+baik,+diasumsikan+bahwa+kondisi+sejahtera+akan+semakin+mudah+dicapai&pg=PA11&printsec=frontcover|title=Enam Puluh Hari Dalam Pengabdian "Alesipitto"|location=Makassar|publisher=Pusaka Almaida|isbn=978-602-5574-56-6|pages=11|url-status=live}}</ref> Kondisi sejahtera dapat terwujud manakala jarak antara harapan dan kenyataan tidak terlalu lebar.<ref name=":0" /> Melalui intervensi sosial, [[hambatan-hambatan sosial]] yang dihadapi kelompok sasaran perubahan akan diatasi.<ref name=":0" /> Dengan kata lain, intervensi sosial berupaya memperkecil jarak antara harapan lingkungan dengan kondisi riil klien.<ref name=":0" />
▲* Loewenberg, Frank M. 1972. “Social Work, Social Welfare, and Social Intervention”. In Loewenberg, Frank M., Ralph Dolgoff. ''The Practice of Social Intervention: Goals, Roles, and Strategies''. Itaca: FE Peacock Publisher Inc.
▲== Sistem Intervensi Sosial ==
* '''Sistem Pelaksana Perubahan''', merupakan sekelompok orang yang memberikan bantuan berdasarkan [[keahlian]] yang beragam, bekerja dengan [[sistem]] yang beragam, dan bekerja secara [[profesional]].<ref name="Pincus">{{en}} Pincus,Allen dan Anne Minahan. 1973. Social Work Practice: Model And Method. Madison: F.E. Peacock Publishers, Inc. Hal. 53-62</ref> Sistem pelaksana perubahan (SPP) dapat dikategorikan menjadi dua berdasarkan tempat di mana ia bekerja, yaitu '''SPP dalam lembaga''' dan '''luar lembaga'''.<ref name="Pincus">{{en}} Pincus,Allen dan Anne Minahan. 1973. Social Work Practice: Model And Method. Madison: F.E. Peacock Publishers, Inc. Hal. 53-62</ref> Masing-masing di antara keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Bagi '''SPP dalam lembaga''', kekurangannya adalah cenderung tidak objektif karena dipengaruhi oleh lingkungan dan kepentingan lembaga.<ref name="Pincus"/> Sedangkan, kelebihan yang dimiliki adalah kemudahan dalam mengenali lingkungan karena tersedianya akses terhadap pihak-pihak penyedia informasi, seperti anggota lembaga dan [[direktur]] lembaga.<ref name="Pincus"/> Bagi '''SPP luar lembaga''', kekurangannya adalah sulit dalam mengenali lingkungan karena kurangnya akses terhadap pihak-pihak penyedia [[informasi]] (mencari informasi sendiri).<ref name="Pincus"/> Sedangkan, SPP luar lembaga memiliki kelebihan dalam hal objektivitas karena tidak dipengaruhi oleh [[lingkungan]] dan kepentingan lembaga (mandiri).<ref name="Pincus"/>
* '''Sistem Klien''', merupakan sistem yang meminta bantuan, memperoleh bantuan, dan terlibat dalam pelayanan yang diberikan oleh SPP.<ref name="Pincus"/> Sistem klien dikategorikan menjadi dua, yaitu '''[[klien potensial]]''' dan '''[[klien aktual]]'''.<ref name="Pincus"/> Disebut sebagai klien potensial manakala ia memiliki masalah, namun belum terjadi kontrak (persetujuan kerjasama) dengan pelaksana perubahan.<ref name="Pincus"/> Disebut sebagai klien aktual manakala ia memiliki masalah dan sudah terjalin [[kontrak]] (persetujuan kerjasama) dengan pelaksana perubahan.<ref name="Pincus"/>
* '''Sistem Sasaran''', merupakan orang-orang atau [[organisasi]] yang berpengaruh dalam pencapaian tujuan perubahan.<ref name="Pincus"/>
* '''Sistem Aksi''', merupakan orang-orang yang bersama-sama dengan pelaksana perubahan berusaha untuk menyelesaikan permasalahan dan mencapai tujuan-tujuan usaha perubahan.<ref name="Pincus"/>
== Tahapan Intervensi ==
Menurut Pincus dan Minahan, intervensi sosial meliputi tahapan sebagai berikut:
1. Penggalian Masalah, merupakan tahap di mana pekerja sosial mendalami situasi dan masalah klien atau sasaran perubahan.<ref name="pincus1">{{en}} Pincus, Allen dan Anne Minahan. 1973. Social Work Practice: Model and Method. Itaca: F.E. Peacock Publisher, Inc. Hal. 101-103</ref> Tujuan dari tahap penggalian masalah adalah membantu pekerja sosial dalam memahami, mengidentifikasi, dan menganalisis faktor-faktor relevan terkait situasi dan masalah yang bersangkutan.<ref name="pincus1"/> Berdasarkan hasil penggalian masalah tersebut, pekerja sosial dapat memutuskan masalah apa yang akan ia selesaikan, tujuan dari upaya perubahan, dan cara mencapai tujuan.<ref name="pincus1"/> Penggalian masalah terdiri dari beberapa konten, di antaranya:<ref name="pincus1"/>
- Identifikasi dan penentuan masalah
- Analisis dinamika situasi sosial
- Menentukan tujuan dan target
- Menentukan tugas dan strategi
- Stabilisasi upaya perubahan
2. Pengumpulan Data, merupakan tahap di mana pekerja sosial mengumpulkan informasi yang dibutuhkan terkait masalah yang akan diselesaikan.<ref name="pincus2">{{en}} Pincus, Allen dan Anne Minahan. 1973. Social Work Practice: Model and Method. Itaca: F.E. Peacock Publisher, Inc. Hal. 117</ref> Dalam melakukan pengumpulan data, terdapat tiga cara yang dapat digunakan, yaitu: pertanyaan, observasi, dan penggunaan data tertulis.<ref name="pincus2"/>
3. Melakukan Kontak Awal
4. Negosiasi Kontrak, merupakan tahap di mana pekerja sosial menyempurnakan tujuan melalui kontrak pelibatan klien atau sasaran perubahan dalam upaya perubahan.<ref name="pincus3">{{en}} Pincus, Allen dan Anne Minahan. 1973. Social Work Practice: Model and Method. Itaca: F.E. Peacock Publisher, Inc. Hal. 162</ref>
5. Membentuk Sistem Aksi, merupakan tahap di mana pekerja sosial menentukan sistem aksi apa saja yang akan terlibat dalam upaya perubahan.<ref name="pincus2">{{en}} Pincus, Allen dan Anne Minahan. 1973. Social Work Practice: Model and Method. Itaca: F.E. Peacock Publisher, Inc. Hal. 194</ref>
6. Menjaga dan Mengkoordinasikan Sistem Aksi, merupakan tahap di mana pekerja sosial melibatkan pihak-pihak yang berpengaruh terhadap tercapainya tujuan perubahan.<ref name="pincus2">{{en}} Pincus, Allen dan Anne Minahan. 1973. Social Work Practice: Model and Method. Itaca: F.E. Peacock Publisher, Inc. Hal. 227</ref>
7. Memberikan Pengaruh
8. Terminasi
== Lihat pula ==
* [[Konseling]]
== Referensi ==
{{Reflist}}
[[Kategori:Ilmu sosial]]
|