Kesenian dari barang bekas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
43Rambu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Pranala luar: clean up
 
(72 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{unreliable sources|date=Mei 2016}}
'''[[Kesenian dari Barang Bekas|Kesenian]] dari barang bekas''' adalah salah satu jenis hasil karya seni oleh individu ataupun kelompok dimanadi mana bahan - bahannya terdiri dari barang-barang bekas.<ref name="pengertian kesenian barang bekas">Sandyakalaning Tanah Dewata: suara perlawanan dan pelenyapan.I Ngurah Suryawan.Kepel Press, 2005.10 Sep 2008</ref> Kesenian barang bekas pertama kali dikenalkan oleh Wensislaus Makur, seorang kelahiran [[Flores]].<ref Beliauname="pengertian kesenian barang bekas"/> Dia merupakan bekas [[buruh]] bangunan di [[Bali]].<ref name="pengertian kesenian barang bekas"/> Wensislaus Makur membuat [[tas]] unik dari [[limbah]] [[karung]] plastik [[beras]], sampai menembus [[pasar]] [[konsumen]] di [[Eropa]].<ref name="pengertian kesenian barang bekas"/>
 
Barang-barang bekas yang dijadikan [[karya seni]] ini adalah bentuk pemanfaatan, penghematan, dan gerakan untuk menjaga [[lingkungan]].<ref Banyakname="kesenian orang yang sering membuang barang-barang bekas">Pengrajin ketradisional tempatdaerah sampah, padahal sebagian masih dapatSumatera dimanfaatkanBarat.Pengrajin Barang-barangtradisional inidaerah sebenarnyaSumatera layak untuk orang lain, oleh sebab itu kita harus jeli memanfaatkan barang tersebut. Pemanfaatan barang bekas perlu dilakukan karena selain untuk menghemat,kita juga telah turut menjaga lingkungan.Barat
Penulis Zaiful Anwar, Helmy Aswan, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya (Indonesia).Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya, 1991.1 Des 2006</ref> Banyak orang yang sering membuang barang-barang bekas ke tempat [[sampah]], padahal sebagian masih dapat dimanfaatkan. Barang-barang ini sebenarnya layak untuk orang lain, oleh sebab itu kita harus jeli memanfaatkan barang tersebut.<ref name="kesenian barang bekas"/> Pemanfaatan barang bekas perlu dilakukan karena selain untuk menghemat,kita juga telah turut menjaga [[lingkungan]].<ref name="kesenian barang bekas"/>
''Tak ada rotan, akarpun jadi'', begitulah bunyi salah satu peribahasa Indonesia yang mengandung makna dalam keadaan terpaksa, kita harus [[kreatif]] untuk bisa memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan menggunakan alat atau cara - cara yang tidak biasa.<ref name="dalam keadaan terpaksaperibahasa">http://idkamissore.wikiquoteblogspot.orgcom/wiki2009/Tak_ada_rotan03/memulai-bisnis-kerajinan-tangan.hmtl,_akarpun_jadi) Muhammadirham
</ref>. [[Peribahasa]] ini tepat digunakan untuk kesenian dari barang bekas, karena barang yang unik itu tidak hanya dibuat dengan menggunakan bahan dan [[teknologi]] yang tinggi, tetapi kita bisa memanfaatkan barang bekas dengan cara yang sangat sederhana.<ref name="peribahasa"/> Beberapa contoh barang bekas yang ada di sekitar kita, seperti [[plastik]], bungkus sabun, bungkusan permen, kardus bekas, kertas bekas atau [[koran]] bekas, gelas retak, gelas plastik, sedotan minuman, benang, boneka, celengan, kaleng bekas, kapas dapat dimanfaatkan menjadi barang yang mempunyai [[nilai estetika]].<ref name="peribahasa"/>
 
 
== Pemanfaatan Barang Bekas ==
[[Berkas:Tiesto transparente phalaenopsis.JPG|jmpl|250px|Pot bunga dari plastik]]
Mengetahui info dan berita mengenai berbagai hal sudah menjadi [[kebutuhan]] setiap [[manusia]].<ref name="pemanfaatan sampah">Meraup Duit dari Barang Seken.
MengetahuiMia infoSiti danAminah, beritaSS. mengenai& berbagaiSepti halRinasusanti.Niaga sudah menjadi kebutuhan setiap manusia.Swadaya</ref> Untuk mengetahui isi [[dunia]], kita tidak perlu berkeliling dunia.<ref name="pemanfaatan sampah"/> Kemudahan akses [[informasi]] sekarang ini memudahkan orang untuk mengetahui kabar terkini bahkan hingga ke tempat yang jauh sekalipun.<ref name="pemanfaatan sampah"/> Ada banyak media [[informasi]] misalnya [[televisi]], [[radio]], [[internet]], [[majalah]], [[buku]], maupun [[koran]].<ref name="pemanfaatan sampah"/> Koran merupakan salah satu media [[informasi]] yang tidak pernah hilang dalam kehidupan manusia. Sampai saat ini koran merupakan salah satu [[media]] informasi yang cukup diminati [[masyarakat]].<ref name="pemanfaatan sampah"/> Bahkan tidak sedikit orang yang berlangganan koran untuk mengetahui informasi terbaru.<ref name="pemanfaatan sampah"/> Namun, setelah dibaca, orang sering mengabaikan koran tersebut,bahkan membuangnya.<ref name="pemanfaatan sampah"/> Jika koran itu diabaikan, maka lama-kelamaan akan menumpuk dan mengotori [[rumah]].<ref name="pemanfaatan sampah"/> Biasanya, orang akan menjualnya ke [[tukang loak]]. Hal ini memang merupakan sebuah solusi praktis yang cukup baik.<ref name="pemanfaatan sampah"/> Tetapi, koran-koran bekas yang awalnya hanya mengotori rumah itu dapat kita olah menjadi barang-barang yang memiliki fungsi sehingga bisa dipakai serta mempunyai nilai seni dan nilai ekonomis yang tinggi.<ref name="pemanfaatan sampah"/> Koran bekas tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam [[produk]] kerajinan seperti kap lampu, vas bunga, tempat tisu, tempat majalah, keranjang buah, tempat pensil, baki, keranjang sampah, dompet,<ref>[http://bahan-membuat.com/dompet-lucu-dari-kertas-susu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160506204017/http://bahan-membuat.com/dompet-lucu-dari-kertas-susu |date=2016-05-06 }}kerajinan dompet kemasan susu bekas</ref> wadah perhiasan, wadah [[telepon genggam]], tempat pakaian kotor, asbak, dan hiasan dinding.<ref name="pemanfaatan sampah"/>
 
Selain memanfaatkan koran bekas, plastik bekas pun dapat dimanfaatkan.<ref name="sampah rumah tangga">Global warming for beginner: pengantar komprehensif tentang Global Warming.Dadang Rusbiantoro.Niaga Swadaya, 2008</ref> Banyak pihak yang mengungkapkan [[Jakarta]] adalah kota [[metropolitan]] yang [[modern]].<ref name="sampah rumah tangga"/> [[Kota]] metropolitan ini memiliki [[bangunan]] bertingkat dan pusat-pusat perbelanjaan modern yang menawarkan berbagai [[produk]] modern.<ref name="sampah rumah tangga"/> Namun dari segi kebersihan lingkungan, Jakarta belum memenuhi kriteria tersebut.<ref name="sampah rumah tangga"/> Data terakhir dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta menunjukkan, jumlah [[sampah]] di Jakarta mencapai hampir 28.000 meter kubik setiap hari.<ref name="sampah rumah tangga">http://www.ideaonline.co.id/article.php?name=/membuat-tas-mungil-dari-kemasan-plastik&channel=tips_trik></ref>. Komposisinya terdiri dari 65 persen [[sampah organik]] dan 35 persen [[sampah nonorganik]].<ref name="sampah rumah tangga"/> Penyumbang terbesar sampah itu berasal dari sampah [[rumah tangga]] yang mencapai sekitar 60 persen dari total sampah yang terdapat di Jakarta setiap harinyaJumlahharinya]].<ref name="sampah rumah tangga"/> Jumlah sampah plastik tergolong cukup besar.<ref name="sampah rumah tangga"/> Padahal, sampah plastik membutuhkan waktu 200 sampai 1.000 tahun untuk dapat terurai.<ref name="sampah rumah tangga"/> Data dari ''[[Environment Protection Body'']], sebuah lembaga lingkungan hidup di [[Amerika Serikat]], mencatat ada sekitar 500 miliar sampai 1 triliun tas plastik digunakan di seluruh dunia setiap tahunnya.<ref name="sampah rumah tangga"/> Ini berarti, sampah plastik jumlahnya terhitung cukup banyak.<ref name="sampah rumah tangga"/> Itulah sebabnya, Yayasan [[Unilever Indonesia]] bekerja sama dengan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat, mencoba memberikan penyadaran bahaya sampah plastik tersebut dengan melakukan kegiatan '' [[Jakarta Green & Clean'']] yang melibatkan banyak ibu rumah tangga di lima wilayah.<ref Jakartaname="pengusaha">Panduan Lengkap Memulai dan Mengelola Usaha dirumah.Lucia Priandarini.TransMedia.</ref> Ibu-ibu rumah tangga itu diajak untuk mengubah sampah plastik bekas bungkusan sabun cuci, pewangi busana, pengharum ruangan, dan sebagainya, menjadi karya kreatif yang berguna.<ref name="pengusaha"/> Mulai dari dompet berbagai ukuran, tas, sampai payung, dan berbagai pernak-pernik bermanfaat lainnya.<ref name="pengusaha"/> Ibu-ibu yang menjadi kader lingkungan di kedua tempat itu, terlihat antusias mengumpulkan plastik-plastik bekas bungkusan dan dijahit menjadi dompet, tas, payung, dan barang-barang berguna lainnya.<ref name="pengusaha"/>
Mengetahui info dan berita mengenai berbagai hal sudah menjadi kebutuhan setiap manusia. Untuk mengetahui isi dunia kita tidak perlu berkeliling dunia. Kemudahan akses informasi sekarang ini memudahkan orang untuk mengetahui kabar terkini bahkan hingga ke tempat yang jauh sekalipun. Ada banyak media informasi misalnya televisi, radio, internet, majalah, buku, maupun koran. Koran merupakan salah satu media informasi yang tidak pernah hilang dalam kehidupan manusia. Sampai saat ini koran merupakan salah satu media informasi yang cukup diminati masyarakat. Bahkan tidak sedikit orang yang berlangganan koran untuk mengetahui informasi terbaru. Namun, setelah dibaca, orang sering mengabaikan koran tersebut,bahkan membuangnya.Jika koran itu diabaikan, maka lama-kelamaan akan menumpuk dan mengotori rumah. Biasanya, orang akan menjualnya ke tukang loak.Hal ini memang merupakan sebuah solusi praktis yang cukup baik. Tetapi, koran-koran bekas yang awalnya hanya mengotori rumah itu dapat kita olah menjadi barang-barang yang memiliki fungsi sehingga bisa dipakai serta mempunyai nilai seni dan nilai ekonomis yang tinggi. Koran bekas tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam produk kerajinan seperti kap lampu, vas bunga, tempat tisu, tempat majalah, keranjang buah, tempat pensil, baki, keranjang sampah, dompet, wadah perhiasan, wadah telepon genggam, tempat pakaian kotor, asbak, dan hiasan dinding.
 
Selain memanfaatkan koran bekas, plastik bekas pun dapat dimanfaatkan. Banyak pihak yang mengungkapkan Jakarta adalah kota metropolitan yang modern. Kota metropolitan ini memiliki bangunan bertingkat dan pusat-pusat perbelanjaan modern yang menawarkan berbagai produk modern. Namun dari segi kebersihan lingkungan, Jakarta belum memenuhi kriteria tersebut. Data terakhir dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta menunjukkan, jumlah sampah di Jakarta mencapai hampir 28.000 meter kubik setiap hari<ref name="sampah">http://www.ideaonline.co.id/article.php?name=/membuat-tas-mungil-dari-kemasan-plastik&channel=tips_trik></ref>. Komposisinya terdiri dari 65 persen sampah organik dan 35 persen sampah nonorganik. Penyumbang terbesar sampah itu berasal dari sampah rumah tangga yang mencapai sekitar 60 persen dari total sampah yang terdapat di Jakarta setiap harinyaJumlah sampah plastik tergolong cukup besar. Padahal, sampah plastik membutuhkan waktu 200 sampai 1.000 tahun untuk dapat terurai. Data dari ''Environment Protection Body'', sebuah lembaga lingkungan hidup di Amerika Serikat, mencatat ada sekitar 500 miliar sampai 1 triliun tas plastik digunakan di seluruh dunia setiap tahunnya. Ini berarti, sampah plastik jumlahnya terhitung cukup banyak. Itulah sebabnya, Yayasan Unilever Indonesia bekerja sama dengan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat, mencoba memberikan penyadaran bahaya sampah plastik tersebut dengan melakukan kegiatan '' Jakarta Green & Clean'' yang melibatkan banyak ibu rumah tangga di lima wilayah Jakarta. Ibu-ibu rumah tangga itu diajak untuk mengubah sampah plastik bekas bungkusan sabun cuci, pewangi busana, pengharum ruangan, dan sebagainya, menjadi karya kreatif yang berguna. Mulai dari dompet berbagai ukuran, tas, sampai payung, dan berbagai pernak-pernik bermanfaat lainnya. Ibu-ibu yang menjadi kader lingkungan di kedua tempat itu, terlihat antusias mengumpulkan plastik-plastik bekas bungkusan dan dijahit menjadi dompet, tas, payung, dan barang-barang berguna lainnya.
 
 
== Usaha Kesenian dari Barang Bekas ==
 
Banyak [[pengusaha]] kesenian dari barang bekas ini memulai usahanya hanya karena hobi.<ref name="pengusahapenjual">http://kamissorePemulung di Jakarta.blogspotUniversitas Tarumanagara, 1995.com/2009/03/memulai-bisnis-kerajinan-tangan.html7 Jan 2010</ref>. Misalnya, orang yang [[hobi]] [[menjahit]], akhirnya menjual aneka tas dan dompet jahitan sendiri yang terbuat dari [[kain]] dilengkapi dengan [[pernak-pernik]].<ref name="penjual"/> Selain itu, produk dari barang bekas juga tidak mengeluarkan modal besar, karena hanya memanfaatkan barang bekas.<ref name="penjual"/> Usaha kesenian dari barang bekas ini merupakan kategori dalam menjual keahlian, sehingga yang diperlukan [[kreativitas]] untuk merancang kesenian tersebut.<ref name="penjual"/> Selain itu, tidak mudah menjadi pengusaha produk ini, karena harus dapat membaca situasi [[lingkungan eksternal]].<ref name="penjual"/> Hal ini adalah kunci pokok untuk berhasil.<ref name="penjual"/> Kesenian dari barang bekas digolongkan dalam alternatif mencari penghasilan tambahan dengan membuka usaha sendiri.<ref name="penjual"/> Akan tetapi, diperlukan pengorbanan waktu, tenaga dan biaya apabila ternyata sistem yang dibangun gagal.<ref name="penjual"/>
Selain itu, produk dari barang bekas juga tidak mengeluarkan modal besar, karena hanya memanfaatkan barang bekas .
Usaha kesenian dari barang bekas ini merupakan kategori dalam menjual keahlian, sehingga yang diperlukan kreativitas untuk merancang kesenian tersebut. Selain itu, tidak mudah menjadi pengusaha produk ini, karena harus dapat membaca situasi lingkungan eksternal. Hal ini adalah kunci pokok untuk berhasil. Kesenian dari barang bekas digolongkan dalam alternatif mencari penghasilan tambahan dengan membuka usaha sendiri. Akan tetapi, diperlukan pengorbanan waktu, tenaga dan biaya apabila ternyata sistem yang dibangun gagal.
 
== Referensi ==
 
 
== Catatan Kaki ==
 
{{reflist}}
== Lihat Pula ==
* [[Sampah]]
 
== Pranala luar ==
 
* {{en}} [http://www.epa.gov Environment Protection Body]
== Rujukan ==
* {{id}} [http://www.jdfi.co.id/jgc/ Jakarta Green & Clean] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110101060955/http://www.jdfi.co.id/jgc/ |date=2011-01-01 }}
*Kerajinan Barang Bekas, [Jakarta: Grahalia Indonesia, 2004], Hal 10-12
* {{id}} [http://www.lingkungan.org Link Lingkungan]
*Peluang Bisnis Home Industry , [ Jakarta: AgroMedia Pustaka, 2008],Hal 44-48
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
[[Kategori:Seni]]
  
[[Kategori:Barang Bekas]]