Hubungan internasional: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
46Agung (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Mrbearxx (bicara | kontrib)
 
(205 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{See also|Kebijakan luar negeri}}
{{rapikan}}
{{wikifyPolitik}}
{{politik}}
'''Hubungan Internasional''', adalah cabang dari [[ilmu politik]], merupakan suatu studi tentang persoalan-persoalan luar negeri dan isu-isu [[global]] di antara negara-negara dalam sistem internasional, termasuk peran negara-negara, organisasi-organisasi antarpemerintah, organisasi-organisasi nonpemerintah atau lembaga swadaya masyarakat, dan perusahaan-perusahaan multinasional.<ref> Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: Remaja Rosdakarya.</ref>.Hubungan Internasional adalah suatu bidang akademis dan kebijakan publik dan dapat bersifat positif atau normatif karena berusaha menganalisis serta merumuskan kebijakan luar negeri negara-negara tertentu.<ref>Stanley Hoffman,(ed). 1960. Contemporary Theory in International Relations. New Jersey: Englewood, hal.6</ref>.
 
'''Hubungan Internasional''' ('''HI'''; sering disebut '''[[Studi Internasional]]''' ('''SI'''), meski keduanya tidak sama) adalah ilmu yang mempelajari hubungan antarnegara, termasuk peran sejumlah [[negara berdaulat|negara]], [[organisasi internasional|organisasi antarpemerintah]] (IGO), [[organisasi nonpemerintah internasional]] (INGO), [[organisasi non-pemerintah]] (NGO), dan [[perusahaan multinasional]] (MNC). HI merupakan sebuah bidang [[akademik]] dan [[kebijakan|kebijakan publik]] dan dapat bersifat [[positif (ilmu sosial)|positif]] atau [[norma (sosiologi)|normatif]], karena keduanya berusaha menganalisis dan merumuskan [[kebijakan luar negeri]] negara-negara tertentu. HI sering dianggap sebagai cabang [[ilmu politik]] (khususnya setelah [[Tata Nama UNESCO (4 digit)|tata nama UNESCO]] tahun 1988), tetapi pihak [[akademia|akademisi]] lebih suka menganggapnya sebagai bidang studi yang interdisipliner. Aspek-aspek hubungan internasional telah dipelajari selama ribuan tahun sejak masa [[Thucydides]], tetapi baru pada awal abad ke-20 HI menjadi disiplin yang terpisah dan tetap.<ref>Columbia Encyclopedia: international relations</ref>
 
SelainBerbeda dengan ilmu politik, Hubungan InternasionalHI menggunakan pelbagaiberbagai bidang ilmu seperti [[ekonomi]], [[sejarah]], [[hukum internasional]], [[filsafat]], [[ilmu wilayah|geografi]], [[kerja sosial]], [[sosiologi]], [[antropologi]], [[kriminologi]], [[psikologi]], [[studi-studi budayagender]], dalamdan kajian-kajiannya.<ref>George[[ilmu Shcwarzenberger. 1964. Power Politics. London: Prentice Hall.<budaya]]/ref>[[kulturologi]]. HI mencakup rentang isu yang luas, daritermasuk [[globalisasi]], dan dampak-dampaknya terhadap masyarakat-masyarakat dan[[negara berdaulat|kedaulatan negara]], sampai[[keamanan kelestrarianinternasional]], ekologis[[kelestarian]] [[ekologi|lingkungan]], [[proliferasi nuklir]], [[nasionalisme]], perkembangan[[pembangunan ekonomi]], [[keuangan global]], [[terorisme]], [[kejahatan yang terorganisasi]], keselamatan umat[[keamanan manusia]], [[intervensionisme asing]], dan hak-[[hak asasi manusia]].<ref>Graham Evan dan Jeffney Newham. 1990. The Dictionary of World Politics: A Reference Guide to Concepts, Ideas, and Institutions. Harvester: Wheatsheaf.</ref>
 
== Sejarah ==
Sejarah hubungan internasional sering dianggap berawal dari [Perdamaian Westphalia] pada [1648], ketika sistem negara modern dikembangkan.<ref>Charles A.McClelland. 1986. Ilmu Hubungan Internasional: Teori dan Sistem. Jakarta: Rajawali.</ref> Sebelumnya, organisasi-organisasi otoritas politik abad pertengahan [Eropa] didasarkan pada tatanan hirarkis yang tidak jelas. Westphalia membentuk konsep legal tentang kedaulatan, yang pada dasarnya berarti bahwa para penguasa, atau kedaulatan-kedaulatan yang sah tidak akan mengakui pihak-pihak lain yang memiliki kedudukan yang sama secara internal dalam batas-batas kedaulatan wilayah yang sama.<ref>K.J.Holsti. 1992. Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis. Bandung: Bina Cipta.</ref>Otoritas Yunani dan Roma kuno kadang-kadang mirip dengan sistem Westphalia, tetapi keduanya tidak memiliki gagasan kedaulatan yang memadai.<ref>Moechtar Mas'oed. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta: LP3ES.</ref>
[Westphalia] mendukung bangkitnya negara-bangsa (nation-state), institusionalisasi terhadap diplomasi dan tentara.<ref>http://ejt.sagepub.com/cgi/content/abstract/8/1/5</ref> Sistem yang berasal dari Eropa ini diekspor ke Amerika, Afrika, dan Asia, lewat kolonialisme, dan “standar-standar peradaban”.<ref>http://www.britannica.com/EBchecked/topic/291237/study-of-international-relations</ref> Sistem internasional kontemporer akhirnya dibentuk lewat dekolonisasi selama [Perang Dingin].<ref>http://www.irtheory.com/know.htm</ref>Namun, sistem ini agak terlalu disederhanakan. Sementara sistem negara-bangsa dianggap “modern”, banyak negara tidak masuk ke dalam sistem tersebut dan disebut sebagai “pra-modern”.{{fact}} Lebih lanjut, beberapa telah melampaui sistem negara-bangsa dan dapat dianggap “pasca-modern”.{{fact}} Kemampuan wacana HI untuk menjelaskan hubungan-hubungan di antara jenis-jenis negara yang berbeda ini diperselisihkan.<ref>http://first.sipri.org/</ref> “Level-level analisis” adalah cara untuk mengamati sistem internasional, yang mencakup level individual, negara-bangsa domestik sebagai suatu unik, level internasional yang terdiri atas persoalan-persoalan transnasional dan internasional level global.<ref>Charles W.Kegley dan Eugene R.Wittkopf. 1997. World Politics: Trends and Transformations. New York: St.Martin's Press.</ref>
 
{{Ilmu}}
=== Studi Hubungan internasional ===
Sejarah hubungan internasional dapat ditelusuri hingga ribuan tahun yang lalu; Barry Buzan dan Richard Little, misalnya, menganggap interaksi antara beberapa negara-kota kuno di [[Sumer]]ia, yang berawal pada tahun 3.500 [[Sebelum Masehi|SM]], sebagai sistem internasional paling dewasa pertama di dunia.<ref>Barry Buzan, Richard Little. International Systems in World History: Remaking the Study of International Relations. published 2000</ref>
Pada mulanya, hubungan internasional sebagai bidang studi yang tersendiri hampir secara keseluruhan berkiblat ke Inggris.<ref>http://www.ehow.com/facts_5915008_general-system-theory-international-relations.html</ref>Pada 1919, Dewan Politik internasional dibentuk di University of Wales, Aberystwyth, lewat dukungan yang diberikan oleh [[David Davies]], menjadi posisi akademis pertama yang didedikasikan untuk HI.<ref>http://www.joshuagoldstein.com/jgcore.htm</ref> Pada awal [[1920]]-an, jurusan Hubungan Internasional dari London School of Economics didirikan atas perintah seorang pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Phillip Noel-Baker.Pada [[1927]], Graduate Institute of International Studies (Institut universitaire de hautes Ã(c)tudes internationales), didirikan di [[Jenewa]], [[Swiss]]; institut ini berusaha menghasilkan sekelompok personel khusus untuk Liga Bangsa-bangsa.<ref>http://web.mit.edu/polisci/research/choucri/E-7_Choucri_System_Dynamics_Forecasting_Intl_Relations.pdf</ref> Program HI tertua di Amerika Serikat ada di Edmund A. Walsh School of Foreign Service yang merupakan bagian dari Georgetown Unversity.<ref>http://sfs.georgetown.edu/</ref> Sekolah tinggi pertama jurusan hubungan internasional yang menghasilkan lulusan bergelar sarjana adalah Fletcher Schooldi Tufts.<ref>http://fletcher.tufts.edu/academic/certificate.shtml</ref> Meskipun pelbagai sekolah tinggi yang didedikasikan untuk studi HI telah didirikan di Asia dan Amerika Selatan, HI sebagai suatu bidang ilmu tetap terutama berpusat di Eropa dan Amerika Utara.<ref>http://www.britannica.com/EBchecked/topic/291225/international-relations/32846/The-West-and-the-Russian-Civil-War</ref>
 
[[Berkas:French Spanish and Polish fashion.jpg|jmpl|272px|Potret resmi Raja [[Władysław IV Vasa|Władysław IV]] dengan pakaian model [[Kerajaan Prancis|Prancis]], [[Spanyol Habsburg|Spanyol]], dan Polandia yang merefleksikan kerumitan politik [[Persemakmuran Polandia-Lituania]] selama [[Perang Tiga Puluh Tahun]]]]
== Teori hubungan internasional ==
'''Artikel utama: Teori hubungan internasional'''
 
Sejarah hubungan internasional berdasarkan [[negara berdaulat]] dapat ditelusuri hingga [[Perdamaian Westfalen]] (Westphalia) tahun 1648, sebuah batu loncatan dalam perkembangan sistem negara modern. Sebelumnya, organisasi otoritas politik Eropa abad pertengahan masih didasarkan pada ordo keagamaan hierarkis yang tidak jelas. Berlawanan dengan kepercayaan masyarakat, Westfalen (Westphalia) masih menerapkan sistem kedaulatan berlapis, khususnya di dalam [[Kekaisaran Romawi Suci]].<ref>Stéphane Beaulac: “The Westphalian Model in defining International Law: Challenging the Myth”, ''Australian Journal of Legal History'' Vol. 9 (2004), http://www.austlii.edu.au/au/journals/AJLH/2004/9.html; Krasner, Stephen D.: “Westphalia and all that” in Judith Goldstein & Robert Keohane (eds): ''Ideas and Foreign Policy'' (Ithaca, NY: Cornell UP, 1993), pp.235-264</ref> Selain Perdamaian Westfalen (Westphalia), [[Traktat Utrecht]] tahun 1713 dianggap mencerminkan suatu norma baru bahwa negara berdaulat tidak memiliki kesamaan internal di dalam wilayah tetapnya dan tidak ada penguasa luar yang dapat menjadi penguasa mutlak di dalam perbatasan sebuah wilayah berdaulat.{{Citation needed|date= May 2012}}
Apa yang secara eksplisit diakui sebagai teori hubungan internasional tidak dikembangkan sampai setelah [[Perang Dunia I]], dan dibahas secara lebih rinci di bawah ini.{{fact}} Namun, teori HI memiliki tradisi panjang menggunakan karya ilmu-ilmu sosial lainnya.{{fact}} Penggunaan huruf besar “H” dan “I” dalam hubungan internasional bertujuan untuk membedakan disiplin Hubungan Internasional dari fenomena hubungan internasional.{{fact}} Banyak orang yang mengutip Sejarah Perang Peloponnesia karya Thucydides sebagai inspirasi bagi teori realis, dengan [[Leviathan]] karya [[Hobbes]] dan [[The Prince]] karya [[Machiavelli]] memberikan pengembangan lebih lanjut.{{fact}} Demikian juga, [[liberalisme]] menggunakan karya [[Kant]] dan [[Rousseau]], dengan karya Kant sering dikutip sebagai pengembangan pertama dari Teori Perdamaian Demokratis.{{fact}} Meskipun hak-hak asasi manusia kontemporer secara signifikan berbeda dengan jenis hak-hak yang didambakan dalam hukum alam, [[Francisco de Vitoria]], [[Hugo Grotius]], dan [[John Locke]] memberikan pernyataan-pernyataan pertama tentang hak untuk mendapatkan hak-hak tertentu berdasarkan kemanusiaan secara umum.{{fact}} Pada abad ke-20, selain teori-teori kontemporer intenasionalisme liberal, [[Marxisme]] merupakan landasan hubungan internasional.{{fact}}
 
Tahun-tahun antara 1500 hingga 1789 menjadi masa kebangkitan [[negara berdaulat|negara-negara]] berdaulat yang merdeka, institusionalisasi [[diplomasi]] dan angkatan bersenjata. [[Revolusi Prancis]] turut menambahkan ide baru bahwa yang dapat ditetapkan sebagai berdaulat bukanlah pangeran atau oligarki, tetapi warga negara yang didefinisikan sebagai bangsa. Suatu negara yang bangsanya berdaulat dapat disebut sebuah [[negara-bangsa]] (berbeda dengan monarki atau negara keagamaan). Istilah [[republik]] mulai menjadi sinonimnya. Sebuah model alternatif negara-bangsa dikembangkan sebagai tanggapan atas konsep republik Prancis oleh bangsa Jerman dan lainnya, yang bukannya memberikan kedaulatan kepada warga negara, malah mempertahankan pangeran dan kerajaan, tetapi menetapkan kenegarabangsaan dalam hal etnolinguistik, sehingga menetapkan ide yang jarang terwujud bahwa semua orang yang mempertuturkan satu bahasa dimiliki oleh satu negara saja. Klaim yang sama terhadap kedaulatan dibuat untuk kedua bentuk negara-bangsa. Perlu diketahui bahwa di Eropa saat ini, beberapa negara mengikuti kedua definisi negara-bangsa: banyak yang melanjutkan sistem kerajaan berdaulat, dan sedikit sekali negara yang homogen etnisnya.
Perkembangan fenomena hubungan internasional telah memasuki aspek-aspek baru, dimana Hubungan Internasional tidak hanya mengkaji tentang negara, tetapi juga mengkaji tentang peran aktor non-negara di dalam ruang lingkup politik global.{{fact}} Peran non-state actor yang semakin dominan mengindikasikan bahwa non-state actor memegang peran yang penting.{{fact}}
 
Sistem Eropa yang mengusung kesetaraan kedaulatan negara-negara dibawa ke Amerika, Afrika, dan Asia melalui [[kolonialisme]] dan "standar peradaban" mereka. Sistem internasional kontemporer akhirnya ditetapkan melalui [[dekolonisasi]] selama [[Perang Dingin]]. Tetapi, hal ini malah terlalu disederhanakan. Meski sistem negara-bangsa dianggap "modern", banyak negara belum memberlakukan sistem ini dan dianggap "pra-modern".
Dewasa ini, fenomena hubungan internasional telah memasuki ranah budaya (seperti klaim tari pendet Malaysia terhadap indonesia), sehingga Hubungan Internasional memerlukan kajian teoritis dari dispilin ilmu lainnya.{{fact}}
 
Lebih jauh lagi, beberapa negara telah bergerak keluar dari penuntutan kedaulatan penuh, dan dapat dianggap "pascamodern". Kemampuan kuliah HI kontemporer untuk menjelaskan hubungan antara jenis-jenis negara ini masih diragukan. "Tingkat analisis" adalah cara memandang sistem internasional, yang mencakup tingkat individual, kondisi domestik sebagai satu kesatuan, tingkat internasional berupa persoalan transnasional dan antarpemerintah, dan tingkat global.
 
Hal yang secara eksplisit diakui sebagai teori Hubungan Internasional belum dikembangkan hingga akhir [[Perang Dunia I]]. Meski begitu, teori HI sudah lama bergantung pada karya [[ilmu sosial]] lain. Pemakaian huruf kapital "H" dan "I" dalam Hubungan Internasional bertujuan untuk membedakan disiplin akademik Hubungan Internasional dari fenomena hubungan internasional. Banyak orang merujuk ''[[The Art of War]]'' karya [[Sun Tzu]] (abad ke-6 SM), ''[[History of the Peloponnesian War]]'' karya [[Thucydides]] (abad ke-5 SM), ''[[Arthashastra]]'' karya [[Chanakya]] (abad ke-4 SM) sebagai inspirasi bagi teori realis, dengan penjelasan yang lebih dalam oleh ''[[Leviathan (buku)|Leviathan]]'' karya [[Thomas Hobbes|Hobbes]] dan ''[[The Prince]]'' karya [[Niccolò Machiavelli|Machiavelli]].
=== Teori Epistemologi dan teori HI ===
Teori-teori Utama Hubungan Internasional''' Realisme
[[Neorealisme], Dipelopori oleh Kenneth Waltz, istilah kunci : struktur, agen, sistem internasional{{fact}}
[[Idealisme]], Dipelopoeri oleh Imanuel Kant, istilah kunci : Pacific UnION{{fact}}
[[Liberalisme]]. Dipelopori oleh Robert Keohane, istilah kunci : complex interdepency{{fact}}
[[Neoliberalisme]],{{fact}}
[[Marxisme dan Neo Marxis]]{{fact}}
[[Teori dependensi]]{{fact}}
 
Demikian pula, [[teori hubungan internasional liberal|liberalisme]] bergantung pada karya [[Immanuel Kant|Kant]] dan [[Jean Jacques Rousseau|Rousseau]], dengan karya Kant yang sering dirujuk sebagai penjelasan pertama mengenai [[teori perdamaian demokratis]]. Meski hak asasi manusia kontemporer dianggap berbeda daripada tipe hak asasi yang tergambar dalam [[hukum kodrat]], [[Francisco de Vitoria]], [[Hugo Grotius]] dan [[John Locke]] memberikan penjelasan langsung mengenai penetapan universal terhadap hak-hak tertentu atas dasar kemanusiaan umum. Pada abad ke-20, selain teori kontemporer internasionalisme liberal, [[Marxisme]] telah menjadi dasar hubungan internasional.
[[Teori kritis]] dipelopori oleh Jurgen Habermas, istilah kunci : Paradigma Komunikasi, Paradigma Kesadaran, Alienisasi, Emansipatoris.{{fact}}
 
=== Studi HI ===
[[Konstruksivisme]]{{fact}}
[[Berkas:UN Members Flags2.JPG|jmpl|250px|Bendera negara anggota [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]]]]
[[Fungsionalisme]]{{fact}}
Awalnya, hubungan internasional sebagai bidang studi yang terpisah hampir sepenuhnya [[Britania Raya|Britania]]-sentris. HI baru muncul sebagai 'disiplin' akademik formal pada tahun 1918 melalui pembentukan jabatan dosen ilmu HI pertama, Woodrow Wilson Chair di Aberystwyth, Universitas Wales (sekarang [[Universitas Aberystwyth]]<ref>http://www.aber.ac.uk/en/interpol/ Department of International Politics, Aberystwyth University</ref>) atas sumbangan [[David Davies, 1st Baron Davies|David Davies]], dan menjadi jabatan akademik pertama dalam bidang HI. Hal ini dengan cepat diikuti oleh pembukaan studi HI di berbagai universitas Amerika Serikat dan Jenewa, Swiss. Pada awal 1920-an, departemen Hubungan Internasional [[London School of Economics]] didirikan atas sumbangan pemenang [[Hadiah Nobel Perdamaian]] [[Philip Noel-Baker]], dan merupakan institut pertama yang memiliki berbagai macam gelar dalam bidang ini. Selain itu, departemen Sejarah Internasional di LSE terus berfokus pada sejarah HI pada periode [[modern awal]], kolonial, dan [[Perang Dingin]].
[[Neofungsiionalisme]]{{fact}}
[[Negativitas Total dari TW Adorno]], untuk memahami isu-isu lingkungan{{fact}}
[[Masyarakat Konsumtif dari Herbert Marcuse]], untuk memahami hubungan antara masyarakat dengan budaya global{{fact}}
 
Universitas pertama yang didirikan khusus studi HI adalah [[Graduate Institute of International Studies]] (sekarang [[Graduate Institute of International and Development Studies]]), yang didirikan tahun 1927 untuk menghasilkan para diplomat yang berhubungan dengan [[Liga Bangsa-Bangsa]], yang didirikan di Jenewa beberapa tahun sebelumnya. Graduate Institute of International Studies memberikan gelar [[Ph.D.]] pertama dalam bidang hubungan internasional. [[Edmund A. Walsh School of Foreign Service]] di [[Universitas Georgetown]] adalah fakultas hubungan internasional tertua di Amerika Serikat; didirikan tahun 1919. [[Committee on International Relations (University of Chicago)|Committee on International Relations]] di [[Universitas Chicago]] adalah institusi pertama yang memberi gelar sarjana dalam bidang ini pada tahun 1928.
Secara garis besar teori-teori HI dapat dibagi menjadi dua pandangan epistemologis “positivis” dan “pasca-positivis”.{{fact}} Teori-teori positivis bertujuan mereplikasi metode-metode ilmu-ilmu sosial dengan menganalisis dampak kekuatan-kekuatan material.{{fact}} Teori-teori ini biasanya berfokus berbagai aspek seperti interaksi negara-negara, ukuran kekuatan-kekuatan militer, keseimbangan kekuasaaan dan lain-lain.{{fact}}
Epistemologi pasca-positivis menolak ide bahwa dunia sosial dapat dipelajari dengan cara yang objektif dan [[bebas-nilai]].{{fact}} Epistemologi ini menolak ide-ide sentral tentang neo-realisme/liberalisme, seperti teori pilihan rasional, dengan alasan bahwa metode ilmiah tidak dapat diterapkan ke dalam dunia sosial dan bahwa suatu “ilmu” HI adalah tidak mungkin.{{fact}}
 
== Teori ==
Perbedaan kunci antara kedua pandangan tersebut adalah bahwa sementara teori-teori positivis, seperti neo-realisme, menawarkan berbagai penjelasan yang bersifat sebab-akibat (seperti mengapa dan bagaimana kekuasaan diterapkan), teori pasca-positivis pasca-positivis berfokus pada pertanyaan-pertanyaan konstitutif, sebagai contoh apa yang dimaksudkan dengan “kekuasaan”; hal-hal apa sajakah yang membentuknya, bagaimana kekuasaan dialami dan bagaimana kekuasaan direproduksi.{{fact}} Teori-teori pasca-positivs secara eksplisit sering mempromosikan pendekatan normatif terhadap HI, dengan mempertimbangkan etika. Hal ini merupakan sesuatu yang sering diabaikan dalam HI “tradisional” karena teori-teori positivis membuat perbedaan antara “fakta-fakta” dan penilaian-penilaian normatif, atau “nilai-nilai”.{{fact}} Selama periode akhir [[1980]]-an/[[1990]] perdebatan antara para pendukung teori-teori positivis dan para pendukung teori-teori pasca-positivis menjadi perdebatan yang dominan dan disebut sebagai “Perdebatan Terbesar” Ketiga (Lapid 1989.){{fact}}
{{Main|Teori hubungan internasional}}
 
=== Epistemologi dan teori HI ===
{{Kotak teori hubungan internasional}}
Teori HI dapat dibagi menjadi dua kelompok [[epistemologi]]s: "positivis" dan "pascapositivis". Teori positivis bertujuan untuk mereplikasi metode -metode ilmu alam dengan menganalisis dampak kekuatan material. Teori tersebut biasanya berfokus pada fitur hubungan internasional seperti interaksi negara, ukuran pasukan militer, keseimbangan kekuasaan, dll. Epistemologi pascapositivis menolak ide bahwa dunia sosial dapat dipelajari dengan cara yang objektif dan bebas nilai. Teori ini menolak ide-ide sentral berupa neo-realisme/liberalisme, seperti [[teori pilihan rasional]], atas dasar bahwa metode ilmiah tidak dapat diaplikasikan ke dunia sosial dan bahwa 'ilmu pengetahuan' HI mustahil ada.
 
Perbedaan utama antara kedua posisi tersebut adalah bahwa meski teori positivis, seperti neo-realisme, memberikan penjelasan yang bersifat sebab (seperti mengapa dan bagaimana kekuasaan dijalankan), teori pascapositivis berfokus pada pertanyaan yang konstitutif, misalnya apa yang dimaksud dengan 'kekuasaan'; hal apa saja yang menciptakannya, bagaimana kekuasaan dialami dan bagaimana kekuasaan direproduksi. Teori pascapositivis secara eksplisit sering mempromosikan pendekatan normatif terhadap HI dengan mempertimbangkan etika. Ini adalah sesuatu yang sering diabaikan oleh HI 'tradisional', karena teori positivis membuat perbedaan antara 'fakta' dan penilaian normatif, atau 'nilai'.
Islam, yang hanya dipandang orang dan para akademisi hanya sebagai agama, ternyata menyimpan pemikiran hubungan internasional.{{fact}} Sejarah mencatat kekuasaan Islam atau khalifah pada sekitar abad 7M.{{fact}} Pada masa ini, khalifah Islam merupakan suatu global polis atau tatanan hubungan internasional, karena menata hubungan wilayah-wilayah yang disatukan ke dalam bentuk polis.{{fact}} Apabila dikaji lebih dalam, khalifah Islam merupakan suatu order atau tatanan yang mengatur seluruh aspek-aspek kehidupan manusia.{{fact}} Misalnya hukum ekonomi global berlandaskan pada hukum ekonomi Islam, dimana hukum ekonomi Islam tidak mengutamakan riba ( keuntungan atau jiwa-jiwa kapitalis seperti yang diungkapkan oleh Pemikiran Marxis, tetapi suatu sistem ekonomi yang win-win solution serta mengutamakan kesejahteraan bersama, bukan keuntungan pihak tertentu saja. Bandingkan dengan pemikiran-pemikiran ekonomi sekarang ini, seperti Neolib dll, dimana pemikiran telah menciptakan keterbelakangan dan ketergantungan ( depedensi ) yang berakibat pada kesenjangan global.{{fact}}
 
Pada akhir 1980-an dan 1990-an, perdebatan antara kaum positivis dan pascapositivis menjadi perdebatan yang dominan dan telah disebut sebagai "Perdebatan Besar" Ketiga (Lapid 1989).
Teori politik adalah salah satu kajian di dalam bidang hubungan internasional.{{fact}} Teori politik pada dasarnya adalah tentang tata negara.{{fact}} Pemikiran sistem politik demokrasi yang diadopsi oleh negara-negara berkembang merupakan kajian teori politik.{{fact}} Islam adalah sumber teori politik, karena memuat seluruh aspek-aspek kehidupan manusia.{{fact}} Sebagai contoh, sistem ekonomi Islam merupakan teori politik yang bertujuan menjamin kesejahteraan bersama sehingga manusia menjadi "mansalahat" atau tentram.{{fact}} Teori politik yang bersumber dari pemikiran barat adalah suatu mal-praktik bagi manusia itu sendiri, karena manusia tidak menerima esensinya sendiri, tetapi mencari esensi lain yang berakibat pada jatuhnya manusia kepada jurang alienisasi.{{fact}}
 
=== Teori positivis ===
Menurut Imanuel Kant, perdamaian akan tercipta apabila negara-negara menganut sistem demokrasi.{{fact}} Perpertual peace adalah perdamaian yang timbul karena negara-negara menganut sistem demokrasi.{{fact}} Ini adalah kesalahan besar.{{fact}} Perdamaian hanya akan timbul apabila manusia menerima esensinya sebagai manusia, dengan cara menerapkan teori politik Islam yang merupakan sumber dari order manusia itu sendiri.{{fact}}
 
=== Teori-teori Positivis ===
==== Realisme ====
'''[[Realisme (hubungan internasional)|Realisme]]''' berfokus pada keamanan dan kekuasaan negara di atas segalanya. Para penganut pertama seperti [[E.H. Carr]] dan [[Hans Morgenthau]] berpendapat bahwa negara adalah aktor tunggal yang rasional, mementingkan diri sendiri, dan mengejar kekuasaan (''power''). Aktor negara berusaha memaksimalkan keamanan dan kemungkinan keselamatan mereka. Kerja sama antarnegara adalah cara memaksimalkan keselamatan masing-masing negara (berbeda dengan alasan yang lebih idealis). Sama halnya, tindakan perang apapun harus didasarkan pada kepentingan pribadi, alih-alih idealisme. Banyak realis memandang [[Perang Dunia II]] mendukung teori mereka.
Realisme, sebagai tanggapan terhadap liberalisme, pada intinya menyangkal bahwa negara-negara berusaha untuk bekerja sama.{{fact}} Para realis awal seperti E.H. Carr, [[Daniel Bernhard]], dan [[Hans Morgenthau]] berargumen bahwa, untuk maksud meningkatkan keamanan mereka, negara-negara adalah aktor-aktor rasional yang berusaha mencari kekuasaan dan tertarik kepada kepentingan diri sendiri (self-interested).{{fact}} Setiap kerja sama antara negara-negara dijelaskan sebagai benar-benar insidental.{{fact}} Para realis melihat Perang Dunia II sebagai pembuktian terhadap teori mereka.{{fact}} Perlu diperhatikan bahwa para penulis klasik seperti Thucydides, Machiavelli, dan Hobbes sering disebut-sebut sebagai “bapak-bapak pendiri” realisme oleh orang-orang yang menyebut diri mereka sendiri sebagai realis kontemporer.{{fact}} Namun, meskipun karya mereka dapat mendukung doktrin realis, ketiga orang tersebut tampaknya tidak mungkin menggolongkan diri mereka sendiri sebagai realis (dalam pengertian yang dipakai di sini untuk istilah tersebut).{{fact}}
 
Dalam Realisme sendiri terdapat banyak varian yang muncul dari tradisi keilmuan yang panjang. Perlu diketahui bahwa penulis klasik seperti [[Thucydides]], [[Niccolò Machiavelli|Niccolo Machiavelli]], dan [[Thomas Hobbes]] sering disebut sebagai "bapak pendiri" realisme oleh para realis kontemporer.<ref name=":0">{{Cite book|last=Korab-Karpowicz|first=W. Julian|date=2023|url=https://plato.stanford.edu/archives/win2023/entries/realism-intl-relations/|title=Political Realism in International Relations|publisher=Metaphysics Research Lab, Stanford University|editor-last=Zalta|editor-first=Edward N.|edition=Winter 2023|editor-last2=Nodelman|editor-first2=Uri}}</ref> Meski begitu, sementara karya mereka bisa mendukung doktrin realis, kecil kemungkinannya bahwa mereka mengelompokkan diri sebagai realis (dalam artian ini). Para realis biasanya terpisah menjadi dua kelompok: Realis Klasik atau Realis Sifat Alami Manusia (seperti yang dijelaskan di sini) dan Realis Struktural atau Neorealis (di bawah).
==== Liberalisme/idealisme/Internasionalisme Liberal ====
Teori hubungan internasional liberal muncul setelah Perang Dunia I untuk menanggapi ketidakmampuan negara-negara untuk mengontrol dan membatasi perang dalam hubungan internasional mereka.{{fact}} Pendukung-pendukung awal teori ini termasuk [[Woodrow Wilson]] dan [[Normal Angell]], yang berargumen dengan berbagai cara bahwa negara-negara mendapatkan keuntungan dari satu sama lain lewat kerjasama dan bahwa perang terlalu destruktif untuk bisa dikatakan sebagai pada dasarnya sia-sia. Liberalisme tidak diakui sebagai teori yang terpadu sampai paham tersebut secara kolektif dan mengejek disebut sebagai idealisme oleh [[E.H. Carr]]. Sebuah versi baru “idealisme”, yang berpusat pada hak-hak asasi manusia sebagai dasar legitimasi hukum internasional, dikemukakan oleh [[Hans Kóchler]].{{fact}}
 
Realisme politik yakin bahwa politik, seperti masyarakat pada umumnya, dipimpin oleh hukum objektif yang berasal dari sifat alami manusia. Untuk memperbaiki masyarakat, pertama mereka perlu memahami hukum yang menjadi acuan hidup masyarakat. Pelaksanaan hukum-hukum tersebut tidak berubah dengan pilihan kita, masyarakat akan menantangnya jika muncul risiko kegagalan.
==== Neorealisme ====
 
Neorealisme terutama merupakan karya Kenneh Waltz (yang sebenarnya menyebut teorinya “realisme struktural” di dalam buku karangannya yang berjudul Man, the State, and War).{{fact}} Sambil tetap mempertahankan pengamatan-pengamatan empiris realisme, bahwa hubungan internasional dikarakterka oleh hubungan-hubungan antarnegara yang antagonistik, para pendukung neorealisme
Realisme, yang juga percaya terhadap objektivitas hukum politik, juga harus percaya terhadap kemungkinan mengembankan sebuah teori rasional yang merfleksikan hukum-hukum objektif ini sekalipun tidak sempurna dan memihak. Realisme juga percaya pada kemungkinan pemisahan dalam politik antara fakta dan pendapat-antara apa yang benar secara objektif dan rasional, diperkuat oleh bukti dan dicerahkan oleh alasan, dan apa yang berupa penilaian subjektif, dipisahkan dari fakta sebagaimana adanya dan diinformasikan oleh pemikiran yang buruk sangka dan penuh harapan.
menunjuk struktur anarkis dalam sistem internasional sebagai penyebabnya.{{fact}} Mereka menolak berbagai penjelasan yang mempertimbangkan pengaruh karakteristik-karakteristik dalam negeri negara-negara.{{fact}} Negara-negara dipaksa oleh pencapaian yang relatif (relative gains) dan keseimbangan yang menghambat konsentrasi kekuasaan.{{fact}} Tidak seperti realisme, neo-realisme berusaha ilmiah dan lebih positivis.{{fact}} Hal lain yang juga membedakan neo-realisme dari realisme adalah bahwa neo-realisme tidak menyetujui penekanan realisme pada penjelasan yang bersifat perilaku dalam hubungan internasional.{{fact}}
 
Penempatan realisme di bawah positivisme jauh dari keadaan tanpa masalah. ''What is History'' karya E.H. Carr merupakan kritik pribadi terhadap positivisme, dan tujuan Hans Morgenthau dalam ''Scientific Man vs Power Politics'', sebagaimana judulnya, adalah menghapus semua pendapat bahwa politik internasional/politik kekuasaan dapat dipelajari secara ilmiah.
 
Baik Realisme Klasik maupun Neorealisme mendapat berbagai kritikan dari perspektif Liberalisme, Kritis, dan Posmodernisme. Realisme dikritik karena terlalu fokus pada aktor negara sehingga tidak mampu berhadapan dengan perubahan dalam sistem internasional modern yang tidak hanya terdiri atas aktor negara. Neorealisme juga dikritik karena menganggap sistem dunia yang bipolar selama Perang Dingin akan cenderung stabil dan bertahan. Nyatanya, Realisme/Neorealisme gagal memprediksi akhir Perang Dingin dan kejatuhan Uni Soviet pada dekade 1990an.<ref name=":0" />
 
==== Liberalisme/idealisme/Internasionalisme liberal ====
'''[[Teori hubungan internasional liberal]]''' muncul setelah Perang Dunia I sebagai respon atas ketidakmampuan negara-negara untuk mengendalikan dan membatasi perang dalam hubungan internasional mereka. Para penganut pertamanya meliputi [[Woodrow Wilson]] dan [[Norman Angell]], yang berpendapat keras bahwa negara dapat makmur melalui kerja sama dan bahwa perang bersifat sangat destruktif serta sia-sia.
 
Liberalisme belum diakui sebagai sebuah teori yang koheren sampai akhirnya secara kolektif dan mengejek disebut idealisme oleh [[Edward Hallett Carr|E. H. Carr]]. Sebuah versi baru "idealisme" yang berfokus pada [[hak asasi manusia]] sebagai dasar legitimasi hukum internasional dikemukakan oleh [[Hans Köchler]].
 
{{See|Internasionalisme liberal}}
 
==== Neoliberalisme ====
'''[[neoliberalisme (hubungan internasional)|Neoliberalisme]]''' berusahamencoba memperbarui liberalisme dengan menyetujuimenerima asumsianggapan neorealis bahwa negara-negara adalah aktor-aktor kunciutama dalam hubungan internasional, tetapi tetapmasih mempertahankanmengakui pendapatpentingnya bahwaaktor aktornon-aktor bukan negara dan organisasi-[[organisasi antarpemerintah]] adalah juga penting(IGO). Para pendukungPendukung seperti [[Maria ChattaChattha]] berargumenberpendapat bahwa negara-negara akan saling bekerja sama terlepastanpa darimemandang pencapaian-pencapaianhasil relatifrelatifnya, dan denganlebih demikianmelihat menaruhhasil perhatian pada pencapaian-pencapaian mutlakabsolutnya.{{fact}} MeningkatnyaIni interdependensi selama Perang Dingin lewat institusi-institusi internasionaljuga berarti bahwa neobangsa-liberalisme juga disebut institusionalisme liberal.{{fact}} Hal ini juga berarti bahwabangsa, pada dasarnya bangsa-bangsa, bebas membuat pilihan-pilihan mereka sendiri tentang bagaimana mereka akan menerapkanmenjalankan kebijakan tanpa organisasi-adanya organisasi internasional yang merintangimenghalang-halangi hak suatusebuah bangsa atas kedaulatan.{{fact}} Neoliberalimse juga mengandung suatu [[teori ekonomi]] yang didasarkan pada penggunaan pasar-pasar yang terbuka dan bebas dengan hanya sedikit, jika memang ada, intervensi pemerintah untuk mencegah terbentuknya [[monopoli]] dan bentuk-bentuk [[konglomerasi]] yang lain.{{fact}} Keadaan saling tergantung satu sama lain yang terus meningkat selama dan sesudah Perang Dingin menyebabkan neoliberalisme didefinisikan sebagai institusionalisme, bagian baru teori ini dikemukakan oleh Robert Keohane dan juga Joseph Nyeberdaulat.{{fact}}
 
Neoliberalisme juga memiliki teori ekonomi yang didasarkan pada pemanfaatan pasar terbuka dan bebas dengan sedikit intervensi pemerintah, jika ada, untuk mencegah munculnya monopoli dan konglomerat lain. Saling ketergantungan yang muncul sepanjang dan setelah Perang Dingin melalui institusi internasional mendorong penetapan neo-liberalisme sebagai [[institusionalisme]]; bagian baru dari teori ini didukung oleh [[Robert Keohane]] dan [[Joseph Nye]].
==== Teori Rejim ====
Teori rejim berasal dari tradisi liberal yang berargumen bahwa berbagai institusi atau rejim internasional mempengaruhi perilaku negara-negara (maupun aktor internasional yang lain).{{fact}} Teori ini mengasumsikan kerjasama bisa terjadi di dalam sistem negara-negara anarki. Bila dilihat dari definisinya sendiri, rejim adalah contoh dari kerjasama internasional.{{fact}}
Sementara [[realisme]] memprediksikan konflik akan menjadi norma dalam hubungan internasional, para teoritisi rejim menyatakan kerjasama tetap ada dalam situasi anarki sekalipun.{{fact}} Seringkali mereka menyebutkan kerjasama di bidang perdagangan, hak asasi manusia, dan keamanan bersama di antara isu-isu lainnya.{{fact}} Contoh-contoh kerjasama tadilah yang dimaksud dengan rejim.{{fact}} Definisi rejim yang paling lazim dipakai datang dari Stephen Krasner. Krasner mendefinisikan rejim sebagai “institusi yang memiliki sejumlah norma, aturan yang tegas, dan prosedur yang memfasilitasi sebuah pemusatan berbagai harapan.{{fact}}
Tapi tidak semua pendekatan teori rejim berbasis pada liberal atau neoliberal; beberapa pendukung realis seperi Joseph Greico telah mengembangkan sejumlah teori cangkokan yang membawa sebuah pendekatan berbasis realis ke teori yang berdasarkan pada liberal ini.{{fact}} (Kerjasama menurut kelompok realis bukannya tidak pernah terjadi, hanya saja kerjasama bukanlah norma; kerjasama merupakan sebuah perbedaan derajat).{{fact}}
 
{{See|Saling ketergantungan kompleks}}
=== Teori-teori pasca-positivis/reflektivis ===
==== Teori masyarakat internasional (Aliran pemikiran Inggris) ====
Teori masyarakat internasional, juga disebut Aliran Pemikiran Inggris, berfokus pada berbagai norma dan nilai yang sama-sama dimiliki oleh negara-negara dan bagaimana norma-norma dan nilai-nlai tersebut mengatur hubungan internasional.{{fact}} Contoh norma-norma seperti itu mencakup [[diplomasi]], tatanan, [[hukum internasional]].{{fact}} Tidak seperti neo-realisme, teori ini tidak selalu positivis.{{fact}} Para teoritisi teori ini telah berfokus terutama pada intervensi kemanusiaan, dan dibagi kembali antara para solidaris, yang cenderung lebih menyokong intervensi kemanusiaan, dan para pluralis, yang lebih menekankan tatanan dan kedaulatan, [[Nicholas Wheeler]] adalah seorang solidaris terkemuka, sementara [[Hedley Bull]] mungkin merupakan pluraris yang paling dikenal.{{fact}}
 
==== KonstruktivismeTeori Sosialrezim ====
'''[[Teori rezim]]''' berasal dari tradisi liberal yang berpendapat bahwa institusi atau rezim internasional mempengaruhi kelakuan negara-negara (atau aktor internasional lainnya). Teori ini berasumsi bahwa kerja sama dapat dilaksanakan pada sistem negara yang anarkis. Memang, dilihat dari definisinya, rezim merupakan contoh kerja sama internasional.
Kontrukstivisme Sosial mencakup rentang luas teori yang bertujuan menangani berbagai pertanyaan tentang ontologi, seperti perdebatan tentang lembaga (agency) dan Struktur, serta pertanyaan-pertanyaan tentang epistemologi, seperti perdebatan tentang “materi/ide” yang menaruh perhatian terhadap peranan relatif kekuatan-kekuatan materi versus ide-ide.{{fact}} Konstruktivisme bukan merupakan teori HI, sebagai contoh dalam hal neo-realisme, tetapi sebaliknya merupakan teori sosial.{{fact}}
Konstruktivisme dalam HI dapat dibagi menjadi apa yang disebut oleh [[Hopf]] ([[1998]]) sebagai konstruktivisme “konvensional” dan “kritis”.{{fact}} Hal yang terdapat dalam semua variasi konstruktivisme adalah minat terhadap peran yang dimiliki oleh kekuatan-kekuatan ide.{{fact}} Pakar konstruktivisme yang paling terkenal, [[Alexander Wendt]] menulis pada [[1992]] tentang Organisasi Internasional (kemudian diikuti oleh suatu buku, Social Theory of International Politics [[1999]]), “anarki adalah hal yang diciptakan oleh negara-negara dari hal tersebut”.{{fact}} Yang dimaksudkannya adalah bahwa struktur anarkis yang diklaim oleh para pendukung neo-realis sebagai mengatur interaksi negara pada kenyataannya merupakan fenomena yang secara sosial dikonstruksi dan direproduksi oleh negara-negara.{{fact}} Sebagai contoh, jika sistem internasional didominasi oleh negara-negara yang melihat [[anarki]] sebagai situasi hidup dan mati (diistilahkan oleh Wendt sebagai anarki “Hobbesian”) maka sistem tersebut akan dikarakterkan dengan peperangan.{{fact}} Jika pada pihak lain anarki dilihat sebagai dibatasi (anarki “Lockean”) maka sistem yang lebih damai akan eksis.{{fact}} Anarki menurut pandangan ini dibentuk oleh interaksi negara, bukan diterima sebagai aspek yang alami dan tidak mudah berubah dalam kehidupan internasional seperti menurut pendapat para pakar HI non-realis.{{fact}} Namun, banyak kritikus yang muncul dari kedua sisi pembagian epistemologis tersebut.{{fact}} Para pendukung pasca-positivis mengatakan bahwa fokus terhadap negara dengan mengorbankan etnisitas/ras/jender menjadikan konstrukstivisme sosial sebagai teori positivis yang lain.{{fact}} Penggunaan teori pilihan rasional secara implisit oleh Wendt juga telah menimbulkan pelbagai kritik dari para pakar seperti Steven Smith. Para pakar positivis (neo-liberalisme/realisme) berpendapat bahwa teori tersebut mengenyampingkan terlalu banyak asumsi positivis untuk dapat dianggap sebagai teori positivis.{{fact}}
 
Sementara [[realisme (hubungan internasional)|realisme]] memperkirakan bahwa konflik harus menjadi norma dalam hubungan internasional, teoriwan rezim mengatakan bahwa terjadi kerja sama meski bersifat anarki. Mereka sering merujuk pada kerja sama perdagangan, hak asasi manusia dan keamanan kolektif. Contoh kerja sama ini adalah rezim. Definisi rezim yang sering dikutip berasal dari [[Stephen Krasner]]. Krasner mendefinisikan rezim sebagai "institusi yang memiliki norma, aturan keputusan, dan prosedur yang memfasilitasi konvergensi harapan."{{Cite quote| date= May 2012}}
==== [[Teori Kritis]] ====
 
(''Artikel utama: [[Teori hubungan internasional kritis]]'')
Tidak semua pendekatan terhadap teori rezim bersifat liberal atau neoliberal; sejumlah sarjana [[realisme (hubungan internasional)|realis]] seperti Joseph Greico telah mengembangan teori hibrid yang mengambil pendekatan berbasis realis terhadap teori ini yang pada dasarnya liberal. Para realis tidak berkata kerja sama ''tidak pernah'' terjadi, tetapi karena itu bukanlah normanya; kerja sama adalah perbedaan derajat).
Teori hubungan internasional kritis adalah penerapan “[[teori kritis]]” dalam hubungan internasional.{{fact}} Pada pendukung seperti Andrew Linklater, Robert W. Cox, dan [[Ken Booth]] berfokus pada kebutuhan terhadap emansipansi (kebebasan) manusia dari Negara-negara.{{fact}} Dengan demikian, adalah teori ini bersifat “kritis” terhadap teori-teori HI “mainstream” yang cenderung berpusat pada negara (state-centric).{{fact}} Catatan: Daftar teori ini sama sekali tidak menyebutkan seluruh teori HI yang ada. Masih ada teori-teori lain misalnya fungsionalisme, neofungsionalisme, feminisme, dan teori dependen.
 
=== Teori pascapositivis/reflektivis ===
==== Teori masyarakat internasional (aliran Inggris) ====
'''[[Teori hubungan internasional aliran Inggris|Teori masyarakat internasional]]''', juga disebut '''Aliran Inggris''', berfokus pada norma dan nilai bersama negara-negara dan bagaimana mereka mengatur hubungan internasional. Contoh-conton norma tersebut adalah diplomasi, ketertiban, dan [[hukum internasional umum|hukum internasional]]. Tidak seperti neo-realisme, teori ini tidak positivis. Para teoriwan lebih memperhatikan intervensi kemanusiaan, dan terbagi antara solidaris, yang lebih mendukung intervensi, dan pluralis, yang mendukung ketertiban dan kedaulatan. Nicholas Wheeler adalah solidaris terkenal, sementara [[Hedley Bull]] dan Robert H. Jackson adalah pluralis terkenal.
 
==== Konstruktivisme sosial ====
[[Epistemologi konstruktivis#Konstruktivisme sosial dalam sosiologi|Konstruktivisme sosial]] mencakup serangkaian teori yang bertujuan menjawab pertanyaan-pertanyaan [[ontologi]], seperti perdebatan [[struktur dan lembaga]], serta pertanyaan [[epistemologi]], seperti perdebatan "material/ideasional" yang memperhatikan peran relatif kekuatan material versus ide. Konstruktivisme bukan merupakan teori HI dalam artian neo-realisme, tetapi sebuah [[teori sosial]] yang lebih bagus dipakai untuk menjelaskan tindakan-tindakan yang diambil oleh negara dan aktor-aktor besar lain, serta identitas yang memandu negara dan aktor-aktor ini.
 
[[Konstruktivisme (hubungan internasional)|Konstruktivisme dalam HI]] dapat dibagi menjadi sesuatu yang Hopf (1998) sebut konstruktivisme 'konvensional' dan 'kritis'. Hal yang umum terhadap segala jenis konstruktivisme adalah kepentingan terhadap peran yang dimainkan kekuatan-kekuatan ideasional. Sarjana konstruktivis ternama, [[Alexander Wendt]], menulis dalam artikelnya di ''[[International Organization]]'' tahun 1992 (yang diikuti oleh buku ''Social Theory of International Politics'' (1999)) bahwa "anarki adalah sesuatu yang dihasilkan negara". Dengan ini, ia berusaha mengatakan bahwa struktur anarkis yang diklaim para neo-realis mengatur interaksi negara faktanya merupakan suatu fenomena yang dibangun secara sosial dan direproduksi oleh negara.
 
Misalnya, jika sistem ini didominasi oleh negara-negara yang melihat anarki sebagai situasi hidup atau mati (yang disebut Wendt sebagai anarki "Hobbesian"), sistem tersebut akan ditandai dengan peperangan. Di sisi lain, jika anarki dilihat sebagai sesuatu yang membatasi (anarki "Lockean"), sistem yang lebih damai akan tercipta. Anarki dalam pandangan ini dibentuk oleh interaksi negara, alih-alih diterima sebagai fitur kehidupan internasional yang alami dan kekal sebagaimana dikatakan para teoriwan HI neo-realis.
 
==== Teori kritis ====
{{Main|Teori hubungan internasional kritis}}
 
'''[[Teori hubungan internasional kritis]]''' adalah penerapan '[[teori kritis]]' terhadap hubungan internasional. Para pendukungnya seperti [[Andrew Linklater]], [[Robert W. Cox]] dan [[Ken Booth (akademisi)|Ken Booth]] berfokus pada perlunya [[kebebasan (politik)|emansipasi]] manusia dari negara. Karena itu, teori ini "kritis" terhadap teori HI arus utama yang bersifat negara-sentris.
 
==== Marxisme ====
Teori [[Marxisme|Marxis]] dan teori Neo-Marxis dalam HI menolak pandangan realis/liberal tentangterhadap konflik atau kerja sama negara,; tetapi sebaliknyamereka berfokus pada aspek ekonomi dan materimaterial.{{fact}} [[Marxisme]]Ini membuatmenciptakan asumsi bahwa ekonomi lebihmengalahkan pentingmasalah daripada persoalan-persoalan yang lain;lainnya, sehingga memungkinkan bagi peningkatan kelas sebagaimenjadi fokus studi.{{fact}} Para pendukung Marxis memandang sistem internasional sebagai satu sistem [[kapitalis]] terintegrasiterpadu yang mengejarterus akumulasimenambah modal (kapital).{{fact}} Dengan demikianJadi, periodemasa kolonialisme membawa masuk pelbagai sumber daya untuk bahan-bahan mentahbaku dan pasar-pasar yang pasti (captive markets)terkurung untuk ekspor, sementara dekolonisasidekolonialisasi membawa masuk pelbagai kesempatan baru dalam bentuk dependensi (ketergantungan).{{fact}}
Berkaitan dengan teori-teori [[Karl Marx|Marx]] adalah teori dependensi yang berargumen bahwa negara-negara maju, dalam usaha mereka untuk mencapai kekuasaan, menembus negara-negara berkembang lewat penasihat politik, misionaris, pakar, dan perusahaan multinasional untuk mengintegrasikan negara-negara berkembang tersebut ke dalam sistem kapitalis terintegrasi untuk mendapatkan sumber-sumber daya alam dan meningkatkan dependensi negara-negara berkembang terhadap negara-negara maju.{{fact}} Teori-teori Marxis kurang mendapatkan perhatian di [[Amerika Serikat]] di mana tidak ada partai sosialis yang signifikan.{{fact}} Teori-teori ini lebih lazim di pelbagai bagian [[Eropa]] dan merupakan salah satu kontribusi teoritis yang paling penting bagi dunia akademis [[Amerika Latin]], sebagai contoh lewat teologi.{{fact}}
 
Teori yang terhubung dengan Marxis adalah [[teori ketergantungan]] yang berpendapat bahwa negara-negara maju, dalam mencapai kekuasaannya, menyusup ke negara-negara berkembang melalui penasihat politik, misionaris, para ahli, dan MNC untuk mengintegrasikan mereka ke sistem kapitalis demi mendapatkan sumber daya alam yang cukup dan mendorong ketergantungan.
== Teori-teori pascastrukturalis ==
Teori-teori pascastrukturalis dalam HI berkembang pada 1980-an dari studi-studi pascamodernis dalam ilmu politik.{{fact}} Pasca-strukturalisme mengeksplorasi dekonstruksi konsep-konsep yang secara tradisional tidak problematis dalam HI, seperti [[kekuasaan]] dan [[agensi]] dan meneliti bagaimana pengkonstruksian konsep-konsep ini membentuk hubungan-hubungan internasional.{{fact}} Penelitian terhadap “narasi” memainkan peran yang penting dalam analisis pascastrukturalis, sebagai contoh studi pascastrukturalis feminis telah meneliti peran yang dimainkan oleh “kaum wanita” dalam masyarakat global dan bagaimana kaum wanita dikonstruksi dalam perang sebagai “tanpa dosa” (innocent) dan “warga sipil”.{{fact}}
Contoh-contoh riset pasca-positivis mencakup:
Pelbagai bentuk [[feminisme]] (perang "gender" war—“gendering” war) {{fact}}
Pascakolonialisme (tantangan-tantangan dari sentrisme Eropa dalam HI) {{fact}}
 
Teoriwan Marxis kurang mendapat perhatian di Amerika Serikat, karena negara tersebut tidak memiliki partai sosialis besar. Teori ini lebih mencuat di sebagian wilayah Eropa dan merupakan salah satu kontribusi teori terpenting di kalangan akademisi [[Amerika Latin]], misalnya melalui [[teologi pembebasan]].
== Konsep-konsep dalam hubungan internasional ==
=== Konsep-konsep level sistemik ===
Hubungan internasional sering dipandang dari pelbagai level [[analisis]], konsep-konsep level sistemik adalah konsep-konsep luas yang mendefinisikan dan membentuk lingkungan (milieu) internasional, yang dikarakterkan oleh [[Anarki]].{{fact}}
 
==== KekuasaanTeori kepemimpinan ====
==== Sudut pandang kelompok kepentingan ====
Konsep Kekuasaan dalam hubungan internasional dapat dideskripsikan sebagai tingkat sumber daya, kapabilitas, dan pengaruh dalam persoalan-persoalan internasional.{{fact}} Kekuasaan sering dibagi menjadi konsep-konsep kekuasaan yang keras (''hard power'') dan kekuasaan yang lunak (''soft power''), kekuasaan yang keras terutama berkaitan dengan kekuasaan yang bersifat memaksa, seperti penggunaan kekuatan, dan kekuasaan yang lunak biasanya mencakup [[ekonomi]], [[diplomasi]], dan pengaruh [[budaya]].{{fact}} Namun, tidak ada garis pembagi yang jelas di antara dua bentuk kekuasaan tersebut.{{fact}}
Teori kelompok kepentingan mengatakan bahwa pendorong perilaku negara adalah kelompok kepentingan subnegara. Contoh-contoh kelompok kepentingan adalah pelobi politik, militer, dan perusahaan. Teori kelompok berpendapat bahwa meski kelompok-kelompok kepentingan ini konstitutif terhadap negara, mereka juga merupakan tenaga pendorong pelaksanaan kekuasaan negara.
 
==== Sudut pandang strategis ====
Sudut pandang strategis adalah pendekatan teoretis yang memandang individu memilih tindakan mereka dengan mempertimbangkan tindakan yang diantisipasi dan respon individu lain dengan tujuan memaksimalkan kesejahteraan mereka.
 
==== Model keyakinan buruk tersirat ====
{{See|Keyakinan buruk|model keyakinan buruk tersirat}}
"[[Model keyakinan buruk tersirat]]" dalam pemrosesan informasi adalah teori psikologi politik yang pertama kali dikemukakan Holsti untuk menjelaskan hubungan antara keyakinan [[John Foster Dulles]] dan model pemrosesan informasinya.<ref>The “Inherent Bad Faith Model” Reconsidered: Dulles, Kennedy, and Kissinger, Douglas Stuart and Harvey Starr, Political Psychology, [http://www.jstor.org/pss/3791139]</ref> Model ini merupakan model saingan yang paling banyak dipelajari.<ref>''“…the most widely studied is the inherent bad faith model of one’s opponent..."'', ''The handbook of social psychology'', Volumes 1–2, edited by Daniel T. Gilbert, Susan T. Fiske, Gardner Lindzey</ref> Sebuah negara dianggap sebagai musuh, dan segala indikator yang menyatakan sebaliknya justru tidak diakui. Indikator-indikator ini dianggap sebagai propaganda atau tanda kelemahan. Contohnya adalah sikap John Foster Dulles terhadap Uni Soviet, atau sikap awal Israel terhadap [[Organisasi Pembebasan Palestina]].<ref>“…the most widely studied is the inherent bad faith model of one’s opponent”, The handbook of social psychology, Volumes 1–2, edited by Daniel T. Gilbert, Susan T. Fiske, Gardner Lindzey</ref>
 
=== Teori pascastrukturalis ===
Teori pascastrukturalis HI berkembang pada tahun 1980-an dari studi pascamodernis dalam ilmu politik. Pascastrukturalisme mempelajari dekonstruksi konsep-konsep yang secara tradisional tidak problematis dalam HI, seperti 'kekuasaan' dan 'lembaga' dan menguji bagaimana pembuatan konsep-konsep ini membentuk hubungan internasional. Pengujian 'narasi' memainkan peran penting dalam analisis pascastrukturalis, misalnya karya pascastrukturalis feminis telah menguji peran bahwa 'wanita' turut berpartisipasi dalam masyarakat global dan bagaimana mereka dibangun dalam perang sebagai sosok 'tidak bersalah' dan 'warga sipil'.
 
Contoh-contoh penelitian pascapositivis meliputi:
* [[Feminisme (hubungan internasional)|Feminisme]] (perang "gender")
* [[Pascakolonialisme]] (menantang sifat eurosentrisme HI)
* [[Pascarealisme]] (berfokus pada teori HI sebagai retorika ilmiah dan politik)
 
== Konsep ==
=== Konjungtur ===
Dalam pembuatan keputusan hubungan internasional, konsep [[Konjungtur (hubungan internasional)|konjungtur]], bersama kebebasan bertindak dan kesetaraan, adalah elemen penting. Para pembuat keputusan perlu mempertimbangkan rangkaian kondisi internasional dalam mengambil inisiatif yang akan menghasilkan berbagai jenis respon.
 
=== Konsep level sistemik ===
Hubungan internasional sering dipandang dalam hal '''level analisis'''. Konsep '''level sistemik''' adalah konsep-konsep luas yang menetapkan dan membentuk suatu lingkungan internasional yang ditandai dengan [[Anarki (hubungan internasional)|anarki]].
 
==== Kekuatan ====
[[Berkas:Powers in international relations.png|ka|jmpl|300px|Negara biru sangat gelap sering dianggap [[kekuatan super]], negara biru gelap [[kekuatan besar]], negara biru pucat [[kekuatan menengah]], dan negara biru sangat pucat juga kadang dianggap kekuatan menengah.<ref name=Chapnick>Adam Chapnick, [https://web.archive.org/web/20070614193537/http://post.queensu.ca/~nossalk/pols369/readings/chapnick_middle.pdf The Middle Power].</ref>]]
 
Konsep '''[[kekuatan (hubungan internasional)|kekuatan]]''' dapat dideskripsikan sebagai tingkat sumber daya, kemampuan, dan pengaruh dalam masalah internasional. Konsep ini sering dibagi menjadi konsep [[kekuatan keras]] dan [[kekuatan lunak]]; kekuatan keras berkaitan dengan kekuatan koersif, seperti pemakaian kekuatan, dan kekuatan lunak yang biasanya mencakup pengaruh [[ekonomi]], [[diplomasi]], dan [[budaya]]. Meski begitu, tidak ada garis pemisah yang jelas antara kedua bentuk kekuatan tersebut.
 
===== Polaritas =====
'''[[Polaritas (kekuatan)|Polaritas]]''' dalam Hubunganhubungan Internasionalinternasional merujuk pada penyusunanpengaturan kekuatan kekuasaandi dalam sistem internasional.{{fact}} Konsep tersebutini muncul dari '''bipolaritas''' selamapada [[Perang Dingin]], dengan sistem internasionalinternasionalnya didominasi oleh [[konflik]] antara dua negara[[kekuatan adikuasasuper]], dan telah diterapkan sebelumnya.{{fact}}secara Sebagairetrospektif akibatnyaoleh para teoriwan. Tetapi, sistemistilah internasionalbipolar sebelumsering [[1945]]digunakan dapatoleh dideskripsikanStalin sebagaiyang terdirimengatakan daribahwa banyakia kutubmemandang (multi-polar),sistem denganinternasional kekuasaansebagai dibagi-bagisistem antarabipolar negara-negaradengan besar.{{fact}}dua Runtuhnyabasis [[Unikekuatan Soviet]]dan padaideologi [[1991]]yang telahsaling menyebabkanbertentangan. apaAkibatnya, yangsistem disebutinternasional olehsebelum sebagian1945 orangbisa sebagaidisebut unipolaritas'''multi-polar''', dengan ASkekuatan sebagai satuterbagi-satunyabagi negaraantara adikuasa[[kekuatan besar]].{{fact}}
Beberapa teori hubungan internasional menggunakan ide polaritas tersebut.{{fact}} Keseimbangan kekuasaan adalah konsep yang berkembang luas di [[Eropa]] sebelum Perang Dunia Pertama, pemikirannya adalah bahwa dengan menyeimbangkan blok-blok kekuasaan hal tersebut akan menciptakan stabilitas dan mencegah perang dunia.{{fact}} Teori-teori keseimbangan kekuasaan kembali mengemuka selama Perang Dingin, sebagai mekanisme sentral dalam Neorealisme [[Kenneth Waltz]].{{fact}} Di sini konsep-konsep menyeimbangkan (meningkatkan kekuasaan untuk menandingi kekuasaan yang lain) dan bandwagoning (berpihak dengan kekuasaan yang lain) dikembangkan.{{fact}}
Teori stabilitas hegemonik juga menggunakan ide Polaritas, khususnya keadaan unipolaritas.{{fact}} [[Hegemoni]] adalah terkonsentrasikannya sebagian besar kekuasaan yang ada di satu kutub dalam sistem internasional, dan teori tersebut berargumen bahwa hegemoni adalah konfigurasi yang stabil karena adanya keuntungan yang diperoleh negara adikuasa yang dominan dan negara-negara yang lain dari satu sama lain dalam sistem internasional.{{fact}} Hal ini bertentangan dengan banyak argumen Neorealis, khususnya yang dikemukakan oleh Kenneth Waltz, yang menyatakan bahwa berakhirnya Perang Dingin dan keadaan unipolaritas adalah konfigurasi yang tidak stabil yang secara tidak terelakkan akan berubah.{{fact}}
Hal ini dapat diungkapkan dalam teori peralihan Kekuasaan, yang menyatakan bahwa mungkin suatu negara besar akan menantang suatu negara yang memiliki hegemoni (hegemon) setelah periode tertentu, sehingga mengakibatkan perang besar.{{fact}} Teori tersebut mengemukakan bahwa meskipun hegemoni dapat mengontrol terjadinya pelbagai perang, hal tersebut menyebabkan terjadinya perang yang lain.{{fact}} Pendukung utama teori tersebut, [[A.F.K. Organski]], mengemukakan argumen ini berdasarkan terjadinya perang-perang sebelumnya selama hegemoni Inggris. Portugis, dan Belanda.{{fact}}
 
[[Berkas:Imperialism2.png|jmpl|ka|300px|Imperium dunia pada tahun 1910.]]
==== Interdependensi ====
Banyak orang yang menyokong bahwa sistem internasional sekarang ini dikarakterkan oleh meningkatnya interdepedensi atau saling ketergantungan: tanggung jawab terhadap satu sama lain dan dependensi (ketergantungan) terhadap pihak-pihak lain.{{fact}} Para penyokong pendapat ini menunjuk pada meningkatnya [[globalisasi]], terutama dalam hal interaksi ekonomi internasional.{{fact}} Peran institusi-institusi internasional, dan penerimaan yang berkembang luas terhadap sejumlah prinsip operasional dalam sistem internasional, memperkukuh ide-ide bahwa hubungan-hubungan dikarakterkan oleh interdependensi.{{fact}}
 
Kejatuhan [[Uni Soviet]] tahun 1991 telah mendorong munculnya unipolaritas, dengan [[Amerika Serikat]] sebagai kekuatan super tunggal. Tetapi, karena pertumbuhan ekonomi [[Republik Rakyat Tiongkok|Tiongkok]] yang cepat (pada tahun 2010, Cina menjadi ekonomi terbesar kedua di dunia), ditambah posisi internasional yang patut diperhitungkan di dunia politik serta kekuasaan yang dimiliki pemerintah Cina terhadap rakyatnya (populasi terbesar di dunia), muncul perdebatan apakah Cina sekarang merupakan kekuatan super atau kandidat potensial pada masa depan.
==== Dependensi ====
Teori dependensi adalah teori yang paling lazim dikaitkan dengan Marxisme, yang menyatakan bahwa seperangkat negara Inti mengeksploitasi kekayaan sekelompok negara Pinggiran yang lebih lemah.{{fact}} Pelbagai versi teori ini mengemukakan bahwa hal ini merupakan keadaan yang tidak terelakkan (teori dependensi standar), atau menggunakan teori tersebut untuk menekankan keharusan untuk berubah (Neo-Marxisme).{{fact}}
 
====Sejumlah Perangkat-perangkat sistemik dalamteori hubungan internasional ====berasal dari ide [[polaritas (kekuatan)|polaritas]]:
* Diplomasi adalah praktik komunikasi dan negosiasi antara pelbagai perwakilan negara-negara. Pada suatu tingkat, semua perangkat hubungan internasional yang lain dapat dianggap sebagai kegagalan diplomasi.{{fact}} Perlu diingat, penggunaan alat-alat yang lain merupakan bagian dari komunikasi dan negosiasi yang tak terpisahkan di dalam negosiasi.{{fact}} Pemberian sanksi, penggunaan kekuatan, dan penyesuaian aturan perdagangan, walau bukan merupakan bagian dari diplomasi yang biasa dipertimbangkan, merupakan perangkat-perangkat yang berharga untuk mempermudah serta mempermulus proses negosiasi.{{fact}}
* Pemberian sanksi biasanya merupakan tindakan pertama yang diambil setelah gagalnya diplomasi dan merupakan salah satu perangkat utama yang digunakan untuk menegakkan pelbagai perjanjian (treaties).{{fact}} Sanksi dapat berbentuk sanksi diplomatik atau ekonomi dan pemutusan hubungan dan penerapan batasan-batasan terhadap komunikasi atau perdagangan.{{fact}}
* Perang, penggunaan kekuatan, sering dianggap sebagai perangkat utama dalam hubungan internasional.{{fact}} Definisi perang yang diterima secara luas adalah yang diberikan oleh Clausewitz, yaitu bahwa [[perang]] adalah “kelanjutan politik dengan cara yang lain.” Terdapat peningkatan studi tentang “perang-perang baru” yang melibatkan aktor-aktor selain negara.{{fact}} Studi tentang perang dalam Hubungan Internasional tercakup dalam disiplin [[Studi Perang]] dan [[Studi Strategis]].{{fact}}
* Mobilisasi tindakan mempermalukan secara internasional juga dapat dianggap sebagai alat dalam Hubungan Internasional.{{fact}} Hal ini adalah untuk mengubah tindakan negara-negara lewat “menyebut dan mempermalukan” pada level internasional.{{fact}} Penggunaan yang terkemuka dalam hal ini adalah prosedur Komisi PBB untuk Hak-hak Asasi Manusia [[1235]], yang secara publik memaparkan negara-negara yang melakukan pelanggaran terhadap hak asasi manusia.{{fact}}
* Pemberian keuntungan-keuntungan ekonomi dan/atau diplomatik. Salah satu contohnya adalah kebijakan memperbanyak keanggotaan Uni Eropa.{{fact}} Negara-negara kandidat diperbolehkan menjadi anggota [[Uni Eropa]] setelah memenuhi [[kriteria Copenhagen]].{{fact}}
 
'''[[Keseimbangan kekuatan (hubungan internasional)|Keseimbangan kekuatan]]''' adalah konsep yang menonjol di Eropa sebelum [[Perang Dunia I]], pemikiran bahwa dengan menyeimbangkan blok-blok kekuatan, mereka dapat menciptakan stabilitas dan mencegah perang. Teori keseimbangan kekuatan mendapat perhatian lagi selama [[Perang Dingin]] dan menjadi mekanisme utama dalam Neorealisme [[Kenneth Waltz]]. Di sini, konsep menyeimbangkan (berkuasa untuk melawan lainnya) dan menempel (berpihak pada lainnya) dikembangkan.
== Konsep-konsep unit level dalam hubungan internasional ==
Sebagai suatu level analisis level unit sering dirujuk sebagai level [[negara]], karena level analisis ini menempatkan penjelasannya pada level negara, bukan [[sistem internasional]]. {{fact}}
 
'''[[Teori kestabilan hegemon]]''' (dikembangkan oleh Robert Gilpin) juga berasal dari ide Polaritas, terutama keadaan unipolaritas. [[Hegemoni]] adalah pembesaran kekuatan di satu kutub sistem internasional, dan teori ini berpendapat bahwa ini merupakan konfigurasi yang stabil dikarenakan manfaat bersama dari kedua kekuatan yang dominan dan kekuatan lain di sistem internasional. Hal ini bertentangan dengan argumen Neorealis, terutama [[Kenneth Waltz]], yang menyatakan bahwa akhir [[Perang Dingin]] dan keadaan unipolaritas merupakan konfigurasi yang tidak stabil dan kelak akan berubah.
=== Tipe rezim ===
Sering dianggap bahwa suatu tipe rezim negara dapat menentukan cara suatu negara berinteraksi dengan negara-negara lain dalam sistem internasional.{{fact}}
Teori Perdamaian Demokratis adalah teori yang mengemukakan bahwa hakikat demokrasi berarti bahwa negara-negara demokratis tidak akan saling berperang.{{fact}} Justifikasi terhadap hal ini adalah bahwa negara-negara demokrasi mengeksternalkan norma-norma mereka dan hanya berperang dengan alasan-alasan yang benar, dan bahwa [[demokrasi]] mendorong kepercayaan dan penghargaan terhadap satu sama lain. {{fact}}
Sementara itu, [[komunisme]] menjustifikasikan suatu [[revolusi dunia]], yang juga akan menimbulkan koeksitensi (hidup berdampingan) secara damai, berdasarkan masyarakat global yang proletar.{{fact}}
asf
 
Pernyataan tersebut dapat dijelaskan dalam '''[[teori peralihan kekuatan]]''', yang menyatakan bahwa sebuah [[kekuatan besar]] tidak mungkin menantang sebuah hegemoni setelah periode tertentu, sehingga menghasilkan perang besar. Teori ini menyatakan bahwa meski hegemoni dapat mengendalikan munculnya perang, mereka juga menciptakan perang. Pendukung utamanya, [[A.F.K. Organski]], berpendapat bahwa hal ini didasarkan pada terjadinya perang-perang sebelumnya antara hegemoni Britania, Portugal, dan Belanda.
=== Revisionisme/Status quo ===
Negara-negara dapat diklasifikasikan menurut apakah mereka menerima [[status quo]], atau merupakan [[revisionis]], yaitu menginginkan perubahan.{{fact}} Negara-negara revisionis berusaha untuk secara mendasar mengubah pelbagai aturan dan praktik dalam hubungan internasional, merasa dirugikan oleh status quo (keadaan yang ada).{{fact}} Mereka melihat sistem internasional sebagai untuk sebagian besar merupakan ciptaan barat yang berfungsi mengukuhkan pelbagai realitas yang ada.{{fact}} Jepang adalah contoh negara yang beralih dari negara revisionis menjadi negara yang puas dengan status quo, karena status quo tersebut kini menguntungkan baginya.{{fact}}
 
==== Saling ketergantungan (interdependensi) ====
=== Agama ===
Banyak ahli menyatakan bahwa sistem internasional saat ini ditandai dengan tumbuhnya saling ketergantungan; pertanggungjawaban dan ketergantungan bersama satu sama lain. Para pendukung merujuk pada [[globalisasi]] yang semakin tumbuh, terutama dengan interaksi [[Ekonomi Internasional|ekonomi internasional]]. Peran institusi internasional, dan penerimaan sejumlah prinsip operasi dalam sistem internasional, memperkuat ide bahwa hubungan ditandai oleh saling ketergantungan.
Sering dianggap bahwa [[agama]] dapat memiliki pengaruh terhadap cara negara bertindak dalam sistem internasional.{{fact}} Agama terlihat sebagai prinsip pengorganisasi terutama bagi negara-negara [[Islam]], sementara sekularisme terletak yang ujung lainnya dari spektrum dengan pemisahan antara negara dan agama bertanggung jawab atas tradisi [[Liberal]].{{fact}}
 
==== Ketergantungan ====
== Konsep level sub unit atau individu ==
[[Berkas:ISAF soldier looking for enemy positions in Kunar Province of Afghanistan.jpg|jmpl|250px|[[Pasukan Pembantu Keamanan Internasional]] [[NATO]] di [[Afghanistan]].]]
Level di bawah level unit (negara) dapat bermanfaat untuk menjelaskan pelbagai faktor dalam Hubungan Internasional yang gagal dijelaskan oleh teori-teori yang lain, dan untuk beranjak menjauhi pandangan yang berpusat pada negara (negara-sentris) dalam hubungan internasional.{{fact}}
* '''Faktor-faktor psikologis dalam Hubungan Internasional''' - Pengevaluasian faktor-faktor psikologis dalam hubungan internasional berasal dari pemahaman bahwa negara bukan merupakan [[kotak hitam]] seperti yang dikemukakan oleh [[Realisme]] bahwa terdapat pengaruh-pengaruh lain terhadap keputusan-keputusan kebijakan luar negeri.{{fact}} Meneliti peran pelbagai kepribadian dalam proses pembuatan keputusan dapat memiliki suatu daya penjelas, seperti halnya peran mispersepsi di antara pelbagai aktor.{{fact}} Contoh yang menonjol dalam faktor-faktor level sub-unit dalam hubungan internasional adalah konsep pemikiran-kelompok (Groupthink), aplikasi lain yang menonjol adalah kecenderungan para pembuat kebijakan untuk berpikir berkaitan dengan pelbagai analogi-analogi.{{fact}}
* '''Politik birokrat''' – Mengamati peran birokrasi dalam pembuatan keputusan, dan menganggap berbagai keputusan sebagai hasil pertarungan internal birokratis (bureaucratic in-fighting), dan sebagai dibentuk oleh pelbagai kendala.{{fact}}
* '''Kelompok-kelompok keagamaan, etnis, dan yang menarik diri''' — Mengamati aspek-aspek ini dalam level sub-unit memiliki daya penjelas berkaitan dengan konflik-konflik etnis, perang-perang keagamaan, dan aktor-aktor lain yang tidak menganggap diri mereka cocok dengan batas-batas negara yang pasti.{{fact}} Hal ini terutama bermanfaat dalam konteks dunia negara-negara lemah pra-modern.{{fact}}
* '''Ilmu, Teknologi, dan Hubungan Internasional'''—Bagaimana ilmu dan teknologi berdampak pada perkembangan, [[teknologi]], [[lingkungan]], [[bisnis]], dan kesehatan dunia.
{{fact}}
 
'''[[Teori ketergantungan]]''' adalah teori yang sering dikaitkan dengan [[Marxisme]], menyatakan bahwa sejumlah negara '''Inti''' mengeksploitasi beberapa negara '''Periferal''' yang lebih lemah demi kemakmuran mereka. Berbagai versi teori ini menyatakan bahwa hal ini bisa bersifat tidak terhindarkan (teori ketergantungan standar) atau memakai teori tersebut untuk menekankan perlunya perubahan (Neo-Marxis).
== Institusi-institusi dalam hubungan internasional ==
Institusi-institusi internasional adalah bagian yang sangat penting dalam Hubungan Internasional kontemporer.{{fact}} Banyak interaksi pada level sistem diatur oleh institusi-institusi tersebut dan mereka melarang beberapa praktik dan institusi tradisional dalam Hubungan Internasional, seperti penggunaan perang (kecuali dalam rangka pembelaan diri).{{fact}}
 
==== Peralatan sistemik ====
Ketika umat manusia memasuki tahap peradaban global, beberapa ilmuwan dan teoritisi politik melihat hirarki institusi-institusi global yang menggantikan sistem negara-bangsa berdaulat yang ada sebagai komunitas politik yang utama.{{fact}} Mereka berargumen bahwa bangsa-bangsa adalah komunitas imajiner yang tidak dapat mengatasi pelbagai tantangan modern seperti [[efek Dogville]] (orang-orang asing dalam suatu komunitas homogen), status legal dan politik dari pengungsi dan orang-orang yang tidak memiliki kewarganegaraan, dan keharusan untuk menghadapi pelbagai masalah dunia seperti perubahan iklim dan pandemik.{{fact}} Pakar masa depan Paul Raskin telah membuat hipotesis bahwa bentuk politik Global yang baru dan lebih absah dapat didasarkan pada pluralisme yang dibatasi (connstrained pluralism).{{fact}} Prinsip ini menuntun pembentukan institusi-institusi berdasarkan tiga karakteristik: ireduksibilitas (''irreducibility''), di mana beberapa isu harus diputuskan pada level global; subsidiaritas, yang membatasi cakupan otoritas global pada isu-isu yang benar-benar bersifat global sementara isu-isu pada skala yang lebih kecil diatur pada level-level yang lebih rendah; dan heterogenitas, yang memungkinkan pelbagai bentuk institusi lokal dan global yang berbeda sepanjang institusi-institusi tersebut memenuhi kewajiban-kewajiban global.{{fact}}
* '''[[Diplomasi]]''' adalah praktik komunikasi dan '''negosiasi''' antara sejumlah perwakilan negara. Sampai batas tertentu, semua alat hubungan internasional lainnya dapat dianggap sebagai kegagalan diplomasi. Pemakaian alat lain adalah bagian dari komunikasi dan negosiasi tetap di dalam diplomasi. Sanksi, kekuatan, dan menyesuaikan regulasi perdagangan, meski tidak dianggap bagian dari diplomasi, adalah alat yang sebenarnya berharga demi kepentingan pengaruh dan penempatan dalam negosiasi.
* '''[[Sanksi internasional|Sanksi]]''' biasanya merupakan pilihan pertama setelah gagalnya diplomasi, serta salah satu alat utama yang digunakan untuk mendorong perjanjian. Sanski bisa berupa sanksi diplomatik atau ekonomi dan mencakup pemutusan hubungan dan pemberlakuan batasan komunikasi atau perdagangan.
* '''[[Perang]]''', pemakaian kekuatan, sering dianggap sebagai alat utama dalam hubungan internasional. Sebuah definisi yang diterima luas oleh [[Clausewitz]] mengenai perang adalah, "penyambungan politik dengan cara lain". Ada studi baru yang mempelajari 'perang baru' yang melibatkan aktor, bukan negara. Studi perang dalam hubungan internasional dicakup oleh disiplin '[[Studi perang]]' dan '[[Studi strategis]]'.
* '''Pengungkitan aib internasional''' dapat dianggap sebagai alat hubungan internasional. Ini adalah usaha mengubah tindakan suatu negara melalui '[[nama dan aib|penyebutan nama dan pengungkitan aib]]' di tingkat internasional. Ini biasanya dilakukan oleh sejumlah LSM HAM besar seperti [[Amnesty International]] (terutama ketika mereka menyebut Teluk Guantanamo sebagai "Gulag"),<ref>http://www.amnesty.org/en/library/info/POL10/014/2005/en></ref> atau Human Rights Watch. Alat ini sering dipakai oleh prosedur 1235 Komisi HAM PBB, yang secara terbuka mengekspos pelanggaran HAM di suatu negara. [[Dewan Hak Asasi Manusia]] juga menggunakan mekanisme ini.
* Pembagian '''keuntungan ekonomi dan/atau diplomatik'''. Contohnya adalah kebijakan perluasan [[Uni Eropa]]. Negara-negara kandidat diizinkan masuk UE hanya jika memenuhi [[kriteria Kopenhagen]].
 
=== PBBKonsep level unit ===
Sebagai suatu '''level analisis''', level unit sering disebut sebagai level negara, karena level ini menempatkan penjelasannya di tingkat nevara, alih-alih sistem internasional.
(''Artikel Utama: [[PBB]]'')
[[PBB]] adalah organisasi internasional yang mendeskripsikan dirinya sendiri sebagai “himpunan global pemerintah-pemerintah yang memfasilitasi kerjasama dalam hukum internasional, keamanan internasional, perkembangan ekonomi, dan kesetaraan sosial”.{{fact}} PBB merupakan institusi internasional yang paling terkemuka. Banyak institusi legal memiliki struktur organisasi yang mirip dengan PBB.{{fact}}
 
==== Tipe rezim ====
Sering dianggap bahwa bentuk pemerintahan suatu negara dapat menentukan cara negara tersebut berinteraksi dengan negara lain dalam sistem internasional.
 
'''[[Teori Perdamaian Demokratis]]''' adalah teori yang mengemukakan bahwa sifat [[demokrasi]] berarti bahwa negara-negara demokrasi tidak akan berperang satu sama lain. Pembenaran untuk hal ini adalah bahwa negara demokrasi menyampingkan norma mereka dan hanya berperang dengan alasan yang pasti, dan bahwa demokrasi mendorong kepercayaan dan penghargaan terhadap satu sama lain.
{{Link FA|ka}}
 
'''[[Komunisme]]''' mendukung revolusi dunia, yang akan menimbulkan kehidupan berdampingan yang damai berdasarkan masyarakat global yang proletar.
 
==== Revisionisme/Status quo ====
Negara dapat dikelompokkan menurut apakah mereka menerima status quo internasional, atau bersifat revisionis, yaitu menginginkan perubahan. Negara revisionis berusaha mengubah aturan dan praktik hubungan internasional secara dasar, merasa tidak diuntungkan oleh status quo. Mereka melihat sistem internasional sebagai suatu bentukan dunia barat yang mengukuhkan realitas yang ada. [[Jepang]] adalah contoh negara yang beralih dari negara revisionis ke negara yang puas dengan status quo, karena status quo kini menguntungkan mereka.
 
==== Agama ====
Sering muncul anggapan {{By whom| date= Mei 2012}} bahwa [[agama]] dapat mempengaruhi cara negara bertindak di dalam sistem internasional. Agama terlihat sebagai suatu prinsip pengorganisasi, terutama pada negara-negara Islam, sementara sekularisme ada di ujung lain spektrum dengan pemisahan negara dan agama menjadi dasar [[teori hubungan internasional liberal]].
 
=== Konsep individu atau level subunit ===
Level di bawah unit (negara) bisa bermanfaat untuk menjelaskan faktor-faktor dalam Hubungan Internasional yang tidak dapat dijelaskan oleh teori-teori lain, dan untuk menjauhi pandangan hubungan internasional yang negara-sentris.
* '''Faktor psikologis dalam Hubungan Internasional''' - Penilaian faktor psikologis dalam hubungan internasional berasal dari pemahaman bahwa negara bukanlah sebuah 'kotak hitam' seperti yang dikemukakan [[Realisme (hubungan internasional)|Realisme]], dan bahwa mungkin ada pengaruh-pengaruh lain terhadap keputusan kebijakan luar negeri. Meneliti peran kepribadian dalam proses pembuatan keputusan bisa memiliki sejumlah [[kekuatan penjelas]], sebagaimana halnya dengan peran mispersepsi antara berbagai aktor. Penerapan utama dalam faktor psikologis level subunit dalam hubungan internasional adalah konsep [[pemikiran kelompok]]. Penerapan lainnya adalah kecenderungan para pembuat kebijakan untuk berpikir secara analogis.
* '''Politik birokrat''' - Melihat peran [[birokrasi]] dalam pembuatan keputusan, dan melihat keputusan sebagai hasil pertarungan internal birokratik, dan dibentuk oleh berbagai kendala.
* '''Kelompok keagamaan, etnis, dan separatis''' - Melihat aspek-aspek level subunit ini memiliki kekuatan penjelas yang berkaitan dengan [[konflik etnis]], [[perang agama]], [[diaspora]] transnasional ([[politik diaspora]]) dan aktor lain yang tidak menganggap dirinya pas dengan batas negara yang sudah ditetapkan. Ini berguna dalam konteks dunia negara lemah pra-modern.
* '''Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Hubungan Internasional''' - Bagaimana iptek mempengaruhi kesehatan, bisnis, lingkungan, teknologi, dan pembangunan global.
* '''[[Ekonomi politik internasional]]''', dan faktor ekonomi dalam hubungan internasional.<ref>Eg, [[Donald Markwell]], ''[[John Maynard Keynes]] and International Relations: Economic Paths to War and Peace'', Oxford University Press, 2006. [[Donald Markwell]], ''Keynes and International Economic and Political Relations'', Trinity Paper 33, Trinity College, University of Melbourne. [http://www.trinity.unimelb.edu.au/publications/trinity_papers/paper33]</ref>
* '''[[Kulturologi politik internasional]]''' – Memandang bagaimana budaya dan variabel budaya memengaruhi hubungan internasional.<ref>[http://www.culturology.com/definition/][[Fabrice Rivault]]<span>, (1999) </span>''Culturologie Politique Internationale: Une approche systémique et matérialiste de la culture et du système social global''<span>, McGill Dissertation, Montréal, publiée par Culturology Press</span></ref><ref>{{Cite web |url=http://www.crvp.org/book/Series03/III-21/chapter-1.htm |title=Xintian, Yu (2005) “Cultural Factors In International Relations”, Chinese Philosophical Studies. |access-date=2012-08-20 |archive-date=2010-04-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100410220456/http://www.crvp.org/book/Series03/III-21/chapter-1.htm |dead-url=yes }}</ref><ref>Xintian, Yu (2009),"Combining Research on Cultural Theory and International Relations"</ref>
 
== Institusi ==
{{See also|Organisasi internasional}}
[[Berkas:The United Nations Secretariat Building.jpg|jmpl|ka|250px|lurus|[[Gedung Sekretariat Perserikatan Bangsa-Bangsa]] di [[Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa]], [[New York City]].]]
[[Berkas:World Bank building at Washington.jpg|jmpl|250px|Kantor pusat [[Bank Dunia]] di [[Washington, D.C.]]]]
[[Berkas:Nato awacs.jpg|jmpl|250px|[[E-3 Sentry|E-3A]] [[NATO]] terbang bersama [[F-16 Fighting Falcon|F-16]] [[Angkatan Udara Amerika Serikat|AU AS]] pada sesi latihan NATO.]]
 
Institusi internasional membentuk bagian penting dalam Hubungan Internasional kontemporer. Sebagian besar interaksi pada tingkat sistem diatur oleh mereka, dan mereka menyingkirkan sejumlah institusi dan praktik Hubungan Internasional tradisional, seperti pelaksanaan [[perang]] (kecuali demi mempertahankan diri).
 
Ketika manusia memasuki [[fase peradaban keplanetan]], sejumlah ilmuwan dan teoriwan politik{{Who|date=September 2010}} melihat sebuah hierarki institusi global yang menggantikan sistem negara-bangsa berdaulat yang sudah ada sebagai komunitas politik utama. Mereka berpendapat bahwa bangsa adalah suatu [[komunitas khayalan]] yang tidak mampu menangani tantangan-tantangan global seperti efek "[[Dogville]]" (orang asing di dalam komunitas homogen), status hukum dan politik masyarakat dan pengungsi tanpa negara, dan perlunya mengingatkan dunia tentang masalah-masalah seperti [[perubahan iklim]] dan [[wabah]].
 
Futuris [[Paul Raskin]] membuat hipotesis bahwa bentuk [[politik global]] yang baru dan lebih sah dapat didasarkan pada "pluralisme yang dibatasi". Prinsip ini mendorong pembentukan institusi berdasarkan tiga karakteristik: [[Iredusibilitas (filsafat)|iredusibilitas]], ketika sejumlah isu harus diputuskan pada tingkat global, [[subsidiaritas]], yang membatasi cakupan otoritas global terhadap isu-isu yang memang bersifat global, sementara isu-isu pada cakupan yang lebih kecil diatur pada tingkatan yang lebih rendah; dan [[heterogeneitas]], yang memungkinkan pendirian berbagai bentuk institusi lokal dan regional selama mereka memenuhi kewajiban global.
 
=== Organisasi antarnegara umum ===
==== Perserikatan Bangsa-Bangsa ====
{{Main|Perserikatan Bangsa-Bangsa}}
:Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah sebuah [[organisasi internasional]] yang mendeskripsikan dirinya sebagai "asosiasi [[pemerintahan]] seluruh dunia yang memfasilitasi kerja sama dalam [[hukum internasional]], [[keamanan internasional]], [[pembangunan ekonomi]], dan kesetaraan sosial"; PBB merupakan institusi internasional paling terkenal. Banyak institusi hukum mengikuti struktur organisasi yang sama seperti PBB.
 
==== OIC ====
{{Main|Organisasi Kerja Sama Islam}}
:Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) adalah sebuah [[organisasi internasional]] yang terdiri dari 57 negara anggota. Organisasi ini berusaha menjadi corong kolektif bagi suara [[dunia Muslim]] (umat) dan melindungi kepentingan serta menjamin kemajuan dan kesejahteraan [[umat Islam]].
 
==== Lainnya ====
{{Columns-list|2|
*[[Uni Afrika]]
*[[Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara|ASEAN]]
*[[Liga Arab]]
*[[Persemakmuran Negara-Negara Merdeka|CIS]]
*[[Uni Eropa]]
*[[G8]]
*[[G20]]
*[[Liga Bangsa-Bangsa]]
*[[Organisasi Negara-Negara Amerika]]
}}
 
=== Institusi ekonomi ===
{{Columns-list|2|
*[[Bank Pembangunan Asia]]
*[[Bank Pembangunan Afrika]]
*[[Bank of International Settlements]]
*[[Bank Pembangunan Inter-Amerika]]
*[[Dana Moneter Internasional]]
*[[Bank Pembangunan Islam]]
*[[Bank Dunia]]
*[[Organisasi Perdagangan Dunia]]
}}
 
=== Badan hukum internasional ===
==== Hak asasi manusia ====
{{Columns-list|2|
*[[Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa]]
*[[Komite Hak Asasi Manusia]]
*[[Pengadilan Hak Asasi Manusia Inter-Amerika]]
*[[Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa]]
*[[Pengadilan Kriminal Internasional]]
*[[Pengadilan Kriminal Internasional untuk Rwanda]]
*[[Pengadilan Kriminal Internasional untuk Bekas Yugoslavia]]
}}
'''Mengapa Mengejar Karir di Hubungan Internasional?'''
 
* Jika Hukum Internasional menarik bagi Anda.
* Jika Anda mengidentifikasi diri Anda sebagai promotor stabilitas ekonomi dan perdamaian dunia.
* Jika Anda menemukan diri Anda mengadvokasi tatanan dunia yang demokratis dan inklusif minoritas yang menangani masalah sensitif dengan kasih sayang dan diplomasi.
 
IR menawarkan banyak peluang kepada Anda untuk menjalin hubungan yang bersahabat dengan para pemimpin global dan pionir dalam bisnis. Ini terutama benar jika Anda tanpa lelah mencari solusi untuk menghilangkan kejahatan sosial dan memfasilitasi kesejahteraan dan perbaikan ekonomi.
 
Penting untuk diingat bahwa pekerjaan Hubungan Internasional tidak dimulai dan diakhiri dengan jabatan pemerintah. Ini menawarkan kaleidoskop peluang kerja di LSM, organisasi kesejahteraan masyarakat, Perbankan, Media dan rumah Penerbitan, Bantuan Internasional, dan bidang Hukum dan Perusahaan, untuk beberapa nama. Gelar dalam hubungan Internasional akan menjadi landasan Anda untuk memulai karir di bidang yang Anda minati, yang perlu Anda temukan hanyalah niche Anda.<ref>{{Cite web|last=Do|first=Emmanuel|date=2022-06-22|title=Pentingnya mempelajari Hubungan Internasional dan Peluang Kerja di Dunia|url=https://www.aeccglobal.co.id/id/blog/pentingnya-mempelajari-hubungan-internasional-dan-peluang-kerja-di-dunia/|website=aecc INDONESIA|language=id-id|access-date=2023-03-30}}</ref>
 
==== Hukum ====
{{Columns-list|2|
*[[Mahkamah Afrika]]
*[[Mahkamah Eropa]]
*[[Mahkamah Internasional]]
*[[Pengadilan Internasional untuk Hukum Laut]]
}}
 
=== Organisasi keamanan regional ===
{{Main|Keamanan kolektif}}
{{Columns-list|2|
*[[CSCAP]]
*[[GUAM]]
*[[Rezim keamanan maritim]]
*[[NATO]]
*[[Shanghai Cooperation Organisation|SCO]]
*[[SAARC]]
*[[UNASUR]]
}}
 
== Lihat pula ==
{{Commons category}}
{{Columns-list|1|
* [[B:Development Cooperation Handbook/Issues|Development Cooperation Issues]] [[Berkas:Wikibooks-logo.svg|14px|Wikibooks]]
* [[Sejarah diplomatik]]
* [[Studi global]]
* [[Daftar lembaga dan organisasi hubungan internasional]]
* [[Daftar jurnal ilmiah hubungan internasional]]
* [[Multilateralisme]]
}}
 
== Referensi ==
{{reflistReflist}}
[[Kategori:Hubungan internasional| ]]
[[Kategori:Politik]]
 
== Bacaan lanjutan ==
[[als:Internationale Beziehungen]]
* {{cite book|last=Carlsnaes, Walter, et al eds.|first=|title=Handbook of International Relations|url=http://books.google.com/books?id=a0uVHo4ZLc4C&pg=PA1|year=2012|publisher=SAGE Publications|}}
[[ar:علاقات دولية]]
* Reus-Smit, Christian, and Duncan Snidal, eds. ''The Oxford Handbook of International Relations'' (2010)
[[az:Beynəlxalq münasibətlər]]
=== Teori ===
[[bg:Международни отношения]]
{{Columns-list|2|
[[cs:Mezinárodní vztahy]]
* [[Norman Angell]] ''The Great Illusion'' (London: Heinemann, 1910)
[[da:International Politik]]
* [[Hedley Bull]] ''Anarchical Society'' (New York: Columbia University Press, 1977)
[[de:Internationale Beziehungen]]
* [[Robert Cooper (diplomat)|Robert Cooper]] ''The Post-Modern State''
[[el:Διεθνείς σχέσεις]]
* [[Cynthia Enloe|Enloe, Cynthia.]] "'Gender' Is Not Enough: The Need for a Feminist Consciousness". ''International Affairs'' 80.1 (2004): 95-97. Web. 17 Sept. 2013.
[[en:International relations]]
* Goodin, Robert E., and Hans-Dieter Klingemann, eds. ''A New Handbook of Political Science'' (1998) ch 16-19 pp 401–78 [http://www.amazon.com/dp/0198294719/ excerpt and text search]
[[eo:Internaciaj rilatoj]]
* [[Charlotte Hooper]] "Masculinities, IR and the 'Gender Variable': A Cost-Benefit Analysis for (Sympathetic) Gender Sceptics." ''International Studies'' 25.3 (1999): 475-491.
[[es:Relaciones Internacionales]]
* [[Robert Keohane]] ''After Hegemony''
[[et:Rahvusvahelised suhted]]
* [[Hans Köchler]], ''Democracy and the International Rule of Law''. Vienna/New York: Springer, 1995
[[eu:Nazioarteko harremanak]]
* [[Andrew Linklater]] ''Men and citizens in the theory of international relations''
[[fa:روابط بین‌الملل]]
* [[Reinhold Niebuhr]] ''Moral Man and Immoral Society'' 1932
[[fi:Kansainvälinen politiikka]]
* [[Joseph Nye]] ''Soft Power: The Means to Success in World Politics'', Public Affairs Ltd 2004
[[fr:Relations internationales]]
* [[Paul Raskin]] ''The Great Transition Today: A Report from the Future''
[[he:יחסים בינלאומיים]]
* [[J. Ann Tickner]] ''Gender in International Relations'' (New York: Columbia University Press, 1992)
[[it:Relazioni internazionali]]
* [[Kenneth Waltz]] ''Man, the State, and War''
[[ja:国際関係論]]
* [[Kenneth Waltz]] ''Theory of International Politics'' (1979), examines the foundation of By Bar
[[ka:საერთაშორისო ურთიერთობები]]
* [[Michael Walzer]] ''Just and Unjust Wars'' 1977
[[ko:국제 관계]]
* [[Alexander Wendt]] ''Social Theory of International Politics'' 1999
[[lt:Tarptautiniai santykiai]]
* [http://www.umsl.edu/~polisci/faculty/profiles.html J. Martin Rochester] [http://www.amazon.com/dp/0813344182 ''Fundamental Principles of International Relations''] (Westview Press, 2010)
[[ms:Hubungan antarabangsa]]
* [http://theriskyshift.com/2012/01/introduction-international-relations-html/ An Introduction to International Relations Theory]
[[nl:Internationale betrekkingen]]
}}
[[pl:Stosunki międzynarodowe]]
 
[[pt:Relações internacionais]]
=== Buku teks ===
[[ro:Relaţii internaţionale]]
{{Columns-list|2|
[[ru:Международные отношения]]
* Baylis, John, Steve Smith, and Patricia Owens. ''[[The Globalization of World Politics: An Introduction to International Relations]]'' (2011)
[[sh:Međunarodni odnosi]]
* Mingst, Karen A., and Ivan M. Arreguín-Toft. ''Essentials of International Relations'' (5th ed. 2010)
[[simple:International relations]]
* Nau, Henry R. ''Perspectives on International Relations: Power, Institutions, Ideas'' (2008)
[[sk:Medzinárodné vzťahy]]
* Roskin, Michael G., and Nicholas O. Berry. ''IR: The New World of International Relations'' (8th ed. 2009)
[[sr:Међународни односи]]
}}
[[sv:Internationell politik]]
 
[[th:ความสัมพันธ์ระหว่างประเทศ]]
=== Sejarah hubungan internasional ===
[[tr:Uluslararası ilişkiler]]
{{main|International relations of the Great Powers (1814–1919)#Further reading}}
[[uk:Міжнародні відносини]]
{{Columns-list|2|
[[vi:Quan hệ quốc tế]]
* Beaulac, Stéphane. “[http://www.austlii.edu.au/au/journals/AJLH/2004/9.html The Westphalian Model in defining International Law: Challenging the Myth]”, ''Australian Journal of Legal History'' Vol. 9 (2004).
[[zh:国际关系]]
* Black, Jeremy. ''A History of Diplomacy'' (2010)
* [[Peter Calvocoressi|Calvocoressi, Peter]]. ''World Politics since 1945'' (9th Edition, 2008) 956pp [http://www.amazon.com/dp/1405899387/ excerpt and text search]
* [[E. H. Carr]] ''Twenty Years Crisis'' (1940), 1919–39
* [[Paul Kennedy|Kennedy, Paul]]. [[The Rise and Fall of the Great Powers|''The Rise and Fall of the Great Powers Economic Change and Military Conflict From 1500-2000'']] (1987), stress on economic and military factors
* Kissinger, Henry. ''Diplomacy'' (1995), not a memoir but an interpretive history of international diplomacy since the late 18th century
* Krasner, Stephen D.: “Westphalia and All That” in Judith Goldstein & Robert Keohane (eds): ''Ideas and Foreign Policy'' (Ithaca, NY: Cornell UP, 1993), pp.&nbsp;235–264
* ''New Cambridge Modern History'' (13 vol 1957-79), thorough coverage from 1500 to 1900
* Pella, John & Erik Ringmar, [http://www.irhistory.info/ History of International Relations Open Textbook Project], Cambridge: Open Book, forthcoming.
* Schroeder, Paul W. ''The Transformation of European Politics 1763-1848'' (Oxford History of Modern Europe) (1994) 920pp; history and analysis of major diplomacy
* Taylor, A.J.P. ''The Struggle for Mastery in Europe 1848–1918'' (1954) (Oxford History of Modern Europe) 638pp; history and analysis of major diplomacy
}}
 
{{Ilmu sosial}}
 
{{DEFAULTSORT:Hubungan Internasional}}
[[Kategori:Hubungan internasional| ]]
[[Kategori:Pendidikan hubungan internasional| ]]