Pertanian: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k robot Adding: eu:Nekazaritza |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(496 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{pertanian}}
[[Berkas:Farming-on-Indonesia.jpg|jmpl|238px|Gambaran klasik pertanian di Indonesia]]
'''Pertanian''' atau '''agrikultur''' adalah kegiatan pemanfaatan [[organisme|sumber daya hayati]] yang dilakukan [[manusia]] untuk menghasilkan bahan [[pangan]], bahan baku [[industri]], atau sumber [[energi]], serta untuk mengelola [[lingkungan hidup]]nya.<ref>{{cite book|url = http://books.google.com/books?id=GtBa6XIW_aQC&pg=PA77|title = Safety and health in agriculture|publisher = International Labour Organization|year = 1999|ISBN = 978-92-2-111517-5|accessdate = 13 September 2010}}</ref> Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai [[budidaya]] tanaman atau bercocok tanam serta pembesaran [[hewan ternak]], meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan [[mikroorganisme]] dan bio[[enzim]] dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan [[keju]] dan [[tempe]], atau sekadar [[ekstraksi]] semata, seperti penangkapan [[ikan]] atau eksploitasi [[hutan]].
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari [[Produk domestik bruto|PDB]] dunia.<ref>{{cite book|last=Harahap|first=Fitra Syawal|date=2021|url=https://books.google.co.id/books?id=lFosEAAAQBAJ&pg=PA2&lpg=PA2&dq=Bagian+terbesar+penduduk+dunia+bermata+pencaharian+dalam+bidang-bidang+di+lingkup+pertanian,+namun+pertanian+hanya+menyumbang+4%25+dari+PDB+dunia.&source=bl&ots=h8OIthJ1VH&sig=ACfU3U3Jr8y-yhdXdP1XSG0UfL5II7LrHg&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwiVrePNy5f1AhXXFbcAHYLLAj8Q6AF6BAgKEAM#v=onepage&q&f=true|title=Dasar-dasar Agronomi Pertanian|place=|publisher=Mitra Cendekia Media|isbn=9786236957851|edition=|pages=2|language=|coauthors=}}</ref><!-- Sejarah [[Indonesia]] sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data [[BPS]] tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan [[lapangan kerja]] bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.-->
Kelompok ilmu-[[ilmu pertanian]] mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti [[ilmu tanah]], [[meteorologi]], [[teknik pertanian]], [[biokimia]], dan [[statistika]] juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. "Petani" adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya [[hewan ternak]] secara khusus disebut sebagai ''peternak''.
==
Istilah "pertanian" berakar dari kata tani, yang berasal dari [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]] ''thāni'', bermakna 'orang, desa atau dusun, serta ladang yang diolah dan ditanami'.<ref>{{Cite book|last=Zoetmulder|first=P. J.|date=2006|title=Kamus Jawa Kuna-Indonesia|publisher=Gramedia Pustaka Utama.|isbn=978-979-605-347-6|translator1-last=Suprapto|translator1-first=Daru|translator2-last= Suprayitno|translator2-first=Sumarti|url-status=live}}</ref> Secara etimologis, kata ini juga memiliki keterkaitan dengan [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]] ''sthāniya'', yang berarti 'kota atau desa yang luas'.<ref>{{Cite book|url=https://archive.org/details/sanskritenglishd00moniuoft|last=Monier-Williams|first=Monier|date=2011|title=A Sanskrit-English Dictionary: Etymologically and Philologically Arranged with Special Reference to Cognate Indo-European Languages
|publisher=Motilal Banarsidass Publishing House.|isbn=8120831055|url-status=live}}</ref>
Istilah ini sejalan dengan konsep agrikultur, yang berasal dari [[bahasa Latin]] ''agricultūra'' (''ager'': 'ladang' dan ''cultura'': 'pengolahan atau pembudidayaan'), merujuk pada aktivitas terorganisasi dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan. <ref>{{Cite book|url=https://archive.org/details/oxforddictionary0000unse_x2z7/page/14|last=Glynnis|first=Chantrell |title=The Oxford Dictionary of Word Histories|publisher=Oxford University Press|year=2002|isbn=978-0198631217|url-status=live}}</ref>
==
Pertanian memiliki makna yang luas dan sering digunakan untuk merujuk pada semua aktivitas manusia yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kegiatan ini meliputi bercocok tanam, peternakan, kehutanan, perikanan, dan perkebunan. Definisi ini menekankan pada aspek produksi berbasis ekosistem buatan yang bertujuan menghasilkan bahan organik melalui proses reproduksi tanaman atau hewan. <ref>{{Cite book|first=Edi|title=Pengantar Ilmu Pertanian. In: Pengertian dan Sejarah Perkembangan Pertanian|publisher=Universitas Terbuka|year=2014|isbn=9796898284|url-status=live}}</ref> Dalam arti sempit, pertanian diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan [[tanaman]].
Istilah pertanian dapat dipahami sebagai aktivitas manusia yang bertujuan menghasilkan [[bahan organik]] melalui proses produksi yang melibatkan [[tumbuhan]] dan [[hewan]]. Proses ini mengandalkan transformasi [[Senyawa anorganik|zat anorganik]] menjadi bahan organik, seperti produksi hasil tanaman ([[padi]], [[sayuran]]), [[peternakan]] (daging, susu), [[kehutanan]] ([[madu]]), atau [[perikanan]] ([[ikan]], [[udang]]).<ref>{{Cite book|first=Edi|title=Pengantar Ilmu Pertanian. In: Pengertian dan Sejarah Perkembangan Pertanian|publisher=Universitas Terbuka|year=2014|isbn=9796898284|p=1.4|url-status=live}}</ref> Sebagai acuan, kegiatan ini memerlukan dua syarat penting. Pertama, harus ada keterlibatan [[Makhluk hidup|organisme biologis]] seperti tumbuhan, [[ternak]], atau organisme lain (misalnya [[ulat sutera]] atau [[lebah]]) dalam siklus produksi. Kedua, proses tersebut harus mencerminkan sifat reproduktif atau [[pelestarian]], yang memastikan keberlanjutan produksi melalui usaha [[budidaya]] atau [[regenerasi]] [[sumber daya alam]].<ref>{{Cite book|first=Edi|title=Pengantar Ilmu Pertanian. In: Pengertian dan Sejarah Perkembangan Pertanian|publisher=Universitas Terbuka|year=2014|isbn=9796898284|p=1.4|url-status=live}}</ref>
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. [[Kehutanan]] adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya [[pohon]]) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar ([[hutan]]). [[Peternakan]] menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua [[vertebrata]] kecuali [[ikan]] dan [[amfibia]]) atau [[serangga]] (misalnya [[lebah]]). [[Perikanan]] memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek [[konservasi sumber daya alam]] juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.<ref>{{cite journal|last1=Ali|first1 = Mahrus| date = 2014| title = Agribisnis “Bebek Sinjay” Dalam Perspektif Kewirausahaan Dan Pemasaran| url =| journal = Development of Agriculture| volume = 1| issue = 1| pages = 1-18}}</ref>
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan [[ekonomi]] sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan [[benih]]/[[bibit]], metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan [[pemasaran]]. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan [[pertanian intensif]]. Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai [[agribisnis]]. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai ''intensifikasi''. Karena [[pertanian industri]] selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.
Sisi pertanian industrial yang memperhatikan lingkungannya adalah [[pertanian berkelanjutan]]. Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti [[pertanian organik]] atau [[permakultur]], memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk [[pertanian ekstensif]] (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk [[pertanian subsisten]], yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.
Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya [[alga]], [[hidroponik]]) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
== Sejarah singkat pertanian dunia ==
{{seealso|Sejarah pertanian}}
[[File:Vavilov-centers updated.jpg|thumb |upright=1.35 |{{leftlegend|#000000|Pusat asal-usul pertanian, sebagaimana diidentifikasi oleh [[Nikolai Vavilov]] pada tahun 1930-an.}}{{leftlegend|#a0a0a0| Wilayah 3 kini tidak lagi diakui sebagai pusat asal pertanian}} {{leftlegend|#f6501c|[[Papua Nugini]] (wilayah P) diidentifikasi baru-baru ini.}}<ref name=Larson2014 /><ref>{{cite journal |last1=Denham |first1=T. P. |title=Origins of Agriculture at Kuk Swamp in the Highlands of New Guinea |journal=Science |volume=301 |issue=5630 |year=2003 |pages=189–193 |doi=10.1126/science.1085255 |pmid=12817084 |s2cid=10644185 |doi-access=free}}</ref>]]
Perkembangan pertanian memungkinkan [[populasi manusia]] tumbuh jauh lebih besar dibandingkan masa [[Pemburu-pengumpul|berburu dan meramu]].<ref name=Bocquet-Appel>{{cite journal |author=Bocquet-Appel, Jean-Pierre |title=When the World's Population Took Off: The Springboard of the Neolithic Demographic Transition |journal=Science |date=29 July 2011 |volume=333 |issue=6042 |pages=560–561 |doi=10.1126/science.1208880 |pmid=21798934 |bibcode=2011Sci...333..560B |s2cid=29655920}}</ref> Pertanian berkembang secara mandiri di berbagai wilayah dunia, melibatkan beragam [[spesies]], dengan setidaknya 11 pusat asal-usul yang berbeda.<ref name="Stephens 897–902">{{Cite journal |last1=Stephens |first1=Lucas |last2=Fuller |first2=Dorian |last3=Boivin |first3=Nicole |last4=Rick |first4=Torben |last5=Gauthier |first5=Nicolas |last6=Kay |first6=Andrea |last7=Marwick |first7=Ben |last8=Armstrong |first8=Chelsey Geralda |last9=Barton |first9=C. Michael |date=30 August 2019 |title=Archaeological assessment reveals Earth's early transformation through land use |journal=Science |volume=365 |issue=6456 |pages=897–902 |doi=10.1126/science.aax1192 |issn=0036-8075 |pmid=31467217 |hdl=10150/634688 |hdl-access=free |bibcode=2019Sci...365..897S |s2cid=201674203}}</ref><ref name="Larson2014">{{cite journal |doi=10.1073/pnas.1323964111 |title=Current perspectives and the future of domestication studies |journal=PNAS |volume=111 |issue=17 |pages=6139–6146 |year=2014 |last1=Larson |first1=G. |last2=Piperno |first2=D. R. |last3=Allaby |first3=R. G. |last4=Purugganan |first4=M. D. |last5=Andersson |first5=L. |last6=Arroyo-Kalin |first6=M. |last7=Barton |first7=L. |last8=Climer Vigueira |first8=C. |last9=Denham |first9=T. |last10=Dobney |first10=K. |last11=Doust |first11=A. N. |last12=Gepts |first12=P. |last13=Gilbert |first13=M. T. P. |last14=Gremillion |first14=K. J. |last15=Lucas |first15=L. |last16=Lukens |first16=L. |last17=Marshall |first17=F. B. |last18=Olsen |first18=K. M. |last19=Pires |first19=J.C. |last20=Richerson |first20=P. J. |last21=Rubio De Casas |first21=R. |last22=Sanjur |first22=O.I. |last23=Thomas |first23=M. G. |last24=Fuller |first24=D.Q. |doi-access=free |pmid=24757054 |pmc=4035915 |bibcode=2014PNAS..111.6139L}}</ref> Transisi dari berburu ke pertanian menunjukkan [[Pertanian intensif|intensifikasi]], [[Pola permukiman|pemukiman tetap]], dan domestikasi bertahap tanaman dan hewan, seperti dalam budaya Natufian di [[Levant]] dan [[Neolitikum]] awal Tiongkok.<ref>{{Cite journal |last1=Snir |first1=Ainit |last2=Nadel |first2=Dani |last3=Groman-Yaroslavski |first3=Iris |last4=Melamed |first4=Yoel |last5=Sternberg |first5=Marcelo |last6=Bar-Yosef |first6=Ofer |last7=Weiss |first7=Ehud |date=22 July 2015 |title=The Origin of Cultivation and Proto-Weeds, Long Before Neolithic Farming |journal=PLOS ONE |language=en |volume=10 |issue=7 |page=e0131422 |doi=10.1371/journal.pone.0131422 |issn=1932-6203 |pmc=4511808 |pmid=26200895 |bibcode=2015PLoSO..1031422S |doi-access=free}}</ref>
[[Domestikasi]] [[anjing]] diduga telah dilakukan bahkan pada saat manusia belum mengenal budidaya (masyarakat berburu dan peramu) dan merupakan kegiatan pemeliharaan dan pembudidayaan hewan yang pertama kali. [[Serealia|Biji-bijian]] liar yang dikumpulkan 105.000 tahun lalu, budidaya padi di [[Tiongkok]] sejak 11.500–6.200 SM, dan [[jagung]] di [[Mesoamerika]] 10.000–6.000 tahun lalu.<ref>{{cite magazine |last1=Harmon |first1=Katherine |title=Humans feasting on grains for at least 100,000 years |url=http://blogs.scientificamerican.com/observations/humans-feasting-on-grains-for-at-least-100000-years/ |magazine=[[Scientific American]] |access-date=28 August 2016 |date=17 December 2009 |url-status=live |archive-url=https://web.archive.org/web/20160917013143/http://blogs.scientificamerican.com/observations/humans-feasting-on-grains-for-at-least-100000-years/ |archive-date=17 September 2016}}</ref> [[Domba]] didomestikasi di [[Mesopotamia]] sekitar 13.000–11.000 tahun lalu. [[Sapi]] berasal dari ''[[Bos primigenius]]'' liar dan didomestikasi di wilayah yang kini menjadi [[Turki]] dan [[Pakistan]] sekitar 10.500 tahun lalu. [[Babi]] mulai dibudidayakan di [[Eurasia]], termasuk [[Eropa]], [[Asia Timur]], dan [[Asia Barat Daya]], sekitar waktu yang sama. Di [[Andes]], tanaman seperti [[kentang]], [[kacang]], dan [[coca]], serta hewan seperti [[llama]] dan [[alpaka]], didomestikasi 10.000–7.000 tahun lalu. [[Tebu]] dan [[umbi-umbian]] dibudidayakan di Papua Nugini sekitar 9.000 tahun lalu.
Selain itu, praktik pemanfaatan hutan sebagai sumber bahan pangan diketahui sebagai [[agroekosistem]] yang tertua.<ref>{{cite book|title=The Forest Farms of Kandy: And Other Gardens of Complete Design|author=Douglas John McConnell|year=2003|page=1|url=http://books.google.co.uk/books?id=QYBSfUJPQXcC&lpg=PP1&dq=the%20forest%20farms%20of%20kandy%20and%20other%20gardens%20of%20complete%20design&pg=PA1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-0-7546-0958-2}}</ref> Pemanfaatan hutan sebagai kebun diawali dengan kebudayaan berbasis hutan di sekitar sungai. Secara bertahap manusia mengidentifikasi pepohonan dan semak yang bermanfaat. Hingga akhirnya [[seleksi buatan]] oleh manusia terjadi dengan menyingkirkan spesies dan varietas yang buruk dan memilih yang baik.<ref>{{cite book|title=The forest-garden farms of Kandy, Sri Lanka|author=Douglas John McConnell|year=1992|page=1|url=http://books.google.co.uk/books?id=G3QPo7lThXsC&lpg=PP1&dq=The%20forest-garden%20farms%20of%20Kandy%2C%20Sri%20Lanka.&pg=PA1#v=onepage&q&f=false|isbn=978-92-5-102898-8}}</ref>
Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk [[kebudayaan]]. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah "bulan sabit yang subur" di [[Timur Tengah]], yang meliputi daerah lembah [[Sungai Tigris]] dan [[Sungai Eufrat|Eufrat]] terus memanjang ke barat hingga daerah [[Suriah]] dan [[Yordania]] sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian ([[serealia]], terutama [[gandum]] kuno seperti ''emmer'') dan [[polong-polongan]] di daerah tersebut. Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya [[Zaman Es]] terakhir pada era [[Pleistosen]], di daerah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya pertanian. Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai kebudayaan batu muda ([[neolitikum]]), [[perunggu]] dan [[megalitikum]]. Pertanian mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap [[dewa]]-dewa perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan ketersediaan [[pangan]]. Pada 5300 tahun yang lalu di China, [[kucing]] didomestikasi untuk menangkap hewan pengerat yang menjadi hama di ladang.<ref>{{cite news|url = http://sains.kompas.com/read/2013/12/17/1251130/Kucing.Piaraan.Tertua.di.Dunia.Ditemukan|title = Kucing Piaraan Tertua di Dunia Ditemukan|publisher = Kompas|date = 17 Desember 2013}}</ref>
[[Berkas:Fruchtbarer Halbmond mod.JPG|ka|jmpl|200px|Daerah "[[Hilal Subur|bulan sabit yang subur]]" di Timur Tengah. Di tempat ini ditemukan bukti-bukti awal pertanian, seperti biji-bijian dan alat-alat pengolahnya.]]
Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat ([[Eropa]] dan [[Afrika Utara]], pada saat itu [[Sahara]] belum sepenuhnya menjadi [[gurun]]) dan ke timur (hingga [[Asia Timur]] dan [[Asia Tenggara]]). Bukti-bukti di [[Tiongkok]] menunjukkan adanya budidaya [[jewawut]] dan [[padi]] sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi [[sawah]] paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan [[Jepang]] serta [[Korea]] sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda.
Hewan ternak yang pertama kali di[[domestikasi]] adalah [[kambing]]/[[domba]] (7000 tahun SM) serta [[babi]] (6000 tahun SM), bersama-sama dengan domestikasi [[kucing]]. [[Sapi]], [[kuda]], [[kerbau]], [[yak]] mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000 tahun SM. Unggas mulai dibudidayakan lebih kemudian. [[Sutra|Ulat sutera]] diketahui telah diternakkan 2000 tahun SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal semenjak 2000 tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang. Budidaya ikan laut bahkan baru dikenal manusia pada abad ke-20 ini.
Budidaya [[sayur]]-sayuran dan [[buah]]-buahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000 tahun SM) dan Yunani Kuno (3000 tahun SM) telah mengenal baik budidaya [[anggur]] dan [[zaitun]].
Tanaman serat didomestikasikan di saat yang kurang lebih bersamaan dengan domestikasi tanaman pangan. China mendomestikasikan [[ganja]] sebagai penghasil serat untuk membuat papan, tekstil, dan sebagainya; [[kapas]] didomestikasikan di dua tempat yang berbeda yaitu Afrika dan Amerika Selatan; di Timur Tengah dibudidayakan [[flax]].<ref>{{cite book|title=Plant evolution and the origin of crop species|page=119|author=Hancock, James F.|url=http://books.google.com/?id=j_O9ZnFRNngC&pg=PA119&lpg=PA119&dq=domestication+of+fiber+crops#v=onepage&q=domestication%20of%20fiber%20crops&f=false|publisher=CABI|year=2012|isbn=1845938011|edition=3rd}}</ref> Penggunaan nutrisi untuk mengkondisikan tanah seperti [[pupuk kandang]], [[kompos]], dan [[abu]] telah dikembangkan secara independen di berbagai tempat di dunia, termasuk [[Mesopotamia]], [[Lembah Nil]], dan [[Asia Timur]].<ref name=FertMan>{{cite book|url=http://books.google.com/?id=qPkoOU4BvEsC&pg=PA44&dq=history+of+fertilizer#v=onepage&q=history%20of%20fertilizer&f=false|page=46|author=UN Industrial Development Organization, International Fertilizer Development Center|title=The Fertilizer Manual|publisher=Springer|year=1998|edition=3rd|isbn=0792350324}}</ref>
== Perkembangan pertanian dunia ==
Pertanian menjadi pilar utama perkembangan [[peradaban]] di berbagai wilayah Eurasia. Di Mesopotamia, masyarakat Sumeria mulai tinggal di desa sekitar 8.000 SM, memanfaatkan sistem irigasi dari [[Sungai Tigris]] dan [[Efrat]]. Teknologi pertanian seperti bajak dan ditemukan pada milenium ke-3 SM. Mereka menanam [[gandum]], [[barley]], [[lentil]], [[bawang]], [[Kurma Canaria|kurma]], [[anggur]], dan [[ara]].<ref name=BritMus>{{cite web |title=Farming |url=http://www.mesopotamia.co.uk/staff/resources/background/bg08/home.html |publisher=[[British Museum]] |access-date=15 June 2016 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20160616222522/http://www.mesopotamia.co.uk/staff/resources/background/bg08/home.html |archive-date=16 June 2016}}</ref> Di [[Mesir]], pertanian berkembang sejak periode pradinasti (setelah 10.000 SM) dengan memanfaatkan banjir musiman [[Sungai Nil]] untuk budidaya gandum, barley, dan tanaman seperti [[rami]] dan [[papirus]].<ref name=Janick>{{cite journal |author=Janick, Jules |title=Ancient Egyptian Agriculture and the Origins of Horticulture |journal=Acta Hort. |volume=583 |pages=23–39 |url=https://www.hort.purdue.edu/newcrop/Hort_306/text/lec06.pdf |access-date=1 April 2018 |archive-date=25 May 2013 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130525073834/http://www.hort.purdue.edu/newcrop/Hort_306/text/lec06.pdf |url-status=live}}</ref><ref>{{cite book |author=Kees, Herman |title=Ancient Egypt: A Cultural Topography |url=https://archive.org/details/ancientegyptcult0000kees |url-access=registration |publisher=University of Chicago Press |date=1961 |isbn=978-0226429144}}</ref>
[[India]] mencatat domestikasi gandum, barley, dan [[jujube]] sejak 9.000 SM, disusul oleh domba, kambing, dan sapi dalam budaya [[Mehrgarh]] sekitar 8.000–6.000 SM. Bukti arkeologis menunjukkan penggunaan bajak yang ditarik hewan pada tahun 2.500 SM di [[Lembah Indus]], dan [[kapas]] dibudidayakan pada milenium ke-5 hingga ke-4 SM.<ref name=gupta>{{cite journal |author=Gupta, Anil K. |title=Origin of agriculture and domestication of plants and animals linked to early Holocene climate amelioration |url=http://repository.ias.ac.in/21961/1/333.pdf |journal=Current Science |volume=87 |issue=1 |year=2004 |page=59 |jstor=24107979 |access-date=23 April 2019 |archive-date=20 January 2019 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190120003139/http://repository.ias.ac.in/21961/1/333.pdf |url-status=live}}</ref><ref name=Baber>Baber, Zaheer (1996). ''The Science of Empire: Scientific Knowledge, Civilization, and Colonial Rule in India''. State University of New York Press. 19. {{ISBN|0-7914-2919-9}}.</ref><ref name=harrisandgosden385>Harris, David R. and Gosden, C. (1996). ''The Origins and Spread of Agriculture and Pastoralism in Eurasia: Crops, Fields, Flocks And Herds''. Routledge. p. 385. {{ISBN|1-85728-538-7}}.</ref><ref name=Possehl>Possehl, Gregory L. (1996). ''Mehrgarh'' in ''Oxford Companion to Archaeology'', Ed. Brian Fagan. Oxford University Press.</ref><ref>Stein, Burton (1998). ''A History of India''. Blackwell Publishing. p. 47. {{ISBN|0-631-20546-2}}.</ref><ref name=lal>{{Cite journal |title=Thematic evolution of ISTRO: transition in scientific issues and research focus from 1955 to 2000 |first=R. |last=Lal |journal=Soil and Tillage Research |volume=61 |issue=1–2 |date=2001 |pages=3–12 |doi=10.1016/S0167-1987(01)00184-2 |bibcode=2001STilR..61....3L}}</ref>
Di Tiongkok, mulai abad ke-5 SM, diterapkan sistem gudang nasional dan [[pertanian sutra]] yang meluas.<ref>[[#Needham|Needham]], Vol. 6, Part 2, pp. 55–57.</ref> Water-powered grain mills were in use by the 1st century BC,<ref>[[#Needham|Needham]], Vol. 4, Part 2, pp. 89, 110, 184.</ref> Pada abad ke-1 SM, [[penggilingan]] gandum dengan tenaga air telah digunakan, diikuti dengan [[sistem irigasi]]. Pada akhir abad ke-2 SM, bajak berat dengan mata bajak besi dan [[papan cetak]] ditemukan, kemudian menyebar ke seluruh Eurasia.<ref name="greenberger 2006 11-12">Greenberger, Robert (2006) ''The Technology of Ancient China'', Rosen Publishing Group. pp. 11–12. {{ISBN|1404205586}}</ref><ref>[[Wang Zhongshu]], trans. by K. C. Chang and Collaborators, ''Han Civilization'' (New Haven and London: Yale University Press, 1982).</ref><ref>{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=SaJlbWK_-FcC&pg=PA270 |author=Glick, Thomas F. |page=270 |title=Medieval Science, Technology And Medicine: An Encyclopedia |publisher=Psychology Press |year=2005 |isbn=978-0-415-96930-7 |series=Volume 11 of The Routledge Encyclopedias of the Middle Ages Series |access-date=10 February 2019 |archive-date=13 April 2023 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230413035807/https://books.google.com/books?id=SaJlbWK_-FcC&pg=PA270 |url-status=live}}</ref> Padi Asia, yang didomestikasi sekitar 8.200 hingga 13.500 tahun yang lalu, berasal dari [[Sungai Pearl]] di selatan Tiongkok.<ref name="pnas1">{{Cite journal |last1=Molina |first1=J. |last2=Sikora |first2=M. |last3=Garud |first3=N. |last4=Flowers |first4=J. M. |last5=Rubinstein |first5=S. |last6=Reynolds |first6=A. |last7=Huang |first7=P. |last8=Jackson |first8=S. |last9=Schaal |first9=B. A. |last10=Bustamante |doi=10.1073/pnas.1104686108 |first10=C. D. |last11=Boyko |first11=A. R. |last12=Purugganan |first12=M. D. |title=Molecular evidence for a single evolutionary origin of domesticated rice |journal=Proceedings of the National Academy of Sciences |volume=108 |issue=20 |pages=8351–8356 |year=2011 |pmid=21536870 |pmc=3101000 |bibcode=2011PNAS..108.8351M |doi-access=free}}</ref>
Di Mesoamerika, selain [[Zea|zea]], tanaman yang didomestikasi meliputi labu, [[kacang]], dan [[kakao]].<ref name="Murphy2011">{{cite book |author=Murphy, Denis |title=Plants, Biotechnology and Agriculture |url=https://books.google.com/books?id=etQsieKuRH8C&pg=PA153 |year=2011 |publisher=CABI |isbn=978-1-84593-913-7 |page=153 |access-date=10 February 2019 |archive-date=13 April 2023 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230413035817/https://books.google.com/books?id=etQsieKuRH8C&pg=PA153 |url-status=live}}</ref> Kakao pertama kali didomestikasi oleh [[Mayo Chinchipe]] di [[Amazonas, Brasil|Amazon]] atas sekitar 3.000 SM.<ref>{{cite news |last1=Davis |first1=Nicola |title=Origin of chocolate shifts 1,400 miles and 1,500 years |url=https://www.theguardian.com/science/2018/oct/29/origin-of-chocolate-shifts-1400-miles-and-1500-years-cacao-ecuador |access-date=31 October 2018 |work=[[The Guardian]] |date=29 October 2018 |archive-date=30 October 2018 |archive-url=https://web.archive.org/web/20181030234709/https://www.theguardian.com/science/2018/oct/29/origin-of-chocolate-shifts-1400-miles-and-1500-years-cacao-ecuador |url-status=live}}</ref> Selain itu, [[kalkun]] kemungkinan didomestikasi di [[Meksiko]] atau barat daya Amerika.<ref name="Speller">{{cite journal |last1=Speller |first1=Camilla F. |author-link1=Camilla Speller |display-authors=etal |title=Ancient mitochondrial DNA analysis reveals complexity of indigenous North American turkey domestication |journal=PNAS |date=2010 |volume=107 |issue=7 |pages=2807–2812 |doi=10.1073/pnas.0909724107 |pmid=20133614 |pmc=2840336 |bibcode=2010PNAS..107.2807S |doi-access=free}}</ref> [[Orang Aztek|Suku Aztec]] mengembangkan sistem irigasi, [[Sengkedan|terasering]], pemupukan tanah, serta [[Chinampa|chinampa]] (jaringan kanal dan pulau buatan). [[Orang Maya|Suku Maya]] menggunakan saluran air dan sistem ladang yang ditinggikan untuk mengolah tanah [[rawa]] sejak 400 SM. <ref>{{cite journal |url=http://www.nature.com/news/2010/101105/full/news.2010.587.html |title=Mayans converted wetlands to farmland |author=Mascarelli, Amanda |journal=Nature |date=5 November 2010 |doi=10.1038/news.2010.587 |access-date=17 May 2013 |archive-date=23 April 2021 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210423014836/https://www.nature.com/news/2010/101105/full/news.2010.587.html |url-status=live}}</ref><ref>{{cite journal |title=Invisible Artifacts: Uncovering Secrets of Ancient Maya Agriculture with Modern Soil Science |journal=Soil Horizons |author=Morgan, John |date=6 November 2013 |doi=10.2136/sh2012-53-6-lf |volume=53 |issue=6 |page=3 |doi-broken-date=1 November 2024 |doi-access=free}}</ref><ref name="Spooner 2005 14694–99">{{cite journal |title=A single domestication for potato based on multilocus amplified fragment length polymorphism genotyping |last1=Spooner |first1=David M. |first2=Karen |last2=McLean |first3=Gavin |last3=Ramsay |first4=Robbie |last4=Waugh |first5=Glenn J. |last5=Bryan |journal=[[Proceedings of the National Academy of Sciences|PNAS]] |volume=102 |issue=41 |doi=10.1073/pnas.0507400102 |pmc=1253605 |pages=14694–14699 |pmid=16203994 |year=2005 |bibcode=2005PNAS..10214694S |doi-access=free}}</ref><ref name="online">{{cite book |author=Office of International Affairs |title=Lost Crops of the Incas: Little-Known Plants of the Andes with Promise for Worldwide Cultivation |date=1989 |url=http://www.nap.edu/openbook.php?isbn=030904264X&page=92 |via=National Academies.org |isbn=978-0-309-04264-2 |page=92 |doi=10.17226/1398 |access-date=1 April 2018 |archive-date=2 December 2012 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121202134137/http://www.nap.edu/openbook.php?isbn=030904264X&page=92 |url-status=live}}</ref><ref name="John Michael Francis 2005">{{cite book |author=Francis, John Michael |title=Iberia and the Americas |publisher=[[ABC-CLIO]] |year=2005 |url=https://books.google.com/books?id=OMNoS-g1h8cC&pg=PA867 |isbn=978-1-85109-426-4 |access-date=10 February 2019 |archive-date=13 April 2023 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230413035809/https://books.google.com/books?id=OMNoS-g1h8cC&pg=PA867 |url-status=live}}</ref>
Di [[Amerika Selatan]], pertanian dimulai sekitar 9.000 SM dengan domestikasi tanaman seperti labu dan tanaman lainnya. Tanaman seperti coca, kacang tanah, [[tomat]], [[tembakau]], dan [[nanas]] didomestikasi di [[Andes]].<ref name="Murphy2011" /> Di [[Peru]], [[kapas]] mulai dibudidayakan sekitar 3.600 SM.<ref name="Broudy1979 p81">{{cite book |last=Broudy |first=Eric |title=The Book of Looms: A History of the Handloom from Ancient Times to the Present |url=https://books.google.com/books?id=shN5_-W1RzcC&pg=PA81 |year=1979 |publisher=UPNE |isbn=978-0-87451-649-4 |page=81 |access-date=10 February 2019 |archive-date=13 April 2023 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230413035756/https://books.google.com/books?id=shN5_-W1RzcC&pg=PA81 |url-status=live}}</ref> Hewan seperti [[llama]], [[alpaka]], dan [[tikus belanda]] juga didomestikasi di sana.<ref name="RischkowskyPilling2007">{{cite book |last1=Rischkowsky |first1=Barbara |last2=Pilling |first2=Dafydd |title=The State of the World's Animal Genetic Resources for Food and Agriculture |url={{google books |plainurl=y |id=Skpj197tU0oC |page=10 }} |year=2007 |publisher=Food & Agriculture Organization |isbn=978-92-5-105762-9 |page=10}}</ref> Di [[Amerika Utara]], masyarakat pribumi di Timur membudidayakan tanaman seperti [[bunga matahari]], tembakau, labu, dan [[Chenopodium]].<ref>{{cite journal |last1=Heiser |first1=Carl B. Jr. |year=1992 |title=On possible sources of the tobacco of prehistoric Eastern North America |journal=Current Anthropology |volume=33 |pages=54–56 |doi=10.1086/204032 |s2cid=144433864}}</ref> Mereka juga memanen tumbuhan liar seperti padi liar dan [[Gula mapel|gula mapel]].<ref name="Smith2013">{{cite book |last=Smith |first=Andrew |title=The Oxford Encyclopedia of Food and Drink in America |url=https://books.google.com/books?id=DOJMAgAAQBAJ&pg=PA1 |year=2013 |publisher=Oxford University Press |isbn=978-0-19-973496-2 |page=1 |access-date=10 February 2019}}</ref> Beberapa budaya, seperti di Barat Daya dan Pasifik Barat Laut, mengembangkan sistem pertanian berbasis pembakaran ladang dan hutan,<ref>{{cite book |title=Fire in California's Ecosystems |url=https://archive.org/details/firecaliforniase00sugi |url-access=limited |editor1=Sugihara, Neil G. |editor2=Van Wagtendonk, Jan W. |editor3=Shaffer, Kevin E. |editor4=Fites-Kaufman, Joann |editor5=Thode, Andrea E. |publisher=University of California Press |year=2006 |page=[https://archive.org/details/firecaliforniase00sugi/page/n433 417] |chapter=17 |isbn=978-0-520-24605-8}}</ref><ref>{{cite book |editor=Blackburn, Thomas C. |editor2=Anderson, Kat |year=1993 |title=Before the Wilderness: Environmental Management by Native Californians |publisher=Ballena Press |isbn=978-0-87919-126-9}}</ref><ref name="Cunningham2010">{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=nuYuYGHwCygC&pg=PA135 |pages=135, 173–202 |last=Cunningham |first=Laura |title=State of Change: Forgotten Landscapes of California |publisher=Heyday |year=2010 |isbn=978-1-59714-136-9}}</ref><ref>{{cite book |last=Anderson |first=M. Kat |title=Tending the Wild: Native American Knowledge And the Management of California's Natural Resources |url=https://archive.org/details/tendingwildnativ0000ande |url-access=registration |publisher=University of California Press |year=2006 |isbn=978-0-520-24851-9}}</ref> serta metode tanam [[tumpang sari|tumpang]] yang dikenal dengan nama [[Tiga Saudara]] ([[labu musim dingin]], [[jagung]], dan [[Ercis|kacang polong]]).<ref name="wilson">{{cite book |title=Agriculture of the Hidatsa Indians: An Indian Interpretation |last=Wilson |first=Gilbert |year=1917 |publisher=Dodo Press |isbn=978-1-4099-4233-7 |pages=25 and passim |url=http://www.bookdepository.com/publishers/Dodo-Press |ref=wilson1917 |url-status=dead |archive-url=https://web.archive.org/web/20160314055513/http://www.bookdepository.com/publishers/Dodo-Press |archive-date=14 March 2016}}</ref><ref name="landon">{{cite journal |last=Landon |first=Amanda J. |title=The "How" of the Three Sisters: The Origins of Agriculture in Mesoamerica and the Human Niche |journal=Nebraska Anthropologist |year=2008 |url=http://digitalcommons.unl.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1039&context=nebanthro |pages=110–124 |access-date=1 April 2018 |archive-date=21 September 2013 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130921054240/http://digitalcommons.unl.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1039&context=nebanthro |url-status=live}}</ref>
[[Penduduk asli Australia]], yang sebelumnya dianggap sebagai pemburu-pengumpul nomaden, melakukan [[pembakaran terkendali]], kemungkinan untuk meningkatkan produktivitas sumber daya alam melalui metode pertanian berbasis api.<ref>{{cite journal |last=Jones |first=R. |doi=10.1007/BF03400623 |title=Fire-stick Farming |journal=Fire Ecology |volume=8 |issue=3 |pages=3–8 |year=2012 |doi-access=free |bibcode=2012FiEco...8c...3J}}</ref> Beberapa ahli berpendapat bahwa pemburu-pengumpul memerlukan lingkungan yang produktif untuk mendukung pengumpulan sumber pangan tanpa bertani. Karena hutan di Papua Nugini memiliki sedikit tanaman pangan, manusia purba mungkin menggunakan "pembakaran selektif" untuk meningkatkan produktivitas pohon [[Buah woromo|buah woromo]] liar.<ref>{{cite journal |last1=Rowley-Conwy |first1=Peter |last2=Layton |first2=Robert |title=Foraging and farming as niche construction: stable and unstable adaptations |journal=Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences |volume=366 |issue=1566 |date=27 March 2011 |issn=0962-8436 |pmid=21320899 |pmc=3048996 |doi=10.1098/rstb.2010.0307 |pages=849–862}}</ref> Kelompok [[Gunditjmara]] dan lainnya mengembangkan sistem budidaya [[belut]] dan [[Jebakan ikan|perangkap ikan]] sekitar 5.000 tahun yang lalu. Terdapat bukti peningkatan aktivitas pertanian di seluruh benua Australia pada periode itu. Di dua wilayah Australia, pantai barat tengah dan tengah timur, petani awal membudidayakan [[ubi jalar]], [[Otek|millet asli]], dan [[Kulim|bawang hutan]], mungkin di pemukiman permanen.
==Revolusi pertanian==
[[Romawi Kuno|Romawi]] mencatatkan kemajuan dalam teknik pertanian, seperti penggunaan [[pupuk]], [[rumah kaca]], dan penyimpanan dingin, serta mencatatkan praktik agrikultur dalam karya-karya seperti ''[[De Agricultura]]'' karya [[Marcus Porcius Cato]]. Abad Pertengahan memperlihatkan penyebaran teknologi pertanian ke Timur melalui pengaruh [[Islam]], di mana tanaman seperti [[tebu]] dan [[kedelai]] diperkenalkan. Penemuan Dunia Baru membawa tanaman seperti jagung, kentang, dan cokelat ke Eropa, mendorong revolusi pertanian pada abad ke-17 dan ke-18 yang didukung oleh munculnya negara nasionalis dan sistem perdagangan global.
== Pertanian kontemporer ==
[[Berkas:Precision Farming in Minnesota - Natural Colour.jpg|jmpl|Citra [[satelit]] pertanian di [[Minnesota]].]]
[[Berkas:Precision Farming in Minnesota - False Colour.jpg|jmpl|Citra [[inframerah]] pertanian di Minnesota. Tanaman sehat berwarna merah, genangan air berwarna hitam, dan lahan penuh pestisida berwarna coklat]]
Pertanian pada abad ke 20 dicirikan dengan peningkatan hasil, penggunaan [[pupuk]] dan [[pestisida]] sintetik, [[pembiakan selektif]], [[teknik pertanian|mekanisasi]], [[pencemaran air]], dan [[subsidi pertanian]]. Pendukung [[pertanian organik]] seperti [[Sir Albert Howard]] berpendapat bahwa di awal abad ke 20, penggunaan pestisida dan pupuk sintetik yang berlebihan dan secara jangka panjang dapat merusak kesuburan tanah. Pendapat ini drman selama puluhan tahun, hingga [[kesadaran lingkungan]] meningkat di awal abad ke 21 menyebabkan gerakan [[pertanian berkelanjutan]] meluas dan mulai dikembangkan oleh [[petani]], konsumen, dan pembuat [[kebijakan pertanian|kebijakan]].
Sejak tahun 1990-an, terdapat perlawanan terhadap [[efek lingkungan dari pertanian]] konvensional, terutama mengenai pencemaran air,<ref>{{cite web|publisher=The World Bank|year=1995|url=http://econ.worldbank.org/external/default/main?pagePK=64165259&theSitePK=469372&piPK=64165421&menuPK=64166093&entityID=000009265_3970311122936|title=Overcoming agricultural pollution of water : the challenge of integrating agricultural and environmental policies in the European Union, Volume 1|accessdate=2013-04-15|author=Scheierling, Susanne M.|archive-date=2013-06-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20130605112426/http://econ.worldbank.org/external/default/main?pagePK=64165259&theSitePK=469372&piPK=64165421&menuPK=64166093&entityID=000009265_3970311122936|dead-url=yes}}</ref> menyebabkan tumbuhnya gerakan organik. Salah satu penggerak utama dari gerakan ini adalah sertifikasi [[bahan pangan organik]] pertama di dunia, yang dilakukan oleh [[Uni Eropa]] pada tahun 1991, dan mulai mereformasi [[Kebijakan Pertanian Bersama]] Uni Eropa pada tahun 2005.<ref>{{cite web|publisher=European Commission|year=2003|url=http://ec.europa.eu/agriculture/capreform/index_en.htm|title=CAP Reform|accessdate=2013-04-15}}</ref> Pertumbuhan pertanian organik telah memperbarui penelitian dalam teknologi alternatif seperti [[manajemen hama terpadu]] dan [[pembiakan selektif]]. Perkembangan teknologi terkini yang dipergunakan secara luas yaitu [[bahan pangan termodifikasi secara genetik]].
Di akhir tahun 2007, beberapa faktor mendorong peningkatan harga biji-bijian yang dikonsumsi manusia dan hewan ternak, menyebabkan peningkatan harga gandum (hingga 58%), kedelai (hingga 32%), dan jagung (hingga 11%) dalam satu tahun. Kontribusi terbesar ada pada peningkatan permintaan biji-bijian sebagai bahan pakan ternak di Cina dan India, dan konversi biji-bijian bahan pangan menjadi produk [[biofuel]].<ref>{{cite news|url=http://www.nytimes.com/2007/09/06/business/06tyson.html?n=Top/Reference/Times%20Topics/Subjects/W/Wheat|title=At Tyson and Kraft, Grain Costs Limit Profit|date=6 September 2007|agency=Bloomberg|newspaper=The New York Times}}</ref><ref>{{cite news|url=http://www.financialpost.com/story.html?id=213343|title=Forget oil, the new global crisis is food|last=McMullen|first=Alia|date=7 January 2008|newspaper=Financial Post|location=Toronto|access-date=2013-11-13|archive-date=2013-11-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20131113230742/http://www.financialpost.com/story.html?id=213343|dead-url=yes}}</ref> Hal ini menyebabkan kerusuhan dan demonstrasi yang menuntut turunnya harga pangan.<ref name="guardian.co.uk">Watts, Jonathan (4 December 2007). [http://www.guardian.co.uk/world/2007/dec/04/china.business "Riots and hunger feared as demand for grain sends food costs soaring"], ''The Guardian'' (London).</ref><ref name="timesonline.co.uk">Mortished, Carl (7 March 2008).[http://www.timesonline.co.uk/tol/news/environment/article3500975.ece "Already we have riots, hoarding, panic: the sign of things to come?"], ''The Times'' (London).</ref><ref name="ReferenceA">Borger, Julian (26 February 2008). [http://www.guardian.co.uk/environment/2008/feb/26/food.unitednations "Feed the world? We are fighting a losing battle, UN admits"], ''The Guardian'' (London).</ref> [[International Fund for Agricultural Development]] mengusulkan peningkatan [[UKM|pertanian skala kecil]] dapat menjadi solusi untuk meningkatkan suplai bahan pangan dan juga [[ketahanan pangan]]. Visi mereka didasarkan pada perkembangan [[Vietnam]] yang bergerak dari importir makanan ke eksportir makanan, dan mengalami penurunan angka kemiskinan secara signifikan dikarenakan peningkatan jumlah dan volume usaha kecil di bidang pertanian di negara mereka.<ref>{{cite web|url=http://www.ifad.org/operations/food/farmer.htm|title=Food prices: smallholder farmers can be part of the solution|publisher=International Fund for Agricultural Development|accessdate=2013-04-24|archive-date=2013-05-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20130505224355/http://www.ifad.org/operations/food/farmer.htm|dead-url=yes}}</ref>
Sebuah epidemi yang disebabkan oleh fungi ''[[Puccinia graminis]]'' pada tanaman gandum menyebar di Afrika hingga ke Asia.<ref>McKie, Robin; Rice, Xan (22 April 2007). [http://www.guardian.co.uk/science/2007/apr/22/food.foodanddrink "Millions face famine as crop disease rages"], ''The Observer' (London).</ref><ref name= NewSci>{{cite journal |url= http://environment.newscientist.com/channel/earth/mg19425983.700-billions-at-risk-from-wheat-superblight.html |journal= New Scientist |location= London |title= Billions at risk from wheat super-blight |date= 3 April 2007 |last= Mackenzie |first= Debora |accessdate= 19 April 2007 |issue= 2598 |pages= 6–7 |archive-date= 2007-05-09 |archive-url= https://web.archive.org/web/20070509024241/http://environment.newscientist.com/channel/earth/mg19425983.700-billions-at-risk-from-wheat-superblight.html |dead-url= yes }}</ref><ref>{{cite web|author=Leonard, K.J.|url=http://www.ars.usda.gov/Main/docs.htm?docid=10755|title= Black stem rust biology and threat to wheat growers|publisher=USDA Agricultural Research Service|date=February 2001|accessdate=2013-04-22}}</ref> Diperkirakan 40% lahan pertanian terdegradasi secara serius.<ref>Sample, Ian (31 August 2007). [http://www.guardian.co.uk/environment/2007/aug/31/climatechange.food "Global food crisis looms as climate change and population growth strip fertile land"], ''The Guardian'' (London).</ref> Di Afrika, kecenderungan degradasi tanah yang terus berlanjut dapat menyebabkan lahan tersebut hanya mampu memberi makan 25% populasinya.<ref>[http://news.mongabay.com/2006/1214-unu.html "Africa may be able to feed only 25% of its population by 2025"], ''mongabay.com'', 14 December 2006.</ref>
Pada tahun 2009, China merupakan produsen hasil pertanian terbesar di dunia, diikuti oleh Uni Eropa, India, dan Amerika Serikat, berdasarkan [[IMF]].Pakar ekonomi mengukur [[total faktor produktivitas]] pertanian dan menemukan bahwa Amerika Serikat saat ini 1.7 kali lebih produktif dibandingkan dengan tahun 1948.<ref>{{cite web|publisher=USDA Economic Research Service|url=http://www.ers.usda.gov/data/agproductivity/|title=Agricultural Productivity in the United States|date=5 July 2012|accessdate=2013-04-22|archive-date=2013-02-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20130201021133/http://www.ers.usda.gov/Data/AgProductivity/|dead-url=yes}}</ref> Enam negara di dunia, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Australia, Argentina, dan Thailand mensuplai 90% biji-bijian bahan pangan yang diperdagangkan di dunia.<ref name="grain trade">"[http://www.i-sis.org.uk/TFBE.php The Food Bubble Economy]". ''The Institute of Science in Society.''</ref> [[Defisit air]] yang terjadi telah meningkatkan impor biji-bijian di berbagai negara berkembang,<ref>{{cite web |archiveurl=https://web.archive.org/web/20100724203016/http://www.greatlakesdirectory.org/zarticles/080902_water_shortages.htm |archivedate=2010-07-24 |url=http://www.greatlakesdirectory.org/zarticles/080902_water_shortages.htm |title=Global Water Shortages May Lead to Food Shortages-Aquifer Depletion |first1=Lester R. |last1=Brown |access-date=2013-11-13 |dead-url=no }}</ref> dan kemungkinan juga akan terjadi di negara yang lebih besar seperti China dan India.<ref>{{cite journal|url=http://www.atimes.com/atimes/South_Asia/HG21Df01.html|title=India grows a grain crisis|journal=Asia Times (Hong Kong)|date=21 July 2006|access-date=2013-11-13|archive-date=2018-02-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20180221083541/http://www.atimes.com/atimes/South_Asia/HG21Df01.html|dead-url=yes}}</ref>
== Tenaga kerja ==
Pada tahun 2011, [[Organisasi Perburuhan Internasional]] (disingkat ILO) menyatakan bahwa setidaknya terdapat 1 miliar lebih penduduk yang bekerja di bidang sektor pertanian. Pertanian menyumbang setidaknya 70% jumlah pekerja anak-anak, dan di berbagai negara sejumlah besar wanita juga bekerja di sektor ini lebih banyak dibandingkan dengan sektor lainnya.<ref name=ILO/> Hanya sektor jasa yang mampu mengungguli jumlah pekerja pertanian, yaitu pada tahun 2007. Antara tahun 1997 dan 2007, jumlah tenaga kerja di bidang pertanian turun dan merupakan sebuah kecenderungan yang akan berlanjut.<ref>{{cite web|url=http://www.financialexpress.com/news/story/191279|title=Services sector overtakes farming as world's biggest employer: ILO|author=AP|date=26 January 2007|accessdate=2013-04-24|publisher=The Financial Express}}</ref> Jumlah pekerja yang dipekerjakan di bidang pertanian bervariasi di berbagai negara, mulai dari 2% di negara maju seperti Amerika Serikat dan Kanada, hingga 80% di berbagai negara di Afrika.<ref name=LaborForce>{{cite web|url=https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/fields/2048.html|title=Labor Force – By Occupation|publisher=Central Intelligence Agency|work=The World Factbook|accessdate=2013-05-04|archive-date=2014-05-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20140522214333/https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/fields/2048.html|dead-url=yes}}</ref> Di negara maju, angka ini secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan abad sebelumnya. Pada abad ke 16, antara 55–75% penduduk Eropa bekerja di bidang pertanian. Pada abad ke 19, angka ini turun menjadi antara 35–65%.<ref>{{cite journal|url=http://economics.ouls.ox.ac.uk/13621/1/uuid9ef3c3c6-512f-44b6-b74e-53266cc42ae2-ATTACHMENT01.pdf|format=PDF|title=Economic structure and agricultural productivity in Europe, 1300–1800|journal=European Review of Economic History|volume=3|pages=1–25|author=Allen, Robert C.|access-date=2013-11-13|archive-date=2014-10-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20141027195415/http://economics.ouls.ox.ac.uk/13621/1/uuid9ef3c3c6-512f-44b6-b74e-53266cc42ae2-ATTACHMENT01.pdf|dead-url=yes}}</ref> Angka ini sekarang turun menjadi kurang dari 10%.<ref name=LaborForce/>
=== Keamanan ===
[[Berkas:Ford Tractor with ROPS bar fitted.JPG|ka|jmpl|Batang pelindung risiko tergulingnya traktor dipasang di belakang kursi pengemudi]]
Pertanian merupakan industri yang berbahaya. Petani di seluruh dunia bekerja pada risiko tinggi terluka, penyakit paru-paru, hilangnya pendengaran, penyakit kulit, juga kanker tertentu karena penggunaan bahan kimia dan paparan cahaya matahari dalam jangka panjang. Pada pertanian industri, luka secara berkala terjadi pada penggunaan [[alat dan mesin pertanian]], dan penyebab utama luka serius.<ref name="aginjury">{{cite web|url=http://www.cdc.gov/niosh/topics/aginjury/ |title=NIOSH Workplace Safety & Health Topic: Agricultural Injuries|publisher=Centers for Disease Control and Prevention|accessdate=2013-04-16}}</ref> Pestisida dan bahan kimia lainnya juga membahayakan kesehatan. Pekerja yang terpapar pestisida secara jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan fertilitas.<ref name=NIOSH_pest>{{cite web|url=http://www.cdc.gov/niosh/docs/2012-108/ |title=NIOSH Pesticide Poisoning Monitoring Program Protects Farmworkers|publisher=Centers for Disease Control and Prevention|accessdate=2013-04-15}}</ref> Di negara industri dengan keluarga yang semuanya bekerja pada [[lahan usaha tani]] yang dikembangkannya sendiri, seluruh keluarga tersebut berada pada risiko.<ref name="NIOSH Agri">{{cite web|url=http://www.cdc.gov/niosh/topics/agriculture/ |title=NIOSH Workplace Safety & Health Topic: Agriculture|publisher=Centers for Disease Control and Prevention|accessdate=2013-04-16}}</ref> Penyebab utama kecelakaan fatal pada pekerja pertanian yaitu tenggelam dan luka akibat permesinan.<ref name="NIOSH Agri" />
ILO menyatakan bahwa pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi yang membahayakan tenaga kerja.<ref name=ILO>{{cite web|url=http://www.ilo.org/safework/info/standards-and-instruments/codes/WCMS_161135/lang--en/index.htm|title=Safety and health in agriculture|publisher=International Labour Organization|accessdate=2013-04-24|date=21 March 2011}}</ref> Diperkirakan bahwa kematian pekerja di sektor ini setidaknya 170 ribu jiwa per tahun. Berbagai kasus kematian, luka, dan sakit karena aktivitas pertanian sering kali tidak dilaporkan sebagai kejadian akibat aktivitas pertanian.<ref name=ILO2>{{cite web|url=http://www.ilo.org/safework/areasofwork/hazardous-work/WCMS_110188/lang--en/index.htm|title=Agriculture: A hazardous work|publisher=International Labour Organization|accessdate=2013-04-24|date=15 June 2009}}</ref> ILO telah mengembangkan [[Konvensi Kesehatan dan Keselamatan di bidang Pertanian, 2001]], yang mencakup risiko pada pekerjaan di bidang pertanian, pencegahan risiko ini, dan peran dari individu dan organisasi terkait pertanian.<ref name=ILO/>
== Sistem pembudidayaan tanaman ==
{{seealso|Agronomi|Daftar tumbuhan hasil domestikasi}}
[[Berkas:Paddy fields in India.jpg|jmpl|Budi daya padi di [[Bihar]], India]]
Sistem pertanaman dapat bervariasi pada setiap lahan usaha tani, tergantung pada ketersediaan sumber daya dan pembatas; geografi dan iklim; [[kebijakan pertanian|kebijakan pemerintah]]; tekanan ekonomi, sosial, dan politik; dan filosofi dan budaya petani.<ref name="FAO FS">{{cite web|publisher=Food and Agriculture Organization|url=http://www.fao.org/farmingsystems/description_en.htm|title=Analysis of farming systems|accessdate=2013-05-22|archive-date=2013-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20130806063804/http://www.fao.org/farmingsystems/description_en.htm|dead-url=yes}}</ref><ref name="PCP APS">Acquaah, G. 2002. Agricultural Production Systems. pp. 283–317 in "Principles of Crop Production, Theories, Techniques and Technology". Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.</ref>
[[Pertanian berpindah]] ([[tebang dan bakar]]) adalah sistem di mana hutan dibakar. Nutrisi yang tertinggal di tanah setelah pembakaran dapat mendukung pembudidayaan [[tumbuhan semusim]] dan [[tumbuhan menahun|menahun]] untuk beberapa tahun.<ref name="CS">Chrispeels, M.J.; Sadava, D.E. 1994. "Farming Systems: Development, Productivity, and Sustainability". pp. 25–57 in ''Plants, Genes, and Agriculture''. Jones and Bartlett, Boston, MA.</ref> Lalu petak tersebut ditinggalkan agar hutan tumbuh kembali dan petani berpindah ke petak hutan berikutnya yang akan dijadikan lahan pertanian. Waktu tunggu akan semakin pendek ketika populasi petani meningkat, sehingga membutuhkan input nutrisi dari [[pupuk]] dan [[kotoran hewan]], dan [[pengendalian hama]]. Pembudidayaan semusim berkembang dari budaya ini. Petani tidak berpindah, namun membutuhkan intensitas input pupuk dan pengendalian hama yang lebih tinggi.
Industrialisasi membawa pertanian [[monokultur]] di mana satu [[kultivar]] dibudidayakan pada lahan yang sangat luas. Karena tingkat [[keanekaragaman hayati]] yang rendah, penggunaan nutrisi cenderung seragam dan hama dapat terakumulasi pada halah tersebut, sehingga penggunaan pupuk dan [[pestisida]] meningkat.<ref name="PCP APS"/> Di sisi lain, sistem tanaman rotasi menumbuhkan tanaman berbeda secara berurutan dalam satu tahun. [[Tumpang sari]] adalah ketika tanaman yang berbeda ditanam pada waktu yang sama dan lahan yang sama, yang disebut juga dengan [[polikultur]].<ref name="CS" />
Di lingkungan subtropis dan gersang, preiode penanaman terbatas pada keberadaan musim hujan sehingga tidak dimungkinkan menanam banyak tanaman semusim bergiliran dalam setahun, atau dibutuhkan [[irigasi]]. Di semua jenis lingkungan ini, tanaman menahun seperti [[kopi]] dan [[kakao]] dan praktik [[wanatani]] dapat tumbuh. Di lingkungan beriklim sedang di mana [[padang rumput]] dan [[sabana]] banyak tumbuh, praktik budidaya tanaman semusim dan [[penggembalaan hewan]] dominan.<ref name="CS"/>
== Sistem produksi hewan ==
{{Main|Peternakan|Budi daya perikanan|Hewan ternak}}
Sistem produksi hewan ternak dapat didefinisikan berdasarkan sumber pakan yang digunakan, yang terdiri dari peternakan berbasis [[penggembalaan hewan|penggembalaan]], sistem kandang penuh, dan campuran.<ref name="FAO lps">{{cite web|author=Sere, C.; Steinfeld, H.; Groeneweld, J.|year=1995|url=http://www.fao.org/WAIRDOCS/LEAD/X6101E/x6101e00.htm#Contents|title=Description of Systems in World Livestock Systems – Current status issues and trends|publisher=U.N. Food and Agriculture Organization|accessdate=2013-09-08|archive-date=2012-10-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20121026004040/http://www.fao.org/WAIRDOCS/LEAD/X6101E/X6101E00.HTM#Contents|dead-url=yes}}</ref> Pada tahun 2010, 30% lahan di dunia digunakan untuk memproduksi hewan ternak dengan mempekerjakan lebih 1.3 miliar orang. Antara tahun 1960-an sampai 2000-an terjadi peningkatan produksi hewan ternak secara signifikan, dihitung dari jumlah maupun massa [[karkas]], terutama pada produksi [[daging sapi]], [[daging babi]], dan [[daging ayam]]. Produksi daging ayam pada periode tersebut meningkat hingga 10 kali lipat. [[Hasil hewan]] non-daging seperti [[susu sapi]] dan [[telur ayam]] juga menunjukan peningkatan yang signifikan. Populasi sapi, domba, dan kambing diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2050.<ref name=LP>{{cite journal|url=http://rstb.royalsocietypublishing.org/content/365/1554/2853.full|title=Livestock production: recent trends, future prospects|author=Thornton, Philip K.|doi=10.1098/rstb.2010.0134|journal=Philosophical Transactions of the Royal Society B|date=27 September 2010|volume=365|number= 1554}}</ref>
[[Budi daya perikanan]] adalah produksi ikan dan hewan air lainnya di dalam lingkungan yang terkendali untuk konsumsi manusia. Sektor ini juga termasuk yang mengalami peningkatan hasil rata-rata 9% per tahun antara tahun 1975 hingga tahun 2007.<ref>{{cite journal|url=http://content.time.com/time/health/article/0,8599,1663604,00.html|title=Fish Farming's Growing Dangers|journal=Time|author=Stier, Ken|date=September 19, 2007}}</ref>
Selama abad ke-20, produsen hewan ternak dan ikan menggunakan [[pembiakan selektif]] untuk menciptakan [[ras hewan]] dan [[hibrida]] yang mampu meningkatkan hasil produksi, tanpa memperdulikan keinginan untuk mempertahankan [[keanekaragaman genetika]]. Kecenderungan ini memicu penurunan signifikan dalam keanekaragaman genetika dan sumber daya pada ras hewan ternak, yang menyebabkan berkurangnya resistansi hewan ternak terhadap penyakit. Adaptasi lokal yang sebelumnya banyak terdapat pada hewan ternak ras setempat juga mulai menghilang.<ref>{{cite journal|url=http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1365-2052.2010.02036.x/full|title=A global view of livestock biodiversity and conservation – GLOBALDIV|author=P. Ajmone-Marsan|journal=Animal Genetics|date=May 2010|doi=10.1111/j.1365-2052.2010.02036.x|volume=41| issue = supplement S1|pages=1–5}}</ref>
Produksi hewan ternak berbasis penggembalaan amat bergantung pada bentang alam seperti [[padang rumput]] dan [[sabana]] untuk memberi makan hewan [[ruminansia]]. Kotoran hewan menjadi input nutrisi utama bagi vegetasi tersebut, namun input lain di luar kotoran hewan dapat diberikan tergantung kebutuhan. Sistem ini penting di daerah di mana produksi tanaman pertanian tidak memungkinkan karena kondisi iklim dan tanah.<ref name="CS"/> Sistem campuran menggunakan lahan penggembalaan sekaligus pakan buatan yang merupakan hasil pertanian yang diolah menjadi pakan ternak.<ref name="FAO lps"/> Sistem kandang memelihara hewan ternak di dalam kandang secara penuh dengan input pakan yang harus diberikan setiap hari. Pengolahan kotoran ternak dapat menjadi masalah [[pencemaran udara]] karena dapat menumpuk dan melepaskan gas [[metan]] dalam jumlah besar.<ref name="FAO lps"/>
Negara industri menggunakan sistem kandang penuh untuk mensuplai sebagian besar daging dan produk peternakan di dalam negerinya. Diperkirakan 75% dari seluruh peningkatan produksi hewan ternak dari tahun 2003 hingga 2030 akan bergantung pada sistem produksi [[peternakan pabrik]]. Sebagian besar pertumbuhan ini akan terjadi di negara yang saat ini merupakan negara berkembang di Asia, dan sebagian kecil di Afrika.<ref name=LP/> Beberapa praktik digunakan dalam produksi hewan ternak komersial seperti penggunaan [[hormon pertumbuhan]] menjadi kontroversi di berbagai tempat di dunia.<ref>{{cite web|url=http://europa.eu/rapid/press-release_IP-02-604_en.pdf |title=Growth Promoting Hormones Pose Health Risk to Consumers, Confirms EU Scientific Committee|date=23 April 2002|accessdate=2013-04-06|publisher=European Union}}</ref>
== Masalah lingkungan ==
{{Main|Dampak lingkungan dari pertanian}}
Pertanian mampu menyebabkan masalah melalui [[pestisida]], arus nutrisi, penggunaan air berlebih, hilangnya lingkungan alam, dan masalah lainnya. Sebuah penilaian yang dilakukan pada tahun 2000 di Inggris menyebutkan total [[biaya eksternal]] untuk mengatasi permasalahan lingkungan terkait pertanian adalah 2343 juta Poundsterling, atau 208 Poundsterling per hektare.<ref name=Pretty2000>{{cite journal |last1= Pretty |year= 2000 |title= An assessment of the total external costs of UK agriculture |journal= Agricultural Systems |volume= 65 |issue= 2 |pages= 113–136 |doi= 10.1016/S0308-521X(00)00031-7|url= http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0308521X00000317 |first1= J |display-authors= 1 |last2= Brett |first2= C. |last3= Gee |first3= D. |last4= Hine |first4= R.E. |last5= Mason |first5= C.F. |last6= Morison |first6= J.I.L. |last7= Raven |first7= H. |last8= Rayment |first8= M.D. |last9= Van Der Bijl |first9= G.}}</ref> Sedangkan di Amerika Serikat, biaya eksternal untuk produksi tanaman pertaniannya mencapai 5 hingga 16 miliar US Dollar atau 30-96 US Dollar per hektare, dan biaya eksternal produksi peternakan mencapai 714 juta US Dollar.<ref name=Tegtmeier2005>{{cite journal |last1= Tegtmeier |first1= E.M. |last2= Duffy |first2= M. |year= 2005 |title= External Costs of Agricultural Production in the United States |journal= The Earthscan Reader in Sustainable Agriculture |url= http://www.organicvalley.coop/fileadmin/pdf/ag_costs_IJAS2004.pdf}}</ref> Kedua studi fokus pada dampak fiskal, yang menghasilkan kesimpulan bahwa begitu banyak hal yang harus dilakukan untuk memasukkan biaya eksternal ke dalam usaha pertanian. Keduanya tidak memasukkan subsidi di dalam analisisnya, namun memberikan catatan bahwa subsidi pertanian juga membawa dampak bagi masyarakat.<ref name=Pretty2000/><ref name=Tegtmeier2005/> Pada tahun 2010, [[International Resource Panel]] dari [[UNEP]] mempublikasikan laporan penilaian dampak lingkungan dari konsumsi dan produksi. Studi tersebut menemukan bahwa pertanian dan konsumsi bahan pangan adalah dua hal yang memberikan tekanan pada lingkungan, terutama degradasi [[habitat]], [[perubahan iklim]], penggunaan air, dan emisi zat beracun.<ref>{{cite web|url=http://www.unep.org/resourcepanel/Publications/PriorityProducts/tabid/56053/Default.aspx|title=Priority products and materials: assessing the environmental impacts of consumption and production|author=International Resource Panel|publisher=United Nations Environment Programme|year=2010|accessdate=2013-05-07|archive-date=2012-12-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20121224061455/http://www.unep.org/resourcepanel/Publications/PriorityProducts/tabid/56053/Default.aspx|dead-url=yes}}</ref>
=== Masalah pada hewan ternak ===
PBB melaporkan bahwa "hewan ternak merupakan salah satu penyumbang utama masalah lingkungan".<ref>{{cite web |url=http://www.fao.org/newsroom/en/news/2006/1000448/index.html |title=Livestock a major threat to environment |publisher=UN Food and Agriculture Organization |date=29 November 2006 |accessdate=2013-04-24 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20080328062709/http://www.fao.org/newsroom/en/news/2006/1000448/index.html |archivedate=2008-03-28 |deadurl=no }}</ref> 70% lahan pertanian dunia digunakan untuk produksi hewan ternak, secara langsung maupun tidak langsung, sebagai lahan penggembalaan maupun lahan untuk memproduksi pakan ternak. Jumlah ini setara dengan 30% total lahan di dunia. Hewan ternak juga merupakan salah satu penyumbang [[gas rumah kaca]] berupa gas [[metana]] dan [[nitro oksida]] yang, meski jumlahnya sedikit, namun dampaknya setara dengan emisi total CO<sub>2</sub>. Hal ini dikarenakan gas metana dan [[nitro oksida]] merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat dibandingkan CO<sub>2</sub>. Peternakan juga didakwa sebagai salah satu faktor penyebab terjadinya [[deforestasi]]. 70% basin Amazon yang sebelumnya merupakan hutan kini menjadi lahan [[penggembalaan hewan]], dan sisanya menjadi lahan produksi pakan.<ref name="LEAD">{{cite web |archiveurl=https://web.archive.org/web/20080625012113/http://www.virtualcentre.org/en/library/key_pub/longshad/A0701E00.pdf |archivedate=2008-06-25 |last1=Steinfeld |first1=H. |last2=Gerber |first2=P. |last3=Wassenaar |first3=T. |last4=Castel |first4=V. |last5=Rosales |first5=M. |last6=de Haan |first6=C. |year=2006 |publisher=U.N. Food and Agriculture Organization |location=Rome |url=http://www.virtualcentre.org/en/library/key_pub/longshad/A0701E00.pdf |title=Livestock's Long Shadow – Environmental issues and options |accessdate=5 December 2008 |dead-url=yes }}</ref> Selain deforestasi dan [[degradasi lahan]], budi daya hewan ternak yang sebagian besar berkonsep ras tunggal juga menjadi pemicu hilangnya [[keanekaragaman hayati]].
=== Masalah penggunaan lahan dan air ===
{{See also|Dampak lingkungan dari irigasi}}
Transformasi lahan menuju penggunaannya untuk menghasilkan barang dan jasa adalah cara yang paling substansial bagi manusia dalam mengubah ekosistem bumi, dan dikategrikan sebagai penggerak utama hilangnya keanekaragaman hayati. Diperkirakan jumlah lahan yang diubah oleh manusia antara 39%-50%.<ref name="Vitousek">{{cite journal|author=Vitousek, P.M.; Mooney, H.A.; Lubchenco, J.; Melillo, J.M.|year=1997|title=Human Domination of Earth's Ecosystems|journal=Science|volume=277|pages=494–499}}</ref> Degradasi lahan, penurunan fungsi dan produktivitas ekosistem jangka panjang, diperkirakan terjadi pada 24% lahan di dunia.<ref name="FAO GLADA">{{cite web|author=Bai, Z.G., D.L. Dent, L. Olsson, and M.E. Schaepman|date=November 2008|title=Global assessment of land degradation and improvement 1:identification by remote sensing|publisher=FAO/ISRIC|url=http://www.isric.org/isric/webdocs/docs/Report%202008_01_GLADA%20international_REV_Nov%202008.pdf|format=PDF|accessdate=2013-05-24|archive-date=2013-12-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20131213041558/http://www.isric.org/isric/webdocs/docs/Report%202008_01_GLADA%20international_REV_Nov%202008.pdf|dead-url=yes}}</ref> Laporan FAO menyatakan bahwa [[manajemen lahan]] sebagai penggerak utama degradasi dan 1.5 miliar orang bergantung pada lahan yang terdegradasi. Deforestasi, [[desertifikasi]], [[erosi]] tanah, kehilangan kadar mineral, dan [[salinisasi]] adalah contoh bentuk degradasi tanah.<ref name="CS"/>
[[Eutrofikasi]] adalah [[ledakan alga|peningkatan populasi alga]] dan tumbuhan air di ekosistem perairan akibat aliran nutrisi dari [[lahan pertanian]]. Hal ini mampu menyebabkan hilangnya kadar oksigen di air ketika jumlah alga dan tumbuhan air yang mati dan membusuk di perairan bertambah dan [[dekomposisi]] terjadi. Hal ini mampu menyebabkan [[kebinasaan ikan]], hilangnya [[keanekaragaman hayati]], dan menjadikan air tidak bisa digunakan sebagai air minum dan kebutuhan masyarakat dan industri. Penggunaan pupuk berlebihan di lahan pertanian yang diikuti dengan [[aliran air permukaan]] mampu menyebabkan nutrisi di lahan pertanian terkikis dan mengalir terbawa menuju ke perairan terdekat. Nutrisi inilah yang menyebabkan eutrofikasi.<ref name="Eutr">{{cite journal|author=Carpenter, S.R., N.F. Caraco, D.L. Correll, R.W. Howarth, A.N. Sharpley, and V.H. Smith|year=1998|title=Nonpoint Pollution of Surface Waters with Phosphorus and Nitrogen|url=https://archive.org/details/sim_ecological-applications_1998-08_8_3/page/559|journal=Ecological Applications|volume=8|pages=559–568|doi=10.1890/1051-0761(1998)008[0559:NPOSWW]2.0.CO;2|issue=3}}</ref>
Pertanian memanfaatkan 70% air tawar yang diambil dari berbagai sumber di seluruh dunia.<ref>{{cite web|editor=Molden, D.|url=http://www.iwmi.cgiar.org/About_IWMI/Strategic_Documents/Annual_Reports/2006_2007/ca.html|title=Findings of the Comprehensive Assessment of Water Management in Agriculture|work=Annual Report 2006/2007|publisher=International Water Management Institute|accessdate=2013-05-07}}</ref> Pertanian memanfaatkan sebagian besar air di [[akuifer]], bahkan mengambilnya dari lapisan [[air tanah]] dalam laju yang tidak dapat dikembalikan (''unsustainable''). Telah diketahui bahwa berbagai akuifer di berbagai tempat padat penduduk di seluruh dunia, seperti China bagian utara, sekitar [[Sungai Ganga]], dan wilayah barat Amerika Serikat, telah berkurang jauh, dan penelitian mengenai ini sedang dilakukan di akuifer di Iran, Meksiko, dan Arab Saudi.<ref>{{cite web|url=http://green.blogs.nytimes.com/2012/08/13/stressed-aquifers-around-the-globe/|title=Stressed Aquifers Around the Globe|author=Li, Sophia|date=13 August 2012|accessdate=2013-05-07|publisher=New York Times}}</ref> Tekanan terhadap konservasi air terus terjadi dari sektor industri dan kawasan urban yang terus mengambil air secara tidak lestari, sehingga kompetisi penggunaan air bagi pertanian meningkat dan tantangan dalam memproduksi bahan pangan juga demikian, terutama di kawasan yang langka air.<ref>{{cite web|url=http://www.fao.org/ag/magazine/0511sp2.htm|title=Water Use in Agriculture|date=November 2005|publisher=FAO|accessdate=2013-05-07|archive-date=2013-06-15|archive-url=https://archive.today/20130615091527/http://www.fao.org/ag/magazine/0511sp2.htm|dead-url=yes}}</ref> Penggunaan air di pertanian juga dapat menjadi penyebab masalah lingkungan, termasuk hilangnya rawa, penyebaran penyakit melalui air, dan degradasi lahan seperti [[salinisasi tanah]] ketika irigasi tidak dilakukan dengan baik.<ref>{{cite web|url=http://www.fao.org/ag/magazine/0303sp1.htm|title=Water Management: Towards 2030|date=March 2003|publisher=FAO|accessdate=2013-05-07|archive-date=2013-05-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20130510184315/http://www.fao.org/ag/magazine/0303sp1.htm|dead-url=yes}}</ref>
=== Pestisida ===
{{main|Dampak lingkungan dari pestisida}}
Penggunaan pestisida telah meningkat sejak tahun 1950-an, menjadi 2.5 juta ton per tahun di seluruh dunia. Namun tingkat kehilangan produksi pertanian tetap terjadi dalam jumlah yang relatif konstan.<ref name="Pimentel pesticide">{{cite web|author=Pimentel, D. T.W. Culliney, and T. Bashore|year=1996.|url=http://ipmworld.umn.edu/chapters/pimentel.htm|title=Public health risks associated with pesticides and natural toxins in foods|work=Radcliffe's IPM World Textbook|accessdate=2013-05-07|archive-date=1999-02-18|archive-url=https://web.archive.org/web/19990218073023/http://ipmworld.umn.edu/chapters/pimentel.htm|dead-url=yes}}</ref> WHO memperkirakan pada tahun 1992 bahwa 3 juta manusia keracunan pestisida setiap tahun dan menyebabkan kematian 200 ribu jiwa.<ref name="WHO">WHO. 1992. Our planet, our health: Report of the WHU commission on health and environment. Geneva: World Health Organization.</ref> Pestisida dapat menyebabkan [[resistansi pestisida]] pada populasi hama sehingga pengembangan pestisida baru terus berlanjut.<ref name="CS Pest">Chrispeels, M.J. and D.E. Sadava. 1994. "Strategies for Pest Control" pp.355–383 in ''Plants, Genes, and Agriculture''. Jones and Bartlett, Boston, MA.</ref>
Argumen alernatif dari masalah ini adalah pestisida merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi pangan pada lahan yang terbatas, sehingga dapat menumbuhkan lebih banyak tanaman pertanian pada lahan yang lebih sempit dan memberikan ruang lebih banyak bagi alam liar dengan mencegah perluasan lahan pertanian lebih ekstensif.<ref name="DAvery">{{cite book|author=Avery, D.T.|year=2000|title=Saving the Planet with Pesticides and Plastic: The Environmental Triumph of High-Yield Farming|url=https://archive.org/details/savingplanetwith00aver|publisher=Hudson Institute|location=Indianapolis, IN}}</ref><ref>{{cite web|publisher=Center for Global Food Issues|url=http://www.cgfi.org/ |title=Home|accessdate=2013-05-24}}</ref> Namun berbagai kritik berkembang bahwa perluasan lahan yang mengorbankan lingkungan karena peningkatan kebutuhan pangan tidak dapat dihindari,<ref name="WH">Lappe, F.M., J. Collins, and P. Rosset. 1998. "Myth 4: Food vs. Our Environment" pp. 42–57 in ''World Hunger, Twelve Myths'', Grove Press, New York.</ref> dan pestisida hanya menggantikan praktik pertanian yang baik yang ada seperti [[rotasi tanaman]].<ref name="CS Pest"/> Rotasi tanaman mencegah penumpukan hama yang sama pada satu lahan sehingga hama diharapkan menghilang setelah panen dan tidak datang kembali karena tanaman yang ditanam tidak sama dengan yang sebelumnya.
=== Perubahan iklim ===
{{see also|Perubahan iklim dan pertanian}}
Pertanian adalah salah satu yang mempengaruhi perubahan iklim, dan perubahan iklim memiliki dampak bagi pertanian. [[Perubahan iklim]] memiliki pengaruh bagi pertanian melalui perubahan temperatur, hujan (perubahan periode dan kuantitas), kadar [[karbon dioksida]] di udara, [[radiasi matahari]], dan interaksi dari semua elemen tersebut.<ref name="CS"/> Kejadian ekstrem seperti kekeringan dan banjir diperkirakan meningkat akibat perubahan iklim.<ref>{{cite journal|author=Harvey, Fiona|date=18 November 2011|url=http://www.guardian.co.uk/environment/2011/nov/18/extreme-weather-climate-change-ipcc|title=Extreme weather will strike as climate change takes hold, IPCC warns|journal=The Guardian}}</ref> Pertanian merupakan sektor yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Suplai air akan menjadi hal yang kritis untuk menjaga produksi pertanian dan menyediakan bahan pangan. Fluktuasi debit sungai akan terus terjadi akibat perubahan iklim. Negara di sekitar [[sungai Nil]] sudah mengalami dampak fluktuasi debit sungai yang mempengaruhi hasil pertanian musiman yang mampu mengurangi hasil pertanian hingga 50%.<ref>{{cite web|url=http://www.strategicforesight.com/publication_pdf/11374Nile%20concise.pdf|title=Report: Blue Peace for the Nile|publisher=Strategic Foresight Group|accessdate=2013-08-20|format=PDF}}</ref> Pendekatan yang bersifat mengubah diperlukan untuk mengelola sumber daya alam pada masa depan, seperti perubahan kebijakan, metode praktik, dan alat untuk mempromosikan pertanian berbasis iklim dan lebih banyak menggunakan informasi ilmiah dalam menganalisis risiko dan kerentanan akibat perubahan iklim.<ref>{{cite web|url=http://bs-agro.com/index.php/20152-pessimism-about-future-grows-in-agribusiness|title=World: Pessimism about future grows in agribusiness|access-date=2013-11-17|archive-date=2013-11-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20131110041224/http://bs-agro.com/index.php/20152-pessimism-about-future-grows-in-agribusiness|dead-url=yes}}</ref><ref>{{cite web|publisher=[[Climate & Development Knowledge Network]]|url=http://cdkn.org/resource/srex-lessons-for-the-agricultural-sector/?loclang=en_gb|title=SREX: Lessons for the agricultural sector|accessdate=2013-05-24}}</ref>
Pertanian dapat memitigasi sekaligus memperburuk [[pemanasan global]]. Beberapa dari peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer bumi dikarenakan dekomposisi [[materi organik]] yang berada di tanah, dan sebagian besar gas metanan yang dilepaskan ke atmosfer berasal dari aktivitas pertanian, termasuk dekomposisi pada lahan basah pertanian seperti [[sawah]],<ref name="Soils OM">Brady, N.C. and R.R. Weil. 2002. "Soil Organic Matter" pp. 353–385 in ''Elements of the Nature and Properties of Soils''. Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.</ref> dan aktivitas digesti hewan ternak. Tanah yang basah dan anaerobik mampu menyebabkan [[denitrifikasi]] dan hilangnya nitrogen dari tanah, menyebabkan lepasnya gas [[nitrat oksida]] dan [[nitro oksida]] ke udara yang merupakan [[gas rumah kaca]].<ref name="Soils N">Brady, N.C. and R.R. Weil. 2002. "Nitrogen and Sulfur Economy of Soils" pp. 386–421 in ''Elements of the Nature and Properties of Soils''. Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.</ref> Perubahan metode pengelolaan pertanian mampu mengurangi pelepasan gas rumah kaca ini, dan tanah dapat difungsikan kembali sebagai fasilitas [[sekuestrasi karbon]].<ref name="Soils OM"/>
== Energi dan pertanian ==
Sejak tahun 1940, produktivitas pertanian meningkat secara signifikan dikarenakan penggunaan energi yang intensif dari aktivitas [[mekanisasi pertanian]], pupuk, dan pestisida. Input energi ini sebagian besar berasal dari [[bahan bakar fosil]].<ref>"[https://web.archive.org/web/20080424041731/http://www.independent.co.uk/news/science/world-oil-supplies-are-set-to-run-out-faster-than-expected-warn-scientists-453068.html World oil supplies are set to run out faster than expected, warn scientists]". ''The Independent''. 14 June 2007.</ref> [[Revolusi Hijau]] mengubah pertanian di seluruh dunia dengan peningkatan produksi biji-bijian secara signifikan,<ref>{{cite web|title=The Future of the Green Revolution: Implications for International Grain Markets|author=Robert W. Herdt|url=http://www.rockefellerfoundation.org/uploads/files/06132caf-3d72-49e4-817d-ae89e0249d18.pdf|publisher=The Rockefeller Foundation|date=30 May 1997|accessdate=2013-04-16|format=PDF|page=2|archive-date=2012-10-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20121019153636/http://www.rockefellerfoundation.org/uploads/files/06132caf-3d72-49e4-817d-ae89e0249d18.pdf|dead-url=yes}}</ref> dan kini pertanian modern membutuhkan input [[minyak bumi]] dan [[gas alam]] untuk sumber energi dan produksi pupuk. Telah terjadi kekhawatiran bahwa kelangkaan energi fosil akan menyebabkan tingginya biaya produksi pertanian sehingga mengurangi hasil pertanian dan kelangkaan pangan.<ref name="ncseonline.org"/>
{| class="wikitable" style="float:right; text-align:center;"
|-
! colspan=4|Rasio konsumsi energi pada pertanian dan sistem pangan (%)<br />pada tiga negara maju
|-
! Negara
! Tahun
! Pertanian<br /><small>(secara langsung & tidak langsung)</small>
! Sistem<br />pangan
|-
| style="text-align:left;"| Britania Raya<ref>{{cite web|author=Rebecca White|year=2007|title=Carbon governance from a systems perspective: an investigation of food production and consumption in the UK|publisher=Oxford University Center for the Environment|url=http://www.eci.ox.ac.uk/research/energy/downloads/eceee07/white.pdf|format=PDF|access-date=2013-11-17|archive-date=2011-07-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20110719044949/http://www.eci.ox.ac.uk/research/energy/downloads/eceee07/white.pdf|dead-url=yes}}</ref>
| 2005
| 1.9
| 11
|-
| style="text-align:left;"| Amerika Serikat<ref name="css.snre.umich.edu">{{cite web|author=Martin Heller and Gregory Keoleian|year=2000|title=Life Cycle-Based Sustainability Indicators for Assessment of the U.S. Food System|publisher=University of Michigan Center for Sustainable Food Systems|url=http://css.snre.umich.edu/css_doc/CSS00-04.pdf|format=PDF|access-date=2013-11-17|archive-date=2016-03-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20160314094203/http://css.snre.umich.edu/css_doc/CSS00-04.pdf|dead-url=yes}}</ref>
| 1996
| 2.1
| 10
|-
| style="text-align:left;"| Amerika Serikat<ref name="ers.usda.gov">{{cite web|author=Patrick Canning, Ainsley Charles, Sonya Huang, Karen R. Polenske, and Arnold Waters|year=2010|title=Energy Use in the U.S. Food System|work=USDA Economic Research Service Report No. ERR-94|publisher=United States Department of Agriculture|url=http://www.ers.usda.gov/Publications/ERR94/|access-date=2013-11-17|archive-date=2010-09-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20100918182458/http://www.ers.usda.gov/publications/err94/|dead-url=yes}}</ref>
| 2002
| 2.0
| 14
|-
| style="text-align:left;"| Swedia<ref name="WallgrenHöjer2009">{{cite journal|last1=Wallgren|first1=Christine|last2=Höjer|first2=Mattias|title=Eating energy—Identifying possibilities for reduced energy use in the future food supply system|url=https://archive.org/details/sim_energy-policy_2009-12_37_12/page/5803|journal=Energy Policy|volume=37|issue=12|year=2009|pages=5803–5813|issn=03014215|doi=10.1016/j.enpol.2009.08.046}}</ref>
| 2000
| 2.5
| 13
|}
Negara industri bergantung pada bahan bakar fosil secara dua hal, yaitu secara langsung dikonsumsi sebagai sumber energi di pertanian, dan secara tidak langsung sebagai input untuk manufaktur pupuk dan pestisida. Konsumsi langsung dapat mencakup penggunaan pelumas dalam perawatan permesinan, dan fluida penukar panas pada mesin pemanas dan pendingin. Pertanian di Amerika Serikat mengkonsumsi sektar 1.2 eksajoule pada tahun 2002, yang merupakan 1% dari total energi yang dikonsumsi di negara tersebut.<ref name="ncseonline.org">{{cite web|author=Schnepf, Randy|date=19 November 2004|title=Energy use in Agriculture: Background and Issues|work=CRS Report for Congress|url=http://www.nationalaglawcenter.org/wp-content/uploads/assets/crs/RL32677.pdf|format=PDF|publisher=[[Congressional Research Service]]|accessdate=2013-09-26|archive-date=2013-09-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20130927190908/http://www.nationalaglawcenter.org/wp-content/uploads/assets/crs/RL32677.pdf|dead-url=yes}}</ref> Konsumsi tidak langsung yaitu sebagai manufaktur pupuk dan pestisida yang mengkonsumsi bahan bakar fosil setara 0.6 eksajoule pada tahun 2002.<ref name="ncseonline.org"/>
[[Gas alam]] dan [[batu bara]] yang dikonsumsi melalui produksi [[pupuk nitrogen]] besarnya setara dengan setengah kebutuhan energi di pertanian. China mengkonsumsi batu bara untuk produksi pupuk nitrogennya, sedangkan sebagian besar negara di Eropa menggunakan gas alam dan hanya sebagian kecil batu bara. Berdasarkan laporan pada tahun 2010 yang dipublikasikan oleh [[The Royal Society]], ketergantungan pertanian terhadap bahan bakar fosil terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Bahan bakar yang digunakan di pertanian dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti jenis tanaman, sistem produksi, dan lokasi.<ref>{{cite journal|url=http://rstb.royalsocietypublishing.org/content/365/1554/2991.full|title=Energy and the food system|author=Jeremy Woods, Adrian Williams, John K. Hughes, Mairi Black and Richard Murphy|date=August 2010|doi=10.1098/rstb.2010.0172|journal=Philosophical Transactions of the Royal Society|volume=365|pages=2991–3006|issue=1554}}</ref>
Energi yang digunakan untuk produksi [[alat dan mesin pertanian]] juga merupakan salah satu bentuk penggunaan energi di pertanian secara tidak pangsung. [[Sistem pangan]] mencakup tidak hanya pada produksi pertanian, namun juga pemrosesan setelah hasil pertanian keluar dari [[lahan usaha tani]], pengepakan, transportasi, pemasaran, konsumsi, dan pembuangan dan pengolahan sampah makanan. Energi yang digunakan pada sistem pangan ini lebih tinggi dibandingkan penggunaan energi pada produksi hasil pertanian, dapat mencapai lima kali lipat.<ref name="css.snre.umich.edu"/><ref name="ers.usda.gov"/>
Pada tahun 2007, insentif yang lebih tinggi bagi petani penanam tanaman non-pangan penghasil [[biofuel]]<ref>{{cite journal|author=Smith, Kate; Edwards, Rob|date=8 March 2008|url=http://www.heraldscotland.com/2008-the-year-of-global-food-crisis-1.828546 |title=2008: The year of global food crisis|journal=The Herald|location=Glasgow}}</ref> ditambah dengan faktor lain seperti pemanfaatan kembali lahan tidur yang kurang subur, peningkatan biaya transportasi, perubahan iklim, peningkatan jumlah konsumen, dan peningkatan penduduk dunia,<ref>{{cite journal|url=http://www.csmonitor.com/2008/0118/p08s01-comv.html|title=The global grain bubble|journal=The Christian Science Monitor|date=18 January 2008|accessdate=2013-09-26|archive-date=2009-11-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20091130063759/http://www.csmonitor.com/2008/0118/p08s01-comv.html|dead-url=yes}}</ref> menyebabkan [[ketahanan pangan|kerentanan pangan]] dan peningkatan harga pangan di berbagai tempat di dunia.<ref>{{cite web|url=http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/7284196.stm|title=The cost of food: Facts and figures|publisher=BBC News Online|date=16 October 2008|accessdate=2013-09-26}}</ref><ref>{{cite journal|author=Walt, Vivienne|date=27 February 2008|url=http://www.time.com/time/world/article/0,8599,1717572,00.html|title=The World's Growing Food-Price Crisis|journal=Time|access-date=2013-11-17|archive-date=2011-11-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20111129211855/http://www.time.com/time/world/article/0,8599,1717572,00.html|dead-url=yes}}</ref> Pada Desember 2007, 37 negara di dunia menghadapi krisis pangan, dan 20 negara telah menghadapi peningkatan harga pangan di luar kendali, yang dikenal dengan kasus [[krisis harga pangan dunia 2007-2008]]. Kerusuhan akibat menuntut turunnya harga pangan terjadi di berbagai tempat hingga menyebabkan korban jiwa.<ref name="guardian.co.uk"/><ref name="timesonline.co.uk"/><ref name="ReferenceA"/>
=== Mitigasi kelangkaan bahan bakar fosil ===
[[Berkas:Hubbert peak oil plot.svg|ka|jmpl|250px|Prediksi [[M. King Hubbert]] mengenai laju produksi minyak bumi dunia. Pertanian modern sangat bergantung pada energi fosil ini.<ref>{{cite journal|url=http://www.independent.co.uk/news/science/world-oil-supplies-are-set-to-run-out-faster-than-expected-warn-scientists-6262621.html|title=World oil supplies are set to run out faster than expected, warn scientists|journal=The Independent|date=14 June 2007}}</ref>]]
Pada kelangkaan bahan bakar fosil, pertanian organik akan lebih diprioritaskan dibandingkan dengan pertanian konvensional yang menggunakan begitu banyak input berbasis minyak bumi seperti pupuk dan pestisida. Berbagai studi mengenai pertanian organik modern menunjukan bahwa hasil pertanian organik sama besarnya dengan pertanian konvensional.<ref name=UMinnSustainable>{{cite web|url=http://www.misa.umn.edu/Search_and_Ask/FAQ/FeedtheWorld/index.htm|title=Can Sustainable Agriculture Really Feed the World?|date=August 2010|publisher=University of Minnesota|accessdate=2013-04-15|archive-date=2016-04-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20160425185714/http://www.misa.umn.edu/Search_and_Ask/FAQ/FeedtheWorld/index.htm|dead-url=yes}}</ref> [[Kuba]] pasca [[Keruntuhan Uni Soviet|runtuhnya Uni Soviet]] mengalami kelangkaan input pupuk dan pestisida kimia sehingga usaha pertanian di negeri tersebut menggunakan praktik organik dan mampu memberi makan populasi penduduknya.<ref>{{cite web|url=http://chge.med.harvard.edu/resource/cuban-organic-farming-experiment|title=Cuban Organic Farming Experiment|publisher=Harvard School of Public Health|accessdate=2013-04-15|archive-date=2013-05-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20130501122809/http://chge.med.harvard.edu/resource/cuban-organic-farming-experiment|dead-url=yes}}</ref> Namun pertanian organik akan membutuhkan lebih banyak [[tenaga kerja]] dan jam kerja.<ref>{{cite web|author=Strochlic, R.; Sierra, L.|year=2007|url=http://ccwiki.pbworks.com/f/CAStudy-Barriers-Organic-CIRS-2007.pdf|title= Conventional, Mixed, and "Deregistered" Organic Farmers: Entry Barriers and Reasons for Exiting Organic Production in California|publisher=California Institute for Rural Studies|accessdate=2013-04-15}}</ref> Perpindahan dari praktik monokultur ke pertanian organik juga membutuhkan waktu, terutama pengkondisian tanah<ref name=UMinnSustainable/> untuk membersihkan bahan kimia berbahaya yang tidak sesuai dengan standar [[bahan pangan organik]].
Komunitas pedesaan bisa memanfaatkan [[biochar]] dan [[synfuel]] yang menggunakan limbah pertanian untuk diolah menjadi pupuk dan energi, sehingga bisa mendapatkan bahan bakar dan bahan pangan sekaligus, dibandingkan dengan persaingan [[bahan pangan vs bahan bakar]] yang masih terjadi hingga saat ini. Synfuel dapat digunakan di tempat; prosesnya akan lebih efisien dan mampu menghasilkan bahan bakar yang cukup untuk seluruh aktivitas pertanian organik.<ref>{{cite journal|url=http://www.cosis.net/abstracts/EGU05/11082/EGU05-J-11082-2.pdf|author=P. Read|title=Carbon cycle management with increased photo-synthesis and long-term sinks|journal=Geophysical Research Abstracts|volume=7|page=11082|year=2005}}</ref><ref>{{cite web|author=Greene, Nathanael|date=December 2004|url=http://www.bio.org/articles/growing-energy-how-biofuels-can-help-end-america%E2%80%99s-oil-dependence|title= How biofuels can help end America's energy dependence|publisher=Biotechnology Industry Organization}}</ref>
Ketika [[bahan pangan termodifikasi genetik]] (GMO) masih dikritik karena benih yang dihasilkan bersifat steril sehingga tidak mampu direproduksi oleh petani<ref name=Radel>{{cite journal |publisher=Journal of Economic Integration |volume= 19 |issue= 2 |month=June |year=2004 |author= R. Pillarisetti and Kylie Radel |title=Economic and Environmental Issues in International Trade and Production of Genetically Modified Foods and Crops and the WTO |url=http://www.e-jei.org/func/download.php?path=L2hvbWUvdmlydHVhbC9qZWkvam91cm5hbC91cGxvYWQvOEs0WEg4NFlHWUpENTUyOC5wZGY=&filename=OEs0WEg4NFlHWUpENTUyOC5wZGY=|pages=332–352 }}</ref><ref>{{cite journal |url=http://www.ecologyandsociety.org/vol4/iss1/art2/#GeneticModificationAndTheSustainabilityOfTheFoodSystem |author=Conway, G. |year=2000 |title=Genetically modified crops: risks and promise |publisher=Conservation Ecology |volume=4(1): 2}}</ref> dan hasilnya dianggap berbahaya bagi manusia, telah diusulkan agar tanaman jenis ini dikembangkan lebih lanjut dan digunakan sebagai penghasil bahan bakar, karena tanaman ini mampu dimodifikasi untuk menghasilkan lebih banyak dengan input energi yang lebih sedikit.<ref>{{cite journal |publisher=The Electronic Journal of Environmental, Agricultural and Food Chemistry |volume=7 |month=June |year=2008 |author=Srinivas |title=Reviewing The Methodologies For Sustainable Living}}</ref> Namun perusahaan utama penghasil GMO sendiri, [[Monsanto]], tidak mampu melaksanakan proses produksi [[pertanian berkelanjutan]] dengan tanaman GMO lebih dari satu tahun. Di saat yang bersamaan, praktik pertanian dengan memanfaatkan ras tradisional menghasilkan lebih banyak pada jenis tanaman yang sama dan dilakukan secara berkelanjutan.<ref>{{cite news|url=http://www.newscientist.com/article/mg18124330.700-monsanto-failure.html|newspaper=[[New Scientist]]|location= London|date=7 February 2004|title=Monsanto failure|accessdate=18 April 2008|volume= 181|issue= 2433 }}</ref>
== Ekonomi pertanian ==
{{Main|Ekonomi pertanian}}
{{See also|Subsidi pertanian|Ekonomi pedesaan}}
Ekonomi pertanian adalah aktivitas ekonomi yang terkait dengan produksi, distribusi, dan konsumsi produk dan jasa pertanian.<ref>{{cite web|url=http://www.uidaho.edu/cals/aers/agriculturaleconomics|title=Agricultural Economics|publisher=University of Idaho|accessdate=2013-04-16|archive-date=2013-04-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20130401181613/http://www.uidaho.edu/cals/aers/agriculturaleconomics|dead-url=yes}}</ref> Mengkombinasikan produksi pertanian dengan teori umum mengenai pemasaran dan bisnis adalah sebuah disiplin ilmu yang dimulai sejak akhir abad ke 19, dan terus bertumbuh sepanjang abad ke-20.<ref>{{cite web|url=http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/13649/1/wp06-01.pdf|format=PDF|page=4|title=Agricultural Economics: A Brief Intellectual History|author=Runge, C. Ford|date=June 2006|accessdate=2013-09-16|publisher=Center for International Food and Agriculture Policy}}</ref> Meski studi mengenai pertanian terbilang baru, berbagai kecenderungan utama di bidang pertanian seperti sistem [[bagi hasil]] pasca [[Perang Saudara Amerika Serikat]] hingga sistem [[feodal]] yang pernah terjadi di Eropa, telah secara signifikan mempengaruhi aktivitas ekonomi suatu negara dan juga dunia.<ref>{{cite web|url=http://digital.library.okstate.edu/encyclopedia/entries/t/te009.html|title=Tenant Farming and Sharecropping|work=Encyclopedia of Oklahoma History and Culture|publisher=Oklahoma Historical Society|author=Conrad, David E.|accessdate=2013-09-16|archive-date=2013-05-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20130527204119/http://digital.library.okstate.edu/encyclopedia/entries/T/TE009.html|dead-url=yes}}</ref><ref>{{cite book|url=http://books.google.com/books?id=_YjJc_c4BxsC&pg=PR43&lpg=PR43&dq=manorialism+agriculture&source=bl&ots=-MEgS0TLbp&sig=qlJ4jLjhHcvLhAmBhEp7-BvXqzA&hl=en&sa=X&ei=NLQ3UvquFIeOrgHQ0YHoCQ&ved=0CFwQ6AEwCTgK#v=onepage&q=manorialism%20agriculture&f=false|title=Medieval Castles|publisher=Greenwood Publishing Group|author=Stokstad, Marilyn|isbn=0313325251|year=2005}}</ref> Di berbagai tempat, harga pangan yang dipengaruhi oleh [[pemrosesan pangan]], distribusi, dan [[pemasaran pertanian]] telah tumbuh dan biaya harga pangan yang dipengaruhi oleh aktivitas pertanian di atas lahan telah jauh berkurang efeknya. Hal ini terkait dengan efisiensi yang begitu tinggi dalam bidang pertanian dan dikombinasikan dengan peningkatan [[nilai tambah]] melalui pemrosesan bahan pangan dan strategi pemasaran. [[Konsentrasi pasar]] juga telah meningkat di sektor ini yang dapat meningkatkan efisiensi. Namun perubahan ini mampu mengakibatkan perpindahan [[surplus ekonomi]] dari produsen (petani) ke konsumen, dan memiliki dampak yang negatif bagi komunitas pedesaan.<ref name=Sexton2000>{{cite journal |author= Sexton, R.J. |year= 2000 |title= Industrialization and Consolidation in the US Food Sector: Implications for Competition and Welfare |url= https://archive.org/details/sim_american-journal-of-agricultural-economics_2000-12_82_5/page/1087 |journal= American Journal of Agricultural Economics |volume= 82 |issue= 5 |pages= 1087–1104 |doi= 10.1111/0002-9092.00106}}</ref>
Digitalisasi perlu untuk merespon keterbatasan tenaga kerja dan juga meningkatkan efisiensi yang mampu meningkatkan produktivitas bisnis, value, produk dan konsumen baru men-distruptive teknologi budidaya konvensional. Baik selama proses bahkan hingga memasarkan produk pertanian, digitalisasi begitu efisien. Perlahan, para petani tidak gagap teknologi digital, dan bahkan bisa meningkatkan produkvitas sektor pertanian, hal ini tentu masih banyak tugas untuk mewujudkan petani menjadi [[petani digital]].<ref>{{Cite news|last=Novalius|first=Feby|date=8 Januari 2019|title=Digitalisasi Pertanian Mampu Tingkatkan Produksi hingga Tekan Biaya Pemasaran|url=https://economy.okezone.com/read/2019/01/08/320/2001753/digitalisasi-pertanian-mampu-tingkatkan-produksi-hingga-tekan-biaya-pemasaran|work=Okezone|access-date=12 Oktober 2020}}</ref>
Kebijakan pemerintah suatu negara dapat mempengaruhi secara signifikan pasar produk pertanian, dalam bentuk pemberian [[pajak]], [[subsidi]], [[tarif]], dan [[bea]] lainnya.<ref>{{cite web|url=https://openknowledge.worldbank.org/bitstream/handle/10986/4101/WPS4864.pdf?sequence=1|title=How Do Agricultural Policy Restrictions to Global Trade and Welfare Differ Across Commodities|author=Peter J. Lloyd, Johanna L. Croser, Kym Anderson|work=Policy Research Working Paper #4864|publisher=The World Bank|accessdate=2013-04-16|date=March 2009|pages=2–3}}</ref> Sejak tahun 1960-an, kombinasi pembatasan ekspor impor, kebijakan nilai tukar, dan subsidi mempengaruhi pertanian di negara berkembang dan negara maju. Pada tahun 1980-an, para petani di negara berkembang yang tidak mendapatkan subsidi akan kalah bersaing dikarenakan kebijakan di berbagai negara yang menyebabkan rendahnya harga bahan pangan. Di antara tahun 1980-an dan 2000-an, beberapa negara di dunia membuat kesepakatan untuk membatasi tarif, subsidi, dan batasan perdagangan lainnya yang diberlakukan di dunia pertanian.<ref>{{cite web|url=https://openknowledge.worldbank.org/bitstream/handle/10986/8699/wps3901.pdf?sequence=1|title=Do Global Trade Distortions Still Harm Developing Country Farmers?|author=Kym Anderson and Ernesto Valenzuela|work=World Bank Policy Research Working Paper 3901|date=April 2006|publisher=World Bank|accessdate=2013-04-16|pages=1–2}}</ref>
Namun pada tahun 2009, masih terdapat sejumlah distorsi kebijakan pertanian yang mempengaruhi harga bahan pangan. Tiga komoditas yang sangat terpengaruh adalah [[gula]], [[susu]], dan [[beras]], yang terutama karena pemberlakuan pajak. [[Wijen]] merupakan biji-bijian penghasil minyak yang terkena pajak paling tinggi meski masih lebih rendah dibandingkan pajak [[produk hewan|produk peternakan]].<ref>{{cite web|url=https://openknowledge.worldbank.org/bitstream/handle/10986/4101/WPS4864.pdf?sequence=1|title=How Do Agricultural Policy Restrictions to Global Trade and Welfare Differ Across Commodities|author=Peter J. Lloyd, Johanna L. Croser, Kym Anderson|work=Policy Research Working Paper #4864|publisher=The World Bank|accessdate=2013-04-16|date=March 2009|page=21}}</ref> Namun subsidi [[kapas]] masih terjadi di negara maju yang telah menyebabkan rendahnya harga di tingkat dunia dan menekan petani kapas di negara berkembang yang tidak disubsidi.<ref>{{cite web|url=http://www.guardian.co.uk/global-development/poverty-matters/2011/may/24/american-cotton-subsidies-illegal-obama-must-act|title=America's $24bn subsidy damages developing world cotton farmers|author=Glenys Kinnock|date=24 May 2011|accessdate=2013-04-16|publisher=The Guardian}}</ref> Komoditas mentah seperti jagung dan daging sapi umumnya diharga berdasarkan kualitasnya, dan kualitas menentukan harga. Komoditas yang dihasilkan di suatu wilayah dilaporkan dalam bentuk volume produksi atau berat.<ref>{{cite web|title=Agriculture's Bounty|url=http://www.ibrc.indiana.edu/studies/AgriculturesBounty.pdf|format=PDF|date=May 2013|accessdate=2013-08-19}}</ref>
== Lihat pula ==
{{portal|Pertanian}}
* [[Irigasi]]
* [[Organisasi Pangan dan Pertanian|FAO]]
* [[Daftar perguruan tinggi pertanian di Indonesia]]
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
{{commons}}
* {{id}} [http://www.deptan.go.id/ Departemen Pertanian Republik Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070203134128/http://www.deptan.go.id/ |date=2007-02-03 }}
* {{en}} [http://www.fao.org/ Organisasi Pangan dan Pertanian PBB]
* {{en}} [http://www.usda.gov/wps/portal/usdahome Departemen Pertanian AS] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080708230355/http://www.usda.gov/wps/portal/usdahome |date=2008-07-08 }}
__PAKSADAFTARISI__
[[Kategori:Pertanian| ]]
|