Vibrio cholerae: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
24Adrianus (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
−Kategori:Bakteri gram-negatif; −Kategori:Mikrobiologi; +Kategori:Bakteri Gram-negatif menggunakan HotCat |
||
(35 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Italic title}}
{{Taxobox
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
}}
'''''Vibrio cholerae''''' adalah [[bakteri]] [[gram negatif]], berbentuk koma (batang yang melengkung) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur antogenik dari [[antigen]] flagelar H dan antigen somatik O, gamma-proteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof.<ref name="Holt">Holt JG, Krieg NR. 1994. ''Bergey’s manual of determinative microbiology, 9th ed.''. Baltimore: The Williams & Wilkins Co. Hal:190-274.</ref>
== Sifat ==
''Vibrio cholerae'' adalah bakteri [[Gram-negatif|gram negatif]], berbentuk koma, memiliki diameter 0,5 μm dan panjang 1,5–3,0 μm, tidak berspora, [[anaerob fakultatif]], bergerak melalui [[Flagela|flagel]] yang monotrik dan pada biakan tua dapat menjadi berbentuk batang lurus.<ref>{{Cite journal|last=Chomvarin|first=C|last2=et al.|date=2007|title=Application of duplex-PCR in rapid and reliable detection of toxigenic Vibrio cholerae in water samples in Thailand|url=http://dx.doi.org/10.2323/jgam.53.229|journal=The Journal of General and Applied Microbiology|volume=53|issue=4|pages=229–237|doi=10.2323/jgam.53.229|issn=1349-8037}}</ref> Bakteri ini membentuk koloni yang konveks, halus, bulat dan bergranula pada sinar cahaya serta tidak tahan dengan suasana asam dan tumbuh baik pada suasana basa (pH 8,0- 9,5).<ref>Brooks GF, Butel JS, Morse. (2004). ''Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick, & Adelberg.'' Ed. 23. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta</ref>
''V. cholerae'' bersifat oksidasi positif serta dapat meragikan [[sukrosa]] dan [[glukosa]] menjadi asam tanpa menghasilkan gas, sedangkan [[laktosa]] dapat diragikan tetapi lambat. Bila tumbuh pada perbenihan pepton yang mengandung [[triptofan]] dan [[nitrit]] dalam jumlah yang cukup, bakteri ini menghasilkan [[indol]] dan mereduksi [[nitrat]].<ref>Budiyanto, M. A. K. 2003. ''Mikrobiologi Terapan.'' UMM Press. Malang</ref><ref>Firman, Gusman, E. (2012). “Identifikasi Bakteri Vibrio Sp pada Udang Windu (pemanas Monodon) di Tambak Tradisional Kota Tarakan”. ''Jurnal Harpodon Borneo.'' ISSN Vol 5 No 2. Universitas Borneo Tarakan. Kalimantan</ref>
== Sejarah ==
''V. cholerae'' pertama kali dijelaskan oleh [[:en:Félix Archimède Pouchet|Félix Archimède Pouchet]] pada tahun 1849 sebagai sejenis protozoa. [[:en:Filippo Pacini|Filippo Pacini]] dengan tepat mengidentifikasikannya sebagai bakteri dan darinyalah, nama ilmiah diadopsi. Bakteri penyebab kolera ditemukan oleh [[Robert Koch]] pada tahun 1884. [[:en:Sambhu Nath De|Sambhu Nath De]] mengisolasi toksin kolera dan menunjukkan toksin tersebut sebagai penyebab kolera pada tahun 1959.
=== Pengamatan Awal ===
Selama pandemi global [[kolera]] ketiga (1852-1859), ada beberapa penelitian ilmiah untuk memahami etiologi penyakit.<ref>{{Cite journal|last=Tognotti|first=Eugenia|date=2011-04-01|title=The dawn of medical microbiology: germ hunters and the discovery of the cause of cholera|url=http://dx.doi.org/10.1099/jmm.0.025700-0|journal=Journal of Medical Microbiology|volume=60|issue=4|pages=555–558|doi=10.1099/jmm.0.025700-0|issn=0022-2615}}</ref> Teori racun, yang menyatakan bahwa infeksi menyebar melalui udara yang terkontaminasi, tidak lagi menjadi penjelasan yang memuaskan. Seorang dokter Inggris [[John Snow]] adalah orang pertama yang memberikan bukti yang meyakinkan di London pada tahun 1854 bahwa kolera disebarkan dari penularan air minum, bukan racun. Namun dia tidak bisa mengidentifikasi [[patogen]], yang membuat kebanyakan orang masih percaya pada asal muasal racun.<ref name=":1">{{Cite journal|last=Lippi|first=D.|last2=Gotuzzo|first2=E.|date=2014-03|title=The greatest steps towards the discovery of Vibrio cholerae|url=http://dx.doi.org/10.1111/1469-0691.12390|journal=Clinical Microbiology and Infection|volume=20|issue=3|pages=191–195|doi=10.1111/1469-0691.12390|issn=1198-743X}}</ref>
''V. cholerae'' pertama kali diamati dan dikenali di bawah mikroskop oleh ahli zoologi Prancis Félix-Archimède Pouchet. Pada tahun 1849, Pouchet memeriksa sampel tinja dari empat orang yang menderita kolera.<ref>Hugh, Rudolph (1965). "Nomenclature and taxonomy of Vibrio cholerae Pacini 1854 and Vibrio eltor Pribam 1933". ''Public Health Service Publication''. U.S. Department of Health, Education, and Welfare, Public Health Service, Environmental Health Service, National Air Pollution Control Administration. pp. 1–4.</ref> Kemudian Pouchet mempresentasikannya di hadapan French Academy of Sciences pada tanggal 23 April dimana ia memverifikasi bahwa pada pasien kolera terdapat sejumlah besar infusoria mikroskopis. Tetapi ia membuat kesalahan dengan meyakini bahwa organisme itu adalah infusoria.<ref>Pollitzer, R. (1965). "Cholera advances in historical perspective". ''Proceedings of the Cholera Research Symposium, January 24-29, 1965, Honolulu, Hawaii''. U.S. Public Health Service. pp. 380–387.</ref>
=== Identifikasi ===
Seorang dokter Italia, Filippo Pacini, saat menyelidiki wabah kolera di Florence pada akhir 1854, mengidentifikasi patogen penyebab [[kolera]] sebagai jenis bakteri baru. Ia melakukan otopsi pada mayat dan melakukan pemeriksaan mikroskopis yang cermat pada jaringan dan cairan tubuh. Dari kotoran dan mukosa usus, ia mengidentifikasi banyak basil berbentuk koma.<ref>''"Who first discovered cholera?"'' <nowiki>https://www.ph.ucla.edu/epi/snow/firstdiscoveredcholera</nowiki>. Diakses: 23 Juni 2021</ref><ref>{{Cite journal|last=Nardi|first=M. G.|date=1954|title=[Discovery of Vibrio cholerae by Filippo Pacini, of Pistoia, established in the initial phases of microbiological thought and judged after a century]|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/14355829|journal=Minerva Medica|volume=45|issue=102|pages=Varia, 1024–1029|issn=0026-4806|pmid=14355829}}</ref> Pacini melaporkan penemuannya di hadapan Società Medico-Fisica Fiorentina (Medico Physician Society of Florence) pada 10 Desember dan diterbitkan dalam Gazzetta Medica Italiana (Medical Gazette of Italy) pada 12 Desember, Pacini menyatakan bahwa ia menemukan massa butiran halus, mirip dengan yang terbentuk di permukaan air kotor.<ref>Fillipo Pacini (1854) "Osservazioni microscopiche e deduzioni patologiche sul cholera asiatico" (Microscopic observations and pathological deductions on Asiatic cholera), ''Gazzetta Medica Italiana: Toscana'', 2nd series, 4(50) : 397-401; 4(51): 405-412. Reprinted (more legibily) as a pamphlet.</ref> Pacini kemudian memperkenalkan nama ''vibrioni'' (Latin ''vībro'' berarti "bergerak cepat ke sana kemari, mengguncang, menggerakkan").
=== Penemuan Kembali ===
Kepentingan medis dan hubungan bakteri dengan kolera ditemukan oleh seorang dokter Jerman Robert Koch. Pada Agustus 1883, Koch, dengan tim dokter Jerman, pergi ke Alexandria, Mesir, untuk menyelidiki epidemi kolera di sana.<ref>{{Cite journal|last=Howard-Jones|first=N|date=1984|title=Robert Koch and the cholera vibrio: a centenary.|url=http://dx.doi.org/10.1136/bmj.288.6414.379|journal=BMJ|volume=288|issue=6414|pages=379–381|doi=10.1136/bmj.288.6414.379|issn=0959-8138}}</ref> Koch menemukan bahwa mukosa usus orang yang meninggal karena kolera selalu memiliki bakteri, namun tidak dapat memastikan apakah itu agen penyebabnya. Dia pindah ke Calcutta (sekarang Kolkata) India, di mana epideminya lebih parah. Dari sinilah ia mengisolasi bakteri dalam kultur murni pada tanggal 7 Januari 1884. Ia kemudian menegaskan bahwa bakteri tersebut adalah spesies baru, dan digambarkan "sedikit bengkok, seperti koma."<ref name=":1" /> Ia melaporkan penemuannya ke Sekretaris Jerman pada tanggal 2 Februari, dan diterbitkan di Deutsche Medizinische Wochenschrift (Mingguan Medis Jerman).<ref name=":2">{{Cite journal|last=Robert|first=Koch|date=1884|title=Sechster Bericht der deutschen wissenschaftlichen Commission zur Erforschung der Cholera|journal=Deutsche Medizinische Wochenschrift|volume=10|pages=191–192}}</ref>
Meskipun Koch yakin bahwa bakteri tersebut adalah patogen kolera, ia tidak dapat sepenuhnya membuktikan bahwa bakteri tersebut menghasilkan gejala pada subjek yang sehat. Eksperimennya pada hewan menggunakan kultur bakteri murni tidak menyebabkan penyakit, dan dengan tepat menjelaskan bahwa hewan kebal terhadap patogen manusia. Bakteri itu kemudian dikenal sebagai "basil koma."<ref>{{Cite journal|last=Nair|first=G Balakrish|last2=Narain|first2=Jai P|date=2010|title=From endotoxin to exotoxin: De’s rich legacy to cholera|url=http://dx.doi.org/10.2471/blt.09.072504|journal=Bulletin of the World Health Organization|volume=88|issue=3|pages=237–240|doi=10.2471/blt.09.072504|issn=0042-9686}}</ref> Barulah pada tahun 1959 ketika seorang dokter India Sambhu Nath De di Calcutta mengisolasi racun kolera dan menunjukkan bahwa hal itu menyebabkan kolera pada subjek yang sehat sehingga hubungan bakteri-kolera terjadi terbukti sepenuhnya.<ref>{{Cite journal|last=DE|first=S. N.|date=1959|title=Enterotoxicity of Bacteria-free Culture-filtrate of Vibrio cholerae|url=http://dx.doi.org/10.1038/1831533a0|journal=Nature|volume=183|issue=4674|pages=1533–1534|doi=10.1038/1831533a0|issn=0028-0836}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Nair|first=G. Balakrish|last2=Takeda|first2=Yoshifumi|date=2011|title=Dr Sambhu Nath De: unsung hero|url=https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/21415484|journal=The Indian Journal of Medical Research|volume=133|pages=127|issn=0971-5916|pmc=3089041|pmid=21415484}}</ref>
== Jenis ==
''V. cholerae'' memiliki lebih dari 200 macam serogroup, namun hanya terdapat dua serogroup yang dianggap sangat patogen dan menjadi penyebab wabah kolera di dunia yaitu serogroup O1 dan O139.<ref name=":9">Amelia S. Vibrio Cholerae. Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. In press 2005.</ref> ''V. cholerae'' O1 diklasifikasikan menjadi dua biotipe, klasik dan El Tor dan masing-masing biotipe memiliki dua serotipe utama, Inaba dan Ogawa.<ref name=":3">{{Cite journal|last=Siddique|first=A.K.|last2=Baqui|first2=A.H.|last3=Eusof|first3=A.|last4=Haider|first4=K.|last5=Hossain|first5=M.A.|last6=Bashir|first6=I.|last7=Zaman|first7=K.|date=1991|title=Survival of classic cholera in Bangladesh|url=http://dx.doi.org/10.1016/0140-6736(91)92789-5|journal=The Lancet|volume=337|issue=8750|pages=1125–1127|doi=10.1016/0140-6736(91)92789-5|issn=0140-6736}}</ref> Biotype Klasikal adalah penyebab penyakit kolera atau asiatik kolera. Biotype El-Tor selain menghasilkan toksin juga menghasilkan hemolisin. Hemolisin yang dihasilkan merupakan suatu protein yang dapat menyebabkan hemolisis darah sehingga pada pasien penderita diare mengalami diare yang berdarah.<ref name=":4">Widyastana, I. W. Y., Kawuri, R., & Dalem, A. A. G. R. (2015). Keberadaan Bakteri Pantogen Vibrio cholerae Pada Beberapa Hasil PerikananYang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Denpasar. Metamorfosa: ''Journal of Biological Sciences'', 2(1), 16–22. <nowiki>https://doi.org/10.24843/METAMOR</nowiki> FOSA.2015.v02.i01.p03</ref>
Infeksi yang disebabkan oleh bakteri ''V. cholerae'' grup non O1 dianggap tidak begitu berbahaya karena bakteri ''V. cholerae'' grup non O1 ini hanya menyebabkan diare yang ringan pada penderita.<ref name=":4" /> Akan tetapi, pada tahun 1991 dunia dikejutkan dengan adanya wabah kolera di Bangladesh dan India yang disebabkan oleh bakteri ''V. cholerae'' grup non O1 yang memproduksi toksin seperti grup O1. Strain baru ini selanjutnya diberi nama ''V. cholerae'' O139 Bengal.<ref name=":3" /> ''V. cholerae'' O139 diisolasi selama wabah pada bulan November 2000 di India<ref>{{Cite journal|last=Khuntia|first=HK|last2=Pal|first2=BB|last3=Meher|first3=PK|last4=Chhotray|first4=GP|date=2008|title=Environmental Vibrio Cholerae O139 May Be the Progenitor of Outbreak of Cholera in Coastal Area of Orissa, Eastern India, 2000: Molecular Evidence|url=http://dx.doi.org/10.4269/ajtmh.2008.78.819|journal=The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene|volume=78|issue=5|pages=819–822|doi=10.4269/ajtmh.2008.78.819|issn=0002-9637}}</ref> dan Maret-April 2002 di Bangladesh<ref>{{Cite journal|last=Faruque|first=SM|last2=Chowdhury|first2=N|last3=Kamruzzaman|first3=M.|last4=Ahmad|first4=QS|last5=Faruque|first5=A|last6=Salam|first6=MA|last7=et al.|date=2003|title=Reemergence of Epidemic Vibrio cholerae O139, Bangladesh|url=http://wwwnc.cdc.gov/eid/article/9/9/02-0443_article.htm|journal=Emerging Infectious Diseases|volume=9|issue=9|pages=1116–1122|doi=10.3201/eid0909.020443|issn=1080-6040|pmc=PMC3016788|pmid=14519249}}</ref>
''V. cholerae'' O1 menyebabkan sebagian besar wabah, sedangkan ''V. cholerae'' O139 terbatas hanya di Asia Tenggara. Banyak serogrup lain dari ''V. cholerae'', dengan atau tanpa gen toksin kolera (termasuk galur nontoksigenik dari serogrup O1 dan O139), dapat menyebabkan penyakit mirip kolera. Namun hanya strain toksigenik dari serogrup O1 dan O139 yang menyebabkan epidemi luas.
== Isolasi ==
[[Berkas:Vibrio cholerae on TCBS agar.jpg|jmpl|Koloni ''Vibrio cholerae'' berwarna kuning (memfermentasi sukrosa) pada agar TCBS.]]
Untuk melakukan isolasi dan pemeliharaan vibrio, dapat menggunakan media ''Thiosulfate-citrate-bile salts agar'' (TCBS) yang merupakan media selektif untuk isolasi dan pemurnian ''Vibrio.'' ''Vibrio'' mampu menggunakan [[sukrosa]] sebagai sumber [[karbon]] akan berwarna kuning, sedangkan yang lainnya berwarna hijau. Akan tetapi terdapat beberapa mikrob yang juga dapat tumbuh pada media ini, seperti ''[[Staphylococcus]]'', ''Flavobacterium'', ''Pseudoalteromonas'', and ''[[Shewanella]]''. Sedangkan untuk perbanyakan ''Vibrio'', dapat digunakan media ''Alkaline Peptone Water'' (APW) yang memiliki [[pH]] relatif tinggi, yaitu berkisar 8.4 dan mengandung NaCl sebesar 1-2%. Adapun pertumbuhan optimum vibrio adalah pada suhu berkisar antara 20- 35<sup>o</sup>C.<ref name=":0" />
== Uji Biokimia ==
Uji biokimia bakteri merupakan cara yang dilakukan untuk mengidentifikasi suatu biakan murni hasil isolasi. Teknik yang digunakan dalam identifikasi
=== Uji Lisin Dekarboksilase ===
Uji lisin dekarboksilase digunakan untuk mengetahui kemampuan bakteri melakukan dekarboksilasi lisin melalui produksi enzim dekarboksilase. Proses dekarboksilase lisin sering digunakan bakteri untuk menetralisasikan lingkungan asam menjadi basa.<ref name=":5">{{Cite journal|last=Vashist|first=H|last2=Sharma|first2=D|last3=Gupta|first3=A|date=2013|title=E review on commonly used biocemical Tes for Bacteria|journal=Innovare Journal of Life Sciences}}</ref> Hasil positif untuk uji lisin dekarboksilase adalah terbentuknya warna ungu tua.<ref>Choopun N, Louis V, Huq A, Colwell RR. 2002. Simple procedure for rapid identification of Vibrio cholerae from the aquatic environment. ''Appl Environ Microbiol'' 68: 995-8.</ref>
=== Uji Ornitin Dekarboksilase ===
Uji ornithin dekarboksilase bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam mengurai ornotin (asam amino) mejadi amine. Hasil positif uji ornithin jika media berwarna ungu dan hasil negative jika warna berubah menjadi kuning.<ref name=":5" />
=== Uji Oksidase ===
[[:en:Oxidase test|Uji oksidase]] digunakan untuk menentukan apakah suatu organisme memiliki enzim sitokrom oksidase. oksidase-positif berarti bakteri mengandung sitokrom c oksidase. Uji positif (OX+) akan menghasilkan perubahan warna ungu menjadi ungu tua.<ref>{{Cite book|last=MacFaddin|first=JF|date=2000|title=Biochemical Tests for Identification of Medical Bacteria. 3rd ed.|location=Philadelphia|publisher=Lippincott Williams and Wilkins|pages=363-7|url-status=live}}</ref>
=== Uji Kliger Iron Agar ===
Uji KIA bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam memfermentasikan glukosa dan laktosa serta kemampuan memproduksi hydrogen sulfida.<ref>Suyati. 2010. Identifikasi dan Uji Antibiotik Bakteri Gram-Negatif Pada Sampel Urin Penderita Infeksi Saluran Kemih (ISK). [Skripsi]. Jursan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Papua Manokwari</ref> Hasil positif pada uji KIA, tidak terbentuk gas, dengan ''slant'' (bagian permukaan media) berwarna merah (bersifat basa) dan ''butt'' (bagian dasar media) berwarna kuning (bersifat asam).<ref name=":6">Kay BA, Bopp CA, Wells JG. 1994. ''Vibrio cholerae and Cholera: Molecular to Global Perspectives''. Washington DC: ASM Pr.</ref>
=== Uji Triple Sugar Iron Agar ===
[[Uji TSIA]] digunakan untuk melihat kemampuan mikroorganisme dalam memfermentasikan [[gula]]. Medium TSIA mengandung 3 macam gula, yaitu glukosa, laktosa, dan sukrosa. Bila mikroorganisme hanya dapat memfermentasikan [[glukosa]], maka bagian butt media berwarna kuning (bersifat asam) dan bagian slant-nya berwarna merah (bersifat basa). Bila mikroorganisme dapat memfermentasikan [[laktosa]] atau [[sukrosa]] atau keduanya, maka bagian slant dan butt media berwarna kuning (bersifat asam).<ref>{{Cite journal|last=Giannella|first=R A|date=1979|title=Importance of the intestinal inflammatory reaction in salmonella-mediated intestinal secretion|url=http://dx.doi.org/10.1128/iai.23.1.140-145.1979|journal=Infection and Immunity|volume=23|issue=1|pages=140–145|doi=10.1128/iai.23.1.140-145.1979|issn=0019-9567}}</ref>
=== Uji Voges-Proskauer ===
[[:en:Voges–Proskauer test|Uji Voges-Proskauer]] bertujuan untuk mengetahui apakah suatu bakteri mampu menghasilkan aceton atau tidak. Warna merah muda sampai merah tua menunjukan hasil positif, jika tidak terjadi perubahan warna maka menunjukkan hasil negatif.<ref>Cappucino, J. G dan Sherman, N. (1987). Mikrobiology, A Laboratory Manual. California. Menko Park The Benjamin/Cummins Publishing Company, Menlo Park. California</ref>
=== Uji Methyl Red ===
Uji Methyl Red dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri mengoksidasi glukosa dengan memproduksi asam berkonsentrasi tinggi sebagai hasil akhirnya. asam yang terbentuk berubah menjadi merah dengan ditambahkannya reagen metil merah. warna merah menunjukkan reaksi positif sedangkan warna kuning menunjukan reaksi negative.<ref>Sudarsono, A, 2008, ‘Isolasi dan Karakterisasi Bakteri pada Ikan Laut dalam Spesies Ikan Gindara (Lepidocibium flavobronneum), Skripsi, Institut</ref>
=== Uji Indol ===
Uji indol dikatakan positif jika terbentuk warna merah keunguan pada permukaan medium yang menunjukkan bakteri memiliki enzim triptonase yang dapat menghidrolisis asam amino triptofan yang memiliki gugus samping indol sehingga indol akan bereaksi dengan reagen uji dan membentuk indol yang berwarna merah.<ref name=":6" /><ref>Ferdianz, S (1992). ''Mikrobiologi Pangan''. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.</ref>
== Cholera Toxin ==
[[:en:Cholera toxin|Cholera toxin]] (CTX) merupakan toksin yang bertanggung jawab terhadap terjadinya kolera. CTX terdiri atas subunit A dan subunit B. Kedua subunit ini memiliki fungsi yang berbeda, subunit B memiliki fungsi untuk menempel (bind) pada reseptor Manosialosyl Ganglioside (GM1 Ganglioside) dan subunit A merupakan subunit aktif yang mengaktifkan [[:en:Adenylyl cyclase|adenilate cyclase]] pada sel epitel usus halus.<ref>{{Cite journal|last=Maheshwari|first=M|last2=Nelapati|first2=K|last3=Kiranmayi|first3=B|date=2011|title=Vibrio cholerae|url=http://dx.doi.org/10.5455/vetworld.2011.423-428|journal=Veterinary World|pages=423|doi=10.5455/vetworld.2011.423-428|issn=0972-8988}}</ref>
Ekspresi dari gen virulensi merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap patogenisitas V. cholerae. Beberapa [[:en:Virulence factor|faktor virulensi]] yang dimiliki V. cholerae antara lain ToxR regulator, [[:en:Cholera toxin|cholera toxin]] (ctxA dan ctxB), toxin- coregulated pilus subunit (TcpA), outer membrane protein U (ompU), outer membrane protein W (ompW), accessory cholera enterotoxin (Ace), dan zonula occludens toxin (Zot).<ref>{{Cite journal|last=Reidl|first=Joachim|last2=Klose|first2=Karl E.|date=2002|title=Vibrio cholerae and cholera: out of the water and into the host|url=http://dx.doi.org/10.1111/j.1574-6976.2002.tb00605.x|journal=FEMS Microbiology Reviews|volume=26|issue=2|pages=125–139|doi=10.1111/j.1574-6976.2002.tb00605.x|issn=1574-6976}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Waturangi|first=D|last2=Wennars|first2=M|last3=Suhartono|first3=M.X|last4=Wijaya|first4=Y.F|date=2013|title=Edible ice in Jakarta, Indonesia, is contaminated with multidrug-resistant Vibrio cholerae with virulence potential|url=http://dx.doi.org/10.1099/jmm.0.048769-0|journal=Journal of Medical Microbiology|volume=62|issue=3|pages=352–359|doi=10.1099/jmm.0.048769-0|issn=0022-2615}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Ramazanzadeh|first=R|last2=Rouhi|first2=S|last3=Shakib|first3=P|last4=Shahbazi|first4=B|last5=Bidarpour|first5=F|last6=Karimi|first6=M|date=2015|title=Molecular Characterization of Vibrio cholerae Isolated From Clinical Samples in Kurdistan Province, Iran|url=http://dx.doi.org/10.5812/jjm.8(4)2015.18102|journal=Jundishapur Journal of Microbiology|volume=8|issue=5|doi=10.5812/jjm.8(4)2015.18102|issn=2008-3645}}</ref> Ekspresi faktor virulensi V. cholerae dikendalikan oleh ToxR regulatory cascade yang bergantung pada kondisi lingkungan.<ref>{{Cite journal|last=Schild|first=S|last2=Bishop|first2=A.L|last3=Camilli|first3=A|date=2008|title=Ins and Outs of Vibrio cholerae|url=http://dx.doi.org/10.1128/microbe.3.131.1|journal=Microbe Magazine|volume=3|issue=1|pages=131–136|doi=10.1128/microbe.3.131.1|issn=1558-7452}}</ref>
Secara in vivo, sinyal yang dapat mengaktifkan gen ToxR belum diketahui, namun induksi in vitro melalui sinyal lingkungan seperti pH, osmolaritas dan temperatur. Sinyal ini akan menjadi aktivator transkripsi positif dari ToxRS dan TcpPH, yang kemudian mengaktivasi ekspresi toxT yang merupakan aktivator transkripsi positif lainnya. ToxT adalah protein yang secara langsung mengaktifkan biogenesis gen TCP serta ekspresi ctxAB yang disandi oleh dua subunit CTX.<ref>Raskin, D., Bina, J. and Mekalanos, J. 2004. Genomic and Genetic Analysis of Vibrio cholerae. ASM News. 70(2): 57-62.</ref>
Setelah toksin berhasil diekspresikan, untuk dapat menimbulkan penyakit tentunya toksin tersebut harus dapat disekresikan ke luar. ''V. cholera'' menggunakan [[:en:Type II secretion system|type II secretion]] (T2S) pathway dalam proses translokasi cholerae toxin. Sistem T2S terdiri dari dua jalur utama yaitu general secretion (Sec) dan twin arginine translocation (Tat) pathway.<ref>{{Cite journal|last=Nivaskumar|first=M|last2=Francetic|first2=O|date=2014|title=Type II secretion system: A magic beanstalk or a protein escalator|url=http://dx.doi.org/10.1016/j.bbamcr.2013.12.020|journal=Biochimica et Biophysica Acta (BBA) - Molecular Cell Research|volume=1843|issue=8|pages=1568–1577|doi=10.1016/j.bbamcr.2013.12.020|issn=0167-4889}}</ref><ref name=":7">{{Cite journal|last=Green|first=E.R|last2=Mecsas|first2=J|date=2016|title=Bacterial Secretion Systems: An Overview|url=http://dx.doi.org/10.1128/microbiolspec.vmbf-0012-2015|journal=Microbiology Spectrum|volume=4|issue=1|doi=10.1128/microbiolspec.vmbf-0012-2015|issn=2165-0497}}</ref> Dalam proses transport sekresi CTX menggunakan T2S melalui dua langkah utama yaitu translokasi melewati inner membrane melalui Sec pathway dan dilanjutkan dengan transport folded/oligomeric cargo protein oleh T2S ke lingkungan ekstraselular.<ref name=":7" /><ref>{{Cite journal|last=Douzi|first=B|last2=Filloux|first2=A|last3=Voulhoux|first3=R|date=2012|title=On the path to uncover the bacterial type II secretion system|url=http://dx.doi.org/10.1098/rstb.2011.0204|journal=Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences|volume=367|issue=1592|pages=1059–1072|doi=10.1098/rstb.2011.0204|issn=0962-8436}}</ref>
== Patogenisitas ==
Secara alamiah, ''V. cholera'' patogen terhadap manusia. Seseorang yang memiliki asam lambung normal harus menelan 10<sup>8</sup> -10<sup>10</sup> organisme dalam air untuk dapat terinfeksi dan menjadi sakit, sebab bakteri ini sangat sensitif pada suasana asam. Jika mediatornya makanan, sebanyak 10<sup>2</sup> -10<sup>4</sup> bakteri yang diperlukan karena kapasitas buffer yang cukup dari makanan. Beberapa pengobatan dan keadaan yang dapat menurunkan kadar asam dalam lambung membuat seseorang lebih sensitif terhadap infeksi ''V. cholera''.<ref>Brooks, G.F., Carrol, K.C., Butel, J.S., Morse, S.A. and Mietzner, T.A. 2013. Medical Microbiology 26th Edition. McGraw-Hill Companies Inc.</ref>
''V. cholerae'' berkolonisasi di [[Jaringan epitel|epitel]] [[Usus|intestinal]] tetapi tidak bersifat invasif atau menyebabkan perubahan struktural dari epitel.<ref>Lesmana, M. 2004. Perkembangan mutakhir infeksi kolera. J Kedokter Trisakti. 23(3): 101-09.</ref> Efek utama dari infeksi ''V. cholerae'' adalah meningkatnya secara aktif sekresi [[klorida]], [[sodium]], [[potasium]], [[bikarbonat]] dan [[air]]. Peristiwa ini terjadi melalui aktivitas cholera toxin.<ref name=":8">Ryan, K.J. and Ray, C.G. 2004. ''Sherris Medical Microbiology'': An Introduction to Infectious Disease 4th Edition. The McGraw-Hill Companies.</ref>
Terdapat protein permukaan ''V. cholerae'' yang sangat penting yang berkaitan dengan siklus hidup dan patogenesis penyakit kolera yaitu N-acetyl-D- glucosamine binding protein (GbpA) dan hemagglutinin/protease (HapA). GbpA berkaitan dengan kemampuan V. cholerae untuk menempel dengan permukaan kitin dan juga pada mucin yang melapisi sel epitel usus.<ref>Kirn, T.J., Jude, B.A. and Taylor, R.K. 2005. A colonization factor links Vibrio cholerae environmental survival and human infection. Nature. 438: 863-866.</ref> Hemagglutinin/protease (HapA) berperan sebagai proteolitik yang dapat melisiskan substrat yang ada pada lingkungan usus seperti [[:en:Ovomucin|ovomucin]], [[:en:Fibronectin|fibronectin]], dan [[:en:Lactoferrin|lactoferrin]]. HapA membantu ''V. cholerae'' untuk penetrasi lebih dalam, mendegradasi lapisan mukus dari usus sehingga cholerae toxin dapat menempel dengan reseptor GM1 ganglioside, serta untuk proses [[:en:Detachment|detachment]].<ref>{{Cite journal|last=Sikora|first=A.E|date=2013|title=Proteins Secreted via the Type II Secretion System: Smart Strategies of Vibrio cholerae to Maintain Fitness in Different Ecological Niches|url=http://dx.doi.org/10.1371/journal.ppat.1003126|journal=PLOS Pathogens|volume=9|issue=2|pages=e1003126|doi=10.1371/journal.ppat.1003126|issn=1553-7374}}</ref>
Cholera toxin lengkap yang terdiri dari subunit A dan B dikeluarkan oleh ''V. cholerae'' kemudian subunit B mengikatkan diri pada reseptor GM1 ganglioside di permukaan mukosa epitel intestinal dan subunit A yang merupakan bagian aktif secara enzimatis mengkatalisis ADP-ribosilasi dari protein G (stimulatory) dan mengubahnya menjadi aktif. Protein Gs berperan dalam mengubah adenilate cyclase (AC) inaktif menjadi aktif, peningkatan aktivitas AC akan meningkatkan konsentrasi siklik [[Adenosina monofosfat siklik|adenosine 3’5’-monofosfat]] (cAMP) sepanjang membran sel. Selanjutnya cAMP menyebabkan sekresi aktif dari [[sodium]] (Na+ ), [[klorida]] (Cl-), [[potassium]] (K+ ), [[bikarbonat]] (HCO3-), dan [[air]] (H2O) keluar dari sel menuju lumen usus sehingga mengakibatkan hilangnya cairan dalam jumlah besar dan ketidakseimbangan elektrolit.<ref name=":8" /><ref>{{Cite journal|last=Thiagarajah|first=J.R|last2=Verkman|first2=A.S|date=2005|title=New drug targets for cholera therapy|url=http://dx.doi.org/10.1016/j.tips.2005.02.003|journal=Trends in Pharmacological Sciences|volume=26|issue=4|pages=172–175|doi=10.1016/j.tips.2005.02.003|issn=0165-6147}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Lima|first=A.A.M.|last2=Fonteles|first2=M.C.|date=2014|title=From Escherichia coli heat-stable enterotoxin to mammalian endogenous guanylin hormones|url=http://dx.doi.org/10.1590/1414-431x20133063|journal=Brazilian Journal of Medical and Biological Research|volume=47|issue=3|pages=179–191|doi=10.1590/1414-431x20133063|issn=1414-431X}}</ref>
== Penyakit dan Gejala Kolera ==
''V. cholerae'' menginfeksi usus dan menyebabkan diare, gejala khas kolera. Infeksi dapat menyebar dengan makan makanan yang terkontaminasi atau minum air yang terkontaminasi. Infeksi juga dapat menyebar melalui kontak kulit dengan kotoran manusia yang terkontaminasi.<ref>''"Illness & Symptoms Cholera". CDC. <nowiki>https://www.cdc.gov/cholera/illness.html</nowiki>. Diakses: 24 Juni 2021''</ref>
Munculnya diare encer yang berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas dan tanpa adanya [[:en:Rectal tenesmus|tenesmus]] merupakan gejala paling khas yang timbul bila terinfeksi oleh bakteri ini. Diare yang semula berwarna dan berbau dalam waktu singkat akan berubah menjadi cairan putih keruh serupa denan air cucuian beras. Selanjutnya akan timbul gejala mual-mual setelah diare diikuti dengan muntah dan biasanya kejang otot-otot betis, [[:en:Biceps|biseps]], [[:en:Triceps|triseps]], [[Otot pektoralis|pektoralis]], dan kram perut.<ref name=":9" />
== Tindakan Pencegahan ==
kolera dapat dicegah dengan menjalankan sanitasi lingkungan dan perilaku hidup bersih, diantaranya: mengkonsumsi air bersih; mencuci semua peralatan masak dan peralatan makan dengan air bersih; sering mencuci tangan dengan sabun dan air bersih; serta menggunakan toilet atau jamban untuk buang air besar.<ref>Ditjen.PP & PL. Departeman Kesehatan RI. Dit.Sepim Kesma. Buku data 2006</ref> Untuk mencegah penularan melalui hewan-hewan yang hidup di air seperti ikan, kerang, remis, udang, tiram, dan kepiting yang mungkin tercemar oleh bakteri dapat diatasi dengan cara memasak makanan hingga matang sebelum dikonsumsi.<ref>Guntina, R.K. dan Fitri Kusuma, S.A. 2017. "Deteksi Bakteri Vibrio Cholerae". Jurnal Farmaka. 15 (1)</ref>
Selain itu, dapat pula dilakukan pemberian vaksin kolera bagi orang yang bepergian ke daerah di mana kolera sering terjadi. Vaksin kolera tersedia untuk mencegah penyebaran penyakit. Vaksin ini dikenal sebagai, "[[Vaksin kolera|vaksin kolera oral]]" (OCV). Ada tiga jenis OCV yang tersedia untuk pencegahan: Dukoral®, Shanchol ™, dan Euvichol-Plus®. Idealnya, vaksin kolera diberikan sekitar satu minggu sebelum orang tersebut pergi ke daerah rawan kolera. Bagi yang berusia diatas enam tahun, 2 dosis vaksin kolera dapat melindungi mereka dari infeksi bakteri kolera selama dua tahun. Sedangkan bagi anak-anak yang berusia dua sampai enam tahun, dibutuhkan 3 dosis vaksin kolera untuk melindungi mereka dari serangan bakteri kolera selama enam bulan.<ref>{{Cite web|title=Oral Cholera Vaccines.|url=https://www.who.int/cholera/vaccines/OCV_use_International_Workers_Travelers_Technical_Note.pdf.|website=World Health Organization|access-date=24 Juni 2021}}</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
== Lihat pula ==
{{Commons}}
{{wikispecies}}
{{sisterlinks}}
* [[Gram-negatif]]
* [[Kolera]]
* [[Patogen]]
{{Klasifikasi bakteri}}
{{Taxonbar|from=Q160821}}
[[Kategori:Bakteri
[[Kategori:
{{bakteri-stub}}
|