Malam Satu Suro: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(64 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{about|film|penanggalan dalam kalender Jawa|satu suro}}
{{Infobox Film
| movie_name = Malam Satu Suro
Baris 4 ⟶ 5:
| image_size =
| caption =
| director = [[Sisworo Gautama Putra]]
| producer = [[
|
|
* [[Suzzanna]]
* [[Fendy Pradana|Fendy Pradhana]]
* Johny Matakena
* [[Soendjoto Adibroto]]
* [[Nurnaningsih]]
* Belkiez Rachman
* Karsiman Gada
* [[Eddy Gunawan]]
* [[Bokir]]
* [[Dorman Borisman]]
* Rengga Takengon
* Rachelle
* Ratih Moortri
* Diana Suarkom
* Henky Nero
* [[Karan Sukarno]]
}}
| music =
| cinematography = Subakti IS
| editing = Muryadi
| distributor = [[Soraya Intercine Films]]
|
| runtime = 84 menit
| country = [[Indonesia]]
Baris 20 ⟶ 36:
| movie_language = [[Bahasa Indonesia]]
| budget =
| gross =
| preceded_by =
| followed_by =
Baris 27 ⟶ 43:
| imdb_id =
}}
'''''Malam Satu Suro''''' adalah
Film ini dikenal dengan alur ceritanya yang unik karena tidak mengetengahkan sang [[hantu]] [[sundel bolong]] sebagai tokoh [[antagonis]] seperti umumnya di perfilman nusantara kala itu, tetapi sebagai tokoh utama [[protagonis]]. Film ini didistribusikan oleh [[Soraya Intercine Films]].
== Sinopsis ==
Di awal film, di tengah sebuah hutan, arwah seorang wanita yang gentayangan berwujud [[sundel bolong]] dibangkitkan dari [[kuburan]]nya oleh Ki Rengga (Soendjoto Adibroto) , seorang [[dukun]] [[suku Jawa|Jawa]] sakti untuk dijadikan [[anak angkat]]nya. Dukun Jawa itu berkata: "''Suketi, manuta nduk, kowé arep takdadikké anak angkatku.''" ("Suketi, menurutlah nak, engkau akan kujadikan anak angkatku"). Dia kemudian menancapkan [[paku]] keramat ke kepala Suketi ([[Suzanna]]), arwah penasaran tersebut, merapal [[mantra]] kuno ber[[bahasa Jawa]] dan sundel bolong itu pun menjadi manusia kembali. Suatu hari dua orang pemuda dari [[Jakarta]] sedang berburu [[kelinci]] di hutan tersebut. Bardo Ardiyanto ([[Fendy Pradana]]), sang pemburu tersebut, bersama temannya Hari, nyaris membunuh buruannya, tetapi dihalangi oleh seorang wanita cantik, dia pun penasaran akan wanita tersebut dan akhirnya bertemu dengan Suketi. Bardo dan Suketi langsung saling jatuh cinta dan Bardo berniat melamar Suketi. Awalnya lamarannya ditolak oleh Ki Rengga, ayah angkat Suketi, tetapi akhirnya disetujui setelah permohonan Bardo yang tulus dan dorongan Suketi ke orang tua angkatnya. Bardo mengikuti syarat Ki Rengga, bahwa pernikahan harus diadakan pada "Malam satu Suro" (Tanggal 1 [[Sura]], [[tahun baru]] dalam [[Kalender Jawa|penanggalan Jawa]]) di tengah ''Alas Roban'' ("[[Hutan Roban]]") tanpa dihadiri siapa pun kecuali sang dukun Jawa dan pasangan [[pengantin]] tersebut dalam sebuah adegan ritual mistik Jawa kuno yang diiringi tari-tarian [[peri]].
Beberapa tahun kemudian Suketi dan Bardo hidup berkeluarga dengan bahagia di Jakarta dengan kedua anak mereka, Rio dan Preti. Keluarga mereka juga menjadi kaya raya karena konon bila menikahi Sundel bolong maka seseorang akan menjadi kaya raya. Suatu hari
Suketi yang sekarang kembali menjadi Sundel Bolong sangat sedih karena kehidupannya yang telah bahagia bersama keluarganya dirusak. Situasi bertambah tegang ketika Preti kemudian diculik oleh kawanan penjahat Joni yang berkomplot dengan dukun Mak Talo. Komplotan Joni meminta [[uang tebusan]], tetapi dalam prosesnya, Preti terbunuh secara tidak sengaja oleh salah satu penjahat. Suketi menjadi marah besar dan mengamuk setelah tahu bahwa anaknya terbunuh. Sundel Bolong Suketi mulai melangsungkan balas dendamnya kepada komplotan penjahat tersebut dengan cara-cara yang kejam namun unik.
Suketi yang sedih berniat untuk kembali ke keluarganya, dia bermain [[piano]] dengan menyanyikan lagu [[Vina Panduwinata]] "''Selamat Malam''" sehingga Rio dan ayahnya terbangun. Mereka dengan sedih berpisah dengan Suketi dan menyatakan bahwa alam mereka berbeda. Suketi kemudian berkata "''Arwahku akan gentayangan sebelum dendamku terbalas''" sebelum pergi. Suketi yang dirundung duka dan dendam kemudian menggali kuburan anaknya dan menggendongnya di atas [[peti mati]]. Suketi kemudian mulai mengganggu masyarakat di sekitar kuburan tersebut, diantaranya seorang tukang [[bakpau]] yang sedang pulang dan [[hansip]] [[Bokir]] dan [[Dorman Borisman]] yang menyanyikan lagu "''Tembok Derita''". Di saat bersamaan, saat lari ketakutan mereka kemudian menumpang [[ojek]] yang tak lain adalah salah satu dari komplotan penjahat. Bokir dan Dorman pingsan karena diikuti Sundel Bolong Suketi yang mengenal penjahat tersebut. Sundel Bolong Suketi kemudian membunuh satu persatu penjahat yang telah menghancurkan keluarganya. Akhirnya Suketi berhasil membalaskan dendamnya, dan diiringi tangis, dia menitipkan pesan kepada Bardo dan Rio dan pulang ke [[alam baka]].▼
▲Suketi yang sedih berniat untuk kembali ke keluarganya, dia bermain [[piano]] dengan menyanyikan lagu
== Pemeran ==
* [[Suzzanna]] sebagai Suketi/Uke/Sundel Bolong
* [[Fendy Pradana]] sebagai Bardo Ardiyanto
* [[Karan Sukarno]] sebagai Hari
* Johnny Matakena sebagai Joni Kalomata
* [[Soendjoto Adibroto]] sebagai Ki Renggo
* [[Nurnaningsih]] sebagai Mak Talo
* Karsiman Gada sebagai Karsiman
* [[Bokir]] sebagai diri sendiri
* [[Dorman Borisman]] sebagai diri sendiri
== Pembuatan ==
Film ini setelah disyuting kemudian diproses dan disunting di ''Hong Kong Color Movie Lab'' di [[Hong Kong]] dan studio Inter Pratama di [[Jakarta]].
== Catatan produksi ==
* Cuplikan film di [[televisi]] yang ditonton Bi Asih, [[penjaga anak]] Bardo sesaat sebelum Preti diculik adalah film [[Jerman]] ''[[:en:The Never Ending Story (film)|The NeverEnding Story]]'' yang dirilis tahun [[1984]] dan sangat populer pada tahun [[1980-an]].
== Pranala luar ==
* [http://lapanpuluhan.blogspot.com/2009/06/suzanna-ratu-horror-80.html Malam Satu Suro 1980an]
* [http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M1558 Resensi Perfilman]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.citwf.com/film210839.htm Laman ''Malam Satu Suro'' di CITWF]
{{Sisworo Gautama}}
{{Ratu Horor Indonesia}}
[[Kategori:Film horor
[[Kategori:Film Indonesia tahun 1988]]
[[Kategori:Film sundel bolong]]
|