Petrus Josephus Zoetmulder: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot kosmetik perubahan |
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Belanda-Indonesia menjadi Tokoh Indonesia keturunan Belanda |
||
(44 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Christian leader
|type = priest
|honorific-prefix = ''Reverendus Pater''
|honorific-suffix = [[Serikat Yesus|S.J.]]
|title =
|image = Zoetmulder-jas.jpg
|church = [[Gereja Katolik Roma]]
|archdiocese =|province =|metropolis=|diocese =
|see =
|elected =|appointed =
|term =
|term_start =
|quashed =
|term_end =
|predecessor =
|opposed = |successor =
|other_post =
<!---------- Orders ---------->
|ordination = 15 Agustus 1938 |ordinated_by =
|consecration = |consecrated_by =
|cardinal = |rank =
<!---------- Personal details ---------->
|birth_date = {{birth date|1906|1|29}}
|birth_place = [[Utrecht (Utrecht)]], [[Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1995|7|8|1906|7|8}}
|death_place = [[Yogyakarta]], [[Indonesia]]
|buried =
|nationality = [[Indonesia]]
|religion = [[Gereja Katolik Roma|Katolik Roma]]
|residence =
|parents =|occupation =|profession =
|previous_post = {{unbulleted list|}}
|alma_mater =
|motto =
|signature = |coat_of_arms =
|feast_day =|venerated=|saint_title =|beatified_date =|beatified_place =|beatified_by =
|canonized_date =|canonized_place =|canonized_by =
|attributes =|patronage =|shrine =|suppressed_date =|other =
}}
Prof. Dr. '''Petrus Josephus Zoetmulder''', [[Serikat Yesus|S.J.]] ({{lahirmati|[[Utrecht (Utrecht)|Utrecht]], [[Belanda]]|29|1|1906|[[Yogyakarta]]|8|7|1995}}) adalah seorang pakar [[Sastra Jawa]] dan budayawan [[Indonesia]]. Ia terkenal dengan disertasinya mengenai penelitian tentang sebuah aspek agama [[Kejawen]] yang dalam edisi Indonesianya berjudul ''[[Manunggaling Kawula Gusti (buku)|Manunggaling Kawula Gusti]]''. Selain itu nama Zoetmulder tidak dapat dilepaskan dari telaah sastra Jawa
== Pendidikan ==
* ELS, Nijmegen, Negeri Belanda (
* Gymnasium Kanisius Kolese dan Gymnasium Rolduc, Negeri Belanda, (1925)
* Novisiat Serikat Yesus, Negeri Belanda (1925)
* Kolese Ignatius, Yogya (1928)
* Studi Jawa di Universitas Leiden, Negeri Belanda (1930)
* Universitas Leiden, Negeri Belanda (doktor, 1935)
* Studi teologi,
==
* Ditahbiskan menjadi Imam Katolik di Negeri Belanda (1938)
* Mengajar di Seminari Menengah, Yogya (1925)
* Administrator Apostolis, Jakarta (1925)
* Guru AMS, Yogya (1940)
* Diinternir Militer Jepang (1943-1945)
* Diinternir tentara Republik di Pundong (1946)
* Dosen Fakultas Sastra UGM (sejak 1951) kemudian guru besar
== Penghargaan ==
* Presiden [[Joko Widodo]] atas nama negara memberikan Tanda Kehormatan [[Bintang Budaya Parama Dharma]] kepada dedikasi Zoetmulder. Acara penyematan berlangsung di Istana Negara. Jakarta, 13 Agustus 2015.<ref>{{Cite news|url=http://news.detik.com/berita/2990828/jokowi-beri-tanda-kehormatan-ke-46-orang-dari-paloh-sampai-goenawan-mohamad|first = Moksa |last = Hutasoit|year = 2015|title = Jokowi Beri Tanda Kehormatan ke 46 Orang, dari Paloh Sampai Goenawan Mohamad|date=Kamis 13 Aug 2015, 11:18 WIB|accessdate= 13 Agustus 2015|publisher = News.detik.com|location = Jakarta|isbn =|work = [[Detik.com|detikcom]]}} Keputusan Presiden nomor 86/TK/tahun 2015 tanggal 7 Agustus 2015 tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Paramadharma kepada 8 orang. Terdiri atas: 1. KH. [[Mustofa Bisri]] ([[Gus Mus]]), pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin Lteteh, Rembang. 2. [[Goenawan Mohamad|Goenawan Soesatyo Mohamad]], sastrawan budayawan. 3. Alm. Petrus Josephus Zoetmulder, ahli sastra Jawa Kuno dan Penyusun Kamus Jawa Kuno Inggris. 4. Alm. [[Wasi Jolodoro]] ([[Ki Tjokrowasito]]), komposer musik karawitan Jawa dan pendukung utama Sedra Tari Ramayana. 5. Alm. [[Hoesein Djajadiningrat]], pelopor tradisi keilmuan. 6. Alm. [[Iwan Tirta|Nursjiwan Tirtaamidjaja]], perancang busana dan batik. 7. Alm. [[Hendra Gunawan]], pelukis dan pematung. 8. Alm. [[Soejoedi Wiroatmojo]], arsitek.</ref>
== Biografi ==
=== Masa kecil ===
[[Berkas:Zoetmulder-kecil.jpg|
Lahir di [[Utrecht]], Negeri [[Belanda]], Piet kecil sudah belajar membaca dan menulis sejak sebelum mengenal bangku sekolah. Ibunya, Catharina Noelege, seorang pemain piano profesional, adalah gurunya yang penyabar. Sehingga ketika Piet masuk Sekolah Dasar, tanpa melalui TK lebih dulu, ia praktis sudah pandai membaca dan menulis. Piet memang dikenal sebagai murid yang rajin, berbakat, dan cerdas.
Saat duduk di bangku ''Gymnasium'' (semacam [[SMU]]) ''College Kanisius'', putra seorang insinyur itu mulai tertarik untuk menjadi [[pastur]] dan terutama Imam [[Yesuit]]. Hal ini tak aneh, karena keluarganya tercatat sebagai penganut agama [[Katolik]] yang taat. Dua pamannya adalah pastor, sedang bude dan bibinya menjadi suster di [[Afrika]] dan [[Suriname]]. Ketika ayahnya, yang bekerja sebagai inspektur kesehatan umum, pindah ke [[Heerlen]], Piet sempat kecewa karena di situ tidak ada ''gymnasium''. Untung, orangtuanya membolehkan si anak bungsu masuk ''gymnasium'' di kota [[Rolduc]], yang kebetulan bekas sekolah ayahnya. Ia mengikuti ujian jurusan A dan B, dan keduanya ia lalui dengan berhasil. Pada [[1925]], Piet masuk [[Novisiat Serikat Yesus]], pendidikan awal calon Imam [[Yesuit]].
=== Pergi ke tanah Jawa ===
[[Berkas:Zoetmulder-jas.jpg|
Pastur [[J. Willekens]] S.J., yang mengasuhnya di novisat menganjurkan Piet bekerja untuk karya misi di [[Jawa]], setelah pendidikannya rampung. Anjuran itu dipatuhinya, dan Piet masih berusia 19 tahun ketika menuju ke [[Hindia
Setelah bertemu dengannya, Willekens berkata, "Di samping [[filsafat]], kamu juga harus belajar bahasa Jawa
=== Pendidikan lanjutan ===
Pendalaman lebih jauh ia lakukan di [[Universitas Leiden]], Negeri Belanda. Di sini
Ia kemudian berhasil mendapatkan kapal yang menuju ke Hindia
=== Zaman pendudukan Jepang dan pasca-Perang Dunia II ===
[[Berkas:Taal van het Adiparwa.jpg|
Tiba di Jakarta, Romo ditawari mengajar ilmu perbandingan bahasa di Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia|UI]]. Tetapi, dorongan untuk lebih mendalami bahasa Jawa membuatnya memilih menetap di Yogyakarta. Ia lalu mengajar di AMS, dan muridnya antara lain [[Koentjaraningrat|Prof. Dr. Koentjaraningrat]], [[Soekmono|Dr. Sukmono]] dan [[Soepomo|Dr. S. Supomo]].
Saat Jepang masuk Indonesia pada tahun [[1942]], Zoetmulder termasuk warga Belanda yang ditahan. Dia beruntung, karena selama ditahan buku dan pena masih boleh ia bawa. Namun saat dipindahkan ke penjara Cimahi, ia berhasil menyelundupkan buku [[Adiparwa]] suntingan Dr. [[H.H. Juynboll]] dan sebuah kamus bahasa Jawa karangan [[Gericke]]-[[Roorda]]. Zoetmulder berusaha meneliti tatabahasa Jawa
Pada zaman Revolusi Fisik (Perang atau Revolusi Kemerdekaan Indonesia antara tahun 1945-1950), sebagai seorang Belanda, Romo Zoet nyaris dibunuh oleh seorang laskar di Pastoran Kemetiran, Yogyakarta. Namun untung ada seorang Jawa yang membelanya dan berkata bahwa
===
Setelah lolos dari tahanan interniran Baros pada tahun [[1945]], dia mulai mengajar di [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM). Lima tahun kemudian, berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud, ia diangkat menjadi Guru Besar Luar Biasa pada Fakultas Sastra Pedagogik, Filsafat UGM. Pada tahun [[1955]], ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Sastra UGM. Saat itu dia telah menanggalkan kewarganegaraan Belandanya. Sehari-hari tugasnya menjadi lebih berat karena harus mewakili Dekan Fakultas Sastra [[Poerbatjaraka|Prof. Dr. R.M. Ng. Poerbatjaraka]], yang lebih banyak berada di Jakarta. Ini masih ditambah tugas lain, menjadi guru bahasa Jawa
Pertama memberi kuliah, Zoetmulder memakai bahasa Jawa. Tapi kemudian dia menyadari, mahasiswanya banyak yang berada dari luar Jawa. Ia pun kemudian menulis buku panduan berjudul ''Sekar Sumawur: Bunga rampai bahasa Djawa Kuno''. Kemudian untuk membantu kesulitan itu, Zoet bermaksud membuat kamus bahasa Jawa
Bukunya yang mengupas kehidupan empu dan sastra Jawa
=== Akhir hayat ===
[[Berkas:Nisan Zoetmulder.jpg|
▲[[Berkas:Gereja Zoetmulder.jpg|thumb|Gereja di Muntilan di mana Zoetmulder dimakamkan.]]
Prof. Zoetmulder meninggal dunia pada tanggal [[8 Juli]] [[1995]] di pastoran Kemetiran, [[Yogyakarta]]. Jenazah
▲[[Berkas:Nisan Zoetmulder.jpg|thumb|Batu nisan Zoetmulder dengan sebuah kalimat dalam bahasa Jawa Kuna yang diambil dari [[Kakawin Sumanasantaka]], pupuh XXVIII bait 11:''"Wiku haji jěněk angher ing śūnya"'' ("Pendeta raja dengan nyaman bersemayam di ke-tiada-an.")]]
▲Prof. Zoetmulder meninggal dunia pada tanggal [[8 Juli]] [[1995]] di pastoran Kemetiran, [[Yogyakarta]]. Jenazah beliau lalu dimakamkan di pemakaman di gereja di [[Muntilan, Magelang|Muntilan]], [[Kabupaten Magelang]], [[Jawa Tengah]].
== Lain-lain ==
Rohaniawan pecandu buku, dan suka bermain biola, ini sudah merasa dirinya orang Indonesia, malah Jawa. ''Tuhan yang menaruh saya di Indonesia. Papanku (tempat tinggalku) sudah ditentukan di sini,'' ujar dosen UGM itu. Pada [[13 Maret]] [[1951]], Romo Zoet sah menjadi warga negara Indonesia. Ia merasa sesuai tinggal di Pastoran Kemetiran, Yogyakarta, yang konon sangat cocok dengan ''perasaan kejawaannya''. Di situ ia menetap sembilan tahun.
Romo Zoet penggemar musik [[Beethoven]] dan [[Mozart]]. Di samping buku rohani dan ilmu, ia juga pelahap novel dan puisi, malah cerita detektif. Konon, Zoetmulder memiliki 1.000 cerita detektif di kamarnya, termasuk karangan [[Ngaio Marsh]]. Bersahabat dengan pengarang detektif [[John Le Carré]] ketika di [[Bonn]], [[Jerman Barat]], ia pernah mendapat hadiah langsung dari Le Carré, sebuah buku laris berjudul ''[[The Spy Who Came in from the Cold]]''. Karangan Le Carré yang lain, ''A Small Town in Germany'', sempat 'diperiksa' Romo Zoet lebih dahulu sebelum terbit.
== Penghargaan ==
* [[1970]], tanda penghargaan dari Pemerintah Indonesia sebagai ''Pengabdi dan Pendorong di Bidang Sosial Kemanusiaan''.
* [[1974]], penghargaan ''International Man of the Year'' dari International Biographical Centre, [[Cambridge]], [[Inggris]].
* [[1983]], penghargaan bintang ''Commandeur in
== Kutipan ==
{{wikiquote-id}}
* "Saya bilang, saya sendiri dari Belanda, dan saya mampu. Yang terpenting kemauan dan niat. Apa pun bisa dipelajari, tak ada yang sulit." - saat bercerita tentang perdebatannya dengan mahasiswa yang berasal dari luar Jawa, yang merasa tak mampu dan menolak belajar bahasa Jawa
* "Bagi saya, sebenarnya menjadi warga negara [[Belanda]] atau Indonesia sama saja. Saya juga tak pernah merasa rindu dengan negeri Belanda... Bahkan kalau Tuhan mencabut nyawa saya, saya ingin itu terjadi di Jawa." - saat ditanya apakah ia menyesal menanggalkan kewarganegaraannya.
== Bibliografi ==
=== Buku ===
▲* [[1930]]a, ''Het Land van de Profeet'', [[Leuven]] : Xaveriana.
* 1930b, ''Mohammed de Profeet, I, In Mekka'', Leuven: Xaveriana.
* 1930c, ''Mohammed de Profeet, II, In Medina'', Leuven: Xaveriana.
Baris 89 ⟶ 130:
* [[1951]], ''Cultuur Oost en West'', [[Amsterdam]]: Van der Peet dan Djakarta: Penerbitan Dan Balai Buku Indonesia.
* [[1954]], ''Bahasa Parwa. Tatabahasa Djawa Kuno''. Djakarta: [[Penerbit Obor|Obor]]. Bekerja sama dengan I.R. Poedjawijatna. Jilid I: Bentuk kata. Jilid II: Bentuk kalimat.
* [[1958]]-[[1963]], ''Sekar Sumawur
* [[1965]], ''Die Religionen Indonesiens'', [[Stuttgart]]: Kohlhammer. Bersama dengan [[Waldemar Stöhr]]. ISBN 0486-3585
* [[1969]], ''Siwaratrikalpa of mpu Tanakung''. [[Den Haag|The Hague]]: Martinus Nijhoff. Bersama [[A. Teeuw]], [[Th.P. Galestin]], [[S.O. Robson]], dan [[P.J. Worsley]].
* [[1974]], ''Kalangwan. A Survey of Old Javanese Literature'', [[Den Haag|The Hague]]: Martinus Nijhoff. Edisi bahasa Inggris. (Resensi, hal 218-233) ISBN 90-247-1674-8
Baris 96 ⟶ 137:
* [[1983]], ''Kalangwan. Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang.'' [[Jakarta]]: [[Djambatan]].
* [[1991]], ''[[Manunggaling Kawula Gusti (Zoetmulder)|Manunggaling Kawula Gusti]]. Pantheïsme dan Monisme dalam Sastra Suluk Jawa: Suatu Studi Filsafat''. Jakarta: [[Gramedia]]. Terjemahan dari bahasa Belanda oleh [[Dick Hartoko]]. ISBN 979-403-937-3
* [[1992]]-[[1993]], ''Bahasa parwa
* [[1993]], ''Udyogaparwa: Teks Jawa Kuna'', Jakarta: Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV).
* [[1994]]-1995, ''Sekar Sumawur
* [[1995]], ''[[Kamus Jawa Kuna-Indonesia (Zoetmulder)|Kamus Jawa Kuna-Indonesia]]'', Jakarta: Gramedia dan Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV). Bekerja sama dengan S.O. Robson. Penerjemah: Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna. ISBN 979-605-347-0
Baris 113 ⟶ 154:
* {{en}} [[1964]] - 'The Old Javanese Poet and his Craft', Makalah yang dipersembahkan pada "''Twenty-Sixth International Congress of Orientalists''", [[New Delhi]] 4 - 10 Januari 1964
* {{en}} [[1967]] - 'The Cultural Background of Indonesian Politics', University of South Caroline, Colombia.
== Referensi ==
{{reflist}}
== Lihat pula ==
* [[Ignatius Kuntara Wiryamartana]], salah seorang siswa Zoetmulder yang kelak menjadi dosen Sastra Jawa
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/P/ads,20030625-29,P.html Salah satu sumber artikel ini] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110928095218/http://www.pdat.co.id/hg/apasiapa/html/P/ads,20030625-29,P.html |date=2011-09-28 }}
* {{id}} [http://www.suaramerdeka.com/cybernews/layar/tokoh/tokoh34.html Profil di suaramerdeka.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060118042548/http://www.suaramerdeka.com/cybernews/layar/tokoh/tokoh34.html |date=2006-01-18 }}
* {{id}} [http://kompas.com/kompas-cetak/0602/07/utama/2419930.htm "Berdoa dalam Karya"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929145031/http://kompas.com/kompas-cetak/0602/07/utama/2419930.htm |date=2007-09-29 }}, ''[[KOMPAS]]'', 7 Februari 2006 - artikel mengenai P.J. Zoetmulder
{{lifetime|1906|1995|}}
{{DEFAULTSORT:Zoetmulder, Petrus Josephus}}
[[Kategori:Sastra Jawa]]
[[Kategori:Yesuit Indonesia|Zoetmulder]]
[[Kategori:Tokoh Katolik Indonesia]]▼
[[Kategori:Filsuf Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:Penerima Bintang Budaya Parama Dharma]]
▲[[en:Petrus Josephus Zoetmulder]]
[[Kategori:Tokoh dari Utrecht (Utrecht)]]
▲[[fr:Petrus Josephus Zoetmulder]]
▲[[nl:Piet Zoetmulder]]
|