Mahesa Jenar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gelar Mahesa Jenar Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(13 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
== Penggambaran tokoh ==
Mahesa Jenar dikenal pula sebagai
Masa kecilnya dilalui sebagai teman bermain "Nis" yang dikenal juga sebagai [[Ki Ageng Sela]] Enom. Nis Sela atau yang dikenal juga dengan sebutan Ki Ageng Ngenis adalah putra dari Ki Ageng Sela Sepuh.
Legenda mengatakan bahwa Ki Ageng Sela Sepuh (yang tinggal di daerah Sela, [[
Dalam [[fiksi|cerita rekaan]] ini, tokoh fiktif ini digambarkan dekat dengan beberapa tokoh yang masuk dalam [[Babad Tanah Jawa|sejarah Jawa]], di antaranya: [[Sultan Trenggana]], [[Jaka Tingkir]], [[Panjawi]], dan sosok-sosok lainnya.
Baris 13:
Hubungan dengan beberapa tokoh nyata ini karena jalan ceritanya mengambil latar ketika masih berkuasanya Kasultanan Demak. Mahesa Jenar merupakan salah satu prajurit yang sangat dihormati di lingkungan kerajaan, termasuk oleh Sultan Trenggana sendiri. Sayang saat terjadi peristiwa terbunuhnya Ki Kebo Kenanga ditambah pencurian pusaka kerajaan, [[Kyai Nagasasra dan Kyai Sabukinten]], Mahesa Jenar dianggap sebagai seteru kerajaan, hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya dan mulai merantau untuk melacak keberadaan kedua keris pusaka itu.
Mahesa Jenar dikenal dengan sikapnya yang jantan dan ksatria. Dia adalah tipikal prajurit yang berjuang tanpa berharap imbalan. Begitu gigihnya dalam perjuangan, Mahesa Jenar sampai kadang melupakan kepentingan pribadinya. Mahesa Jenar juga tipe pria yang keras hati dan
Dalam perjalanannya, suatu hari di Hutan Tambak Baya, dirinya menolong seorang gadis cantik bernama Dewi [[Rara Wilis]] dari cengkeraman penjahat yang menamakan dirinya [[Jaka Soka]] dan [[Lawa Ijo]] setelah melalui pertempuran sengit dan nyaris tewas oleh kekuatan pusaka Lawa Ijo. Dari situlah Mahesa Jenar kemudian menaruh bibit cinta pada Rara Wilis. Rara Wilispun ternyata membalas cintanya, meskipun kemudian Mahesa Jenar berusaha meninggalkannya karena tahu dirinya tidak bisa memberikan apa-apa pada gadis yang sangat dicintainya itu. Hal itu dilakukannya setelah mengetahui saudara perguruan Rara Wilis, Demang [[Sarayuda]] yang kaya raya juga mencintai Rara Wilis. Tidak diketahui apakah sikap Mahesa Jenar yang demikian itu benar-benar keluar dari dasar hatinya ataukah
Dalam perantauannya, Mahesa Jenar bersahabat dengan [[Ki Ageng Gajah Sora]] dari [[Banyubiru]]. Ki Ageng Gajah Sora adalah putra sekaligus murid dari [[Ki Ageng Sora Dipayana]] yang juga adalah sahabat gurunya. Uniknya, sebelum saling menyadari, keduanya terlibat pertarungan dahsyat yang nyaris merenggut nyawa mereka berdua. Persahabatan mereka berdua pula yang membawa Mahesa Jenar terlibat perang saudara di Banyubiru dan akhirnya harus melarikan diri setelah Ki Ageng Gajah Sora difitnah telah mencuri keris Nagasasra dan Sabukinten. Dalam pelariannya itu, dia membawa putra Ki Ageng Gajah Sora, [[Arya Salaka]] yang belakangan diangkatnya sebagai anak dan murid. Secara tidak diduga, dalam pelariannya selama hampir lima tahun itu, dia bertemu dengan paman gurunya [[Ki Kebo Kanigara]] saudara seperguruan sekaligus anak tertua [[Ki Ageng Pengging Sepuh]]
== Kesaktian ==
Mahesa Jenar menguasai Ilmu [[Sasra Birawa]] dari perguruan Pengging dengan baik. Sebelum mendapat bimbingan dari Ki Kebo Kanigara, ilmunya masih belum seberapa, hanya setingkat lebih tinggi dari kesaktian para pendekar level menengah seperti Mantingan, Wirasaba, Jaka Soka atau Lawa Ijo.
Tata Gerak yang diperagakan oleh Mahesa Jenar selain murni dari tata gerak perguruan Pengging, juga dikembangkan dengan kemampuannya menirukan gerak binatang di alam liar, sehingga perkembangan gerakan Perguruan Pengging menjadi semakin bervariasi. Mahesa Jenar kerap disebut memiliki kelincahan seekor kijang dengan tenaga seekor banteng. Dia juga bisa menggunakan berbagai macam senjata dengan baik berkat latihannya sebagai prajurit, segala benda yang ada di tangannya bisa digunakan sebagai senjata yang mematikan.
Mahesa Jenar juga gemar mengamati setiap tata gerak dari setiap lawannya membuatnya mampu membaca setiap gerakan lawannya. Ki Kebo Kanigara menyebutnya bertarung dengan kecerdasan. Tidak salah jika disebut demikian karena Mahesa Jenar selain jeli juga memiliki otak yang cemerlang. Kecerdasannya dibuktikan saat mengungkap teka-teki keberadaan tokoh misterius bernama [[Pasingsingan]], bahkan dia berhasil pula menghubungkan keberadan Pasingsingan dengan Panembahan Ismaya, sesepuh Padepokan Karang Tumaritis, yang sejatinya adalah guru dari seluruh Pasingsingan yang ada. Berkat kecerdasannya pula dia berhasil menyempurnakan ilmu Sasrabirawa tidak hanya sebagai ilmu untuk menyerang,
Mahesa Jenar juga kebal racun karena di dalam darahnya mengalir bisa ular [[Gundala Seta]] yang terkenal mampu menetralisir segala macam racun. Bisa ular Gundala Seta tersebut diperolehnya dari Ki Ageng Sela. Kemampuannya dibuktikan saat mengobati kaki Wirasaba, salah satu sahabatnya yang disebut juga sebagai Seruling Gading. Dan sekali lagi saat memunahkan racun dari pusaka Lawa Ijo yang dikenal dengan sebutan [[Akik Kelabang Sayuta]].
Baris 36:
* [[Singgih Hadi Mintardja]]
* [[Cerita Silat]]
{{indo-stub}}
|